Anda di halaman 1dari 4

PENANGGULANGAN KEMISKINAN

ERA PRESIDEN MEGAWATI

Tugas Mata Kuliah Evaluasi Kemiskinan


Diampu oleh: Dr. Adip Wahyudi , M.Pd.

Oleh Anggota Kelompok 5 :

1. Nanda Andi Purnamansyah 200722638888


2. Nensy Citra Sinarta 200722638892
3. Nindri Salsaprita Kusuma 200722638803
4. Rafika Tri Puspita 200722638808
5. Rassyah Islamay Syaro 200722638820

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS ILMU SOSIAL
DEPARTEMEN GEOGRAFI
PROGRAM STUDI GEOGRAFI
2023
PENANGGULANGAN KEMISKINAN
ERA PRESIDEN MEGAWATI

A. Program Presiden Megawati dalam pengentasan kemiskinan ada 2 yaitu:


1. Pembentukan Komite Penanggulangan Kemiskinan
Komite Penanggulangan Kemiskinan adalah salah satu keputusan presiden
RI No 34 tahun 2002 atas perubahan keputusan presiden No 124 tahun 2001
tentang Komite Penanggulangan Kemiskinan. Langkah-langkah yang ditempuh
Komite Penanggulangan Kemiskinan untuk mempercepat pengurangan jumlah
penduduk miskin, sebagai berikut:
a. Pemberdayaan dan pengembangan kemampuan manusia yang berkaitan dengan
aspek pendidikan, kesehatan dan perbaikan kebutuhan dasar.
b. Pemberdayaan dan pengembangan yang berkaitan dengan aspek lingkungan
pemukiman, perumahan dan prasarana lainnya.
Komite Penanggulangan Kemiskinan yang diketuai oleh mentri ekonomi,
mentri kesehatan dan mentri social. Terdapat beberapa program dari komite
tersebut, yaitu; padat karya, raskin, JPS dan BOS. Target dari komite tersebut
adalah masyarakat miskin di daerah tertinggal.
2. Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan
Program ini terkonsentrasi di Pulau Jawa. Tahap pertama dari proyek ini adalah
dirancang untuk mengatasi kemiskinan penduduk perkotaan yang tinggal di kota-
kota besar seperti, Jakarta, bandung, Semarang, Yogyakarta dan Surabaya..
Program ini bertujuan memperkuat tujuan kapabilitas lembaga lokal untuk
membantu masyarakat miskin.

B. Evaluasi Program Presiden Megawati dengan Program Saat ini

C. Program Penanggulangan Kemiskinan berdasarkan Tim Nasional Percepatan


Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K)
Penetapan wilayah prioritas kemiskinan ekstrim 2021-2024. Pemilihan wilayah
prioritas penurunan angka kemiskinan ekstrem menggunakan pendekatan penetapan
prioritas intervensi berdasarkan wilayah atau lebih dikenal dengan penargetan
geografis. Indikator yang digunakan ada dua, yaitu persentase penduduk miskin
ekstrem dan jumlah penduduk miskin ekstrem menurut kabupaten/kota dengan
persentase 50:50. Pertimbangan dari pendekatan ini yaitu:
1) Jika hanya menggunakan persentase penduduk miskin, konsentrasi wilayah akan
berada di Indonesia bagian timur.
2) Jika hanya menggunakan jumlah penduduk miskin, konsentrasi wilayah berada di
Jawa.
3) Kombinasi persentase dan jumlah penduduk miskin esktrem merupakan alternatif
yang lebih optimal untuk mengatasi kedua masalah tersebut. Indeks yang terbentuk
disebut indeks kemiskinan ekstrem.
Penetuan wilayah prioritas bertujuan untuk memfokuskan alokasi sumber daya
yang terbatas dan memastikan koordinasi yang efektif antara pemerintah pusat dan
daerah. Program penghapusan kemiskinan ekstrem ini secara umum dibagian menjadi
dua kategori, yaitu:
1. Program jangka pendek, implemetasi tahap I berupa bantuan langsung tunai
tambahan.
2. Program jangka menengah, implemetasi tahap II, III dan IV berupa pemberdayaan
ekonomi masyarakat, pelaksanaan program pengurangan beban serta peningkatan
kinerja pensasaran melalui perbaikan data kemasyarakatan.

Dalam upaya pengentasan kemiskinan, konsep pemberdayaan masyarakat dapat


digunakan sebagai salah satu kebijakan pengentasan kemiskinan. Salah satu kebijakan
dengan menggunakan kebijakan pemberdayaan masyaraka desa. Pemberdayaan
masyarakat dengan cara memperdayakan potensi desa melalui pembangunan desa di
bidang ekonomi, sosial, dan budaya.
Memperlancar intervensi program pengentasan kemiskinan ekstem. Dengan
empat scenario utama pemerintah, yaitu:
1. Pemulihan pertumbuhan ekonomi
2. Stabilitas harga kebutuhan bahan pokok
3. Tingkat akurasi sasaran yang tinggi
4. Kolaborasi dan komplementaritas pelaksanaan program
Lima scenario program intervensi untuk mempercepat penurunan angka
kemiskinan ekstrem, yaitu sebagai berikut:
1. Memperluas program sembako
2. Menggalakkan program Padat Karya Tunai Desa (PKDT)
3. Program PKDT K/L
4. Pemasangan daya listrik
5. Konvergensi sembako, PKDT dan PKDT K/L
Strategi kolaborasi pusat dan daerah untuk mengakhiri kemiskinan ekstrim.
Terdapat tiga unsur kolaborasi untuk pengentasan kemiskinan ekstrem yaitu
pemerintah, dunia usaha dan masyarakat. Dalam program ini, pemerintah daerah dapat
berperan sebagai pusat koordinasi dengan tugas sebagai berikut:
1. Memastikan program penanggulangan kemiskinan ekstrem menjadi program
prioritas daerah
2. Menyelaraskan program penanggulangan kemiskinan ekstrem pemerintah daerah
dan desa dengan program milik kementerian dan lembaga
3. Melibatkan unsur non-pemerintah (swasta, perguruan tinggi, lembaga swadaya
masyarakat, dan unsur lainnya) untuk mengambil peran masing-masing dalam
program ini
4. Bersama aparat kecamatan/desa, fasilitator lokal, dan perguruan tinggi menyatukan
pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan ekstrem di daerah-daerah.
Data sebagai kunci keberhasilan penghapusan kemiskinan ekstrem. data
merupakan aset penghapusan kemiskinan ekstrem, pada tahun 2021 data penerima
manfaat terdapat exclusion dan inclusion error, dimana terdapat orang yang tidak
berhak menerima manfaat menerima bantuan dan orang yang berhak tidak menerima.
Untuk meminimalisir hal tersebut terdapat program penanggulangan, yaitu;
1. Identifikasi karakteristik sosio ekonomi masyarakat miskin ekstrim dari aspek
demografi kesehatan, pendidikan, pekerjaan, kepemilikan aset dan hunian.
2. Pemeringkatan data pendataan keluarga (PK) BKKBN dan dilengkapi data dari
DTKS (data terpadu kesejahteraan sosial)

Anda mungkin juga menyukai