Republik Indonesia
Oleh:
2
LANDASAN HUKUM
1 UU NO. 23 TAHUN 2014 ttg Pemerintahan Daerah
2 PP Nomor 12 Tahun 2019 ttg Pengelolaan Keuangan Daerah
3 Perpres Nomor 96 Tahun 2015 ttg Perubahan Atas Perpres Nomor 15 Tahun 2010 Tentang Percepatan
Penanggulangan Kemiskinan
4 Permendagri Nomor 53 Tahun 2020 ttg Tata Kerja dan Penyelarasan Kerja Serta Pembinaan Kelembagaan dan Sumber
Daya Manusia Tim Koordinasi Penanggulangan kemiskinan Provinsi dan Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan
Kabupaten/Kota
5 Permendagri Nomor 17 Tahun 2021 ttg Pedoman Penyusunan RKPD 2022
6 Permendagri Nomor 27 Tahun 2021 ttg Pedoman Penyusunan APBD Tahun 2022
7 Permendagri Nomor 86 Tahun 2017 ttg Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata
Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah,
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah
3
II. ARAHAN PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN
4
ARAHAN PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
PENANGGULANGAN KEMISKINAN EKSTREM
5
PENANGGULANGAN KEMISKINAN EKSTREM
ARAHAN PRESIDEN KEPADA WAKIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
25
Pelaksanaan program
dalam 2 Kelompok Utama
penanganan kemiskinan Prov
212
ekstrem dimulai dari:
1. Kelompok program untuk menurunkan
Kab
beban pengeluaran rumah tangga miskin
212 kab/kota Tahun 2022 mewakili 75% 2. Kelompok program untuk meningkatkan
jumlah penduduk miskin ekstrem secara produktivitas masyarakat miskin
nasional.
6
OVERVIEW
Definisi Kemiskinan Ekstrem
Kemiskinan Ekstrem diukur menggunakan
“absolute poverty measure” • Secara internasional, kemiskinan esktrem adalah
masyarakat yang memiliki pendapatan kurang dari
yang konsisten antar negara dan antar waktu.
U$ 1,9 PPP (purchasing power parities). Purchasing Power
Parities (PPP) adalah indeks harga internasional yang diukur
dengan sejumlah uang yang dibutuhkan untuk membeli
Miskin ekstrem didefinisikan sebagai kondisi sekeranjang barang yang sama di setiap negara yang dilakukan
dimana kesejahteraan masyarakat berada pembanding dengan menggunakan US $.
di bawah garis kemiskinan esktrem-setara • Contoh konsep Purchasing Power Parities (PPP), jika harga
dengan USD 1.9 Purchasing Power satu buah pisang di USA adalah US $ 1.00, sedangkan di
Parities (PPP). Indonesia adalah Rp 500, maka Purchasing Power Parities
(PPP) tersebut adalah US $ 0,002/Rupiah. Dalam laporan
Tingkat kemiskinan ekstrem tahun 2021 Poverty & Equity Brief East Asia & Pacific (2019) bahwa pada
sebesar 4% tahun 2017 nilai US $ 1,9 PPP = Rp10.195,6 per kapita
per hari. Pada tahun 2021, nilai US $ 1,9 PPP = Rp 11.941 per
kapita per hari (Pada Tahun 2022 belum di publish)
• Setidaknya, ada 3 (tiga) hal yang bisa dipahami sebagai
penyebab kemiskinan ekstrem, yaitu 1) kondisi sosial-
budaya; 2) keterbatasan sumber daya; dan
3) keterisolasian, rendahnya pendidikan, kesehatan, dan
keterbatasan akses terhadap lapangan kerja. (Sumber: Bank
Dunia).
