Buku Lab. Kemiskinan
Buku Lab. Kemiskinan
KABUPATEN PEKALONGAN
LABORATORIUM
KEMISKINAN
Juara
Komp e t i s i I n o v a s i
n a n P u b l i k 2 0 2 0
Pel a y a
1
PENDAHULUAN
BAB I
PENDAHULUAN
K
etika belasan tahun rob menerjang daerah di sepanjang
pantai utara Jawa Tengah, warga menjerit karena hidup mereka
semakin susah. Rumah, tempat ibadah, sekolah dan fasilitas publik
lain rusak karena tergenang air selama bertahun-tahun. Warga hidup
dalam kualitas lingkungan yang buruk sehingga menyebabkan derajat
hidup warga perlahan terkikis. Kondisi ini memicu bertambahnya
angka kemiskinan.
Mata kamera pun terus menyoroti daerah-daerah kumuh di
tepi pantai yang warganya makin susah hidup. Para bupati dan
walikota harus berpikir keras bagaimana mengatasi masalah rob
sekaligus kemiskinan warga terdampak rob, termasuk Bupati
Pekalongan H. Asip Kholbihi.
Kemiskinan selalu saja menjadi isu sensitif bagi pengelola
pemerintahan dari mulai pemerintah pusat hingga pemerintah
daerah, termasuk di Kabupaten Pekalongan. Keberhasilan
mengurangi kemiskinan akan menjadi barometer penting bagi sukses
dan tidaknya pembangunan di suatu daerah.
Berdasarkan Analisis Wilayah dengan Kemiskinan Tinggi,
Bappenas 2018, konsep kemiskinan dapat dibedakan ke dalam dua
jenis. Kemiskinan absolut dan kemiskinan relatif.
Kemiskinan absolut adalah kondisi ketidakmampuan seseorang
untuk memenuhi kebutuhan pokok minimum seperti pangan,
sandang, kesehatan, perumahan dan pendidikan. Kebutuhan pokok
minimum diterjemahkan sebagai ukuran finansial dalam bentuk
uang. Nilai kebutuhan minimum kebutuhan dasar tersebut dikenal
dengan istilah garis kemiskinan. Penduduk yang pendapatannya di
bawah garis kemiskinan digolongkan sebagai penduduk miskin.
BAB II
Menjadikan Warga Sebagai Subjek
Seorang ibu muda berbaju krem dan bersarung palekat warna biru khusyuk
mengaitkan tali pegangan sapu di depan rumah kecilnya di Desa Botosari,
Kecamatan Paninggaran. Di sampingnya, tumpukan kepala sapu
menunggu kreasi tangannya untuk menyulapnya menjadi sapu gelagah.
Tak jauh dari tempat itu, dua wanita juga tengah membuat sapu
gelagah dengan duduk di depan rumah. Membuat sapu gelagah, kini
menjadi salah satu pendulum ekonomi warga Botosari untuk meningkatkan
kesejahteraannya.
Sementara itu, beberapa meter dari para perempuan pembuat sapu gelagah
itu, sepasang suami istri sibuk memasukkan serbuk berwarna cokelat bersih
ke dalam packaging plastik bertuliskan “Gula
A. Desa Botosari
Desa Botosari, Kecamatan Paninggaran, merupakan salah satu
desa merah yang mewakili tipologi pegunungan dengan dominasi
penduduk di sektor pertanian dan kehutanan. Di desa ini terdapat
sentra kerajinan sapu.
B. Desa Mulyorejo
Desa Mulyorejo, Kecamatan Tirto merupakan salah satu desa
merah dengan tipologi pesisir dengan komunitas miskin bekerja
sebagai nelayan, buruh nelayan dan buruh.Indikator penyebab
kemiskinan di Desa Mulyorejo di antaranya penghasilan warga yang
masih kurang, pendidikan yang masih rendah, keterampilan usaha
yang masih kurang, dan tidak ada modal usaha. Rob juga termasuk
faktor yang menyebabkan meningkatnya kemiskinan di daerah
pantai. Karena lahan tambak dan pertanian terdampak rob.
C. Desa Kertijayan
Desa Kertijayan, Kecamatan Buaran, merupakan salah satu
desa merah di Kabupaten Pekalongan berdasarkan pertimbangan
data DTKS masuk dalam program Laboratorium Kemiskinan pada
tahun 2019. Desa tersebut berada di wilayah perkotaan dengan
komunitas miskin bekerja di sektor jasa sebagai buruh dan
serabutan.
