Anda di halaman 1dari 10

Akuntansi Keuangan Lanjutan I |1

KOMBINASI BISNIS (BUSINESS COMBINATION)

Kombinasi Bisnis diatur oleh PSAK 22 tentang Kombinasi Bisnis. PSAK 22 mendefinisikan
Kombinasi Bisnis sebagai suatu transaksi atau peristiwa lain dimana pihak pengakuisisi
memperoleh pengendalian atas satu atau lebih bisnis.
Pihak pengakuisisi mungkin memperoleh pengendalian atas pihak diakuisisi dengan berbagai
cara, contohnya:
1. Dengan mengalihkan Kas, Setara Kas, atau Aset Lain (termasuk asset neto yang
merupakan suatu bisnis),
2. Dengan menimbulkan Liabilitas,
3. Dengan menerbitkan kepentingan ekuitas,
4. Dengan memberikan satu atau lebih jenis imbalan,
5. Tanpa mengalihkan imbalan, termasuk hanya berdasarkan kontrak.
(PP05, 2020)

Motivasi yang mendorong Kombinasi Bisnis.


1. Menjadikan entitas lebih besar,
2. Mengindari pengambil alihan entitas lain,
3. Mensinergikan sumber daya yang dimiliki,
4. Untuk memberikan lebih banyak kompensasi kepada manajemen dengan ukuran
perusahaan yang besar,
5. Meningkatkan nama besar entitas.

Jenis Kombinasi Bisnis dari bentuk entitas:


1. Merger. Merger adalah penggabungan dua perusahaan menjadi satu, dimana perusahaan
me-merger mengambil semua asset dan liabilitas perusahaan yang di-merger dan
perusahaan yang di-merger berhenti beroperasi dan pemegang sahamnya menerima
sejumlah uang atau saham dari perusahaan yang baru. Contohnya adalah bergabungnya
Lippo Bank dengan CIMB Niaga pada tahun 2008, setelah merger Lippo Bank melebur
menjadi satu kesatuan dengan Bank CIMB Niaga.
2. Konsolidasi. Konsolidasi adalah penggabungan usaha antara dua perusahaan atau lebih
dimana untuk meneruskan kegiatan usaha gabungan dibentuk perusahaan baru dan semua
perusahaan yang bergabung menghentikan kegiatannya. Contohnya adalah Bank Mandiri
yang berasal dari berbagai bank yang bergabung membentuk nama perusahaan baru.
3. Akuisisi. Akuisisi adalah pengambil alihan sebuah perusahaan dengan membeli saham
atau asset perusahaan tersebut sementara perusahaan yang dibeli tetap ada. Contoh dari
akuisisi adalah Aqua yang diakuisisi oleh Danone.
Pengendalian
Dalam kaitannya dengan kombinasi bisnis, pengendalian sangat mempengaruhi jalannya
kombinasi bisnis.
Menurut PSAK 65 (P.7, 2020) Investor mengendalikan Investee jika dan hanya jika investor
memiliki seluruh hal berikut:
1. Kekuasaan atas investee,
2. Eksposur atau hak atas imbal hasil variabel dari keterlibatannya dengan investee,
3. Kemampuan untuk menggunakan kekuasaannya atas investee untuk mempengaruhi
jumlah imbal hasil investor.

AKUNTANSI KOMBINASI BISNIS


Akuntansi Keuangan Lanjutan I |2

Pengakuan dan Pengukuran Aset dan Liabilitas


Dalam Kombinasi Bisnis pihak pengakuisisi mengakui Aset dan Liabilitas yang diperolehnya
sebagai Aset teridentifikasi dan Liabilitas yang diambil alih. Akuisisi ini bisa seluruhnya
dan bisa juga sebagian. Apabila akuisisi sebagian maka ada sebagian lain yang tidak diakui
oleh pihak pengakusisi yang disebut sebagai Kepentingan non pengendali. Aset
teridentifikasi dan Liabilitas yang diambil alih diakui sebesar nilai wajarnya pada tanggal
akuisisi sesuai dengan ketentuan PSAK 68 tentang Pengukuran Nilai Wajar, kecuali
pengukuran yang telah diatur secara spesifik pada PSAK tertentu lainnya, misalnya tentang
Imbalan Kerja yang diatur oleh PSAK 24 atau Libilitas Kontijensi yang telah diatur oleh
PSAK 57.