Sumber: Sekretariat Wakil Presiden Agustus 2021 7
II. KEMISKINAN
8
-
1,000,000
1,500,000
2,000,000
2,500,000
3,000,000
3,500,000
4,000,000
4,500,000
5,000,000
500,000
Papua 920,440 26.86
Papbar 219,070 21.84
NTT 1,169,310 20.99
Maluku 321,810 17.87
Gorontalo 186,290 15.61
Aceh 834,240 15.33
Bengkulu 306,000 15.22
-8
-3
12
17
22
27
32
9
-
1,000,000
1,400,000
1,600,000
1,800,000
2,000,000
1,200,000
200,000
400,000
600,000
800,000
Papbar 134,498 13.6
Papua 445,240 13.1
NTT 525,456 9.5
Sumut 524,990 9.01
Maluku 146,251 8.2
Daerah Prioritas
Babel 17,513 6.9
Aceh 373,398 6.9
Gorontalo 79,403 6.7
DIY 241,922 6.2
-8
-3
12
17
10
1,500,000
2,000,000
2,500,000
3,000,000
3,500,000
4,000,000
1,000,000
4,500,000
500,000
0
Papua 944,490 27.38
Papbar 221,290 21.82
NTT 1,146,280 20.44
Daerah
Maluku 294,970 16.3
TA 2022
Aceh 850,260 15.53
Gorontalo 184,600 15.41
-8
-3
12
17
22
27
32
11
LANGKAH STRATEGI PENANGGULANGAN KEMISKINAN
13
Kemendagri telah menerbitkan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2020 yang
merupakan landasan Lembaga penanggulangan
kemiskinan dan kemiskinan ekstrem di daerah
yaitu Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan
(TKPK) Provinsi dan Kabupaten/Kota
14
SOSIAL
OPD LAIN
YANG PIHAK
MENDUKUNG EKSTRENAL
15
SUSUNAN PENANGGUNGJAWAB
KEANGGOTAAN GUBERNUR
Pasal 6
TKPK PROVINSI
KETUA
WAKIL
GUBERNUR
Kepala PD Provinsi yang
Membidangi Urusan Sosial
SEKRETARIS
WAKIL KETUA KEPALA PD PROVINSI WAKIL SEKRETARIS
Kepala PD Provinsi yang
Membidangi Urusan
SEKDA PROVINSI YG MELAKSANAKAN Pemberdayaan Masyarakat
FUNGSI Kepala PD Provinsi yang
PERENCANAAN Membidangi Urusan
PEMBANGUNAN Kependudukan dan
Pencatatan Sipil
KELOMPOK PENGELOLA
ANGGOTA
PROGRAM
Pasal 4
17
SUSUNAN PENANGGUNGJAWAB
KEANGGOTAAN BUPATI/WALIKOTA
Pasal 7
TKPK KAB/KOTA
KETUA
WAKIL BUPATI/
WAKIL WALIKOTA
Kepala PD Kab/Kota yang
Membidangi Urusan Sosial
SEKRETARIS Kepala PD Kab/Kota yang
WAKIL KETUA KEPALA PD KAB/KOTA WAKIL SEKRETARIS
Membidangi Urusan
Pemberdayaan Masyarakat
SEKDA KAB/KOTA YG MELAKSANAKAN dan Desa/Kelurahan
FUNGSI Kepala PD Kab/Kota yang
PERENCANAAN Membidangi Urusan
PEMBANGUNAN Kependudukan dan
Pencatatan Sipil
KELOMPOK PENGELOLA
ANGGOTA
PROGRAM
Koordinator kelompok pengelola program Koordinator kelompok pengelola program Kepala dan Unsur Pemangku
bantuan sosial dan jaminan sosial terpadu pemberdayaan masyarakat dan penguatan Perangkat Daerah Perwakilan Perwakilan Dunia Kepentingan yang
berbasis rumah tangga, keluarga atau individu pelaku usaha mikro dan kecil yaitu asisten
yaitu asisten yang membidangi pemerintahan Kab/Kota yang Masyarakat Usaha berkaitan dengan
yang membidangi perekonomian dan berkaitan dengan
dan/atau kesejahteraan rakyat. pembangunan.
Penanggulangan
Penanggulangan Kemiskinan
Kemiskinan
18
TUGAS DAN FUNGSI TKPK KABUPATEN/KOTA
FUNGSI
TKPK Kabupaten/Kota dalam melaksanakan tugas
TUGAS menyelenggarakan fungsi:
TKPK Kabupaten/Kota a. Penyusunan RPKD dan rencana aksi
mempunyai tugas kabupaten/kota.
melakukan koordinasi b. Koordinasi penyusunan rancangan RKPD
perumusan kebijakan, kabupaten/kota di bidang Penanggulangan
Kemiskinan.
perencanaan,
pelaksanaan, dan c. Koordinasi pelaksanaan program bidang
Penanggulangan Kemiskinan.
pemantauan
pelaksanaan d. Fasilitasi pengembangan kemitraan bidang
Penanggulangan Kemiskinan.
Penanggulangan
e. Penyusunan instrumen pemantauan, pelaksanaan
Kemiskinan di
pemantauan, dan pelaporan hasil pemantauan
wilayahnya. pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan.
f. Pengelolaan pengaduan masyarakat di bidang
Penanggulangan Kemiskinan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundangan.
g. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh
bupati/walikota.
