Anda di halaman 1dari 8

PEMERINTAH KABUPATEN FAKFAK

PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING DAN PENGHAPUSAN KEMISKINAN


DI KABUPATEN FAKFAK
KONDISI KEMISKINAN EKSTRIM DI KABUPATEN FAKFAK
Ukuran Kemiskinan
Tahun 2013 - 2022 (Publikasi) Papua Barat - Kabupaten Fakfak

Tingkat kemiskinan PROV. PAPUA BARAT - KAB. FAKFAK pada tahun 2021 adalah sebesar 22.86%.Nilai ini menunjukkan
peningkatan dari tahun 2020 sebesar 0.59%. Tingkat kemiskinan PROV. PAPUA BARAT - KAB. FAKFAK tahun 2021
masih lebih ti ng gi di ba n di n g k an t in gkat kemiskinan nasional. Sebagai daerah yang memiliki proporsi perkotaan
dan p e r d e s a a n yang r e l a t i f seimbang, tingkat kemiskinan PROV. PAPUA BARAT - KAB. FAKFAK masih
lebih tinggi dibandingkan tingkat kemiskinan Nasional khusus daerah perkotaan, serta perdesaan.

Koefisien Gini Penduduk Menganggur Terbuka


Tahun 2013 - 2022 (Publikasi) Papua Barat - Kabupaten Fakfak Tahun 2013 - 2022 (Sakernas) Papua Barat - Kabupaten Fakfak

Sayangnya, BPS Pusat tidak mengeluarkan data Koefisien


Gini dari daerah PROV. PAPUA BARAT - KAB. FAKFAK. Silakan Tingkat pengangguran terbuka PROV. PAPUA BARAT - KAB. FAKFAK
pada tahun 2021 adalah sebesar 8.66%. Nilai ini menunjukkan penurunan dari
menghubungi kantor BPS setempat untuk meminta hasil
tahun sebelumnya sebesar 2.79%, yang artinya jumlah penganggur terbuka
perhitungan data Gini di daerah PROV. PAPUA BARAT - KAB. berkurang sejumlah 90,764 orang. Lebih dari itu, tingkat penurunan pengangguran
FAKFAK. terbuka di tahun 2021 lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya.
ISU PERMASALAHAN PENURUNAN STUNTING