BAB III
KOMITMEN KOLABORASI PENTAHELIX
Bupati H. Asip Kholbihi menyerahkan secara Simbolis bantuan CSR dalam Bazar Forum CSR
Mereka juga bisa langsung tahu daerah mana atau warga yang
sudah terbantu, dan daerah mana yang belum tersentuh
bantuan.Forum CSR intensif melakukan koordinasi dengan Bappeda
dan instansi terkait lainnya, mengenai model pengentasan
kemiskinan yang bisa dilaksanakan bersama. Melalui model
kerjasama ini, Sulton Syariefberharap angka kemiskinan di
Kabupaten Pekalongan bisa ditekan secara signifikan.
BAB IV
Memperbaiki Rumah, Memperbaiki Kehidupan
Rumah Timbul Trijaya (43) itu sudah jauh berbeda dengan kondisi
tahun sebelumnya. Dulu, duduk santai di dalam rumah, tidak bisa
dinikmati setiap waktu. Sebab, rob seringkali menyambangi rumah
itu. Rumah
Labratoriuam Kemiskinan, Juara Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik 2020
23
MEMPERBAIKI RUMAH, MEMPERBAIKI KEHIDUPAN
Tabel
Rumah Tangga Rumah Tidak Layak Huni
Belum Tertangani
Tabel
Rumah Tangga Dengan Sumber Air Minum
Tidak Terlindung
BAB V
Mendorong Kewirausahaan, Mendongkrak Kesejahteraan
kemitraan KUB Pagar dengan toko ritel modern dan toko swalayan.
Sehingga gula semut “Nethes” kini bisa dijumpai di toko ritel dan toko
swalayan.
Selain itu, Laboratorium Kemiskinan juga membantu
mengembangkan dan memasarkan kerajinan sapu gelagah yang juga
menjadi kerajinan andalan warga untuk meningkatkan
kesejahteraan.
Laboratorium Kemiskinan juga memfasilitasi dan memediasi
pihak swasta untuk terlibat dalam pengentasan kemiskinan melalui
peningkatan kesejahteraan warga dalam bentuk bantuan CSR.
Kegiatan dari bantuan CSR dalam bentuk pemantapan proses
produksi di antaranya berupa alat pelindung diri pada saat bekerja
menyadap aren maupun pendampingan dalam packaging kemasan
produk supaya diterima pasar retail modern.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah
Kabupaten Pekalongan yang telah memberikan pelatihan dan
pendampingan kepada para petani melalui program Laboratorium
Kemiskinan. Sehingga, pendapatan petani meningkat yang
berdampak terhadap peningkatan kesejahteraan para petani,” ujar
Ketua Kelompok Tani Gunung Surat, Diono.
Narasi dari Dukuh Gunung Surat di atas menggambarkan,
penguatan sinergi dan kolaborasi pentahelix dalam program
Laboratorium Kemiskinan berhasil meningkatkan kesejahteraan
para petani dan menekan angka kemiskinan.
Pengembangan kewirausahaan dan keunggulan kompetitif
usaha kecil menengah (UKM) untuk mendongkrak kesejahteraan
warga juga dilakukan di Desa Kertijayan.
Tabel
Tingkat Kesejahteraan Jumlah Rumah Tangga Miskin
Diono salahsatu petani Nira Desa Botosari yang diolah jadi Gula Sawit
BAB VI
Jalan Panjang Inovasi Kebijakan Pro Rakyat
Bupati H. Asip Kholbihi didampingi kepala Bappeda H. Julian Akbar dan Kepala Bank Jateng
Herdianto sedang presentasi Laboratorium kemiskinan Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik Nasional
Keberlanjutan Program
Dengan melihat hasil Laboratorium Kemiskinan, turunnya
angka kemiskinan menjadi lebih terpantau dan terukur. Namun,
pekerjaan untuk menurunkan angka kemiskinan nyatanya belum
selesai. Sehingga diperlukan keberlanjutan program demi
menuntaskan desa merah dan menggerakkan semua desa di
Kabupaten Pekalongan menjadi desa hijau.
Untuk memastikan program ini dapat berjalan secara
konsisten, beberapa regulasi telah diterbitkan. Di antaranya
Peraturan Bupati Pekalongan Nomor 97 Tahun 2017 tentang Strategi
Penanggulangan Kemiskinan Daerah. Selain itu, Peraturan Bupati
Pekalongan Nomor 39 Tahun 2019 tentang Penanggulangan
Kemiskinan, serta Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2019 tentang
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan.
Tidak hanya regulasi, untuk keberlanjutan program
Laboratorium Kemiskinan, Pemerintah Kabupaten Pekalongan juga
mengembangkan
BAB VII
PENUTUP