Anda di halaman 1dari 20

AGENDA REFORMASI BIROKRASI TEMATIK

Kuliah Tamu Universitas Brawijaya


Malang, 3 Maret 2023

Budi Prawira, S.E., M.M.


Asisten Deputi Koordinasi Pelaksanaan Kebijakan dan Evaluasi Reformasi
Birokrasi, Akuntabilitas Aparatur, dan Pengawasan II
2

GRAND DESIGN REFORMASI BIROKRASI


VISI
Terwujudnya Pemerintahan Berkelas Dunia

2024 • Pemerintahan yang bebas KKN


• Profesional
DYNAMIC GOVERNANCE 03 • Memberikan pelayanan prima
Birokrasi semakin efektif, efisien,
dan bersih, dengan ciri agile dan
adaptif sehingga setara dengan
birokrasi kelas dunia. 2019
02 PERFORMANCE BASED
BUREAUCRACY
2014 Birokrasi berorientasi hasil,

RULE BASED BUREAUCRACY 01 manajemen kinerja diterapkan,


dan didukung SPBE.
Birokrasi cenderung kaku dan berorientasi
pada aturan.

Sumber: Perpres 81 Tahun 2010


KEKURANGAN & KRITIKAN
ATAS CAPAIAN RB

01 02 03 04
RB DIPANDANG TERTINGGAL JIKA MASIH MENGUKUR PELAKSANAANYA
BELUM BERDAMPAK DIBANDINGKAN DENGAN PROSES/ADMINISTRATIF TIDAK KOLABORATIF
Capaian RB selama ini NEGARA LAIN Penilaian kemajuan RB dipandang
dipandang belum
Dilihat dari berbagai indikator RB selama ini hanya sebatas
memberikan dampak dianggap lebih proyek dan
yang signifikan terhadap tata Kelola Pemerintahan, baik
secara nasional dan global, banyak mengukur dikerjakan oleh
capaian pembangunan.
kualitas tatakelola proses bukan pada Kementerian/unit
pemerintahan terus mengalami hasil/dampak tertentu.
peningkatan dari tahun ke
tahun namun jika
diperbandingkan dengan
negara-negara lain terutama di
ASEAN atau di ASIA, capaian
tersebut masih jauh tertinggal.
PERLUNYA REFORMASI
BIROKRASI TEMATIK
PROBLEM HILIR
PROBLEM HULU (eksiting) (Perlu diperhatikan)
1. Kebijakan tata kelola pemerintahan pada level pusat (antar K/L) 1. Pelayanan publik
masih terkesan silo (fragmented) dan tumpang tindih, sehingga a. Dasar (pendidikan, kesehatan, akses pada air bersih)
menghasilkan kebijakan yang inkonsisten bagi Pemda
b. Administratif (KTP, KK, SIM, Akte)
2. Korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan akibat lemahnya c. Perijinan
pengawasan dan sistem merit
d. Sosial (bantuan sosial)
3. Inefisiensi dan pemborosan penggunaan anggaran
4. Budaya birokrasi: berAKHLAK yang belum terimplementasi 2. Stunting
dengan baik
3. Kemiskinan
5. Kualitas SDM ASN yang belum merata
6. Birokrasi belum adaptif terhadap perkembangan ilmu 4. Lapangan kerja
pengetahuan dan teknologi (Contoh: transformasi digital)
5. Perizinan
7. RB hanya bersifat proyek dan pemenuhan administrasi
8. Komitmen pimpinan daerah terhadap RB yang rendah. (Contoh:
6. Inflasi
belum ada reward and punishment)
Penyempurnaan Road Map Reformasi Birokrasi Nasional 2020-2024
TUJUAN RB 2020-2024 SASARAN RB 2020-2024
RB GENERAL
BIROKRASI YANG BERSIH, EFEKTIF
DAN BERDAYA SAING MENDORONG
PEMBANGUNAN NASIONAL
Terciptanya tata kelola Terciptanya Budaya
pemerintahan digital yang Birokrasi BerAKHLAK
INDIKATOR OUTCOME lincah, kolaboratif dan dengan ASN yang
• Indeks Reformasi Birokrasi Nasional akuntabel Profesional
• CPI (Corupption Perception index)
• EGDI (E-Government Development • Indeks SPBE • Survei Penilaian Integritas
Index) • Tingkat Capaian Kinerja • Employer Branding
• GEI (Government Effectiveness Index) (Penajaman Nilai AKIP dan • Survei Kepuasan Masyarakat
Indeks Perencanaan)
• Tingkat akuntabilitas Keuangan

INDIKATOR IMPACT
Capaian Indikator Kinerja RB TEMATIK
Pemerintah: RB yang mempercepat pengentasan kemiskinan dan mendorong daya saing Indonesia
• Tingkat kemiskinan Nasional dengan penyelesaian masalah tata kelola pada berbagai program pengentasan
• Tingkat realisasi investasi kemiskinan, peningkatan Investasi, akselerasi digitalisasi administrasi pemerintahan,
Nasional RB Tematik Prioritas Presiden.
• Tingkat Inflasi nasional Indikator:
• Penurunan Tingkat Kemiskinan
• Peningkatan Realisasi Investasi
• Laju penurunan stunting
• Laju inflasi
• Tingkat Penggunaan PDN
LAMA BARU
TUJUAN RB: “PEMERINTAHAN YANG BAIK DAN BERSIH” TUJUAN RB: “BIROKRASI YANG BERSIH, EFEKTIF DAN BERDAYA SAING MENDORONG PEMBANGUNAN
NASIONAL dan PELAYANAN PUBLIK”
Indikator Outcome: Indikator Impact: INDIKATOR OUTCOME
• Indeks RB • Ease of Doing Business • Government Perception Index • Indeks Reformasi Birokrasi INDIKATOR IMPACT
• Corruption Perception Index • Trust Barometer • Penurunan Angka Kemiskinan • Corruption Perception Index
• Peningkatan Realisasi Investasi • E-Government Development Index
• Pengendalian Tingkat Inflasi • Government Effectiveness Index
• Penggunaan Produk Dalam Negeri • Ease of Doing Business

SASARAN RB GENERAL SASARAN RB TEMATIK


3 SASARAN RB
Pelayanan Publik Tata Kelola Budaya Birokrasi Nasional (Meningkatnya Kualitas
Birokrasi yang Bersih Birokrasi yang Kapabel:
Pemerintahan Digital BerAKHLAK dengan Tata Kelola dan Hasil Pada 4
dan Akuntabel: • Indeks Kelembagaan yang Prima:
• IPAK • Nilai SAKIP • Indeks SPBE • Indeks Pelayanan yang Efektif, Lincah, ASN yang Tema Prioritas RB Tematik)
• Opini BPK • Indesk Profesionalitas ASN Publik
Dan Kolaboratif Profesional
Instansional (Meningkatnya
Kualitas Tata Kelola dan Hasil
• Indeks SPBE • Nilai Survei Penilaian Penanganan Tema yang Dipilih)
• Capaian Akuntabilitas Integritas
Kinerja • Nilai Employer Branding • Capaian Kinerja RB
8 AREA PERUBAHAN • Capaian Akuntabilitas • Indeks BerAKHLAK Tematik
Keuangan • Nilai Survei Kepuasan
SASARAN PROGRAM & Masyarakat
PROGRAM & KEGIATAN MIKRO
KEGIATAN MESO
Area 1 Area 2 Area 3
Sasaran RB 1: 5 Sasaran Program
Program Program Program
𝛁 𝛁 𝛁 𝛁
Kegiatan Meso Kegiatan Kegiatan Kegiatan KEBIJAKAN PERCEPATAN RENCANA AKSI TEMATIK
Area 4 Area 5 Area 6
Sasaran RB 2: 4 Sasaran Program Program Program Program
𝛁 𝛁 𝛁 𝛁
Kegiatan Meso Kegiatan Kegiatan Kegiatan
Kegiatan Utama
Area 7 Area 8
Sasaran RB 3: 2 Sasaran Program Program Program
𝛁 𝛁 𝛁
Kegiatan Meso Kegiatan Kegiatan
Penyederhanaan & Penajaman
Indikator Penilaian RB
EVALUASI LAMA (SEBELUM REFOCUSING ) EVALUASIBARU
EVALUASI BARU(SETELAH
(SETELAHREFOCUSING)
PENAJAMAN)

1. Sebagian besar indikator penilaian RB yang 1. Indikator Penilaian RB yang digunakan


dipakai masih berfokus untuk mengukur Sebagian besar sudah mengukur
proses dan pemenuhan. hasil/outcome ataupun (intermediate
2. Masih terdapat redudansi atau duplikasi dalam outcome dari program/kegiatan RB
beberapa komponen indikator penilaian RB 2. Komponen indikator Penilaian RB yang
3. Belum terdapat peta keterkaitan antar memiliki irisan/redudansi dengan indikator
komponen indikator penilaian RB penilaian lainnya, diintegrasikan, disinergikan
4. Metode pengumpulan data indikator Penilaan dan diharmonisasikan (Disederhanakan)
RB kepada masing-masing K/L/D 3. Setiap indikator Penilaian RB telah dipetakan
menggunakan metode self-assessment dengan keterkaitannya berdasarkan pada kontribusi
aplikasi masing-masing yang waktunya terhadap pencapaian sasaran strategis.
bersamaan (memberatkan IP yang dinilai). 4. Metode pengumpulan data indikator penilaian
5. Metode penyampaian informasi hasil kepada RB dan metode penyampaian informasi hasil
masing-masing instansi yang dinilai belum kepada Instansi Pemerintah telah
terstandar. terstandarisasi dan terintegrasi melalui portal
6. Indikator Penilaian RB terdiri atas: (157 RB.
pertanyaan pemenuhan, 22 indikator hasil 5. Indikator Penilaian RB terdiri atas (4 strategi
antara, 102 pertanyaan Reform). dan 26 indikator hasil)
RB TEMATIK UNTUK INTERVENSI
8

TATA KELOLA DARI HILIR


WHAT?
WHY?
• KEMISKINAN: anggaran kemiskinan besar tidak
• Mempercepat manfaat sebanding dengan hasil Penurunan Kemiskinan
• INVESTASI: mendorong percepatan kebijakan
program pembangunan agar
omnibuslaw dan meningkatan competitiveness indeks
dapat dirasakan langsung oleh yang rendah, sehingga Investasi dapat menggerakan
masyarakat. perekonomian
• DIGITALISASI ADIMINSTRASI PEMERINTAHAN:
• Menunjukkan kontribusi RB
mempercepat terciptanya agile goverment dan daya
secara langsung terhadap saing digital di ASEAN & ASIA
program prioritas • RB TEMATIK PRIORITAS PRESIDEN: merespon hal-hal
yang mendesak (urgen) karena resiko persoalannya
pembangunan nasional.
akan muncul segera dan memiliki dampaknya serius
• Mempercepat penyelesaian pada masyaraks. (Inflasi & Penggunaan PDN)
permasalahan utama di
masyarakat.
HOW?

WHO? Debottlenecking atau


mengurai dan
• Seluruh K/L/P yang menyelesaikan secara
terkait dengan tema konkret akar masalah
Prioritas yang yang terkait tata kelola
ditetapkan pada isu/program
prioritas pemerintah
9

RB TEMATIK
RB Tematik Peningkatan Investasi
RB Tematik Pengentasan Kemiskinan
Presiden selalu menyampaikan bahwa investasi adalah
Fokus Presiden untuk segera menyelesaikan jangkar pemulihan ekonomi Indonesia. Investasi yang
permasalahan kemiskinan dengan target meningkat akan berimplikasi pada meningkatnya
turunnya angka kemiskinan menjadi 7% dan lapangan kerja, meningkatnya daya beli masyarakat,
daerah dengan kemiskinan ekstrim menjadi 0% meningkatnya konsumsi masyarakat dan pada akhirnya
di tahun 2024, maka seluruh elemen birokrasi akan memberikan dampak yang positif pada
wajib berkolaborasi dan bersinergi dalam pertumbuhan ekonomi nasional. RB perlu
menyelesaikan permasalahan kemiskinan mengintervensi dengan menyederhanakan proses
tersebut. bisnis perizinan, perbaikan kebijakan yang tumpang
tindih, termasuk meningkatkan budaya pelayanan
prima bagi para investor.

RB TEMATIK DIGITALISASI
RB TEMATIK PRIORITAS PRESIDEN Administrasi Pemerintahan

Tematik Prioritas Presiden. Isinya Presiden selalu berpesan agar ‘’Pemerintah harus
merespon hal-hal yang mendesak (urgen) bergerak lebih lincah dan lebih cepat karena diera
persaingan antar negara, yang cepat beradaptasi
karena resiko persoalannya akan muncul
dengan teknologi akan mengalahkan yang gagap
segera dan dampaknya juga serius pada teknologi.’’ Pemerintah harus bersiap menghadapi
masyarakst. Hal tersebut perlu dikawal disrupsi teknologi dan iklim digital yang dicirikan dalam
oleh seluruh level pemerintah. (Inflasi & era VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, dan
Penggunaan PDN) Ambiguity).. Pemerintah harus berbenah dan
membangun birokrasi digital dengan fokus
perbaikan pada digitalisasi struktur, culture
maupun kompetensi.
MEKANISME KERJA RB TEMATIK

MEMBANGUN LOGICAL IDENTIFIKASI MELAKSANAKAN


FRAMEWORK DEBOTTLENECKING RENAKSI
Membangun logical Mengidentifikasi hal-hal Pelaksanaan rencana
framework yang dianggap yang berdasarkan kondisi aksi bersama RB Tematik
paling ideal atau mampu ideal (logical framework)
mempercepat dampak belum dilakukan pada
atas tema yang dipilih. kondisi eksisting

1 2 3 4 5 6 7

PEMILIHAN TEMA MEMBANDINGKAN DENGAN MONEV RENASKI


MENETAPKAN
Memilih tema yang akan KONDISI EKSISTING
ditetapkan sebagai RB RENAKSI
Membandingkan kesesuaian Melaksanakan
Tematik Menetapkan rencana
kondisi eksisting dengan kondisi Monitoring dan evaluasi
aksi untuk mengurai
ideal (Logical framework) yang atas capaian dari setiap
masalah/bottleneck
telah ditetapkan sebelumnya. renaksi.
11

KERANGKA LOGIS RB TEMATIK


Implementasi
Kinerja yang Diinginkan` Kinerja Existing Identifikasi Masalah Rencana Aksi
& Monev
KL 3

KINERJA YANG Penetapan


DIINGINKAN Pelaksanaan
kegiatan &
Rencana Aksi
tahapannya,
dan
beserta
Monitoring
penanggung
evaluasi
KINERJA EKSISTING jawab

• Gap
• Penetapan kinerja didasarkan pada Output dan Outcome • Akar
Logical framework yang dihasilkan antar Masalah
• Prinsip: Sharing outcome K/L masih silo
Debottlenecking Birokrasi: Akuntabilitas Kinerja
Debottlenecking Birokrasi:
11PROSES, TATA KELOLA DAN
AKUNTABILITAS KINERJA, BISNIS
KELEMBAGAAN, SDM, REGULASI, PENGAWASAN,PELAYANAN PUBLIK
12

STRATEGI IMPLEMENTASI
13

PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI

Tingkat pelaksanaan makro mencakup


penetapan arah kebijakan RB secara
NASIONAL nasional serta monitoring dan evaluasi
pencapaian program-program RB pada level
MAKRO meso dan mikro.

Tingkat pelaksanaan meso mencakup


pelaksanaan program RB oleh instansi yang
MESO ditetapkan sebagai leading institution

Mencakup implementasi kebijakan/ program


MIKRO INSTANSIONAL RB yang telah ditetapkan pada tingkat makro
dan meso di masing-masing K/L/P
14

MANAJEMEN PENGELOLAAN RB MAKRO

KPRBN
• Menetapkan arah kebijakan nasional TRBN
• Menetapkan kebijakan dan program strategis • Merumuskan kebijakan dan strategi
pelaksanaan RB operasional RB Nasional
• Menyelesaikan permasalahan dan hambatan • Monev kemajuan pelaksanaan RB Nasional;
yang tidak dapat diselesaikan oleh TRBN • Menetapkan langkah-langkah penegakkan
• Menyampaikan laporan kepada Presiden kepatuhan standarr pelaksanaan RB;
• Melaksanakan komunikasi dengan
stakeholders
• Melaporkan kemajuan pelaksanaan RB
Nasional kepada KPRBN.
SE KPRBN
Menyiapkan dukungan administrasi, teknis dan
substansi kepada ketua KPRBN
15

MANAJEMEN PENGELOLAAN RB MESO

TPKRBN UPRBN
• Memastikan pelaksanaan RB sesuai dengan Grand • Membantu TRBN dalam perumusan &
Design dan Road Map RB Penajaman implementasi kebijakan RB
• Memberikan saran pemecahan masalah terkait • Memantau perkembangan RB Nasional;
dengan penjamin kualitas pelaksanaan program RB • Memberikan saran dan masukan atas
Nasional kepada KPRBN; pelaksanaan RB
• Melakukan identifikasi dan analisis terhadap risiko • Melaporkan kemajuan pelaksanaan RB
kegagalan pelaksanaan RB dan perencanannya; nasional setiap triwulan kepada TRBN.
• Monev pelaksanaan RB pada K/L tertentu
• Perumusan rekomendasi kepada komite pengarah.

K/L LEADING INSTITUTIONS


Merumuskan dan mengkoordinasi pelaksanaan kebijakan,
TIRBN melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kebijakan,
Memberikan saran dan masukan secara memberikan pembinaan dan pelatihan perumusan kebijakan,
independen kepada TRBN dan KPRBN tentang dan melaporkan pelaksanaan kebijakan kepada KPRBN.
pelaksanaan RB
16

MANAJEMEN PENGELOLAAN RB MIKRO


TUGAS TIM RB INTERNAL K/L/D
MONITORING & EVALUASI
Inspektorat Jenderal/Inspektorat
Utama/Inspektorat/Satuan
• Merumuskan Road Map Pelaksanaan RB
Pengawas Internal di K/L/D di lingkungan Instansi dan unit kerja;
KOORDINASI IMPLEMENTASI
• Melaksanakan Road Map RB dan
Sekretaris Jeneral/ Dikoordinatori oleh
Sekretaris Utama/ Strategic Transfirmation
program prioritas di setiap K/L/P serta
Sekretaris K/L/D Unit Unit kerja;
• Menjaga kesinambungan program yang
telah berjalan dengan baik;
• Melakukan monev berkala terhadap
pelaksanaan RB di instansi dan unit
kerjanya;
• Melakukan penyesuaian yang diperlukan
agar target yang dihasilkan selalu dapat
menyesuaikan kebutuhan stakeholders.
17

LEADING INSTITUTIONS
18

LEADING INSTITUTIONS
No. Instansi Pemerintah Peran

•Perumusan kebijakan aparatur negara yang berkualitas;


•Perumusan kebijakan dan strategi operasional RB Nasional;
Kementerian Pendayagunaan Aparatur
1. •Pembinaan dan Pengawasan K/L/D dalam pelaksanaan kebijakan RB nasional;
Negara dan Reformasi Birokrasi
•Perumusan kebijakan kelembagaan dan tata laksana nasional;
•Perumusan kebijakan pelayanan publik nasional.

•Pembinaan dan Pengawasan pemerintah daerah dalam pelaksanaan kebijakan RB


2. Kementerian Dalam Negeri
nasional
•Merumuskan dan mengawasi penganggaran dalam perencanaan serta pelaksanaan
pembangunan nasional.
3. Kementerian Keuangan
•Pelaksanaan integrasi perencanaan dan penganggaran
•Pengelolaan Barang Milik Negara (BMN).
•Sinkronisasi dan kolaborasi perencanaan, serta pelaksanaan pembangunan
Kementerian PPN/ Badan Perencanaan
4. nasional.
Pembangunan Nasional
•Pelaksanaan integrasi perencanaan dan penganggaran.
•Penerapan layanan internal pemerintah berbasis elektronik yaitu implementasi
aplikasi umum SPBE dan pengembangan inovasi internal.
5. Kementerian Komunikasi dan Informatika
•Penguatan kualitas infrastruktur SPBE.
•Integrasi layanan publik berbasis elektronik (e-service).
•Sinergitas regulasi berbasis simplifikasi.
6. Kementerian Hukum dan HAM
•Partisipasi publik dalam pembentukan peraturan perundang-undangan.
19

LEADING INSTITUTIONS
No. Instansi Pemerintah Peran

7. •Peningkatan kompetensi ASN sesuai kebutuhan pembangunan nasional.


Lembaga Administrasi Negara
•Peningkatan pelaksanaan Evidence based policy.

•Koordinasi implementasi kebijakan terkait manajemen ASN.


8. Badan Kepegawaian Negara
•Pemutakhiran data PNS.

9. •Mengawal kualitas pertanggungjawaban penggunaan APBN/APBD dan tindak lanjut


Badan Pemeriksa Keuangan
hasil pemeriksaan keuangan.

10. Badan Pengawasan Keuangan dan •Penguatan pengawasan internal pemerintah dan program pembangunan nasional;
Pembangunan •Penguatan penerapan manajemen risiko.

•Mereview celah-celah korupsi setiap peraturan perundang-undangan;


11. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
•Penguatan upaya pencegahan korupsi.

12. Lembaga Arsip Nasional (ANRI) •Penguatan pengelolaan arsip digital

Lembaga Kebijakan Pelaksanaan


13. •Kepatuhan pelaksanaan pengadaan barang dan jasa pemerintah.
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP)

14. Badan Pusat Statistik (BPS) •Penguatan penyelenggaraan data statistik sektoral.

Anda mungkin juga menyukai