Biaya Transaksi
Kombinasi Bisnis melibatkan biaya yang jumlahnya besar. Biaya yang biasanya dibayarkan
oleh pihak pengakuisisi ini terbagi menjadi dua jenis:
1. Biaya terkait kombinasi bisnis, misalnya Biaya MnA, hukum, jasa akuntansi dan appraisal,
dan biaya professional lainnya. Jenis biaya ini diakui pada saat terjadinya.
2. Biaya penerbitan Efek. Biaya terkait dengan penerbitan efek, baik efek utang maupun efek
ekuitas mengurangi nilai tambahan modal disetor (agio saham).

Imbalan yang dialihkan


Dalam Kombinasi Bisnis, pihak pengakuisisi membayar imbalan kepada pihak yang
diakuisisi atau akuisisi yang dilakukan. Imbalan ini dapat berupa Kas, Aset Non Kas Lainnya,
Efek Utang atau Efek Ekuitas yang diterbitkan oleh pihak pengakuisisi. Imbalan yang
dialihkan diukur pada nilai wajarnya. Aset teridentifikasi dan Libilitas yang diambil alih oleh
pihak pengakuisisi dijumlahkan dan diberikan imbalan. Jika imbalan berupa Kas maka nilai
wajarnya sama dengan nilai nominal Kas, namun apabila imbalan berupa selain kas maka
harus diukur nilai wajar dari imbalan tersebut yang mengacu pada PSAK 68 tentang
Pengukuran Nilai Wajar.

PSAK 22 mensyaratkan menerapkan metode akuisisi untuk setiap kombinasi bisnis. Suatu
akuisisi dapat dibiayai imbalan dengan Kas atau Efek Utang atau Efek Saham. Akuisisi yang
dibiayai dengan Kas dilakukan melalui pembayaran Kas atau Setara Kas atau dengan
penerbitan surat utang kepada pemilik entitas target. Pembiayaan akuisisi dengan Saham
dilakukan dengan menerbitkan Saham baru.

GOODWILL
Goodwill dapat terjadi pada kombinasi bisnis dan diakui pada entitas yang mengakuisisi (baik
pihak pengakuisisi maupun kepentingan non pengendali) diidentifikasi sebagai Aset Tidak
Berwujud. Goodwill terjadi apabila harga perolehan Aset Bersih (Total Aset teridentifikasi
- Total Liabilitas diambil alih) dari entitas yang diakuisisi melebihi nilai wajarnya atau
nilai imbalan yang diberikan oleh pihak pengakusisi.

PENCATATAN AKUNTANSI KOMBINASI BISNIS


Akuntansi Keuangan Lanjutan I |3

Contoh 1
Merger – Imbalan Kas

Aryaloka Cendana
Nilai Tercatat Nilai Tercatat Nilai Wajar
Aset
Kas 500.000 60.000 60.000
Piutang 300.000 90.000 90.000
Persediaan 360.000 80.000 120.000
Tanah 180.000 100.000 140.000
Bangunan 780.000 640.000 320.000
Penyusutan (380.000) (400.000)
Total Aset 1.740.000 570.000 730.000

Liabilitas dan
Ekuitas
Utang 190.000 130.000 130.000
Utang Wesel 320.000 260.000 260.000
Modal Saham 420.000
Nominal 2.000
Nominal 1.200 56.000
Tambahan Modal 340.000 40.000
Disetor
Laba Ditahan 470.000 84.000
Total Liabilitas and 1.740.000 570.000
Ekuitas

Aryaloka membayar Kas sebesar 352.000 untuk memperoleh aset bersih Cendana. Selain itu
Aryaloka juga membayar 20.000 untuk biaya hukum. Buatlah pencatatan yang diperlukan
Aryaloka.

Jawab
1. Biaya Hukum
Biaya Hukum 20.000
Kas 20.000

2. Kas dibayarkan 352.000


Non-controlling Interest -
Aset Bersih Teridentifikasi (340.000)
Goodwill 12.000

Pencatatan
Kas 60.000
Piutang 90.000
Persediaan 120.000
Tanah 140.000
Bangunan 320.000
Goodwill 12.000
Utang 130.000
Akuntansi Keuangan Lanjutan I |4

Utang Wesel 260.000


Kas 352.000

Contoh 2
Merger – Imbalan Non Kas
Berdasarkan contoh sebelumnya, Aryaloka menerbitkan 110 lembar saham untuk merger.
Nilai wajar dari saham Aryaloka adalah 3.200 per lembar saham, selain itu Aryaloka juga
membayar biaya penerbitan saham sebesar 30.000.