Pasal 5
19
MENGAPA PERLU
Rencana Penanggulangan Kemiskinan Daerah (RPKD)
20
KAPAN RPKD DISUSUN
1. Karena RPKD bagian dari RPJMD, maka RPKD seharusnya
disusun sebelum atau setidaknya bersamaan dengan proses
penyusunan RPJMD
2. RPKD berlaku untuk lima tahun
3. Bagi daerah yang masa jabatan kepala daerahnya berakhir di 2022,
maka periode RPK mengikuti periode RPD
1. PENDAHULUAN
2. KONDISI U M U M DAERAH
3. PROFIL KEMISKINAN DAERAH
4. PRIORITAS PROGRAM
5. LOKASI PRIORITAS
22
BAB I PENDAHULUAN
Memuati informasi:
1. Latar belakang isu kemiskinan (Prioritas kemiskinan RPJMN/SDGs
RPJMD Provinsi RPJMD Kabupaten/Kota
2. Tujuan Penanggulangan Kemiskinan (Pasal 18 sesuai P M D N 53 Tahun 2020)
1. Geografis
2.Demografis
3.Akses kepada pelayanan publik (pemerintahan, pendidikan, kesehatan, akses
permodalan dll)
4. Informasi sosial budaya yang berkaitan dengan isu kemiskinan dan isu-isu
terkait lainnya
5.Perekonomian/Termasuk dampak Covid-19
6. Capaian pelaksanaan penanggulangan kemiskinan sekurang-kurangnya lima
tahun sebelumnya.
24
BAB III PROFIL KEMISKINAN DAERAH
Informasi kondisi kemiskinan di daerah berdasarkan referensi dan buku atau hasil kajian dengan menyebutkan
sumber yang digunakan.
A. Indikator kemiskinanterdiri atas:
Indikator kemiskinan di analisis dengan: posisi
1. Persentase penduduk miskin (P0).
relatif, perkembangan antar waktu, analisis
2. Jumlah penduduk miskin.
efektivitas dan relevansi perkembangan sebagai
3. Indeks kedalaman kemiskinan (P1).
bahan perumusan masalah pada indikator tertentu
4. Indeks keparahan kemiskinan (P2).
maupun kombinasi antar indikator.
5. Garis kemiskinan (GK).
C. Kemiskinan Ekstrem
25
KOMPONEN ANALISIS
MENILAI
R E L E V A N SI
• Relevansi karakteristik APBD
rumah-tangga
• Pendapatan (Derajat
MENENTUKAN Otonomi Fiskal dan
PRIORITAS Ruang Fiskal)
RUM AHTANGG A
SASARAN • Belanja Menurut
• Perubahan akibat intervensi Program
• Pemenuhan S P M • Belanja Menurut Mata-
• Keterkaitan perubahan hasil Anggaran
dan perubahan akibat
M E N E N TUKAN
PRIORITAS • Belanja Menurut
intervensi WILAYAH Pelaksana Program
• Belanja Menurut Sumber
• Kuadran wilayah menurut Pendanaan
M E N E N TUKAN
kombinasi indikator
PRIORITAS
INTERVENSI
• Pemetaan desa
M E N E N TUKAN
PRIORITAS
MASALAH
• Posisi relatif
• Perkembangan antarwaktu
• Efektivitas
• Relevansi perkembangan
26
BAB IV PRIORITAS PROGRAM
1. Log ika prog ram atau teori perubahan (Theory of Change) dan analisis
keterkaitan
2. Rencana analisis anggaran untuk penanggulangan kemiskinan
27
BAB V PRIORITAS PROGRAM
Lokasi prioritas adalah lokasi yang menjadi pilihan pelaksanaan program-program prioritas untuk
penanggulangan kemiskinan
Penentuan lokasi prioritas merupakan hasil analisis prioritas intervensi dan analisis keterkaitan.
Lokasi prioritas ditentukan dengan melihat permasalahan pada indikator tujuan atau indikator
utama dan indikator antara atau indikator pendukungnya. Wilayah yang memiliki capaian yang
relatif buruk pada kedua indikator tersebut, harus menjadi wilayah yang harus diprioritaskan.
28
MATRIKS PRIORITAS PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN 5 TAHUN
a. Hasil analisis identifikasi masalah dan hasil analisis prioritas intervensi (dengan ToC dan analisis keterkaitan)
serta analisis anggaran menjadi bahan penyusunan isu strategis, yang kemudian dijabarkan ke dalam
Matriks Prioritas Program.
b. Matriks prioritas program ini memuat informasi rencana program dan kegiatan serta anggaran untuk
penanggulangan kemiskinan dalam jangka waktu lima tahun.
Dst diisi dengan program yang bersumber dari NGO, swasta, PHLN, dan dana lain yang tidak mengikat
Matriks ini juga memuat program yang bersumber dari APBN
TERIMA KASIH
www.kemendagri.go.id Kemendagri_RI kemendagri kemendagri