Standar akuntansi kombinasi bisnis ini diatur dalam PAK 22 (Revisi 2010)
Kombinasi Bisnis yang telah mengalami penyesuaian pada tahun 2014.
Sebelumnya ketentuan kombinasi bisnis menggunakan PSAK 22 (1994)
Penggabungan Usaha. Terdapat perbedaan istilah dalam standar baru
dibandingkan dengan standar lama yaitu penggabungan usaha berubah menjadi
kombinasi bisnis PSAK 22 (Penyesuaian 2014) merupakan adopsi IFRS 3
Bussiness Combination.
Contoh transaksi RES misalnya, entita tidak memindahkan sebagian aset neto dari
entitas anak yang dimilikinya menjadi aset entitas induk. Entitas induk
mengalihkan sebagian hak kepemilikan anak ke entitas anak lainnya. Entitas
induk menukar kepemilikannya atas neto dalam entitas annnak dengan saham
tambahan yang diterbitkan oleh entitas anak lain. Perubahan tersebut akan
menyebabkan perubahan bentuk hukum kepemilikan di entitas anak atau entitas
induk, tetapi bukan perubahan substansi ekonomi. Substansi ekonomi atas
transaksi tersebut tidak berubah karena dilakukan pada entitas yang dikendalikan
oleh pihak yang sama, sehingga walaupun menjadi pengalihan namun tetap akan
masuk dalam laporan keuangan konsolidsian.
Metode ini juga masih digunakan dalam FASB ASC Topic 805 – Bussiness
Combination dan praktik di negara lain seperti Inggris, Hongkong, dan Singapura.
Metode penyatuan kepemilikan dianggap tidak bertentangan dengan IFRS yang
berlaku saat ini karena tidak diatur secara spesifik dalam IFRS. Saat ini IASB
sedang dalam proses memformulasikan metode akuntansi untuk tansaksi
kombinasi bisnis entitas sepengendali, sehingga IFRS 3 Bussiness Combination
mengeluarkan hal ini dari ruang lingkupnya.
Pajak merupakan hal yang diperhatikan dalam proses merger dan akuisisi
perusahaan. Proses merger dan akuisis melibatkan transfer aset dan liabilitas.
Pajak penghasilan dikenakan atas selisih antara nilai buku aset dan liabilitas
dengan nilai wajar aset dan liabilitas yang dialihkan dalam proses merger dan
akuisisi.
Pajak harus dibayar oleh pihak yang melakuan pengalihan aset. Jika yang
dialihkan tanah dan bangunan akan dikenakan 5% pajal final atas nilai jual. Juka
bukan tanah dan bangunan akan dikenakan pajak penghasialn sebesr keuntungan
dari selisih nilai wajar dengan nilai bea perolehan hak tanah dan bangunan sebesar
5%.
Definisi
Pembelian entitas yang sudah ada untuk digabungkan dengan entitas yang sudah
ada diartikan sebagai proses mengombinasikan bisnis sehingga transaksi ini
dikenal dengan istilah business combination atau perna juga dikenal dengan istilah
penggabungan usaha. PSAK 22 (Penyesuaian 2014) Kombinasi Bisnis,
didefinisikan kombinasi bisnis sebagai transaksi atau peristiwa di mana sebuah
entitas memperoleh pengendalian atas entitas lain. PSAK 22 (Revisi 2010)
mendefinisikan pengendalian sebagai kekuasaan untuk mengatur kebijakan
keuangan dan operasional suatu entitas untuk memperoleh menfaat dari aktivita
entitas tersebut.
Pengendalian
Investor memiliki keuasaan atas investee ketika invertor saat ini memiliki hak
berupa kemampuan kini untuk mengarahkan aktivitas relawan. Aktivita relawan
adalah aktivitas yang secara signifikan mempengaruhi imbal hasil investee.