Persebaran Audit Kasus Stunting di Kabupaten Fakfak DATA SASARAN IBU MENYUSUI / NIFAS
NAMA UMUR BB TB ASI
No KAMPUNG ASFIKSIA J/ K KETERANGAN
Total Penyebaran berada di 13 (tiga) Distrik 8 Puskesmas antara lain (Inisial) (tahun) (kg) (cm) EKSLUSIF
Ayah Ibu Tidak Sekolah. termasuk keluarga
kurang mamp u, pendidikan o rang tua
No Distrik Nama Kampung 1 Purw hab To nggo ALP 3,4 10,2 8 8,4 tidak ya L
rendah,. Riw ayat Kehamilan Cukup Bulan,
1. Kampung Kapaurtutin anak ke-4 dari 4 bersaudara
2 Wartutin MH 3 9 81.3 tidak Tidak L Riw ayat Kelahiran, Prematur. Ibu KEK.
1 Distrik Pariwari 2. Kelurahan Dulanpopok Pendidikan Rendah, Ibu Bekerja, anak ke -2
3. Kampung Sekrutuare 3 Werabuan RW 4 13,1 94,1 tidak Tidak P dari dua Bersaudara. Riwayat Kelahiran
cukup Bulan. Kehamilan KEK.
1. Kampung Kiat Riw ayat Kelahiran Cukup Bulan. Riw ayat
2 Distrik FakFak Barat 2. Kampung Wurkendik 4 Sekban FS 4 5,9 56 tidak Tidak P Kehamilan KEK. Bayi
Terko nfirmasiPendek,Gizi seimbang
3. Kampung Purwasak Anak Ke ( d ari 9 Bersaudara. Lahir Cukup
1. Kampung Sakartemen 5 Werba Utara CF 3,3 8,8 Tidak Bulan. Hamil Sehat. Pendid ikan Rendah,
3 Distrik FakFak Tengah Terko nfirmasi Pendek
2. Kampung Pasir Putih Anak ke 3 dari 3 bersaudara.Riw ayat
1. Kampung Nembukteb 6 Sekban S 3,7 11,9 8 5,8 tidak Iya L kehamilan cukup bulan ibu tidak KEK. Gizi
Kurang BB/TB Kurus.
2. Kampung Tentreda Riw ayat Kelahiran Prematur. Termasuk
4 Distrik Kramomongga 7 Perw asak NSR 3,4 10,1 8 5,3 tidak tidak P
3. Kampung kwamkwamur katego ri Anak Stunting
Riw ata Kehamlian Cukup Bulan. Riw ayat
4. Kampung Pik-pik 8 Werpigan AR 2,8 9,7 80,2 tidak Tidak L Kehamilan Ibu KEK., Z sco re (TB/ umur) =
Sangat pendek,
5 Distrik Karas 1. Kampung Tarak Anak Ke dua Dari dua Bersaudara, Riw ayat
1. Kampung Kinam 9 Katemba LR 2,10 9,3 83,4 tidak ya L
Kelahiran cukp Bulan. Riw ayat Keham ilan
Ibu KEK. Z score (TB/umur) = sangat
2. Kampung Batukiavas p en dek,
6 Distrik Kokas 3. Kampung Baru Riw ayat Lahir cukup BUlan. Riw ayat
Kehamilan Ibu KEK. Z score (TB/umur) =
4. Kampung Mazinah 10 Raduria TM 5 6,4 64,1 tidak ya L
Sangat pendek, , Anak ke-2 dari 2
5. Kampung Pagwadar bersaudara.
Anak ke-3 dari 5 bersaudara. Lahir cukup
1. Kampung Wambar 11 DulanPo kp ok NK 4,8 10 82 Ya Tidak L Bulan. Ibu tidak Kek. Z score (TB/ umur) =
7 Distrik Fakfak Timur Tengah 2. Kampung Waserat Sangat pendek.
Anak ke 4. Lahir cukup Bulan Ibu Kek. . Z
3. Kampung Fior 12 Kayu Merah IF 3,9 9,4 81,6 Tidak Iya L sco re (TB/ umur) = Sangat pendek. Kurang
8 Distrik Arguni 4. Kampung Andamata Gizi
Anak ke 1. Lahir Prematur 1,5. Z sco re
1. Kampung Gar 13 Salakiti LK 3,6 12,2 91,5 Tidak Tidak L
(TB/ umur) = Pend ek.
9 Distrik Furwagi 2. Kampung Wefra Anak Ke 8 dari 9 bersaudara.Lahir cukup
14 Tetar DH 3 ,1 10,8 86 Tidak Tidak P Bulan. Ibu KEK. . Z sco re (TB/ umur) =
10 Distrik Mbahamndandara 1. Kampung Goras Selatan p en dek.
Lahir cukup Bulan. Ibu KEK. . Z score
11 Distrik Kayuni 1. Kampung Ubadari 15 Tarak RP 2 8,2 97 Tidak Tidak P
(TB/ umur) = Sangat pendek.
12 Distrik Wartutin 1. Kampung Werpigan 16 Malakuli RKJ 3 7,6 7 4,5 Tidak Tidak P
Lahir cukup Bulan, Ibu KEK
. Z sco re (TB/umur) = Sangat p endek.
13 Distrik Bomberay 1. Kampung Tesha Anak Pertama, Lahir cukup Bulan. Ibu KEK.
17 Malakuli RL 3,10 11,2 90,4 Tidak Iya L . Z sco re (TB/umur) = pendek.
ISU PERMASALAHAN PENURUNAN STUNTING

Percepatan Penurunan Stunting terintegrasi dilakukan melalui


pelaksanaan strategi 5 (lima) pilar yang meliputi:
Pelaksanaan Percepatan Penurunan Stunting
Peningkatan dan komitmen Visi pimpinan daerah;
Terintegrasi dengan kelompok sasaran meliputi:
a. Peningkatan komunikasi perubahan perilaku dan a. remaja;
Pemberdayaan masyarakat;
b. calon pengantin;
b. Peningkatan konvergensi Intervensi Spesifik dan Intervensi
Sensetif; c. ibu hamil;

c. Peningkatan ketahanan pangan dan gizi pada tingkat individu, d. ibu menyusui; dan
keluarga, dan masyarakat; dan e. anak berusia 0 (nol)-59 (lima puluh sembilan)
d. Penguatan dan pengembangan sistem, data, informasi, riset, bulan.
dan inovasi.

Target dan Indikator Kinerja

1. Pelaksanaan Percepatan penurunan Stunting Terintegrasi dilaksanakan dengan target prevalensi balita Stunting sebesar 18,4% (delapan belas koma
empat persen) pada tahun 2022.
2. Target prevalensi balita Stunting dijabarkan dalam sasaran, indikator kinerja, target dan tahun pencapaian, penanggung jawab, dan
OPD/lembaga/pihak pendukung.
3. Sasaran, indikator kinerja, target dan tahun pencapaian, penanggung jawab, dan OPD/lembaga/pihak pendukung.
ISU PERMASALAHAN PENURUNAN STUNTING

Tata Kelola Intervensi Spesifik


1. Analisis Situasi. 1. Ibu Hamil Kurang Energi Kronik (KEK) Yang Mendapatkan Tambahan Asupan Gizi.
2. Rencana Kegiatan. 2. Ibu Hamil Yang Mengonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) Minimal 90 Tablet Selama Masa
Kehamilan
3. Rembuk Stunting.
3. Remaja Putri Mengonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD).
4. Peraturan Bupati/Walikota tentang Peran Desa. 4. Bayi Usia Kurang Dari 6 Bulan Mendapat Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif.
5. Pembinaan Kader Pembangunan Manusia. 5. Anak Usia 6-23 Bulan Yang Mendapat Makanan Pendamping Air Susu Ibu ASI).
6. Anak berusia dibawah lima Tahun (balita) gizi buruk
6. Sistem Manajemen Data Stunting.
7. Anak berusia dibawah lita tahun (balita)yang dipantau pertumbuhan dan perkembangannya
7. Pengukuran dan Publikasi Stunting. 8. anak berusia dibawah lima tahun (balita) gizi kurang yang mendapat tambahan asupan gizi
8. Reviu Kinerja Tahunan. 9. Presentase anak berusia di bawah lita tahun (balita) yang memperoleh imunisasi dasar lengkap

Kendala Intervensi Spesifik

1. Tingginya prevalensi anemia


Intervensi Sensitif 2. Rendahnya partisipasi ibu yang memberi ASI eksklusif
1. Pelayanan Keluarga Berancana (KB) Pasca Persalinan 3. Rendahnya partisipasi masyarakat ke Posyandu
2. Kehamilan yang tidak diinginkan 4. Cakupan imunisasi dasar belum mencapai target
3. Cakupan Calon Pasangan Usia Subur (PUPS) yang Memperoleh Pemeriksaan
Kesehatan Sebagai Bagian dari Pelayanan Nikah
4. Rumah Tangga yang Mendapatkan Akses Air Minum Layak di Lokasi Prioritas
5. Rumah Tangga yang MEndapatkan Akses Sanitasi, Air Limbah Domestik Layak di Kendala Intervensi Sensitif
Lokasi Prioritas
6. Cakupan Penerima Bantuan Iuran (PBI) Jaminan Kesehatan Nasional 1. Rendahnya Kelompok Bina Keluarga Remaja
7. Cakupan Keluarga berisiko Stunting yang Memperoleh Pendampingan 2. Rendahnya Kelompok Bina Keluarga Lansia.
8. Jumlah Keluarga Miskin dan Rentan yang Memperoleh Bantuan Tunai Bersyarat
9. Target sasaranyang memiliki pemahaman yang baik tentang Stunting di lokasi
prioritas
10. Jumlah keluarga yang menerima bantuan social pangan
11. Kampung/Kelurahan Stop Buang Air Besar sembarangan (BABS)
ISU PERMASALAHAN PENGHAPUSAN KEMISKINAN EKSTRIM

