KEMISKINAN
EKSTREM
PEDOMAN UMUM
KEMISKINAN
EKSTREM
TIM PENYUSUN
3
4
1. PENDAHULUAN 8
1.1 Latar Belakang 9
1.2 Tujuan 10
5
TABEL
GAMBAR
PEDOMAN UMUM
KEMISKINAN
EKSTREM
6
U
paya mewujudkan kemiskinan
ekstrem "0%" tahun 2024
dilakukan melalui tiga pilar,
yaitu komitmen pemerintah;
konvergensi program, anggaran,
dan sasaran; serta pemantauan
dan evaluasi.
BAB 1
PENDAHULUAN
PEDOMAN UMUM
KEMISKINAN
EKSTREM
8
1
BAB 1 | Pendahuluan 9
1
1.2 Tujuan
BAB 1 | Pendahuluan 10
Tabel 1
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Ekstrem (KE)
di Beberapa Negara
NEGARA MENGURANGI MENINGKATKAN MIN. KANTONG STRATEGI LINTAS KEKUATAN & PRASYARAT
BEBAN PENDAPATAN KEMISKINAN PROGRAM AWAL KESUKSESAN KE
GLOBAL
Situasi KE Perlindungan Program Pendidikan, Kesehatan, Sanitasi, Kelembagaan koordinasi
Sosial Peningkatan Rumah Layak yang kuat, minimal
734 Juta
Jiwa (Bansos, Jamsos) Penghidupan konflik dan kekerasan,
pertumbuhan ekonomi
10% positif
INDONESIA
Situasi KE Perlindungan Bumdes, KUR, Padat Pendidikan Gratis, JKN, Kelembagaan koordinasi
10.4 Juta Sosial (Bansos- Karya, Prakerja, Umi, Pembangunan Infrastruktur, penanggulangan kemiskinan,
Jiwa PKH, PIP, BLT Desa, Asuransi Ternak Tani, Sanitasi, Rumah Layak, KB. DTKS, program-program
4%
Sembako, Jamsos, Nelayan, dll. penanggulangan kemiskinan
Kesehatan & TK) di KL dan Pemda.
CINA
Situasi KE Dibao (bansos Membangun industri Relokasi Pendidikan gratis, Kelembagaan koordinasi
98.9 Juta pendapatan (membangun produksi Penduduk kesehatan dasar, yang kuat, pendataan dan
Jiwa minimum), lokal). rumah aman, validasi data sumber daya
7%
Pensiun Dasar. Akses ke pinjaman, akses listrik dan air, (manusia dan fiskal),
subsidi, kredit, dan pembangunan pertumbuhan ekonomi
Bantuan Kompensasi infrastruktur positif.
Ekologi
INDIA
Situasi KE Makan siang MGNREGA (Padat Promosi Pendidikan dan KB, Mengkombinasi program
84 Juta gratis bagi siswa Karya), Akses ke Kontrol Harga Pasokan perlindungan sosial dan
Jiwa SD dan SMP, Pinjaman, Peningkatan Kebutuhan Dasar peningkatan pendapatan/
6%
Subsidi makanan. Kemampuan Teknis penghidupan
Pertanian
VIETNAM
Situasi KE Jamsos (Kesehatan Koordinasi, kolaborasi dan
9%
Bansos (Lansia 80+, mulai dari pemerintah,
PD, dll), Program masyarakat dan juga donor.
berbasis wilayah
untuk bencana
BAB 1 | Pendahuluan 11
BAB 2
KONSEP
TANTANGAN
DAN STRATEGI
PEDOMAN UMUM
KEMISKINAN
EKSTREM
12
2
b. Pada tahun 2021, Provinsi Papua dan Papua Barat menjadi provinsi
dengan tingkat kemiskinan ekstrem tertinggi yaitu masing-masing
sebesar 14,15% dan 13,87%.
7,9
7,2
6,5
5,7
4,6
4,2 4,0
3,7 3,8 3,73
2014 2015 2016 2017 2018 2019 Mar-20 Sep-20 Mar-21 Sep-21
d. Sekitar 10,6 Juta KRT tidak lulus sekolah dasar dan 594 ribu (5,95%)
masuk ke dalam kelompok miskin ekstrem.
MISKIN
MISKIN
EKSTREM
Kepala Rumah
Tangga Tidak 7,07% 5,59%
Bersekolah dari KRT tidak bersekolah dari KRT tidak bersekolah
terkategori kelompok miskin. terkategori kelompok
miskin ekstrem.
Lansia dan
Penyandang 6,33% 5,48%
Disabilitas Penduduk lanjut usia terkategori Penduduk lanjut usia terkategori
miskin. Sementara 7,70% dari miskin ekstrem. Sementara 7,42%
penduduk penyandang disabilitas dari penduduk penyandang
terkategori miskin. disabilitas terkategori ekstrem.
Bekerja di
Sektor Informal 6,40% 4,45%
Penduduk Indonesia berstatus Penduduk Indonesia berstatus
miskin dan bekerja di sektor miskin ekstrem dan bekerja
informal. di sektor informal.
Sanitasi dan
Air Minum 10,23% 6,76%
Bersih dari seluruh Rumah Tangga yang dari seluruh Rumah Tangga yang
tidak punya akses terhadap tidak punya akses terhadap
sanitasi dan air minum layak sanitasi dan air minum layak
adalah kelompok miskin. adalah kelompok miskin ekstrem.
5. Diskriminasi gender
Peluang ekonomi perempuan dibatasi oleh akses yang tidak setara
terhadap kepemilikan aset ekonomi, pendidikan, dan pekerjaan
yang dibayar. Di lain pihak, perempuan memiliki tanggung jawab
lebih besar untuk merawat keluarga, upah lebih sedikit dibanding
laki-laki, menabung lebih sedikit, dan memiliki pekerjaan yang jauh
lebih tidak aman.
PEDOMAN UMUM
KEMISKINAN
EKSTREM
20
3
26
3
PEDOMAN UMUM
KEMISKINAN
EKSTREM
30
4
1. Tepat sasaran
Seluruh penduduk miskin ekstrem memperoleh program PKE
dengan menggunakan data sasaran yang akurat dan terkini.
2. Pendekatan multidimensi
Pelaksanaan program PKE dilakukan dengan tetap memperhatikan
berbagai dimensi, misalnya terkait kesetaraan gender, inklusi sosial
(disabilitas, lanjut usia, kelompok rentan), dan pembangunan
berkelanjutan.
BAB 4 | Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem oleh Pemerintah Pusat dan Daerah 31
4
BAB 4 | Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem oleh Pemerintah Pusat dan Daerah 32
4
BAB 4 | Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem oleh Pemerintah Pusat dan Daerah 33
4
BAB 4 | Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem oleh Pemerintah Pusat dan Daerah 34
4
BAB 4 | Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem oleh Pemerintah Pusat dan Daerah 35
4
BAB 4 | Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem oleh Pemerintah Pusat dan Daerah 36
4
BAB 4 | Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem oleh Pemerintah Pusat dan Daerah 37
Gambar 3
Contoh Alur Pendataan BLT Desa
CONTOH KASUS:
Ibu Yohanna
Kepala keluarga miskin
kehilangan pekerjaan Apakah miskin/
rentan menurut
Data desa/kriteria
penilaian desa? rentan karena COVID-19
TIDAK YA
DTKS
(penerima PKH,
BPNT), data
TIdak terima
Apakah dari Disnaker
menerima
BLT Desa (Kartu Prakerja)
PKH/BPNT/
Kartu Prakerja?
TIDAK YA
TIDAK YA
Calon penerima
Calon penerima
BLT Desa
BLT Desa
dengan Surat
dengan NIK
Keterangan Domisili
38
4
BAB 4 | Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem oleh Pemerintah Pusat dan Daerah 39
4
BAB 4 | Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem oleh Pemerintah Pusat dan Daerah 41
4
1. Integrasi pendampingan.
BAB 4 | Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem oleh Pemerintah Pusat dan Daerah 42
4
Tabel 2
Contoh Jenis Intervensi Program
BAB 4 | Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem oleh Pemerintah Pusat dan Daerah 43
4
BAB 4 | Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem oleh Pemerintah Pusat dan Daerah 44
4
a. Prinsip Koordinasi
Di Tingkat Pusat, prinsip koordinasi sebagai berikut:
BAB 4 | Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem oleh Pemerintah Pusat dan Daerah 45
4
b. Struktur Kelembagaan
BAB 4 | Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem oleh Pemerintah Pusat dan Daerah 46
4
BAB 4 | Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem oleh Pemerintah Pusat dan Daerah 47
Gambar 4
Struktur Kelembagaan
WAKIL PRESIDEN RI (KETUA/PENANGGUNG JAWAB)
KOORDINATOR TEMATIK
Kemenkop KemenATR/
KemenESDM Kemensos Kemenag Kementan Kemenperin KemenESDM KemenLHK
UKM BPN
WAKIL GUBERNUR / WAKIL BUPATI / WAKIL WALI KOTA (SEBAGAI KETUA TKPK PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA)
BAPPEDA Dinas Sosial Dinas Dikbud Dinas PUPR Inspektorat Mitra Universitas,
(Sekretaris TKPK) Daerah Dunia Usaha
Dinas Kesehatan Dinas Dukcapil Dinas Perikanan & Swasta
Organisasi
Sekretariat Daerah Keagamaan
Dinas Kominfo BPS Daerah Organisasi Penyandang
Disabilitas/Organisasi
Dinas PMD Dinas Naker Dinas KopUKM OPD KB/BKKBD Kecamatan Masyarakat
Organisasi Penyandang
Sekretaris Desa Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
Disabilitas/Organisasi Masyarakat
Mitra Universitas, Dunia Usaha, & Swasta TKSK Kader Posyandu Tim Pendamping Keluarga Mahasiswa
BAB 4 | Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem oleh Pemerintah Pusat dan Daerah 49
4
a. Memastikan ketersediaan anggaran dan pendampingan untuk keberlanjutan integrasi kemiskinan ekstrem
berbasis wilayah dalam RKPD dan APBD.
b. Mendorong perbaikan peran TKPKD untuk koordinasi pelaksanaan di tingkat daerah.
c. Menyediakan Surat Edaran ke daerah tentang pedoman umum penghapusan kemiskinan ekstrem yang telah
disusun.
d. Penyelarasan Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD) untuk mendukung pengalokasian anggaran
penghapusan kemiskinan ekstrem di daerah.
e. Mendorong pemda melakukan pemberdayaan ekonomi sesuai prinsip keperantaraan & kemitraan, melalui:
pemberdayaan koperasi, kolaborasi swasta, membangun Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT).
f. Mendorong pemda untuk berkolaborasi dengan industri dalam menyalurkan tenaga kerja muda.
g. Mendorong pemda untuk mendirikan dan memperkuat pusat kesejahteraan sosial di kabupaten/kota hingga
desa/kelurahan.
h. Mendorong pemda memperkuat mekanisme pengaduan masyarakat untuk memenuhi SPM pelayanan dasar
dengan melibatkan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).
a. Menyesuaikan pedoman umum dan regulasi Dana Desa setiap tahun untuk penghapusan kemiskinan ekstrem,
tidak hanya BLT Desa.
b. Memastikan ketersediaan anggaran dan pendampingan untuk keberlanjutan integrasi kemiskinan ekstrem
berbasis wilayah dalam RKPDes dan APBDes di desa prioritas.
c. Membina dan menggerakkan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) dan Bumdes Bersama di desa prioritas.
d. Mendorong pemerintah desa untuk mendirikan dan memperkuat pusat kesejahteraan sosial di desa.
e. Mendorong pemerintah desa untuk melakukan pemberdayaan ekonomi sesuai prinsip keperantaraan &
kemitraan, antara lain: pemberdayaan koperasi, kolaborasi swasta, bersama KemKUKM membangun Pusat
Layanan Usaha Terpadu (PLUT).
f. Menyediakan Surat Edaran ke pemerintah desa untuk penyampaian pedoman umum percepatan penghapusan
kemiskinan ekstrem yang telah disusun.
g. Mendorong pemerintah desa memperkuat mekanisme pengaduan masyarakat untuk memenuhi SPM
pelayanan dasar dengan melibatkan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).
h. Memastikan ketersediaan anggaran keberlanjutan intervensi kemiskinan ekstrem dalam RKPDes dan APBDes.
51
K/L KEMENKO BIDANG PMK
Peran dan Tugas
a. Memastikan konsep kemiskinan ekstrem dijalankan oleh K/L di bawah Koordinasi Kemenko Bidang PMK.
b. Mengawal program penurunan beban pengeluaran masyarakat dan program meminimalkan kantong kemiskinan.
c. Mendorong proses integrasi subsidi energi (listrik dan gas) dengan program sembako.
d. Koordinasi pengawalan, monitoring & evaluasi bersama Bappenas dan TNP2K.
a. Memastikan konsep kemiskinan ekstrem dijalankan oleh K/L di bawah Koordinasi Kemenko
Bidang Perekonomian.
b. Mengawal program peningkatan pendapatan masyarakat.
c. Integrasi program-program pemberdayaan ekonomi.
d. Koordinasi pengawalan, monitoring & evaluasi bersama Bappenas dan TNP2K.
a. Memastikan pelaksanaan integrasi program untuk percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem sesuai
dengan perencanaan.
b. Memastikan pelaksanaan integrasi program untuk percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem sesuai
dengan perencanaan.
c. Mengembangkan modul peningkatan kapasitas pemda dalam perencanaan berbasis bukti dan integrasi
program bersama Kemendagri.
d. Melakukan koordinasi dan sosialisasi dengan Pemda terkait rencana pelaksanaan program kemiskinan ekstrem.
e. Memperkuat pelaksanaan kolaborasi dengan swasta, NGO, BUMN dan Kementerian/Lembaga dalam
pengembangan konsep pemberdayaan ekonomi dan sosial.
f. Memastikan perencanaan & penganggaran untuk percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem dalam RKP
dan RPJMN periode berikutnya.
g. Memastikan pengembangan transformasi data Registrasi Sosial Ekonomi bersama Kementerian Keuangan,
BPS dan Kemendagri.
52
K/L KEMENTERIAN KEUANGAN
Peran dan Tugas
a. Mendorong penyesuaian regulasi penggunaan Dana Desa untuk percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem.
b. Integrasi perencanaan dan penganggaran penghapusan kemiskinan ekstrem bersama Bappenas.
c. Mempersiapkan skema insentif bagi pemerintah daerah terkait pencapaian penghapusan kemiskinan ekstrem.
a. Memastikan penduduk miskin ekstrem sebanyak 10 juta jiwa (termasuk anak diluar sekolah, lanjut usia
dan penyandang disabilitas) mendapatkan Program Sembako, PKH, PBI JKN, dan PIP.
b. Mengintegrasikan program subsidi LPG dan listrik kedalam program Sembako bersama Kemenko PMK.
c. Membangun dan memperkuat Puskesos di kabupaten/kota hingga desa/kelurahan.
d. Memberikan rekomendasi daftar penerima bantuan sosial untuk program perbaikan rumah tidak layak huni
kepada Kementerian PUPR dan program pemberdayaan ekonomi kepada Kementerian Koperasi & UKM.
e. Mendorong Pusat Sentra Kreasi Atensi (SKA) di balai bekerja sama dengan PLUT.
f. Memastikan rumah tangga menggunakan bantuan sosial untuk memenuhi kebutuhan dasar dan usaha
(tidak menjadikan bansos sebagai jaminan hutang).
a. Memastikan data dan penyaluran Program Indonesia Pintar (PIP) terintegrasi dengan bansos lainnya.
b. Memastikan anak usia sekolah dari keluarga miskin ekstrem untuk memperoleh PIP.
c. Melakukan penjangkauan anak tidak sekolah.
d. Mendorong Pemda untuk perbaikan sarana prasarana pendidikan di kantong kemiskinan.
a. Melakukan impact evaluation dampak program penghapusan kemiskinan ekstrem (Mini Susenas).