Investor dikatakan terekspos atau memiliki hak atas imbal hasil variabel dari
ketelibatannya dengan investee ketika inbal hasil yang akan diterima investor atas
keterlibatannya tersebut dapat bervariasi tergantung dari kenerja investee. Imbal
hasil investor dapat positif, degatif atau kombinasinya. Investor mengendalikan
investee jika investor tidak hanya memiliki kekuasaan atas investee dan eksprosur
atau hak atas imbal hasil variabel dari keterlibatannya dengan invetee, tetapi juga
memiliki kemampuan untuk menggunakan kekuasaannya dalam mempengaruhi
imbal hasil investoe dari keterlibatannya dengan investee.
Contoh paling sederhana adalah investor A yang merupakan pemegang saham
mayoritas pada investee B. Sebagai pemegang saham mayoritas, investor A
memiliki kekuasaan atas investee B dari suara yang dimilikinya. Selain itu, yang
akan diterima investor A adalah dividen yang nilainnya bergantung dari kinerja
(laba) yang diperoleh investee B. Dengan kekuasaan yang dimiliki, investor A
dapat menentukan jumlah dividen yang akan diteriman dari investee B. Berbeda
halnya jika investor C yang memiliki obligasi investee B, obligasi tidak memiliki
hak suara dan imbal hasil (bunga) bersifat tetap. Oleh karena itu, investor C tidak
memiliki pengendalian atas investor B meskipun C memiliki seluruh obligasi
investee B.
Investor mengendalikan invester ketika investor terekspos atau memiliki hak atas
imbal hasil variabel dari keterlibatannya dengan invester dan memiliki
kemampuan untuk memengaruhi imbal hasil tersebut melalui kekuasaannya atas
investee. Hak imbal hasil variabel adalah dividen yang dibagikan kepada
pemegang saham. Pengendalian terjadi jika investor memiliki hak untuk
menentukan jumlah dividen yang dibagiakan. Jumlah dividen yang dibagikan
ditentukan dalam rapat umum pemegang saham. Jika pemegang saham memiliki
suara meyoritas dalam rapat umum saham makan pemegang saham tersebut dapat
menentukan kapan dan jumlah dividen yang akan dibagikan.
Bisnis
Dalam transaksi kombinasi bisnis harus harus dipastikan bahwa transaksi tersebut
merupakan pembelian sebuah bisnis bukan pembelian aset perusahaan secara
terpisah. Menurut PSAK 22 (Penyesuaian 2014), bisnis adalah suatu rangkaian
terpadu dari kegiatan dan aset yang mampu dikelola dengan tujuan memberikan
hasil dalam bentuk dividen, efisiensi biaya atau menfaat ekonomi lainnya secara
langsung kepada pemilik entitas. Suatu rangkaian terpadu dari kegiatan tersebut
paling tidak meliputi input, proses, dan output.
Akuntansi kombinasi bisnis terkait dengan pencatatan akuntansi untuk pihak yang
melakuan akuisisi atau pengakuisis. Dalam setiap kombinasi bisnis harus
dilakukan diidentifikasi pihak pengakuisisi. Biasanya pihak pengakuisi sisi adalah
pihak yang membeli atau mengakuisisi entitas lain. Namun dalam situasi tertentu
tidak mudah untuk menentukan pihak mana pengkuisisinya. Jika pihak
pengakuisisi sulit diidentifikasi ada beberapa kriteria yang dapat digunakan
sebagai pedoman untuk menentukan pihak pengakuisisi antara lain:
Namun dapat terjadi kondisi sebaliknya, pihak yang mengeluarkan aset, saham
atau sumber daya justru menjadi pihak yang diakuisisi. Kondisi ini disebut
terbalik atau reverse acquizitio.
Pada tanggal tertentu akuisis, pihak pengakuisis mengakui secara terpisah dari
goodwill, aset teridentifikasi yang diperoleh, liabilitas yang diambil alih, dan
kepentingan non pengendali pihak yang diakuisisi. Untuk memenuhi kualifikasi
pengakuan dalam metode akuisisi, aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas
yang diambil alih memiliki persyaratan sebagai berikut: