diterbitkan. Panduan ini memuat informasi tentang pemilihan lokasi, assesment, identifikasi
pelaksanaan program.
program dapat berjalan dengan tertib dan lancar. Semoga panduan ini bermanfaat, dan atas
bantuan semua pihak dalam penyusunan panduan ini kami mengucapkan terima kasih.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................................... i
DAFTAR ISI ............................................................................................................................................... ii
D. Sasaran ................................................................................................................................... 3
E. Hasil yang Diharapkan...................................................................................................... 3
BAB II PENJELASAN UMUM .....................................................................................4
E. Kolaborasi Pentahelix........................................................................................................ 7
B. Pelaksana ............................................................................................................................ 12
C. Hubungan Antar Pihak .................................................................................................. 15
A. Pemantauan ...................................................................................................................... 16
B. Evaluasi ................................................................................................................................ 16
C. Pelaporan ........................................................................................................................... 16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
0,19% dan pada tahun 2016 masih sebesar 12,90%. Catatan hasil evaluasi kebijakan
as usual, sentralistik program, eksklusivitas program dan miskin inovasi serta tidak
berbasis data dan problem yang jelas. Persoalan kemiskinan masih dianggap sama
antara satu wilayah dengan wilayah yang lain. Diperlukan sebuah strategi yang
Kabupaten Pekalongan.
dengan basis data yang jelas dan yang lebih penting lagi adalah mencoba
B. Dasar Hukum
1
5. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan
Maksud dari penyusunan buku panduan ini untuk memberikan arah dan
di capai serta menyusun perencanaan kerja yang pro poor, pro growth dan pro
antar OPD pemerintahan daerah, perguruan tinggi dan masyarakat desa, serta
mobilisasi program CSR Perusahaan, BUMN dan BUMD atau mitra kerjanya
2
D. Sasaran
diarahkan pada desa dengan kategori tingkat kesejahteraan rendah (desa merah),
kesejahteraan rendah;
kemiskinan;
kesejahteraan masyarakat;
4. Meningkatkan kolaborasi dengan para pihak (perguruan tinggi, dunia usaha dan
lainnya);
3
BAB II
PENJELASAN UMUM
A. Batasan Kemiskinan
1. Definisi Kemiskinan
yang dipakai BPS dan juga beberapa negara lain adalah kemampuan memenuhi
per kapita perbulan dibawah Garis Kemiskinan (GK), yang diperoleh dari hasil
survei (sampel). Angka kemiskinan yang dirilis BPS merupakan dari Makro dan
wilayah.Garis Kemiskinan
pangan (setara dengan 2.100 kilo kalori per kapita per hari) dan non-pangan
essensial.
4
2. Garis Kemiskinan
pangan (setara dengan 2.100 kilokalori per kapita per hari) dan non- pangan
essensial.
B. Data Kemiskinan
1. Data Makro
dan profil suatu daerah, sebagai bahan analisis untuk pengambilan kebijakan
Address. Contoh data makro adalah data kemiskinan Nasional, Provinsi dan
dan 1 kali setahun periode Maret untuk Kabupaten/Kota dalam Berita Resmi
Statistik BPS.
2. Data Mikro
(PPLS) diterbitkan secara periodik 3 tahun sekali oleh BPS. Contoh lainnya
adalah Data Terpadu Penanganan Fakir Miskin dan Orang Tidak Mampu (DT
PFM OTM) yang merupakan hasil pemutakhiran Basis Data Terpadu (BDT) yang
diterbitkan 2 kali dalam setahun oleh Kementrian Sosial. Data Mikro digunakan
5
Data Terpadu PFM OTM adalah sistem data elektronik yang memuat
informasi sosial, ekonomi, dan demografi serta karakteristik sekitar 40% rumah
sosial. Data terpadu PFM OTM merupakan basis data mikro untuk
melalui :
Dilakukan untuk pemenuhan kebutuhan dasar (basic life acsess) yaitu sandang,
6
4. Mensinergikan kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan.
D. Desa Lokus
Desa lokus merupakan target desa yang memenuhi kriteria untuk dilakukan
terendah desa yang merupakan hasil pengelolaan data jumlah rumah tangga pada
desil 1 dan desil 2 Basis Data Terpadu (membandingkan tingkat kesejahteraan desa
E. Kolaborasi Pentahelix
yang terdiri dari : Pemerintah Kabupaten, Pemerintah Desa, Dunia Usaha, Perguruan
sporadis.
7
F. Participatory Poverty Assesment (PPA)
yang valid seperti Basis Data Terpadu (BDT). Dalam proses pemanfaatan data
tersebut masih dirasa perlu memperkuat penilaian kemiskinan. Salah satu metode
berorientasi pada perubahan pola pikir dan sikap yang lebih baik dengan fokus
pada kemiskinan sebagai upaya masukan dalam mengambil kebijakan. Kegiatan ini
8
BAB III
PELAKSANAAN
A. Proses Implementasi
warga miskin, prasarana dasar pemukiman, dan mendorong ekonomi lokal dengan
Perbankan, Swasta, Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta, LSM, Ormas dan
di Kabupaten Pekalongan.
9
1) Pemilihan Desa Miskin sebagai Lokus
karakteristik wilayah. Pemilihan desa merah diambil dari data KRT desil 1 dan
melalui perlindungan sosial, bisa lebih efektif jika secara langsung ditujukan
10
kebutuhan mereka. Sejak BDT diluncurkan, penetapan rumah-
3) Assesment
dampingan melalui :
Data yang di gunaka dalam indikator kemiskinan adalah Basis Data Terpadu
c) Pelaksanaan Kegiatan
11
kemasyarakatan desa, para pendamping desa (KPMD, PD, PLD, Pendamping
partisipatif, melalui :
dampingan;
stakeholder lainnya;
dampingan;
di lingkungan kerja.
B. Pelaksana
Tinggi, dan Kelompok Masyarakat Peduli. Keterlibatan mereka sudah dimulai sejak
1) Pemerintah Kabupaten
12
teknis secara rutin, klinis penajaman sasaran, pelaksanaan program/kegiatan,
2) Pemerintah Desa
3) Forum CSR
Hal inilah yang disadari betul oleh Forum CSR Kabupaten Pekalongan untuk
terhadap pelaksanaan program CSR agar berjalan lebih baik dan memberikan
manfaat maksimal.
Pekalongan telah dinikmati oleh warga sebagai pemetik manfaat. Dunia usaha
13
4) Perguruan Tinggi
pelaksanaan KKN Tematik maupun desa binaan sudah didesain sejak awal
terdiri dari kegiatan sosialisasi awal dan pemetaan sosial; rembug kesiapan
gambaran dinamika sosial dan potensi modal sosial yang ada di masyarakat,
kehidupan masyarakat yang ada sampai saat ini aktif menjadi pendorong
kegiatan bersama yang dilakukan secara terus menerus secara kontinyu sehingga
melembaga dan menjadi bagian integral dari pola aktivitas (menjadi institusi)
masyarakat.
dengan sumber daya dari dalam masyarakat dan luar masyarakat yang bisa
14
lembaga-lembaga sosial tersebut merupakan potensi modal sosial
Untuk itu pemerintah dan kekuatan-kekuatan sosial yang ada memfasilitasi agar
sinergitas antar lembaga yang ada dapat terwujud sehingga menjadi sumber
15
BAB IV
PEMANTAUAN, EVALUASI, PELAKSANAAN
A. Pemantauan
B. Evaluasi
C. Pelaporan
dengan sistematika :
1) Bab 1 Pendahuluan :
16
2) Bab II Pelaksanaan :
penyelesaiannya.
17
BAB V
PENUTUP
Pekalongan mulai dari pemilihan lokasi, assessment, identifikasi potensi, masalah dan
manakala didukung dengan komitmen, peran nyata dan rasa tanggungjawab yang tinggi
18
Lampiran I
Keterangan :
19
Lampiran II
Desa Merah Absolut dan Desa Merah Relatif adalah konsep desa merah yang
mengacu pada kepemilikan materi yang dikaitkan dengan status kesejahteraan. Kedua
istilah itu menunjukan pada perbedaan sosial (social distinction) yang ada dalam
P = Jumlah penduduk
d = desil 1 + desil 2
% = Presentase
20
Contoh :
BOJONG 3.833
BABALAN KIDUL 2442 182 7.45
BABALANLOR 4176 239 5.72
BOJONG MINGGIR 2482 91 3.67
BOJONG WETAN 3903 97 2.49
BOJONGLOR 2245 190 8.46
BUKUR 3387 178 5.26
DUWET 2482 135 5.44
JAJAR WAYANG 3686 188 5.10
KALIPANCUR 5609 297 5.30
KARANGSARI 2308 134 5.81
KEMASAN 2423 140 5.78
KETITANG KIDUL 3039 96 3.16
KETITANGLOR 1953 58 2.97
LEGOK CLILE 2480 117 4.72
MENJANGAN 3513 272 7.74
PANTIANOM 2002 86 4.30
RANDU MUKTIWAREN 3599 226 6.28
REJOSARI 1971 106 5.38
SEMBUNG JAMBU 4434 313 7.06
SUMUR JOMBLANGBOGO 5703 367 6.44
WANGANDOWO 3274 125 3.82
WIRODITAN 3606 196 5.44
menjadi 3 (tiga).
j = ( a dikurang b ) dibagi 3
Keterangan:
a= presentase tertinggi
b= presentase terendah
21
Contoh :
Jumlah Rumah
Jangkauan
JML Tangga
Nama
Nama Desa/Kelurahan PENDUDUK Lebar 3
Kecamatan D 1+2 Presentase Tertinggi Terendah
(p) Kelas
(d) (%) (a) (b)
(j)
BOJONG 3.833
2) Menentukan batas minimal interval (y) dan batas maksimal interval (z).
Keterangan:
y = b ditambah j z = y ditambah j
22
Contoh :
Jumlah Rumah Tangga Jangkauan Batas
JML
Nama
Nama Desa/Kelurahan PENDUDUK D 1+2 Presentase Tertinggi Terendah Lebar 3 Kelas Minimal Maksimal
Kecamatan
(p) (d) (%) (a) (b) (j) (y) (z)
BOJONG 3.833
BABALAN KIDUL 2442 182 7.45 8 2 2 4 6
BABALANLOR 4176 239 5.72
BOJONG MINGGIR 2482 91 3.67
BOJONG WETAN 3903 97 2.49
BOJONGLOR 2245 190 8.46
BUKUR 3387 178 5.26
DUWET 2482 135 5.44
JAJAR WAYANG 3686 188 5.10
KALIPANCUR 5609 297 5.30
KARANGSARI 2308 134 5.81
KEMASAN 2423 140 5.78
KETITANG KIDUL 3039 96 3.16
KETITANGLOR 1953 58 2.97
LEGOK CLILE 2480 117 4.72
MENJANGAN 3513 272 7.74
PANTIANOM 2002 86 4.30
RANDU MUKTIWAREN 3599 226 6.28
REJOSARI 1971 106 5.38
SEMBUNG JAMBU 4434 313 7.06
SUMUR JOMBLANGBOGO 5703 367 6.44
WANGANDOWO 3274 125 3.82
WIRODITAN 3606 196 5.44
23
Contoh :
Jumlah Rumah
Jangkauan Batas
Tangga
JML
Nama Lebar Prioritas
Nama Desa/Kelurahan PENDUDUK
Kecamatan D 1+2 Presentase Tertinggi Terendah 3 Desa
(p) Minimal Maksimal
(d) (%) (a) (b) Kelas
(j)
BOJONG 3,833
BABALAN KIDUL 2442 182 7.45 8 2 2 4 6 1
BABALANLOR 4176 239 5.72 2
BOJONG MINGGIR 2482 91 3.67 3
BOJONG WETAN 3903 97 2.49 3
BOJONGLOR 2245 190 8.46 1
BUKUR 3387 178 5.26 2
DUWET 2482 135 5.44 2
JAJAR WAYANG 3686 188 5.10 2
KALIPANCUR 5609 297 5.30 2
KARANGSARI 2308 134 5.81 2
KEMASAN 2423 140 5.78 2
KETITANG KIDUL 3039 96 3.16 3
KETITANGLOR 1953 58 2.97 3
LEGOK CLILE 2480 117 4.72 2
MENJANGAN 3513 272 7.74 1
PANTIANOM 2002 86 4.30 3
RANDU MUKTIWAREN 3599 226 6.28 2
REJOSARI 1971 106 5.38 2
SEMBUNG JAMBU 4434 313 7.06 1
SUMUR
JOMBLANGBOGO 5703 367 6.44 2
WANGANDOWO 3274 125 3.82 3
WIRODITAN 3606 196 5.44 2
Upaya penentuan pada desa merah relatif ditentukan melalui perbandingan dari
24
Lampiran III
Variabel Indikator
Status kepemilikan bangunan tempat tinggal
Status kepemilikan lahan tempat tinggal
Jenis lantai terluas
Kualitas atap terluas
Jenis lantai terluas
Jenis dinding terluas
Jenis atap terluas
Kualitas dinding terluas
Perumahan Kualitas atap terluas
Penggunaan fasilitas buang air besar
Jenis kloset
Tempat pembuangan air tinja
Daya listrik terpasang (PLN)
Sumber penerangan utama
Bahan bakar untuk memasak
Partisipasi sekolah
Izasah tertinggi
Lapangan usaha dari pekerjaan utama
Pendidikan
Status kedudukan dari pekerjaan utama
25
Jenis cacat
Ketenagakerjaan
Penyakit kronis/menahun
Kepesertaan KB
Jenis kontrasepsi yang digunakan *
Lama menggunakan kontrasepsi *
Tempat pelayanan KB yang sering digunakan *
Kesehatan
Keinginan punya anak lagi *
Alasan tidak mengikuti KB *
Status kehamilan (wanita 10-48 tahun)
26
Lampiran IV
Pembangunan
A. Bentuk Kegiatan Dalam Pelaksanaan PPA
penggalian data PPA secara rinci diantaranya : untuk mengetahui klasifikasi sosial,
peta sumber daya dan peta masalah, profil si miskin dan persepsi kemiskinan
data secara rinci perlu adanya sebuah alat bantu. Terdapat beberapa alat bantu
diantaranya :
1. Klasifikasi Kesejahteraan
27
Beberapa contoh parameter umum untuk mengetahui tingkat kesejahteraan
dapat dilihat dari beberapa aspek diantaranya : asset, akses layanan umum dan
aspek lain yang banyak digunakan misalnya dalam hal jumlah pendapatan.
Unit analisis yang digunakan adalah pada tingkat rumah tangga, dimana
kelompok kaya atau elit, karena biasanya kelompok-kelompok ini lebih memiliki
2. Proposi Kemiskinan
Pada alat bantu PPA yang digunakan dalam menggali data selanjutnya melalui
beberapa jumlah (dalam persen) penduduk yang kaya, sedang, miskin dan
28
3. Definisi Kemiskinan
Dalam hal ini definisi kemiskinan dilakukan untuk mengetahui apa definisi atau
kegiatan ini bahan yang perlu disiapakan berupa alat perekam dan alat tulis.
Diharapkan alat bantu ini juga dapat memotret waktu-waktu rentan ketika
masyarakat memerlukan kebutuhan tunai dalam jumlah besar dan pada saat
yang sama musim yang ada tidak mendukung kebutuhan tersebut. Penggunaan
alat bantu ini dapat ditujukan pada semua perwakilan masyarakat baik kaya,
sedang, maupun miskin, akan tetapi untuk efisiensi, dalam panduan ini, analisis
hubungan antara perubahan tersebut dengan yang ada di desa serta penyebab
nya. Hasilnya digambar dalam suatu matriks. Dari besarnya perubahan hal-hal
29
Kegiatan ini dijalankan dengan metode FGD (Forum Grup Discussion.
penghidupan baik yang berasal dari hutan dan sumber penghidupan lainnya
masyarakat
serta penyebabnya.
Dalam kegiatan alat bantu melalui kalender musim akan dapat ditunjukan
pembagian tenaga kerja, keberadaan hama dan penyakit dan lain-lain, dalam
Kegiatan kalender musim ini dilakukan dengan metode FGD dan memiliki
tujuan untuk mengetahui kegiatan masyarakat selama satu tahun beserta peran
Permasalahan yang ada di komunitas miskin pasti ada sebab dan akibatnya.
30