53
K/L KEMENTERIAN KOPERASI & UKM
Peran dan Tugas
c. Proses Koordinasi
BAB 4 | Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem oleh Pemerintah Pusat dan Daerah 54
Tabel 4
Peran Kementerian/Lembaga dalam Pengembangan
Registrasi Sosial Ekonomi
a. Pelatihan kepada pemerintah daerah tingkat provinsi hingga a. Memastikan alokasi Dana Desa untuk pemutakhiran dan
desa/kelurahan untuk mendukung perencanaan berbasis pengelolaan data Registrasi Sosial Ekonomi tahunan,
bukti, bersama Bappenas, Kemendesa PDTT, dan BPS. minimal 20 juta/tahun.
b. Mendorong Pemda melaksanakan pendataan Registrasi b. Rekrutmen dan mobilisasi pendamping untuk mendukung
Sosial Ekonomi dan perencanaan berpihak. perencanaan berbasis bukti bersama Kemendagri, BPS
c. Membantu BPS dalam memperbaiki DTKS dan perluasan dan Bappenas.
Registrasi Sosial Ekonomi. c. Meningkatkan kapasitas desa bersama Bappenas, BPS,
d. Mendorong pengalokasian dana kelurahan setiap tahun serta Kemdagri untuk konvergensi penghapusan
minimal 30 juta/tahun untuk pemutakhiran dan pengelolaan kemiskinan ekstrem.
Registrasi Sosial Ekonomi. d. Mendorong desa melaksanakan pemutakhiran Registrasi
Sosial Ekonomi dan perencanaan berpihak.
a. Mengkoordinasikan Sekretariat Nasional Registrasi Sosial a. Penganggaran untuk perluasan Registrasi Sosial-Ekonomi
Ekonomi. dan program percepatan penurunan kemiskinan ekstrem.
b. Mengembangkan mekanisme peningkatan kapasitas pemda b. Penyediaan anggaran untuk insentif daerah dalam
untuk konvergensi penghapusan kemiskinan ekstrem. pemutakhiran data, melalui Dana Alokasi Khusus dan Dana
c. Memastikan pengembangan transformasi data Registrasi Insentif Daerah.
Sosial Ekonomi bersama Kementerian Keuangan, BPS dan c. Memastikan pengembangan transformasi data Registrasi
Kemendagri. Sosial Ekonomi bersama Kementerian PPN/Bappenas, BPS
dan Kemendagri.
55
4
BAB 4 | Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem oleh Pemerintah Pusat dan Daerah 56
Gambar 5
Alur Penentuan Penduduk Miskin
Ekstrem menggunakan Data
Registrasi Sosial Ekonomi
MISKIN
EKSTREM
57
Gambar 6
Persandingan Peringkat Desil Penduduk
dengan Tingkat Kesejahteraan Penduduk
Pengelompokan tingkat kesejahteraan mempergunakan istilah desil, yaitu pembagian
rumah tangga ke dalam sepuluh kelompok sama besar berdasarkan urutan dari rumah
tangga termiskin hingga rumah tangga terkaya.
90%
KELAS 20,85%
MENENGAH
80%
70%
MENUJU 47,78%
KELAS
60% MENENGAH
50%
40%
30%
RENTAN 21,27%
20%
10%
MISKIN 6,58%
EKSTREM 3,2%
58
4
BAB 4 | Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem oleh Pemerintah Pusat dan Daerah 59
4
2. Pemerintah Kabupaten/Kota
a. Pemerintah kabupaten/kota mengelola data yang mencakup
pendataan, verifikasi, dan validasi data penduduk miskin
ekstrem tingkat kabupaten/kota.
b. Pemerintah kabupaten/kota melakukan peningkatan kapasitas
para pelaksana pendataan dalam proses pengelolaan data
penduduk miskin ekstrem di tingkat kabupaten/kota dan
tingkat desa/kelurahan.
c. Pemerintah kabupaten/kota memfasilitasi dan mengalokasikan
APBD untuk proses pengelolaan data penduduk miskin
ekstrem.
d. Pemerintah kabupaten/kota menginstruksikan pengalokasian
anggaran Dana Desa atau dana kelurahan untuk mendukung
proses pengelolaan data penduduk miskin ekstrem di tingkat
desa/kelurahan.