Secara rata-rata, pengeluaran per kapita penduduk PROV. PAPUA BARAT - KAB. FAKFAK dari tahun 2016 ke
tahun 2020 tumbuh sebesar 6.1439 %. Akan tetapi, jika ditelusuri lebih dalam 42.1676 % penduduk PROV.
PAPUA BARAT - KAB. FAKFAK
tumbuh di bawah r at a- r at a. Pertumbuhan pengeluaran per kapita penduduk berpendapatan rendah lebih
cepat dibandingkan penduduk berpendapatan tinggi, di mana penduduk 10% termiskin (desil 1) tumbuh
sebesar 11.0215 %, sementara penduduk 10% terkaya [desil 10] tumbuh sebesar 4.2168 %.

Indikator Pendidikan minimal SMA ke atas merupakan indikator dengan capaian paling rendah di antara
indikator-indikator Pendidikan, dengan capaian sebesar 57.70%. Lebih dari itu, ind ik at or ini mengalami
masalah ketimpangan di mana penduduk 20% termiskin hanya memiliki capaian 47.98% sementara penduduk
20% terkaya sudah mencapai 68.23%, sehingga p e n d u d u k m i s k i n h a r u s diprioritaskan untuk
penyelesaian masalah.

Indikator [TPB] Kepemilikan BPJSKes/Jamkesmas merupakan indikator dengan capaian paling rendah di
antara indikator-indikator kesehatan, dengan capaian sebesar 73.20%. Padahal, indikator ini memiliki target
yang harus dicapai, ditentukan dari peraturan mengenai SPM/SDG.Indikator ini masih 21.80% di bawah target
SPM/SDG, sehingga patut menjadi perhatian lebih.Lebih dari itu, indikator ini mengalami masalah ketimpangan
di mana penduduk 20% termiskin hanya memiliki capaian 71.74% sementara penduduk 20% terkaya sudah
mencapai 76.96%, sehingga p e n d u d u k m i s k i n h a r u s diprioritaskan untuk penyelesaian masalah.

Indikator [SPM] Sanitasi Layak merupakan indikator dengan capaian paling rendah di antara indikator- indikator
Hunian Sosial, dengan capaian sebesar 38.90%. Padahal, indikator ini memiliki target yang harus dicapai,
ditentukan dari peraturan mengenai SPM/SDG. Indikator ini masih 38.90% di bawah target SPM/SDG, sehingga
patut menjadi perhatian lebih. Lebih dari itu, indikator ini mengalami masalah ketimpangan di mana penduduk 20%
termiskin hanya memiliki capaian 46.81% sementara penduduk 20% terkaya sudah mencapai 66.13%, sehingga
penduduk miskin harus diprioritaskan untuk penyelesaian masalah.
HARAPAN KEPADA PEMERINTAH PUSAT

PERLU ADANYA PERHATIAN KHUSUS TERHADAP DAERAH DENGAN


PRIORITAS UTAMA PENUNTASAN KEMISKINAN EKSTRIM DAN
PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING, GUNA MEMBANGUN MANUSIA
INDONESIA YANG BERKUALITAS
 
DUKUNGAN PENINGKATAN PENDAPATAN MASYARAKAT MELALUI
PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH (UMKM),
PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL DAN MEMPERLUAS AKSES PEKERJAAN
DENGAN TUJUAN JANGKA PANJANG UNTUK MENDORONG
PERTUMBUHAN EKONOMI PADA DAERAH YANG MENJADI PRIORITAS
UTAMA DALAM PENUNTASAN KEMISKINAN DAN PERCEPATAN
PENURUNAN STUNTING
PEMERINTAH KABUPATEN FAKFAK

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai