Anda di halaman 1dari 34

Percepatan Penanggulangan Kemiskinan

Ekstrem Melalui Pembangunan Sektor


Pertanian

Disampaikan Oleh
Dr. Ardi Adji
Asisten Ketua Pokja Kebijakan TNP2K

Seminar Nasional Kemiskinan Ekstrem di Sektor Pertanian


Provinsi Nusa Tenggara Barat 19 Juli 2022

1
KEMISKINAN EKSTREM

Penghapusankemiskinanekstrem merupakantujuanpertamadariSustainable Development Goals (SDG)


yang harusdicapaipada tahun2030

Inisiasi Awal Target SDGs

2019 2024 2030

3.7% 0% 0%
Target
Presiden

Presiden pada 4 Maret 2020 menyampaikan arahan untuk melakukan


percepatan penghapusan kemiskinan ekstrim (1,9 $PPP) pada tahun 2024,
lebih cepat 6 tahun dari targetSDGs

2
Target capaian penghapusan kemiskinan ekstrem/PKE
Presiden Jokowi menargetkan pada tahun 2024 sudah tidak ada lagi keluarga yang hidup
dalam kemiskinan ekstrem

Apa yang dilakukan pemerintah untuk mencapai


target tersebut

3 Pilar Komitmen Pemerintah


Percepatan
Penghapusan Konvergensi Program, Anggaran dan Sasaran
Kemiskinan
Ekstrem
Pemantauan dan Evaluasi

Ketiga pilar ini membutuhkan kerja kolaboratif


antar lintas lapis pemerintahan
5 3
RENCANA KERJA PERCEPATAN PENGHAPUSAN KEMISKINAN EKSTREM

Implementasi Tahap 1 Implementasi Tahap 2 Implementasi Tahap 3 Target

• Penguatan pelaksanaan program pengurangan beban


Additional • Pemberdayaan Masyarakat
Program • Peningkatan kinerja pensasaran melalui perbaikan data, termasuk pengembangan Social Registry
Cash Transfer

35 kabupaten Kemiskinan
514 kabupaten/kota
prioritas dalam 7 212 kabupaten/kota prioritas dengan perluasan ekstrem mencapai
provinsi prioritas perluasan nasional secara bertahap 0%

Tingkat Kemiskinan: 10,19%. • Tingkat Kemiskinan: 9,2 – 9,7%. • Tingkat Kemiskinan: 8,5 - 9%. • Tingkat Kemiskinan: 6 - 7%. •
Kemiskinan ekstrem: 3,8%. Kemiskinan ekstrem: 3-3,5%. Kemiskinan ekstrem: 2,5-3%. Kemiskinan ekstrem: 0-1%.

Oktober – Desember 2021 2022 2023 - 2024 2024


Model Konvergensi Evaluasi Model
Adopsi Model Konvergensi
Penanggulangan Konvergensi untuk
Nasional
Kemiskinan Ekstrem Wilayah Perluasan

PROGRAM JANGKA PENDEK PROGRAM JANGKA MENENGAH


Pemberian additional cash transfer Diutamakan pada konvergensi program pemberdayaan dan perlindungan sosial (bansos/jamsos),
selama 3 bulan yang difokuskan pada 35 khususnya memastikan pemberian bansos pada kelompok miskin ekstrem serta
wilayah prioritas. pengembangan social registry.

Memastikan layanan dasar termasuk kesehatan, gizi, listrik, sanitasi, dll


Sumber: Kemenko Perekonomian, 2021
5
KERANGKA KEBIJAKAN PERCEPATAN PENGHAPUSAN KEMISKINAN EKSTREM

Pertumbuhan Ekonomi yang Inklusif dan Lingkungan Makro yang Mendukung

Menurunkan Beban Pengeluaran Meningkatkan Pendapatan


• Bantuan sosial dan subsidi • Pemberdayaan UMKM
• Pengembangan ekonomi lokal
• Jaminan sosial (Jamsos) • Akses pekerjaan
• Jaring pengaman COVID-19 • Respon kebijakan COVID-19
• Mengkonsolidasikan dan menyederhanakan program
• Meningkatkan cakupan dan manfaat • Mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif
• Menciptakan nilai tambah dan pendapatan
• Menyempurnakan ketepatan sasaran
• Mempertahankan UMK selama COVID-19
• Menjaga kesejahteraan selama COVID-19
Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) Data Terpadu Kegiatan Usaha (DTKU) – BPUM. BSU. RDKK

Meminimalkan Wilayah Kantong Kemiskinan


• Meningkatkan akses terhadap layanan dasar • Meningkatkan konektifitas antar wilayah

• Mendorong konvergensi anggaran • Mendorong konsolidasi program • Meningkatkan peran daerah dan pemangku kepentingan

Data Terpadu Wilayah Prioritas (Geographical Targeting )


6
Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Provinsi
NTB (2015-2019)

59.00 58.27 63.00


62.53
58.00 61.98 62.00
57.00 61.00
56.00 59.76 60.00
55.00 59.00
58.47
54.00 58.00
57.48
53.00 57.00
52.00 56.00
51.00 55.00
50.00 54.00
2015 2016 2017 2018* 2019**
Pengeluaran Konsumsi RT (Triliun Rp)
Distribusi Pengeluaran Konsumsi RT Terhadapa Total (%)

7
Tingkat Kemiskinan dan Kemiskinan Ekstrem
Menurut Provinsi, 2021 (Persen)
Bali
Kep. Bangka Belitung
Dki Jakarta Persentase Penduduk Miskin Ekstrem*
Kalimantan Tengah
Riau
Sumatera Barat Persentase Penduduk Miskin
Maluku Utara
Kalimantan Barat
Kalimantan Timur
Kepulauan Riau Sumber: Susenas Maret 2020, BPS (diolah)
Banten
Kalimantan Utara
Jambi
Catatan:
Sumatera Utara Tingkat kemiskinan Ekstrem dihitung
Sulawesi Utara menggunakan garis kemiskinan setara 1,9 $PPP
Jawa Barat
(World Bank). Sementara tingkat kemiskinan
Sulawesi Selatan
Indonesia nasional BPS dihitung menggunakan garis
Sulawesi Barat kemiskinan setara 2,5 $PPP.
Jawa Timur
Jawa Tengah
Nusa Tenggara Barat 4.80 14.14
Lampung
Sulawesi Tenggara
D I Yogyakarta
Sulawesi Tengah
Sumatera Selatan
Aceh
Bengkulu
Maluku 13.35 21.84
Prov Gorontalo
Nusa Tenggara Timur
Papua Barat 16.94 26.86
Papua

0 5 10 15 20 25 30 8
Jumlah Penduduk Miskin dan Miskin Ekstrem
Menurut Provinsi, 2021 (Ribu Jiwa)
Kep. Bangka Belitung
Kalimantan Utara
Maluku Utara Jumlah Penduduk Miskin Ekstrem*
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Bali Jumlah Penduduk Miskin
Sulawesi Barat
Kepulauan Riau
Sulawesi Utara
Kalimantan Timur Sumber: Susenas Maret 2020, BPS (diolah)
Prov Gorontalo
Jambi
Kalimantan Barat Catatan:
Sumatera Barat Tingkat kemiskinan Ekstrem dihitung
Bengkulu menggunakan garis kemiskinan setara 1,9 $PPP
Sulawesi Tenggara
Papua Barat
(World Bank). Sementara tingkat kemiskinan
Maluku nasional BPS dihitung menggunakan garis
Riau 252.48 kemiskinan setara 2,5 $PPP.
746.66
Dki Jakarta
Sulawesi Tengah
D I Yogyakarta
Nusa Tenggara Barat
Sulawesi Selatan
Aceh
Banten
Lampung 591.81
Sumatera Utara
Papua
1,659.98
Sumatera Selatan 1,169.31 4,195.34
Nusa Tenggara Timur 1,730.71
Jawa Tengah 4,572.73
Jawa Barat
Jawa Timur

0 500 1,000 1,500 2,000 2,500 3,000 3,500 4,000 4,500 5,000 9
Kemiskinan dan Ketimpangan, 2020 dan 2021

NTB Indonesia
Keterangan
2020 2021 2020 2021
Tingkat Kemiskinan Ekstrem
5.57 4,7 3,85 4,00
(persen)
Jumlah Penduduk Miskin
284 246 10.448,13 10.865,28
Ekstrem (ribu jiwa)

Tingkat Kemiskinan (persen) 13,97 14,14 9,78 10,14


Jumlah Penduduk Miskin
713,89 746,66 26.424,02 27.542,77
(ribu jiwa)

Sumber: Susenas Maret 2020 dan 2021, BPS

1
10
0
Insiden Kemiskinan Penduduk (yang bekerja dan usia >=15 tahun)
Berdasarkan Sektor Ekonomi, NTB 2021

Distribusi RT Distribusi
Indeks Head
Lapangan Pekerjaan Miskin Penduduk 55% Pekerja miskin di
Count (RT)
Jumlah Persen Jumlah Persen Provinsi NTB berada di
Pertanian 15.5% 175,030 55.0% 1,127,962 44.4% Sektor Pertanian, dengan
Pertambangan/Penggalian 24.0% 8,509 2.7% 35,505 1.4% Insiden kemiskitan
Industri 15.7% 27,023 8.5% 171,995 6.8% penduduk miskin di sektor
Listrik 4.3% 354 0.1% 8,301 0.3% Pertanian 15,5%
Bangunan 14.0% 22,507 7.1% 161,335 6.3%
Perdangangan 8.7% 38,960 12.2% 446,958 17.6%
Transportasi 12.1% 8,766 2.8% 72,738 2.9%
Keuangan 5.8% 1,342 0.4% 23,270 0.9%
Jasa Kemasyarakatan, sosial
dan perorangan 2.0% 878 0.3% 44,320 1.7%
Lainnya 7.8% 35,039 11.0% 449,851 17.7%
0
Total 12.5% 318,407 100.0% 2,542,235 100.0%

Sumber: Diolah dari Susenas Maret 2021


11
Insiden Kemiskinan Ekstrem Penduduk (yang bekerja dan usia >=15 tahun)
Berdasarkan Sektor Ekonomi, NTB 2021

Indeks Head Indeks Head


Lapangan Pekerjaan KodeLapangan Pekerjaan
Count (RT) Count (RT)
Pertanian 5.24 Pertanian tanaman padi dan
1
Pertambangan/Penggalian 12.74 palawija 5.21
Industri 4.07
Listrik 5.91 2 Hortikultura
2.82
Bangunan 4.82
Perdangangan 2.72 3 Perkebunan
Transportasi 3.24 6.91
Keuangan - 4 Perikanan
Jasa Kemasyarakatan, sosial dan 3.62
perorangan 1.63
5 Peternakan
Lainnya 2.33 7.37
Kehutanan dan pertanian
Total 4.12 6
lainnya 5.40
Sumber: Diolah dari Susenas Maret 2021
12
Insiden Kemiskinan Penduduk (yang bekerja di sektor Pertanian dan usia >=15 tahun)
Berdasarkan Sektor Ekonomi, NTB 2021

Distribusi RT Distribusi
Indeks Head Miskin Penduduk Insiden kemiskinan terbesar
Kode Lapangan Pekerjaan
Count (RT) berada di sektor Kehutanan
Jumlah Persen Jumlah Persen
dan pertanian lainnya sebesar
Pertanian tanaman padi 19,93% dan Pertanian tanaman
1 16.80% 41.4% 30.9%
dan palawija 131,761 784,462 padi dan palawija 16,80 %.
2 Hortikultura 9.61% 2.8% 3.6%
8,796 91,531
Dari total pekerja miskian di
3 Perkebunan 7.69% 0.9% 1.5% NTB, sebesar 41,4 Persen
2,857 37,167
berada di sektor Pertanian
4 Perikanan 13.97% 2.9% 2.6% tanaman padi dan palawija
9,276 66,402

5 Peternakan 14.56% 6.2% 5.3%


19,644 134,877
Kehutanan dan pertanian
6 19.93% 0.8% 0.5%
lainnya 2,695 13,523

Sumber: Diolah dari Susenas Maret 2021

13
SIMULASI CAPAIAN ANGKA KEMISKINAN EKSTREM : KONVERGENSI
DAN PERBAIKAN PENETAPAN SASARAN MEMPERCEPAT
PENGHAPUASAN KEMISKINAN EKSTREM
5
Tingkat Kemiskinan Ekstrem (%)

4,0
4 3,8
4,0 3,3

3 3,0 2,7
2,3
2,8 2,2
2
2,0 1,9

1 1,0
1,1
0,9 0,8
0
2020 2021 2022 2023 2024
Target Moderat Tanpa Intervensi Konvergensi: Akurasi Target 25% Konvergensi: Akurasi target 100%

Sumber: Hasil Analisis,2022

Miskin ekstrem didefinisikan sebagai kondisi dimana kesejahteraan


masyarakat berada di bawah garis kemiskinan esktrem – setara
dengan USD 1.9 PPP.
15 15
FOKUS WILAYAH PRIORITAS KEMISKINAN EKSTREM PROV NTB
Rumah Tangga Data
Sumber: BPS (Susenas) Terpadu
Kod Kesejahteraan Sosial*
e
Lombok Barat No. Kab Kabupaten/Kota
Jumlah Penduduk Miskin Ekstrem (jiwa)

/ 25%
Miskin
51568.00 Lombok Timur Kota Terbawa Total
ekstrem
h

Lombok Utara (000) (000) (000)


41568.00
Provinsi Nusa Tenggara
Lombok Tengah Barat
31568.00 Bima 115 5201 Lombok Barat 30.58 70.59 123.99

Sumbawa 116 5202 Lombok Tengah 19.36 127.22 183.90

21568.00 117 5203 Lombok Timur 38.62 146.45 260.71


Kota Mataram
118 5204 Sumbawa 4.00 23.54 59.78
Dompu 119 5206 Bima 10.56 44.77 83.26
11568.00
Kota Bima Sumbawa Barat 120 5207 Sumbawa Barat 4.42 9.83 16.82
121 5208 Lombok Utara 27.79 33.44 40.38
1568.00
0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00 14.00 16.00 18.00 122 5271 Kota Mataram 6.56 26.78 43.26

Dari 10 Kab/kota di Prov NTB, hanya 8


Pesentase Penduduk Miskin Ekstrem (%) kabupaten yang menjadi fokus Wilayah
penanganan Kemiskinan Ekstrem 2022.

Sumber: BPS, 2020 16


SEBARAN DESIL 1 RT MISKIN EKSTREM DI NTB

Dari hasil analisis kuadran dapat disimpulkan


bahwa:
Lombok Timur ,Lombok Tengah dan
Lombok Barat masuk kedalam prioritas 2
berdasarkan jumlah sebaran desil 1 baik dari
sisi kelompok keluarga maupun individu

17
KONDISI BIDANG PENDIDIKAN RUMAH TANGGA MISKIN EKSTREM
DI NTB
Nusa
Kota Sumbawa Lombok Lombok Lombok Lombok
Indikator Bima Sumbawa Tenggara Indonesia
Mataram Barat Timur Tengah Barat Utara
Barat
Rata-Rata Lama Sekolah
5,19 7,89 5,45 6,9 4,72 4,38 3,64 5,47 4,92 5,67
(15+) (tahun)
Angka Buta Huruf (15+) (%) 20,64 9,91 13,97 2,55 32,48 12 24,28 31,86 22,21 14,03
Angka Partisipasi Kasar (%) :
SD 100,59 103,1 113,81 104,08 105,67 107,57 104,45 112,37 106,78 106,02
SMP 100,84 90,06 93,49 97,72 90,22 87,36 100,11 92,61 93,35 92,67
SMA 97,49 95,67 97,68 89,21 89,84 91,84 89,6 66,82 91,63 84,8
Angka Partisipasi Murni (%)
:
SD 99,49 99,49 99,19 98,89 98,13 98,62 98,96 98,75 98,79 97,78
SMP 96,51 85,57 88,97 82,73 82,31 81,06 84,41 79,65 84,85 80,67
SMA 74,3 75,38 77,45 57,23 67,24 61,53 63,22 54,01 66,47 61,7
Angka Putus Sekolah (%) :
Angka Putus Sekolah Umur
0 0 0,06 0 0 0 0 0 0,06 0,68
7-12 tahun
Angka Putus sekolah Umur
2,05 5,36 1,04 5,29 0,99 0 2,36 3,04 2,04 4,28
13-15 tahun
Angka Putus sekolah Umur
16,31 26,04 22,81 27,28 33,62 38,31 24,13 43,8 29,71 40,35
16-18 tahun
18
KONDISI PERUMAHAN RT MISKIN EKSTREM NTB
60
53.99 53.43

50
• Kota Mataram memiliki
persentase tertinggi RT miskin
39.6
38.95
41.75
yang tidak memiliki rumah
40
36.82
37.85
36.51
• Namun akses listrik di NTB
31.78
30
30.39
28.02
menjangkau ke seluruh RT
27.01

22.23
• Hal yang perhatian adalah
20 17.21
tingginya persentase rumah
12.12
13.36 tanggga tidak tidak memiliki
10
9.76 10.27
akses air minum layak dan
3.67 4.32
6.18
tidak memiliki toilet
0 0 0.97
0
Kota Mataram Sumbawa Barat Bima Sumbawa Lombok Timur Lombok Tengah Lombok Barat Lombok Utara

RT Tidak Memiliki Rumah (%)


RT Berlantai Tanah (%)
RT Tidak Memiliki Toilet (%)
RT Tidak Memiliki Akses Air Minum Layak (%)
19
AKSES TRANSPORTASI DAN FASILITAS DASAR 2020
Nusa
Sumbawa Lombok Lombok Lombok Lombok
Karakteristik Kota Mataram Bima Sumbawa Tenggara Indonesia
Barat Timur Tengah Barat Utara
Barat
Akses Menuju Desa/Kelurahan
Ketersediaan Jalan yang
100 98,46 98,35 93,71 100 99,28 99,17 100 98,9 87,88
Layak
Desa yang Dilalui oleh
Angkutan Umum yang 26 63,08 67,71 68,07 42,91 20,14 34,43 65,12 53,84 46,24
Baik
Desa/kelurahan Memiliki/Menggunakan
Sumber Air Minum Utama
100 81,54 5,73 48,19 25,59 41,73 51,64 48,84 48,89 39,33
(Kemasan/Ledeng)

Sinyal Telepon Seluler


100 86,15 80,73 78,92 94,88 92,09 92,62 95,35 89,62 73,85
yang Kuat
Kualitas Sinyal: 4G 100 83,08 82,29 77,11 89,76 90,65 95,9 93,02 89,7 69,13
Fasilitas/Layanan
72 21,54 15,1 15,06 9,84 12,95 17,21 11,63 21,58 25,89
Pengiriman
Elektrifikasi 100 99,92 98,94 99,3 99,97 99,97 99,67 99,62 99,67 94,71
Penerangan Jalan 100 98,46 69,79 90,96 99,61 97,12 100 95,35 92,42 80,26

• Ketersediaan jalan yang layak di seluruh kabupaten/kota di NTB sudah cukup baik.
• Masalah lain yang juga menjadi perhatian bersama adalah terkait akses desa/kelurahan yang dilalui
angkutan umum yang baik masih harus ditingkatkan
• Persentase Desa/kelurahan yang memiliki sumber air minum utama (kemasan/ledeng) masih rendah di
Bima dan Lombok Timur
21
Sumber: Podes 2020 BPS (diolah)
KONDISI BIDANG KETENAGAKERJAAN RT MISKIN EKSTREM
Nusa
Kota Sumbaw Lombok Lombok Lombok Lombok
Karakteristik Bima Sumbawa Tenggara Indonesia
Mataram a Barat Timur Tengah Barat Utara
Barat
Usia Kepala Rumah
Tangga (Tahun)
46 45 47 50 52 46 52 45 49 51

Jumlah Anggota Rumah


Tangga (Orang)
5 4 4 5 4 4 4 4 4 5

Anggota Rumah Tangga


- Usia Sekolah (%) 22,22 17,19 21,03 18,04 17,61 20,45 24,19 18,51 20,51 22,04
- Usia Produktif (%) 59,14 50,34 60,49 55,12 49,88 49,9 51,17 67,76 55,26 54,94
Kepala Rumah Tangga
Perempuan (%)
9,18 7,99 3,92 0 28,53 30,77 24,62 15,98 18,71 16,78

Tidak Bekerja 24,71 8,41 16,3 2,2 32,65 16,24 25,2 11,86 19,92 16
Pertanian 10,02 32,81 75,9 78,3 30,55 73,29 38,87 60,72 49,87 46,93
Industri 16,87 2,07 0 8,2 10,66 4,09 4,57 5,66 6,69 5,82
Lainnya 48,4 56,71 7,79 11,29 26,14 6,38 31,36 21,76 23,53 31,26
• Tingginya persentase kepala rumah tangga perempuan di beberapa kabupaten harus menjadi perhatian khusus
• Masih tinggi nya persentase penduduk miskin ekstrem yang tidak bekerja terutama untuk wilayah Lombok Timur dan
Lombok barat
• Lapangan pekerjaan informal masih memiliki persentase tinggi di Kota Mataram dan Sumbawa Barat, walaupun rata-rata
NTB masih lebih rendah daripada nasional
22
Sumber: Susenas Maret 2020 BPS (diolah)
3 Prasyarat Utama Dukung Upaya Extraordinary
Untuk Capai Target Kemiskinan Ekstrem
1. Pertumbuhan ekonomi
• Upaya mengendalikan Covid-19 dengan kunci disiplin Prokes dan Vaksinasi
• Pertumbuhan ekonomi perlu didorong dengan meningkatkan daya beli khususnya dari kelompok 60% terbawah. yang
didukung kebijakan fiskal pemerintah

2. Mengembangkan dan memutakhirkan basis data untuk pensasaran program


• DTKS: perlu perluasan dan pemutakhiran DTKS. selain memastikan validitas NIK
• Basis data UMKM: pengembangan basis data ini dimulai dari data UMKM yang sudah ada di K/L. dilengkapi dengan
membuka pendaftaran mandiri yang selanjutnya diverifikasi
• Basis data wilayah: berisikan agregat indikator kesejahteraan dan sosial-ekonomi level provinsi/kabupaten untuk pensasaran
wilayah yang terkait dengan kemiskinan ekstrem

3. Konvergensi program antar K/L. dengan program khusus dan program daerah untuk percepatan
pengurangan kemiskinan ekstrem
• Bantuan sosial bagi penyandang disabilitas dan lansia terutama pada kelompok miskin ekstrem
• Aset transfer untuk meningkatkan produkfitas bagi kelompok miskin ekstrem
• Program daerah (sumber pembiayaan APBD)
• Program khusus/unik daerah untuk mengatasi penyebab kemiskinan ekstrem yang unik/khas daerah tersebut

23
Pembelajaran Internasional dalam Penanganan
Kemiskinan Ekstrem
Situasi KE Strategi Percepatan Pengurangan KE
Kekuatan dan Prasyarat
No. Negara Jumlah Min.
Meningkatkan Strategi Lintas Awal Kesuksesan KE
(Juta % Mengurangi Beban Kantong
Pendapatan Program
Jiwa) Kemiskinan
Kelembagaan koordinasi
Perlindungan Sosial Program Peningkatan Pendidikan, Kesehatan, yang kuat, minimal konflik
1. Global 734 10*
(Bansos, Jamsos) Penghidupan Sanitasi, Rumah Layak dan kekerasan, pertumbuhan
ekonomi positif
Kelembagaan koordinasi
Perlindungan Sosial Bumdes, KUR, Padat
Pendidikan Gratis, JKN, penanggulangan kemiskinan,
Indonesi (Bansos-PKH,PIP,BLT Karya, Prakerja, Umi,
2. 10,4 4 Pembangunan Infrastruktur, DTKS, program-program
a Sembako, Jamsos Asuransi Ternak, Tani,
Sanitas, Rumah Layak, KB penanggulangan kemiskinan
Kesehatan dan TK) Nelayan dll
di KL dan Pemda
Pendidikan
gratis,
Membangun Industri
kesehatan Kelembagaan koordinasi
(membangun
Dibao (bansos dasar, rumah yang kuat, pendataan dan
produksi lokal), Akses Relokasi
3. Cina 98,9 7** pendapatan minimum), aman, akses validasi data,sumber daya
ke pinjaman, subsidi, Penduduk
Pensiun Dasar ke listrik dan (manusia dan fiskal),
kredit, dan Bantuan
air, pertumbuhan ekonomi positif
Kompensasi Ekologi
pembangunan
infrastruktur
MGNREGA (Padat
Karya), Akses ke Mengkombinasikan program
Makan siang gratis bagi Promosi Pendidikan dan KB,
Pinjaman, perlindungan sosial dan
4. India 84 6 siswa SD dan SMP, Kontrol Harga Pasokan
Peningkatan peningkatan pendapatan/
Subsidi Makanan Kebutuhan Dasar
Kemampuan Teknis penghidupan
Pertanian
* Estimasi per 2020 dalam laporan Flagship UNDP SDG, akibat pandemi COVID-19 jumlah penduduk dengan kondisi miskin ekstrem bertambah sekitar 250 juta. Sehingga total ada sekitar 1 milyar penduduk yang masuk
dalam kategori ini (https://sdgintegration.undp.org/accelerating-development-progressduring-covid-19)
** Per 2020, Cina menyatakan telah menghapuskan kemiskinan ekstrem (http://www.xinhuanet.com/english/2021- 02/26/c_139767705.htm).
Jamsos (kesehatan & 24
Koordinasi, kolaborasi dan
Jaminan
Pendekatan
Percepatan Penanggulangan Kemiskinan Ekstrem

• Menjangkau rumah tangga miskin ekstrem yang belum menerima program


• Memastikan rumah tangga miskin ekstrem masuk dalam DTKS
• Menjadi prioritas penerima manfaat program
• Mengusulkan program khusus dan tambahan bagi rumah tangga miskin ekstrem
• Bantuan sosial bagi penyandang disabilitas dan lansia terutama pada kelompok miskin
ekstrem
• Lansia merupakan kelompok paling miskin dari seluruh penduduk
• Pengeluaran rumah tangga dengan anggota penyandang disabilitas sekitar 30% lebih
tinggi dari rumah tangga yang tidak memiliki anggota rumah tangga penyandang
disabilitas

• Aset transfer sebagai modal sosial dan ekonomi bagi kelompok miskin ekstrem
• Penanganan kemiskinan wilayah untuk meminimalkan kantong kemiskinan
25
Perlunya Pendekatan Multi-Interventions:
Kemiskinan Ekstrem adalah Masalah Multidimensi
Kebijakan dan Program Pemerintah Pusat dan Daerah
Menurunkan
Meningkatkan Pendapatan
Beban Pengeluaran
Perlindungan Sosial Produktivitas & Inklusi Keuangan
Pengembangan Potensi
Bantuan Sosial (Prudes*. BUMDes. Inkubasi*. Kluster*)
Akses Layanan Dasar
(BPNT. PKH. PIP. Lansia* Penyandang (PAUD. FKTP-FKRTL. Sanitasi
Disabilitas*) Pemberdayaan Air Bersih )
(Pendampingan. PLUT)
Jaminan Sosial Transfer Aset* Konektivitas Wilayah
(JKN-PBI dan PBI Jamsos (Lahan. Sarana produksi. Ternak) (Pembangunan jalan dan
Ketenagakerjaan*) Pelatihan & Akses Pekerjaan
sarana transportasi)
(Padat Karya & Pelatihan K/L. Prakerja)
Penguatan Kecamatan*
Subsidi Akses Modal & Asuransi
(KUR. UMi. Mekaar. Asuransi Tani. Ternak & (sebagai koordinator
(Listrik. LPG) Nelayan) pembangunan wilayah
Akses & Informasi Pasar*
(Keperantaraan. digitalisasi) Komitmen & Sinergitas Pemda
Lanjutan JPS COVID-19 dan Desa*
Respon COVID-19 (Program Kawasan Perdesaan.
(BST. BLT-DD. Banpres) (PKTD DD. BPUM) Insentif Fiskal)