3. Pemerintah Desa/Kelurahan
a. Pemerintah desa/kelurahan mengelola data yang mencakup
pendataan, verifikasi, dan validasi data melalui Musyawarah
Desa/Musyawarah Kelurahan dengan melibatkan perangkat
desa, pilar sosial, tokoh masyarakat, organisasi penyandang
disabilitas, organisasi keagamaan, dan pihak terkait lainnya.
b. Pemerintah desa/kelurahan mengoptimalkan sistem
pendataan dan analisis data yang sudah tersedia.
c. Pemerintah desa/kelurahan melaksanakan pengawasan
dengan mengaktifkan mekanisme sistem pengaduan yang
melibatkan aparatur desa, ketua RT/RW, organisasi
penyandang disabilitas, organisasi keagamaan, dan tokoh
masyarakat.
d. Pemerintah desa/kelurahan melaksanakan musdes/muskel
untuk penyempurnaan ketepatan sasaran program
penghapusan kemiskinan ekstrem dengan melibatkan
aparatur desa/kelurahan, ketua RT/RW, organisasi penyandang
disabilitas, organisasi keagamaan, dan tokoh masyarakat.
BAB 4 | Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem oleh Pemerintah Pusat dan Daerah 60
4
1. Kementerian/Lembaga terkait;
2. Pemerintah daerah, termasuk Tim Koordinasi Penanggulangan
Kemiskinan (TKPK) provinsi dan kabupaten/kota, perangkat/
aparatur pemerintah di tingkat kecamatan dan desa/kelurahan;
3. Lembaga penyalur bantuan pemerintah;
4. Pendamping desa dan pendamping program;
5. Penduduk miskin ekstrem;
6. Pihak nonpemerintah; dan
7. Masyarakat umum.
BAB 4 | Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem oleh Pemerintah Pusat dan Daerah 61
4
BAB 4 | Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem oleh Pemerintah Pusat dan Daerah 62
4
BAB 4 | Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem oleh Pemerintah Pusat dan Daerah 63
4
d. Advokasi.
Usulan desa/kelurahan yang belum diakomodasi dalam
perencanaan desa (RKPDes dan APBDes) perlu di
advokasikan ke supra desa (APBD provinsi, APBD kota/
kabupaten) melalui prosedur yang sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
e. Pelaksanaan program.
Pelaksanaan program dilakukan sesuai dengan
perencanaan dan penargetan dengan meminimalkan
kebocoran.
BAB 4 | Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem oleh Pemerintah Pusat dan Daerah 64
4
BAB 4 | Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem oleh Pemerintah Pusat dan Daerah 65
3. Platform yang dapat mendukung perencanaan dan
penganggaran yang berpihak harus mencakup fungsi:
b. Analisis permasalahan.
Untuk mengidentifikasi dan memetakan permasalahan
bagi pembangunan desa/kelurahan menggunakan
berbagai macam sumber data.
e. Interoperabilitas data.
Platform terhubung dengan sumber data lainnya
(interoperabilitas data).
BAB 4 | Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem oleh Pemerintah Pusat dan Daerah 66
BAB 5
PENGENDALIAN
MONITORING
DAN EVALUASI
PEDOMAN UMUM
KEMISKINAN
EKSTREM
68
5
DAMPAK
PERSIAPAN PROSES
INPUT PROSES OUTPUT Jangka Menengah
PEMANTAUAN Jangka Pendek
& Panjang
5.2.1 Persiapan
5.2.2 Pelaksanaan
Tabel 5
Pelaksanaan Pemantauan Dan Evaluasi
Pemantauan dan evaluasi melalui Laporan dari K/L dan TKPK Laporan dapat diakses
pelaporan. provinsi dan kabupaten/kota. oleh tim monev pusat.
Pemantauan dan evaluasi melalui Survei, FGD, dan wawancara Hasil kegiatan lapangan
kegiatan lapangan untuk mendalam yang dilakukan dapat diakses oleh
mendalami data dan informasi secara berkala oleh pengelola/ pemerintah pusat dan
yang diperoleh melalui sistem pelaksana program di tingkat pemerintah daerah.
dan mengidentifikasi tantangan pusat dan daerah.
dan strategi terkait percepatan
PKE di tingkat pusat dan daerah.
1
Penetapan ranking kesejahteraan
secara regular dan Regsosek.
2
Verifikasi dan validasi.
Penilaian tambahan untuk ketahanan
ekonomi penduduk oleh pendamping.
3
Threshold kelayakan KPM untuk
program-program perlindungan sosial
4
Monitoring berkala dan pemutakhiran status sosial ekonomi
5.6 Pengaduan
84