Anda di halaman 1dari 30

KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Republik Indonesia

PENGUATAN KAPASITAS DAERAH


DALAM PENGHAPUSAN KEMISKINAN EKSTREM

Oleh:

WAHYU SUHARTO, SE., MPA


KASUBDIT SOSIAL DAN BUDAYA
DIREKTORAT SINKRONISASI URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH III
DIREKTORAT JENDERAL BINA PEMBANGUNAN DAERAH
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Jakarta, 24 Pebruari 2022
I. LANDASAN HUKUM

2
LANDASAN HUKUM
1 UU NO. 23 TAHUN 2014 ttg Pemerintahan Daerah
2 PP Nomor 12 Tahun 2019 ttg Pengelolaan Keuangan Daerah
3 Perpres Nomor 96 Tahun 2015 ttg Perubahan Atas Perpres Nomor 15 Tahun 2010 Tentang Percepatan
Penanggulangan Kemiskinan
4 Permendagri Nomor 53 Tahun 2020 ttg Tata Kerja dan Penyelarasan Kerja Serta Pembinaan Kelembagaan dan Sumber
Daya Manusia Tim Koordinasi Penanggulangan kemiskinan Provinsi dan Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan
Kabupaten/Kota
5 Permendagri Nomor 17 Tahun 2021 ttg Pedoman Penyusunan RKPD 2022
6 Permendagri Nomor 27 Tahun 2021 ttg Pedoman Penyusunan APBD Tahun 2022
7 Permendagri Nomor 86 Tahun 2017 ttg Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata
Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah,
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah

3
II. ARAHAN PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN

4
ARAHAN PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
PENANGGULANGAN KEMISKINAN EKSTREM

1. Walaupun menghadapi pandemi, upaya Pemerintah


untuk menangani kemiskinan ekstrem tidak boleh
berhenti, agar kemiskinan ekstrem (extreme poverty)
pada 2024 dapat mencapai 0%.
2. Percepatan Penanggulangan kemiskinan ekstrem harus
dilaksanakan secara terintegrasi melalui kolaborasi
intervensi.
3. Pastikan intervensi di sektor Pendidikan, Kesehatan
dan air bersih dapat diterima.
4. Pertajam basis data untuk ketepatan target dan upaya
percepatan.
5. Libatkan sektor swasta untuk berperan sebagai off
taker produk kelompok miskin ekstrem sehingga dapat
Sumber:
Arahan Bapak Presiden RI pada Rapat Terbatas Tentang Strategi meningkatkan pendapatan.
Penanggulangan Kemiskinan Ekstrem
Tanggal 4 Maret, 21 Juli 2021, dan 18 November 2021

5
PENANGGULANGAN KEMISKINAN EKSTREM
ARAHAN PRESIDEN KEPADA WAKIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Penurunan kemiskinan ekstrem menjadi nol persen sejalan dengan


tujuan pembangunan berkelanjutan (sustainable development
goals/SDGs) yang memuat komitmen global untuk menghapuskan
kemiskinan ekstrem pada tahun 2030.

Bapak Presiden menugaskan untuk dapat menuntaskannya


enam tahun lebih cepat, yaitu pada akhir tahun 2024
(10 Juta Penduduk miskin Ekstrem dalam waktu 5 tahun)

25
Pelaksanaan program
dalam 2 Kelompok Utama
penanganan kemiskinan Prov

212
ekstrem dimulai dari:
1. Kelompok program untuk menurunkan
Kab
beban pengeluaran rumah tangga miskin
212 kab/kota Tahun 2022 mewakili 75% 2. Kelompok program untuk meningkatkan
jumlah penduduk miskin ekstrem secara produktivitas masyarakat miskin
nasional.
6
OVERVIEW
Definisi Kemiskinan Ekstrem
Kemiskinan Ekstrem diukur menggunakan
“absolute poverty measure” • Secara internasional, kemiskinan esktrem adalah
masyarakat yang memiliki pendapatan kurang dari
yang konsisten antar negara dan antar waktu.
U$ 1,9 PPP (purchasing power parities). Purchasing Power
Parities (PPP) adalah indeks harga internasional yang diukur
dengan sejumlah uang yang dibutuhkan untuk membeli
Miskin ekstrem didefinisikan sebagai kondisi sekeranjang barang yang sama di setiap negara yang dilakukan
dimana kesejahteraan masyarakat berada pembanding dengan menggunakan US $.
di bawah garis kemiskinan esktrem-setara • Contoh konsep Purchasing Power Parities (PPP), jika harga
dengan USD 1.9 Purchasing Power satu buah pisang di USA adalah US $ 1.00, sedangkan di
Parities (PPP). Indonesia adalah Rp 500, maka Purchasing Power Parities
(PPP) tersebut adalah US $ 0,002/Rupiah. Dalam laporan
Tingkat kemiskinan ekstrem tahun 2021 Poverty & Equity Brief East Asia & Pacific (2019) bahwa pada
sebesar 4% tahun 2017 nilai US $ 1,9 PPP = Rp10.195,6 per kapita
per hari. Pada tahun 2021, nilai US $ 1,9 PPP = Rp 11.941 per
kapita per hari (Pada Tahun 2022 belum di publish)
• Setidaknya, ada 3 (tiga) hal yang bisa dipahami sebagai
penyebab kemiskinan ekstrem, yaitu 1) kondisi sosial-
budaya; 2) keterbatasan sumber daya; dan
3) keterisolasian, rendahnya pendidikan, kesehatan, dan
keterbatasan akses terhadap lapangan kerja. (Sumber: Bank
Dunia).
Sumber: Sekretariat Wakil Presiden Agustus 2021 7
II. KEMISKINAN

8
-
1,000,000
1,500,000
2,000,000
2,500,000
3,000,000
3,500,000
4,000,000
4,500,000
5,000,000

500,000
Papua 920,440 26.86
Papbar 219,070 21.84
NTT 1,169,310 20.99
Maluku 321,810 17.87
Gorontalo 186,290 15.61
Aceh 834,240 15.33
Bengkulu 306,000 15.22

Daerah Prioritas 2022


NTB 746,660 14.14
Sulteng 404,440 13

Sumber: BPS, diolah Oktober 2021


Sumsel 1,113,760 12.84
DIY 506,450 12.8
Lampung 1,083,930 12.62
Jateng 11.79 4,109,750
Sultra 318,700 11.66
Jatim 11.4 4,572,730
Jumlah Penduduk Miskin

Sulbar 157,190 11.29


Sumut 1,343,860 9.01
Kalsel 208,110 8.78
Sulsel 784,980 8.78
Jabar 8.4 4,195,340
Jambi 293,860 8.09
Sulut 196,350 7.77
NASIONAL: 10,14% (27.542.770 JIWA)

kaltara 52,860 7.36


Kalbar 367,890 7.15
Riau 500,810 7.12
Malut 87,160 6.89
Banten 867,230 6.66
Persentase Terhadap Jumlah Penduduk

Sumbar 370,670 6.63


Kaltim 241,770 6.54
JUMLAH DAN PERSENTASE PENDUDUK MISKIN MARET 2021

Kepri 144,460 6.12


Kalteng 140,040 5.16
Babel 72,710 4.9
DKI Jakarta 501,920 4.72
Bali 201,970 4.53
2
7

-8
-3
12
17
22
27
32

9
-
1,000,000
1,400,000
1,600,000
1,800,000
2,000,000

1,200,000

200,000
400,000
600,000
800,000
Papbar 134,498 13.6
Papua 445,240 13.1
NTT 525,456 9.5
Sumut 524,990 9.01
Maluku 146,251 8.2

Daerah Prioritas
Babel 17,513 6.9
Aceh 373,398 6.9
Gorontalo 79,403 6.7
DIY 241,922 6.2

Sumber: BPS, diolah Oktober 2021


Kepri 57,902 6.12
Sulteng 176,010 5.7
Bengkulu 113,875 5.7
Sumsel 473,715 5.5
Sultra 142,613 5.3
Jumlah Penduduk Miskin Esktrem

NTB 243,884 4.7


Jateng 4.4 1,521,729
Jatim 4.4 1,740,429
Lampung 342,950 4
seluruh Indonesia

Sulbar 53,886 3.9


Jabar 3.6 1,771,243
Sulsel 307,942 3.5
Kaltim 105,971 2.9
NASIONAL: 4% (10.785.346 JIWA)

Jambi 102,464 2.8


Banten 344,867 2.7
Sulut 68,704 2.7
Sumbar 128,863 2.3
Persentase Terhadap Jumlah Penduduk

Kalbar 110,288 2.2


Malut 27,360 2.2
Riau 145,798 2.1
Kaltara 12,427 1.8
Kalteng 41,639 1.6
JUMLAH DAN PERSENTASE PENDUDUK MISKIN EKSTREM MARET 2021

Bali 66,956 1.5


Kalsel 62,815 1.5
DKI Jakarta 132,345 1.3
Persentase penduduk miskin ekstrem di wilayah prioritas tahun 2022 mencakup 75% penduduk miskin ekstrem di
2
7

-8
-3
12
17

10
1,500,000
2,000,000
2,500,000
3,000,000
3,500,000
4,000,000

1,000,000
4,500,000

500,000

0
Papua 944,490 27.38
Papbar 221,290 21.82
NTT 1,146,280 20.44

Daerah
Maluku 294,970 16.3

TA 2022
Aceh 850,260 15.53
Gorontalo 184,600 15.41

Sumber: BPS, diolah


Prioritas
Bengkulu 291,790 14.43
NTB 735,300 13.83
Sumsel 1,116,610 12.79
Sulteng 381,210 12.18
DIY 474,490 11.91
Sulbar 165,990 11.85
Sultra 323,260 11.74

Jumlah Penduduk Miskin Lampung 1,007,020 11.67


Jateng 11.25 3,934,010
Jatim 10.59 4,259,600
Sulsel 765,460 8.53
Sumut 1,273,070 8.49
Jabar 7.97 4,004,860
Jambi 279,860 7.67
Sulut 186,550 7.36
Riau 496,660 7
NASIONAL: 9.71% (26.503.650 JIWA)

Kalbar 354,000 6.84


Kaltara 49,490 6.83
Banten 852,2806.5
Persentase Terhadap Jumlah Penduduk

Malut 81,180 6.38


Kaltim 233,130 6.27
Sumbar 339,930 6.04
Kepri 137,750 5.75
Kalteng 141,030 5.16
Indonesia sebesar 9,71% atau 26,50 juta jiwa. Angka ini turun 0,43% atau 1,04 juta jiwa dibandingkan Maret 2021.
JUMLAH DAN PERSENTASE PENDUDUK MISKIN SEPTEMBER 2021

Bali 211,460 4.72


Babel 69,700 4.67
Berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS) Nomor 07/01/Th.XXV Tanggal 17 Januari 2022, persentase penduduk miskin di

DKI Jakarta 498,290 4.67


Kalsel 197,760 4.56
2
7

-8
-3
12
17
22
27
32

11
LANGKAH STRATEGI PENANGGULANGAN KEMISKINAN

1. Mengurangi beban pengeluaran

2. Meningkatkan kemampuan dan


pendapatan

3. Pengembangan dan menjamin


keberlanjutan UMKM

4. Sinergi kebijakan dan program

1. Kroyokoan dan konvergensi kebijakan dan program penanggulangan


kemiskinan ekstrem menjadi penting agar kebijakan tidak tumpeng tindih.
2. Program pengentasan kemiskinan ekstrem tidak hanya melalui
pengurangan beban pengeluaran (memberikan bansos) tapi juga program
pemberdayaan.
12
III. TKPK DIDEPAN DALAM PENGHAPUSAN
KEMISKINAN EKSTREM

13
Kemendagri telah menerbitkan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2020 yang
merupakan landasan Lembaga penanggulangan
kemiskinan dan kemiskinan ekstrem di daerah
yaitu Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan
(TKPK) Provinsi dan Kabupaten/Kota

Mengapa TKPK Penting?

14
SOSIAL

PENDIDIKAN UMKM TKPK menjadi leading sector


pengentasan kemiskinan (ekstrem)
yang melibatkan seluruh sektor OPD
hingga pihak eksternal seperti
perguruan tinggi, masyarakat, NGO,
Konvergensi CSR dan sebagainya
Penanganan PERTANIAN
DAN
Kemiskinan
KESEHATAN KELAUTAN
Ekstrem

OPD LAIN
YANG PIHAK
MENDUKUNG EKSTRENAL

15
SUSUNAN PENANGGUNGJAWAB

KEANGGOTAAN GUBERNUR
Pasal 6
TKPK PROVINSI
KETUA
WAKIL
GUBERNUR
Kepala PD Provinsi yang
Membidangi Urusan Sosial
SEKRETARIS
WAKIL KETUA KEPALA PD PROVINSI WAKIL SEKRETARIS
Kepala PD Provinsi yang
Membidangi Urusan
SEKDA PROVINSI YG MELAKSANAKAN Pemberdayaan Masyarakat
FUNGSI Kepala PD Provinsi yang
PERENCANAAN Membidangi Urusan
PEMBANGUNAN Kependudukan dan
Pencatatan Sipil

KELOMPOK PENGELOLA
ANGGOTA
PROGRAM

Koordinator kelompok pengelola program


bantuan sosial dan jaminan sosial terpadu
Koordinator kelompok pengelola program Kepala dan Unsur Pemangku
pemberdayaan masyarakat dan penguatan Perangkat Daerah Perwakilan Perwakilan Dunia Kepentingan yang
berbasis rumah tangga, keluarga atau individu
pelaku usaha mikro dan kecil yaitu asisten provinsi yang berkaitan Masyarakat Usaha berkaitan dengan
yaitu asisten yang membidangi pemerintahan
yang membidangi perekonomian dan dengan
dan/atau kesejahteraan rakyat. Penanggulangan
pembangunan. Penanggulangan Kemiskinan
Kemiskinan
16
TUGAS DAN FUNGSI TKPK PROVINSI
FUNGSI
TKPK Provinsi dalam melaksanakan tugas
TUGAS menyelenggarakan fungsi:
TKPK Provinsi a. Penyusunan RPKD dan rencana aksi provinsi.
mempunyai tugas b. Koordinasi penyusunan rancangan RKPD provinsi
melakukan koordinasi di bidang Penanggulangan Kemiskinan.
perumusan kebijakan, c. Koordinasi pelaksanaan program bidang
perencanaan, dan Penanggulangan Kemiskinan.
pemantauan d. Fasilitasi pengembangan kemitraan bidang
pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan.
Penanggulangan e. Penyusunan instrumen pemantauan, pelaksanaan
Kemiskinan di lingkup pemantauan, dan pelaporan hasil pemantauan
pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan.
provinsi.
f. Pengelolaan pengaduan masyarakat di bidang
Penanggulangan Kemiskinan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundangan.
g. Harmonisasi penyusunann RPKD kabupaten/kota.
h. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh
gubernur.

Pasal 4
17
SUSUNAN PENANGGUNGJAWAB

KEANGGOTAAN BUPATI/WALIKOTA
Pasal 7
TKPK KAB/KOTA
KETUA
WAKIL BUPATI/
WAKIL WALIKOTA
Kepala PD Kab/Kota yang
Membidangi Urusan Sosial
SEKRETARIS Kepala PD Kab/Kota yang
WAKIL KETUA KEPALA PD KAB/KOTA WAKIL SEKRETARIS
Membidangi Urusan
Pemberdayaan Masyarakat
SEKDA KAB/KOTA YG MELAKSANAKAN dan Desa/Kelurahan
FUNGSI Kepala PD Kab/Kota yang
PERENCANAAN Membidangi Urusan
PEMBANGUNAN Kependudukan dan
Pencatatan Sipil

KELOMPOK PENGELOLA
ANGGOTA
PROGRAM

Koordinator kelompok pengelola program Koordinator kelompok pengelola program Kepala dan Unsur Pemangku
bantuan sosial dan jaminan sosial terpadu pemberdayaan masyarakat dan penguatan Perangkat Daerah Perwakilan Perwakilan Dunia Kepentingan yang
berbasis rumah tangga, keluarga atau individu pelaku usaha mikro dan kecil yaitu asisten
yaitu asisten yang membidangi pemerintahan Kab/Kota yang Masyarakat Usaha berkaitan dengan
yang membidangi perekonomian dan berkaitan dengan
dan/atau kesejahteraan rakyat. pembangunan.
Penanggulangan
Penanggulangan Kemiskinan
Kemiskinan
18
TUGAS DAN FUNGSI TKPK KABUPATEN/KOTA
FUNGSI
TKPK Kabupaten/Kota dalam melaksanakan tugas
TUGAS menyelenggarakan fungsi:
TKPK Kabupaten/Kota a. Penyusunan RPKD dan rencana aksi
mempunyai tugas kabupaten/kota.
melakukan koordinasi b. Koordinasi penyusunan rancangan RKPD
perumusan kebijakan, kabupaten/kota di bidang Penanggulangan
Kemiskinan.
perencanaan,
pelaksanaan, dan c. Koordinasi pelaksanaan program bidang
Penanggulangan Kemiskinan.
pemantauan
pelaksanaan d. Fasilitasi pengembangan kemitraan bidang
Penanggulangan Kemiskinan.
Penanggulangan
e. Penyusunan instrumen pemantauan, pelaksanaan
Kemiskinan di
pemantauan, dan pelaporan hasil pemantauan
wilayahnya. pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan.
f. Pengelolaan pengaduan masyarakat di bidang
Penanggulangan Kemiskinan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundangan.
g. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh
bupati/walikota.
Pasal 5
19
MENGAPA PERLU
Rencana Penanggulangan Kemiskinan Daerah (RPKD)

20
KAPAN RPKD DISUSUN
1. Karena RPKD bagian dari RPJMD, maka RPKD seharusnya
disusun sebelum atau setidaknya bersamaan dengan proses
penyusunan RPJMD
2. RPKD berlaku untuk lima tahun
3. Bagi daerah yang masa jabatan kepala daerahnya berakhir di 2022,
maka periode RPK mengikuti periode RPD

SIAPA YANG MENYUSUN RPKD

1. TKPK danTim Teknis


2. Pakar (dari Perguruan Tinggi atau lembaga penelitian)
3. Tim Penyusun RPJMD
4. Unsur lain yang diperlukan
21
SISTEMATIKA RENCANA PENANGGULANGAN
KEMISKINAN DAERAH (RPKD)

1. PENDAHULUAN
2. KONDISI U M U M DAERAH
3. PROFIL KEMISKINAN DAERAH
4. PRIORITAS PROGRAM
5. LOKASI PRIORITAS

22
BAB I PENDAHULUAN
Memuati informasi:
1. Latar belakang isu kemiskinan (Prioritas kemiskinan RPJMN/SDGs
RPJMD Provinsi RPJMD Kabupaten/Kota
2. Tujuan Penanggulangan Kemiskinan (Pasal 18 sesuai P M D N 53 Tahun 2020)

3. Landasan kebijakan penanggulangan kemiskinan (Perpres 15 Tahun 2010, Perpres 96


Tahun 2015, P M D N 53 Tahun 2020 dll; seperti Pergub, Perda, Perkada dan regulasi
yang relevan)
4. Peran TKPK dalam menyusun RPKD sesuai P M D N 53 Tahun 2020
5. Sistematika penulisan RPKD
23
BAB II KONDISI UMUM DAERAH
Memuati informasi tentang hasil Identifikasi kondisi:

1. Geografis
2.Demografis
3.Akses kepada pelayanan publik (pemerintahan, pendidikan, kesehatan, akses
permodalan dll)
4. Informasi sosial budaya yang berkaitan dengan isu kemiskinan dan isu-isu
terkait lainnya
5.Perekonomian/Termasuk dampak Covid-19
6. Capaian pelaksanaan penanggulangan kemiskinan sekurang-kurangnya lima
tahun sebelumnya.