Jawab
1. Biaya Hukum
Biaya Hukum 20.000
Kas 20.000

2. Nilai Wajar Saham 3.200 x 110 352.000


Nilai Nominal Saham 2.000 x 110 (220.000)
Tambahan Modal Disetor 132.000
Biaya Penerbitan Saham ( 30.000)
Tambahan Modal Disetor Bersih 102.000

Pencatatan
Kas 60.000
Piutang 90.000
Persediaan 120.000
Tanah 140.000
Bangunan 320.000
Goodwill 12.000
Utang 130.000
Utang Wesel 260.000
Modal Saham 220.000
Tambahan Modal Disetor 102.000
Biaya Penerbitan Saham 30.000

Contoh 3
Akuisisi dengan menerbitkan Saham baru.
PT Malika mengakuisisi seluruh saham milik PT Domino. Saham PT Domino yang beredar
berjumlah 1 juta lembar dengan nilai nominal Rp 1.000,- per lembar, Tambahan Modal
Disetor adalah Rp 200,- per lembar saham dan nilai buku adalah Rp 1.500,- per lembar
saham. Harga akuisisi adalah Rp 1.500,- per lembar, dan PT Malika menerbitkan 1 juta
lembar saham dengan nominal Rp 1.000,- per lembar sementara harga pasar per lembar
adalah Rp 1.500,-. PT Malika mencatat akuisisi tersebut sebagai berikut:

Investasi Saham pada PT Domino Rp 1.500.000.000,-


Modal Saham Rp 1.000.000.000,-
Tambahan Modal Disetor 500.000.000,-

Contoh 4
Akuntansi Keuangan Lanjutan I |5

Akuisisi dengan biaya-biaya terkait kombinasi bisnis.


PT Maju Sukses mengakuisisi Saham Biasa PT Jovanka sebanyak 4 juta lembar dengan harga
per saham Rp 1.500,-. Sehubungan dengan akuisisi tersebut PT Maju Sukses mengeluarkan
Biaya Akuntan dan pihak lain yang terkait sebesar Rp 300.000.000,-, serta biaya administrasi
sebesar Rp 10.000.000,-. Harga akuisisi dibayar dengan menerbitkan Saham PT Maju Sukses
sebanyak 2 juta lembar dengan nilai nominal Rp 1.000,- dan dengan harga pasar Rp 1.100,-
per lembar. Biaya terkait akuisisi dibayar tunai. PT Maju Sukses mencatatnya sebagai
berikut:

Investasi pada PT Jovanka Rp 6.000.000.000,-


Biaya Akuntan 300.000.000,-
Biaya Administrasi 10.000.000,-
Modal Saham Biasa Rp 2.000.000.000,-
Tambahan Modal Disetor 4.000.000.000,-
Kas 310.000.000,-

Contoh 5
Biaya penerbitan Saham
Dengan data dari contoh 4, PT Maju Sukses membayar Biaya untuk menerbitkan Saham
sebesar Rp 200.000.000,-. PT Maju Sukses mencatatnya sebagai berikut:

Tambahan Modal Disetor Rp 200.000.000,-


Kas Rp 200.000.000,-

Nilai Wajar Akuisisi


PSAK 22 mengatur dalam metode akuisisi, pihak pengakuisisi menilai Aset teridentifikasi
yang diperoleh dan Liabilitas yang diambil alih dengan nilai wajar pada tanggal akuisisi.
PSAK 22 juga mengatur dalam metode akuisisi bahwa pihak pengakuisisi juga harus
mengukur kepentingan non sepengendali pada pihak yang diakuisisi, baik pada nilai wajar
ataupun pada proporsi kepemilikan kepentingan non pengendali atas Aset teridentifikasi
pihak yang diakuisisi. Penilaian Nilai Wajar dilakukan oleh Penilai Independent (Appraisal).

Contoh 6
Nilai Wajar akuisisi
Pada tanggal 1 Januari 2019 PT Lintang Jaya mengakuisisi PT Kania sebanyak 5 juta lembar
Saham Biasa dengan harga Rp 2.000,-. Harga akuisisi dibayar dengan PT Lintang Jaya
menerbitkan saham sebanyak 4 juta lembar dengan nilai nominal Rp 1.500,- dan harga pasar
Rp 1.700,- Biaya terkait akuisisi yaitu biaya auditing dan akuntansi adalah Rp 250.000.000,-
serta biaya penerbitan saham Rp 100.000.000,- dibayar tunai.

Pencatatan akuisisi oleh PT Lintang Jaya adalah sebagai berikut:


Investasi pada PT Kania Rp 10.000.000.000,-
Biaya Auditing dan Akuntansi 250.000.000,-
Modal Saham Biasa Rp 6.000.000.000,-
Tambahan Modal Disetor 4.000.000.000,-
Kas 250.000.000,-

Tambahan Modal Disetor Rp 100.000.000,-


Kas Rp 100.000.000,-
Akuntansi Keuangan Lanjutan I |6

Adapun Laporan Keuangan PT Kania menurut catatan dan menurut penilaian dari pihak
appraisal adalah sebagai berikut:

PT KANIA
LAPORAN POSISI KEUANGAN
Per 1 Januari 2019

Nilai Tercatat Nilai Wajar


ASET
Kas 435.000.000,- 435.000.000,-
Piutang Usaha 215.000.000,- 150.000.000,-
Perlengkapan 55.000.000,- 70.000.000,-
Persediaan 445.000.000,- 565.000.000,-
Tanah 2.250.000.000,- 3.000.000.000,-
Bangunan 4.000.000.000,- 4.300.000.000,-
Total Aset 7.400.000.000,-
LIABILITAS
Utang Usaha 200.000.000,- 200.000.000,-
Utang Pajak 0,- 75.000.000,-
Utang Bank 500.000.000,- 500.000.000,-
Total Liabilitas 700.000.000,-
EKUITAS
Modal Saham (nominal Rp 1.000) 6.250.000.000,-
Tambahan Modal Disetor 150.000.000,-
Laba Ditahan 300.000.000,-
Total Ekuitas 6.700.000.000,-
Total Ekuitas dan Liabilitas 7.400.000.000,-

Dari keterangan tersebut total Ekuitas PT Kania adalah sebesar:

Nominal Saham Rp 6.250.000.000,-


Tambahan Modal Disetor 150.000.000,-
Laba Ditahan 300.000.000,-
Total Ekuitas Rp 6.700.000.000,-

Adapun jumlah lembar saham PT Kania yang beredar adalah (Rp 6.250.000.000,-/Rp 1.000,-)
yaitu 6.250.000 lembar, sedangkan akuisisi yang dilakukan PT Lintang Jaya adalah sebesar
5.000.000 lembar, hal ini menyebabkan PT Lintang Jaya memiliki 80% saham PT Kania.
Jumlah kepemilikan ini memberikan hak pengendalian bagi PT Lintang Jaya atas PT Kania.
Sementara 20% hak suara dimiliki pihak selain PT Lintang Jaya, yang disebut sebagai
Kepentingan Nonpengendali.

Pihak pengakuisisi mengukur Aset teridentifikasi yang diperoleh dan Liabilitas yang diambil
alih dengan nilai wajar pada tanggal akuisisi menurut PSAK 22, baik dari segi kepemilikan
pihak pengakuisisi maupun kepentingan nonpengendali, baik pada nilai wajar maupun
proporsi kepemilikannya, sedangkan pengukuran nilai wajar mengacu pada PSAK 68 tentang
Pengukuran Nilai Wajar.
Akuntansi Keuangan Lanjutan I |7

Berikut adalah perhitungan selisih antara nilai buku dan nilai wajar dari Aset teridentifikasi
yang diperoleh dan Liabilitas yang diambil alih milik PT Kania:

Nilai Tercatat Nilai Wajar Selisih


Kas 435.000.000,- 435.000.000,- 0,-
Piutang Usaha 215.000.000,- 150.000.000,- (65.000.000,-)
Perlengkapan 55.000.000,- 70.000.000,- 15.000.000,-
Persediaan 445.000.000,- 565.000.000,- 120.000.000,-
Tanah 2.250.000.000,- 3.000.000.000,- 750.000.000,-
Bangunan 4.000.000.000,- 4.300.000.000,- 300.000.000,-
Utang Usaha 200.000.000,- 200.000.000,- 0,-
Utang Pajak 0,- 75.000.000,- (75.000.000,-)
Utang Bank 500.000.000,- 500.000.000,- 0,-
Total Selisih 1.045.000.000,-

Perhitungan selisih ini dimaksudkan untuk mendapatkan harga akuisisi yang wajar. Dengan
demikian nilai wajar kekayaan PT Kania pada tanggal akuisisi adalah sebagai berikut:
Nilai Buku Ekuitas Rp 6.700.000.000,-
Selisih Nilai Wajar Aset Teridentifikasi dan Liabilitas Dialihkan 1.045.000.000,-
Total kekayaan pada nilai wajar Rp 7.745.000.000,-

Nilai wajar kekayaan sebesar Rp 7.745.000.000,- merupakan nilai wajar 100% PT Kania baik
yang akan diakuisisi sebesar 80% oleh PT Lintang Jaya maupun 20% kepemilikan
nonpengendali.

Harga akuisisi yang dikeluarkan PT Lintang Jaya sebesar Rp 10.000.000.000,- mencerminkan


nilai wajar atas 80% kepemilikan atas PT Kania, dengan demikian menurut PSAK 22 nilai
Rp 10.000.000.000,- dapat menjadi rujukan perhitungan atas nilai wajar keseluruhan PT
Kania, yaitu jika 80% dari keseluruhan adalah Rp 10.000.000.000,- maka 100% adalah
senilai Rp 12.500.000.000,- sehingga kepemilikan dari kepentingan nonpengendali diukur
pada nilai wajar adalah Rp 2.500.000.000,-.

GOODWILL

Contoh 7
Goodwill
Dengan memakai data pada contoh 6 diketahui harga akuisisi kekayaan PT Kania 100%
adalah Rp 12.500.000.000,- sedangkan total nilai wajar adalah Rp 7.745.000.000,-. Hitunglah
Goodwill bagi pihak pengakuisisi dan kepentingan nonpengendali.

Jawab 7
Perhitungan Goodwill adalah sebagai berikut:
Harga akuisisi 100% PT Kania Rp 12.500.000.000,-
Total Nilai Wajar ( 7.745.000.000,-)
Total Goodwill Rp 4.755.000.000,-
Goodwill Pihak Pengakuisisi (PT Lintang Jaya) 80% Rp 3.804.000.000,-
Goodwill kepentingan nonpengendali Rp 951.000.000,-
Pencatatan yang dilakukan PT Lintang Jaya setelah akuisisi terhadap PT Kania adalah
sebagai berikut:
Akuntansi Keuangan Lanjutan I |8

Kas Rp 348.000.000,-
Piutang Usaha 120.000.000,-
Perlengkapan 56.000.000,-
Persediaan 452.000.000,-
Tanah 2.400.000.000,-
Bangunan 3.440.000.000,-
Biaya Auditing dan Akuntansi 250.000.000,-
Goodwill 3.804.000.000,-
Utang Usaha Rp 160.000.000,-
Utang Pajak 60.000.000,-
Utang Bank 400.000.000,-
Modal Saham Biasa 6.000.000.000,-
Tambahan Modal Disetor 3.900.000.000,-
Kas 350.000.000,-

KONSOLIDASI

Contoh 8
Konsolidasi
Kania mengambil alih semua aset bersih Himalaya and Willy dalam konsolidasi. Hal ini
menyebabkan penggabungan Himalaya dan Willy dalam entitas baru yaitu New Kania. This
Berikut ini adalah informasi laporan posisi keuangan dari Himalaya dan Willy.
Himalaya Willy
Nilai Tercatat Nilai Wajar Nilai Tercatat Nilai Wajar
Aset
Kas 500.000 500.000 45.000 45.000
Piutang 300.000 300.000 75.000 75.000
Persediaan 360.000 320.000 65.000 80.000
Tanah 180.000 220.000 85.000 110.000
Bangunan 800.000 700.000 650.000 400.000
Penyusutan (400.000) (350.000)
Total Aset 1.740.000 2.040.000 570.000 710.000

Liabilitas dan
Ekuitas
Utang 190.000 190.000 150.000 150.000
Utang Wesel 320.000 350.000 250.000 250.000
Modal Saham 400.000
Nominal 2.000
Nominal 1.200 30.000
Tambahan 340.000 80.000
Modal Disetor
Laba Ditahan 490.000 60.000
Total Liabilitas 1.740.000 570.000
dan Ekuitas

Kania membayar 2.000.000 untuk memperoleh aset bersih Himalaya dan Willy. Di samping
itu, Kania juga membayar 50.000 untuk biaya hukum..
Akuntansi Keuangan Lanjutan I |9

Jawab
Kas Dibayarkan 2.000.000

Aset Bersih teridentifikasi (1.810.000)


Goodwill 190.000

Pencatatan
Kas 545.000
Piutang 375.000
Persediaan 400.000
Tanah 330.000
Bangunan 1.100.000
Goodwill 190.000
Utang 340.000
Utang Wesel 600.000
Kas 2.000.000
A k u n t a n s i K e u a n g a n L a n j u t a n I | 10

Soal Latihan

Soal 1
PT Langit Biru mengakuisisi seluruh saham milik PT Pelangi Warna. Saham PT Pelangi
Warna yang beredar berjumlah 3 juta lembar dengan nilai nominal Rp 1.500,- per lembar,
Tambahan Modal Disetor adalah Rp 300,- per lembar saham dan nilai buku adalah Rp 1.200,-
per lembar saham. Harga akuisisi adalah Rp 1.700,- per lembar, dan PT Langit Biru
menerbitkan 1 juta lembar saham dengan nominal Rp 1.300,- per lembar sementara harga
pasar per lembar adalah Rp 1.500,-. Buatlah pencatatan yang dilakukan PT Langit Biru.

Soal 2
PT Nirwana Karya mengakuisisi Saham Biasa PT Niaga Maju sebanyak 5 juta lembar dengan
harga per saham Rp 2.000,-. Sehubungan dengan akuisisi tersebut PT Nirwana Karya
mengeluarkan Biaya Akuntan dan pihak lain yang terkait sebesar Rp 500.000.000,-, serta
biaya administrasi sebesar Rp 30.000.000,-. Harga akuisisi dibayar dengan menerbitkan
Saham PT Nirwana Karya sebanyak 5 juta lembar dengan nilai nominal Rp 1.000,- dan
dengan harga pasar Rp 1.300,- per lembar. Biaya terkait akuisisi dibayar tunai.

Soal 3
Pada tanggal 1 Januari 2019 PT Amartapura mengakuisisi PT Sanggala sebanyak 5 juta
lembar Saham Biasa dengan harga Rp 4.000,-. Harga akuisisi dibayar dengan PT Amartapura
dengan menerbitkan saham sebanyak 5 juta lembar dengan nilai nominal Rp 3.500,- dan
harga pasar Rp 3.000,- Biaya terkait akuisisi yaitu biaya jasa profesional adalah Rp
300.000.000,- serta biaya penerbitan efek Rp 100.000.000,- dibayar tunai.
Adapun PT Amartapura mengukur Aset teridentifikasi yang diperoleh dan Liabilitas yang
dialihkan dari PT Sanggala adalah sebagai berikut:

PT SANGGALA
LAPORAN POSISI KEUANGAN
1 Januari 2019
Nilai Tercatat Nilai Wajar
ASET
Kas 470.000.000,- 500.000.000,-
Piutang Usaha 260.000.000,- 200.000.000,-
Tanah 11.500.000.000,- 12.000.000.000,-
Bangunan 5.000.000.000,- 5.700.000.000,-
Total Aset 12.230.000.000,-
LIABILITAS
Utang Usaha 200.000.000,- 250.000.000,-
Utang Pajak 0,- 300.000.000,-
Total Liabilitas 200.000.000,-
EKUITAS
Modal Saham (nominal Rp 1.000) 10.680.000.000,-
Tambahan Modal Disetor 150.000.000,-
Laba Ditahan 1.200.000.000,-
Total Ekuitas 12.030.000.000,-
Total Ekuitas dan Liabilitas 12.230.000.000,-

Buatlah pencatatan yang dilakukan PT Amartapura terkait akuisisi terhadap PT Sanggala.

Anda mungkin juga menyukai