Multi-Interventions diarahkan ke wilayah kantong kemiskinan


*Program Diperlukan pemantauan dan evaluasi untuk memastikan pencapaian target
Usulan
penurunan kemiskinan ekstrem 0% pada tahun 2024
26
Capaian dan Indikator Kinerja
Capaian Indikator Kinerja

• Penurunan tingkat kemiskinan ekstrem di tingkat nasional dan kabupaten/kota.


• Jumlah kelompok miskin ekstrem yang berhasil dikurangi bertambah setiap tahun
Dampak
• Jumlah kabupaten/kota yang berhasil menurunkan tingkat kemiskinan ekstrem bertambah
setiap tahun

• Kelompok miskin ekstrem berhasil teridentifikasi


• Kelompok miskin ekstrem yang teridentifikasi masuk dalam DTKS
Keluaran/
• Multiple intervention terlaksana di kabupaten/kota prioritas
Output
• Kelompok miskin ekstrem menjadi sasaran multiple interventions
• Kelompok miskin ekstrem menerima multiple interventions

• Pemerintah Daerah melakukan identifikasi dan pendataan warga miskin ekstrem


di daerahnya
Proses/ • Koordinasi K/L dan Pemerintah Daerah dalam rangka identifikasi multiple interventions
Implementasi terlaksana
• Koordinasi K/L dan Pemerintah Daerah untuk memastikan warga miskin ekstrem menjadi
sasaran multiple interventions terlaksana

27
INSTRUMEN UNTUK MENDORONG PENGHAPUSAN
KEMISKINAN EKSTREM

28
REGULASI: INPRES PERCEPATAN PENGHAPUSAN
KEMISKINAN EKSTREM
• Tujuan utama instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2022 Tentang Percepatan
Penghapusan Kemiskinan Ekstrem yang ditetapkan pada tanggal 8 Juni 2022:
❖ Untuk mengambil langkah-langkah terpadu dan program kemiskinan
yang konvergen,
❖ Sinergi antar kementerian/lembaga,
❖ Fokus pada wilayah prioritas,
❖ Pembagian tugas Kementerian/Lembaga,
❖ Sinergi sumber pendanaan (pemerintah danswasta).
• Dengan mengamanatkan kepada 22 (dua puluh dua) Kementerian, 6 (enam)
Lembaga, dan Pemerintah Daerah (Gubernur/Bupati/Walikota)
• Inpres ini di prakarsai oleh Kementerian PMK yang disepakati dan disetujui
oleh kementerian dan Lembaga terkait.

29
DIKTUM INPRES No 4 TAHUN 2022
Mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan tugas, fungsi, dan kewenangan
1. masing- masing untuk melakukan percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem dengan
memastikan ketepatan sasaran dan integrasi program antar kementerian/lembaga dengan
melibatkan peran serta masyarakat yang difokuskan pada lokasi prioritas percepatan
penghapusan kemiskinan ekstrem.
2.
Melaksanakan percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem secara tepat sasaran melalui
3 strategi kebijakan

Pendanaan untuk pelaksanaan Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem


3. dibebankanpada:
a. Anggaran Pendapatan dan BelanjaNegara;
b. Anggaran Pendapatan dan BelanjaDaerah;
c. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa; dan/atau
d. Sumber lain yang sah dan tidak mengikat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
4. Pelaksanaan Instruksi Presiden dikoordinasikan oleh Wakil Presiden selaku Ketua Tim
Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan.
5. Instruksi Presiden berlaku sampai dengan tanggal 31Desember2024.
30 30
3
1

TUGAS DAN FUNGSI PEMERINTAH DAERAH


PEMERINTAH DAERAH : GUBERNUR
1. Mengoordinasikan pelaksanaan percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem di wilayah propinsi
2. Mengoordinasikan penyiapan data sasaran keluarga miskin ekstrem yang ditetapkan oleh Bupati/Walikota
3. Menyusun program dan kegiatan pada Rencana Kerja Pemerintah Daerah Provinsi serta mengalokasikan anggaran pada APBD
Provinsi dalam rangka percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem termasuk pemutakhiran data penerima dengan nama dan
alamat
4. Melakukan pembinaan dan pengawasan kepada Bupati/Walikota terkait pelaksanan P2KE
5. Menyampaikan laporan hasil pelaksanaan P2KE kepada Mendagri dengan tembusan kepada Menko PMK dalam 3 bulan sekali

PEMERINTAH DAERAH : BUPATI/WALIKOTA


1. Mengoordinasikan pelaksanaan percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem di wilayah Kabupaten/kota
2. Menetapkan data sasaran keluarga miskin ekstrem berdasarkan hasil musyawarah desa/kelurahan yang dibuktikan dengan
berita acara musyawarah desa/kelurahan
3. Menyusun program dan kegiatan pada Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten/kota serta mengalokasikan anggaran pada
APBD Kab/kota dalam rangka percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem termasuk pemutakhiran data penerima dengan
nama dan alamat
4. Memfasilitasi penyediaan lahan perumahan bagi penerima manfaat
5. Menyampaikan laporan hasil pelaksanaan P2KE kepada Gubernur dalam 3 bulan sekali

31
Bulog Melakukan Subsidi Output Sektor Pertanian
dengan Menentukan Harga Minimum Gabah Kering Panen

• Pemerintah sendiri melalui Badan Urusan Logistik (Bulog) sebagai


perusahaan umum milik Negara yang memiliki fungsi salah satunya
• Menjaga stabilitas harga pangan telah melakukan berbagai upaya untuk menyerap
bermacam-macam kebutuhan pokok produksi para petani,
• Mulai dari penetapan harga yang baik untuk hasil pertanian, penggunaan metode
cash & carry dimana petani langsung dibayar dengan uang tunai setiap
menyetorkan produknya,
• Pembentukan unit khusus untuk penyerapan gabah dan lain sebagainya. Namun
sayangnya dalam banyak kasus, petani masih memilih untuk menjual produknya
kepada para spekulan karena harga jual mereka yang lebih tinggi dari yang
ditetapkan pemerintah.

https://www.kemenkeu.go.id/media/4388/meningkatkan-penyerapan-pangan-dengan-stimulus-berbasis-
output-kepada-petani.pdf

32
Kabupaten Tabanan Bali menerapkan Subsidi Output di Sektor Pertanian

1. Menetapkan produk padi dan manggis dibeli dengan 2x


harga pasar dengan uang tunai oleh BUMDes (di desa
disepakati setiap tahun 1-2 produk yg dijamin harga nya oleh
BUMDes)
2. BUMD wajib membeli produk tersebut dari BUMDes dengan
margin yg sdh ditetapkan, selanjutnya BUMD melakukan
pengemasan dan memasarkan produk

33
China dan Rusia, Canada dan Turkey menerapkan Subsidi Output di
Sektor Pertanian

https://www.strategyand.pwc.com/m1/en/reports/2020/agricultural-subsidies-in-the-gcc.html 34
Penutup
• Target penurunan kemiskinan ekstrem menjadi nol persen
membutuhkan upaya extraordinary dan koordinasi lintas KL-lintas lapis
pemerintahan.
• Presiden dan Wakil Presiden telah berkomitmen untuk mencapai
target ini, yang selanjutnya perlu ditindaklanjuti oleh KL dan Pemda
untuk menjadi percepatan penanggulangan kemiskinan ekstrem
sebagai program prioritas.
• Dalam implementasi dua kelompok program yaitu (i) penurunan beban
pengeluaran dan (ii) peningkatan pendapatan, perlu dipastikan
terpenuhinya sasaran yang akurat dan kualitas delivery yang baik.
• Program-program KL dan Pemda dalam dua kelompok tersebut juga
perlu dipastikan mensasar 212 lokus kabupaten di Tahun 2022
• Geser Subsidi Input menjadi Subsidi Output di Sektor Pertanian
35
Tantangan Penghapusan Kemiskinan Sektor Pertanian

• Pemerintah Daerah Provinsi dan Next Generation Provinsi NTB


Kabupaten di Nusa Tenggara Barat
• Apakah mampu melakukan
Subsidi Output Sektor Pertanian
tersegmentasi sampai level
desa? ➔ 55% Pekerja miskin di
Provinsi NTB berada di Sektor
Pertanian

• Tantangan Bagi BPS


• Bagaimana memanfaatkan data
Sensus Pertanian 2023 (ST2023)
untuk Penghapusan Kemiskinan?
36
Terima kasih

Profile lengkap Kemiskinan Ekstrem di NTB, bisa di akses di link drive berikut:
https://drive.google.com/drive/folders/1NGd3Wq9iO_3qP2O8yVYYyuVVu3ho5wfl?usp=sharing
37

Anda mungkin juga menyukai