Hasil identifikasi lingkungan perencanaan di atas berpengaruh dan membentuk isu


kemiskinan/kesejahteraan di suatu daerah

24
BAB III PROFIL KEMISKINAN DAERAH
Informasi kondisi kemiskinan di daerah berdasarkan referensi dan buku atau hasil kajian dengan menyebutkan
sumber yang digunakan.
A. Indikator kemiskinanterdiri atas:
Indikator kemiskinan di analisis dengan: posisi
1. Persentase penduduk miskin (P0).
relatif, perkembangan antar waktu, analisis
2. Jumlah penduduk miskin.
efektivitas dan relevansi perkembangan sebagai
3. Indeks kedalaman kemiskinan (P1).
bahan perumusan masalah pada indikator tertentu
4. Indeks keparahan kemiskinan (P2).
maupun kombinasi antar indikator.
5. Garis kemiskinan (GK).

B. Bidang terkait isu kemiskinan:


Setelah analisis dilakukan pada kemiskinan dan
1. Pendidikan
bidang-bidang terkait, maka temuan masalah perlu
2. Kesehatan
3. perumahan dan kawasan permukiman dimunculkan pada masing-masing bidang
4. Pembangunan desa
5. Ketenagakerjaan
6. ketahanan pangan
7. Sosial
8. Dll

C. Kemiskinan Ekstrem

25
KOMPONEN ANALISIS
MENILAI
R E L E V A N SI
• Relevansi karakteristik APBD
rumah-tangga
• Pendapatan (Derajat
MENENTUKAN Otonomi Fiskal dan
PRIORITAS Ruang Fiskal)
RUM AHTANGG A
SASARAN • Belanja Menurut
• Perubahan akibat intervensi Program
• Pemenuhan S P M • Belanja Menurut Mata-
• Keterkaitan perubahan hasil Anggaran
dan perubahan akibat
M E N E N TUKAN
PRIORITAS • Belanja Menurut
intervensi WILAYAH Pelaksana Program
• Belanja Menurut Sumber
• Kuadran wilayah menurut Pendanaan
M E N E N TUKAN
kombinasi indikator
PRIORITAS
INTERVENSI
• Pemetaan desa

M E N E N TUKAN
PRIORITAS
MASALAH

• Posisi relatif
• Perkembangan antarwaktu
• Efektivitas
• Relevansi perkembangan
26
BAB IV PRIORITAS PROGRAM

Prioritas program penanggulangan kemiskinan merupakan program yang diarahkan


untuk pengurangan beban pengeluaran masyarakat miskin, peningkatan pendapatan
masyarakat miskin, penguatan ekonomi, pengembangan dan menjamin
keberlanjutan usaha ekonomi mikro dan kecil.

Informasi prioritas program terhadap kondisi kemiskinan daerah didahului dengan


melakukan analisis:

1. Log ika prog ram atau teori perubahan (Theory of Change) dan analisis
keterkaitan
2. Rencana analisis anggaran untuk penanggulangan kemiskinan

27
BAB V PRIORITAS PROGRAM

Lokasi prioritas adalah lokasi yang menjadi pilihan pelaksanaan program-program prioritas untuk
penanggulangan kemiskinan

Penentuan lokasi prioritas merupakan hasil analisis prioritas intervensi dan analisis keterkaitan.
Lokasi prioritas ditentukan dengan melihat permasalahan pada indikator tujuan atau indikator
utama dan indikator antara atau indikator pendukungnya. Wilayah yang memiliki capaian yang
relatif buruk pada kedua indikator tersebut, harus menjadi wilayah yang harus diprioritaskan.

28
MATRIKS PRIORITAS PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN 5 TAHUN
a. Hasil analisis identifikasi masalah dan hasil analisis prioritas intervensi (dengan ToC dan analisis keterkaitan)
serta analisis anggaran menjadi bahan penyusunan isu strategis, yang kemudian dijabarkan ke dalam
Matriks Prioritas Program.
b. Matriks prioritas program ini memuat informasi rencana program dan kegiatan serta anggaran untuk
penanggulangan kemiskinan dalam jangka waktu lima tahun.

Dst diisi dengan program yang bersumber dari NGO, swasta, PHLN, dan dana lain yang tidak mengikat
Matriks ini juga memuat program yang bersumber dari APBN

*Sesuai dengan P M D N No. 90 Tahun 2019 dan Pemjutakhirannya


29
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Republik Indonesia

TERIMA KASIH
www.kemendagri.go.id Kemendagri_RI kemendagri kemendagri

Anda mungkin juga menyukai