Naskah diterima 01 Mei 2018, di-review 01 Juni 2018, disetujui 22 Juni 2018
Abstract: One of the government’s strategies to help the village become independent and autonomous
is by giving the village funds. The funds which are allocated for the rural area are expected to support
the implementation of the people’s empowerment and the rural development, so that funds can improve
the people’s prosperity. The aim of the study is to ϔigure out the inϔluence of ϔiscal intervention which
representated by village funds, its allocation, and part of local earning and retribution toward poverty
representated by Poverty Rate of Residences or Cities in Kalimantan Islands during 2015-2017. This
research used quantitative descriptive approach with Panel Data Model. The result showed of Fixed Effect
Model regression; Village Fund, Village Fund Allocation, and part of Local Earning and Retribution have
negative signiϔicant inϔluence at Poverty Rate for 47 residences or Cities in Kalimantan Islands.
Keywords: Kalimantan Island, Poverty Rate, Village Fund, Village Fund Allocation, Local Earning and
Retribution.
Abstrak: Salah satu strategi pemerintah untuk membantu desa menjadi mandiri adalah dengan
memberikan alokasi dana desa. Dana dialokasikan untuk daerah pedesaan, dan diharapkan untuk
mendukung pelaksanaan pemberdayaan masyarakat dan pembangunan pedesaan, sehingga dana
dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat. Selanjutnya, tujuan penelitian ini untuk melihat pengaruh
Intervensi Fiskal yang diwakili oleh dana desa, alokasi dana desa, dan bagian dari pendapatan dan
retribusi daerah terhadap kemiskinan yang diwakili oleh tingkat kemiskinan perumahan/ kota di Pulau
Kalimantan selama tahun 2015-2017. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif
dengan Model Data Panel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa regresi Model Efek Tetap, dana desa,
alokasi dana desa, dan bagian pendapatan dan retribusi daerah berpengaruh negatif dan negatif
terhadap tingkat kemiskinan untuk 47 tempat tinggal / kota di Pulau Kalimantan.
Kata kunci: Pulau Kalimantan, tingkat kemiskinan, dana desa, alokasi dana desa, pendapatan dan retribusi
daerah.
adanya transfer iskal pada dasarnya bertujuan perkotaan dan pedesaan. Daerah pedesaan sangat
untuk e isiensi penyediaan pelayanan sektor luas wilayahnya, sebagian besar penduduknya
publik di daerah terutama infrastruktur agar hidup di sektor pertanian dalam arti luas meliputi
dicapai kesejahteraan masyarakat yang lebih baik. sub-sub sektor tanaman pangan, perkebunan,
Hal ini karena pemerintah daerah dianggap lebih perikanan, peternakan, dan kehutanan. Tingkat
mengetahui kondisi masyarakatnya di daerahnya, kesejahteraan penduduk, ketersediaan prasarana,
sehingga diharapkan akan menciptakan layanan tingkat produktivitas, pendidikan, derajat
publik yang lebih baik. kesehatan, ketersediaan kemudahan fasilitas
Perbedaan mencolok yang terdapat di daerah ekonomi yang ada desa cenderung lebih rendah
adalah mengenai ketimpangan perekonomian dibandingkan dengan daerah perkotaan.
Tabel 1.
Jumlah Penduduk Miskin di Indonesia (Juta Jiwa)
Berdasarkan tabel 1 ditemukan bahwa terjadi adalah takdir (Rahmatullah dalam Kerta
jumlah penduduk miskin di Indonesia lebih Adhi, 2016: t.h.).
banyak pada daerah pedesaan dibanding dengan Pada saat zaman orde baru, era sentralistik
daerah perkotaan. Masyarakat pedesaan terbalut membuat pembangunan di desa menjadi seragam
dalam lingkaran kemiskinan struktural dan oleh pemerintah pusat. Program pembangunan
kultural. Permasalahan kurangnya modal, desa lebih bersifat top-down, pemerintah pusat
rendahnya tingkat pendidikan dan pengetahuan, mengatur semua mekanisme pembangunan desa.
minimnya infrastruktur, kurang memadainya Dalam era otonomi daerah, lahirnya UU No. 6
fasilitas kesehatan menjadi sumber dari Tahun 2014 tentang Desa menegaskan saat ini
kemiskinan masyarakat pedesaan. Selain itu, pembangunan desa lebih diserahkan kepada desa
kemiskinan kultural juga terjadi di pedesaan, itu sendiri. Otonomi desa tidak lagi menjadi sisa
budaya masyarakat pedesaan cenderung memilih dari otonomi daerah kabupaten/kota (bersumber
pola hidup yang sederhana dan pasrah terhadap dari pemberian kabupaten), namun desa diberi
kondisi kemiskinannya. Hal ini merupakan efek keleluasaan untuk membangun desanya sesuai
domino kemiskinan struktural yang menghinggapi dengan potensi pendapatan asli desa tersebut.
masyarakat terlalu lama, atau secara tidak Meskipun demikian, pemerintah pusat dan
langsung menunjukkan adanya keterkaitan pemerintah daerah tetap memiliki peran sebagai
antara kemiskinan struktural yaitu minimnya sebatas pada fasilitator, pemberi bantuan dana,
pembangunan pedesaan dengan kemiskinan pembinaan dan pengawasan dan evaluator.
kultural sehingga membuat masyarakat apatis, Kebijakan iskal memiliki dampak yang masif
pasrah, dan berpandangan jika sesuatu yang bagi perekonomian suatu negara, peningkatan
Dana desa dimulai pada tahun 2015 dengan Dengan adanya Dana Desa, maka desa memiliki
jumlah alokasi sebesar 20,766 triliun, kemudian naik kepastian pendanaan sehingga pembangunan
menjadi 46,982 triliun pada tahun 2016 dan menjadi dapat terus dilaksanakan tanpa harus terlalu
60 triliun pada 2017. Terjadi kenaikan yang cukup lama menunggu datangnya dana bantuan
signi ikan sejak program dana desa pertama kali dari pemerintah pusat. Pemberian dana desa
diluncurkan, naik hampir 300%, namun berdasarkan merupakan wujud dari pemenuhan hak desa untuk
tabel 2 mengenai persentase penduduk miskin di melaksanakan otonominya sendiri secara mandiri.
Indonesia, nampaknya kucuran dana melimpah Hal ini dilakukan agar desa dapat bertumbuh dan
dari program dana desa ini dapat dikatakan belum berkembang sesuai dengan pertumbuhan desa itu
efektif. Pada tahun 2015 hingga tahun 2017, jumlah sendiri berdasarkan keanekaragaman, otonomi
penurunan persentase penduduk miskin dari yang asli, partisipasi, demokratisasi, pemberdayaan
paling besar hingga terkecil berturut-turut dimiliki masyarakat dan meningkatkan peran Pemerintahan
oleh Pulau Bali dan Nusa Tenggara sebesar 0,81%, Desa dalam memberikan pelayanan yang lebih baik
kemudian wilayah Pulau Maluku dan Papua dengan kepada warga desanya. Sehingga kesejahteraan
0,71%, disusul Pulau Jawa dengan 0,62%, Pulau masyarakat meningkat dan mempercepat laju
Sumatera dengan 0,57%, Pulau Sulawesi dengan pembangunan nasional.
0,27%, dan paling kecil perubahan persentase Namun melihat fakta bahwa tingkat
penduduk miskin adalah Pulau Kalimantan dengan persentase penduduk miskin di Indonesia,
perubahan sebesar 0,16%. terutama di Pulau Kalimantan yang turun hanya
0,16% setelah penyelenggaraan 3 dana desa Berbagai pilihan tersebut, dalam tataran praktisnya
tahun, dapat dikatakan bahwa tujuan utama dimanifestasikan melalui anggaran pemerintah,
peningkatan kesejahteraan masyarakat belum yang di Indonesia lebih dikenal dengan Anggaran
terpenuhi. Dengan kata lain, pembangunan Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
desa dan daerah yang menjadi prioritas utama De inisi lain meyebutkan, kebijakan iskal
pemerintahan melalui kucuran dana desa belum adalah kebijakan yang dilakukan pemerintah
memiliki dampak yang signi ikan peningkatan berkaitan dengan penerimaan (pendapatan) dan
taraf hidup dalam masyarakat desa. Meskipun pengeluaran (belanja) uang pemerintah (Basri,
demikian, dana desa tetap memiliki potensi untuk 2003: t.h.). Secara singkat dapat dikatakan bahwa
menurunkan tingkat kemiskinan. Oleh karena kebijakan iskal adalah, kegiatan yang dilakukan
itu, studi ini dianggap perlu dilakukan dengan pemerintah sebagai salah satu bentuk intervensi
pemikiran bahwa; pertama, terdapat pengaruh untuk mengelola anggaran dalam mempengaruhi
antara transfer iskal melalui dana desa terhadap p e re ko n o m i a n s e r t a m e m a k s i m u m k a n
kemiskinan di daerah, kedua terdapat faktor- kesejahteraan dan stabilitas dalam bidang
faktor non-ceteris paribus yang mengakibatkan perekonomian. Pengeluaran pemerintah
penurunan persentase jumlah penduduk miskin mencerminkan kebijakan pemerintah apabila
di Pulau Kalimantan sangat sedikit. pemerintah telah menetapkan suatu kebijakan
untuk membeli barang dan jasa. Pengeluaran
Kerangka Konseptual pemerintah mencerminkan biaya yang harus
Kebijakan Fiskal dikeluarkan oleh pemerintah untuk melaksanakan
Kebijakan iskal merupakan salah satu kebijakan tersebut. Pengeluaran pemerintah dapat
kebijakan ekonomi makro yang otoritas utamanya dinilai dari berbagai segi sehingga dapat dibedakan
berada di tangan pemerintah dan diwakili oleh menjadi: (Suparmoko, 2012: t.h.):
Kementerian Keuangan. Hal tersebut diatur dalam 1. Pengeluaran itu merupakan investasi yang
dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 menambah kekuatan dan ketahanan ekonomi
tentang Keuangan Negara, yang menyebutkan bahwa di masa-masa yang akan datang. Pengeluaran
presiden memberikan kuasa pengelolaan keuangan itu langsung memberikan kesejahteraan dan
dan kekayaan negara kepada Menteri Keuangan kegembiraan bagi masyarakat. Merupakan
selaku pengelola iskal dan wakil pemerintah penghematan pengeluaran yang akan datang.
dalam pemilikan kekayaan negara yang dipisahkan. Menyediakan kesempatan kerja lebih banyak
Kebijakan iskal umumnya merepresentasikan dan penyebaran tenaga beli yang lebih
pilihan-pilihan pemerintah dalam menentukan luas. Berdasarkan atas penilaian ini, dapat
besarnya jumlah pengeluaran atau belanja dibedakan bermacam-macam pengeluaran
dan jumlah pendapatan, yang secara eksplisit negara seperti: Pengeluaran yang self
digunakan untuk mempengaruhi perekonomian. liquiditing sebagian atau seluruhnya, artinya
pengeluaran pemerintah mendapatkan
sumber-sumber penerimaan yang cukup kepada program pembangunan desa dan pemberdayaan
daerah, di samping kemampuan daerah sendiri masyarakat desa. Penetapan prioritas penggunaan
dalam menggali sumber pendapatan daerah yang dana tersebut tetap sejalan dengan kewenangan
dapat dijadikan kekuatan dalam mempercepat yang menjadi tanggungjawab desa.
pertumbuhan ekonomi. Lebih lanjut, menurut Undang-Undang
Pada Pasal 67 ayat (2) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa pada Pasal
Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa disebutkan 72 ayat (1) mengenai sumber pendapatan desa,
bahwa desa memiliki kewajiban diantaranya yaitu dalam huruf d disebutkan “anggaran dana desa
meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat yang merupakan bagian dari dana perimbangan
d e s a , m e n g e m b a n g k a n p e m b e r d aya a n yang diterima Kabupaten/Kota”. Selanjutnya
masyarakat desa, serta memberikan dan dalam ayat (4) Pasal yang sama disebutkan
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat “Anggaran Dana Desa sebagaimana dimaksud
desa. Untuk mewujudkan apa yang menjadi pada ayat (1) huruf d paling sedikit 10% (sepuluh
kewajiban desa dan hak masyarakat desa, maka perseratus) dari dana perimbangan yang diterima
sangat diperlukan tersedianya dana untuk itu. Kabupaten/Kota dalam Anggaran Pendapatan dan
Oleh karena itu, pemerintah melalui alokasi Belanja Daerah setelah dikurangi Dana Alokasi
transfer kebijakan iskal ke daerah, menetapkan Khusus”. Berlakunya Undang-Undang Nomor
kebijakan Dana Desa. Dana desa adalah dana 6 Tahun 2014 dirasakan menjadi angin segar
yang bersumber dari APBN yang diperuntukkan bagi desa. Adanya Undang-Undang ini menjadi
bagi yang ditransfer melalui APBD kabupaten dasar hukum dari diakuinya desa sebagai suatu
dan kota yang digunakan untuk membiayai daerah otonomi sendiri. Dalam hubungannya
penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan dengan desentralisasi iskal yang menjadi pokok
pembangunan, pembinaan kemasyarakatan (PMK dari berlakunya Undang-Undang tersebut yaitu
No. 241 Tahun 2014). terkait dengan 10% dana dari APBN untuk desa
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 di seluruh Indonesia, dimana setiap desa akan
Tahun 2014 tentang Desa, diberikan kewenangan menerima dana kurang lebih besar 1 milyar per
untuk mengatur dan mengurus kewenangannya tahun.
sesuai dengan kebutuhan dan prioritas desa.
Kemiskinan
Hal itu berarti dana desa akan digunakan untuk
menandai keseluruhan kewenangan sesuai Dalam arti proper, kemiskinan dipahami
dengan kebutuhan dan prioritas dana desa sebagai keadaan kekurangan uang dan barang
tersebut namun, mengingat dana desa bersumber untuk menjamin kelangsungan hidup. Dalam arti
dari Belanja Pusat, untuk mengoptimalkan luas. Chambers (dalam Chriswardani Suryawati,
penggunaan dana desa, Pemerintah diberikan 2005) mengatakan bahwa kemiskinan adalah
kewenangan untuk menetapkan prioritas suatu integrated concept yang memiliki lima
Berdasarkan tabel 3 di atas diperoleh F-statistik model paling tepat yang akan digunakan diantara
adalah 146.849698 dengan d.f (46,91) dan nilai FEM dan REM. Uji Hausman memberikan
probabilitas F-Statistik sebesar 0.0000, yang berarti penilaian dengan menggunakan Chi-Square
bahwa nilai probabilitas F-Statistik lebih kecil dari Statistic sehingga keputusan pemilihan model
tingkat signi ikansi α 5% (0.0000 < 0.05). Maka dapat ditentukan dengan tepat. Sebelum
Ho ditolak, sehingga model panel yang digunakan membandingkan Chi-square statistic dan Chi-
berdasarkan Uji Chow adalah Fixed Effect Model. square tabel terlebih dahulu dibuat hipotesisnya
adalah sebagai berikut:
Uji Hausman Ho : Random Effect Model
Setelah melakukan pengujian untuk model Hi : Fixed Effect Model
CEM dan FEM, agar diketahui model panel
Hasil pengolahan dengan uji Hausman dapat
yang akan diterapkan, selanjutnya dilakukan
dilihat pada tabel berikut:
uji Hausman, pengujian ini untuk menentukan
Tabel 4.
Hasil Uji Hausman
Berdasarkan hasil uji Hausman pada tabel 4 3. Dikarenakan nilai probabilitas Chi-Square
di atas, didapatkan Chi-Square statistic sebesar statistic lebih kecil dari nilai α 5% (0.0012 <
8.618868 dengan probabilitas 0.0348 dan d.f. 0.05) maka Ho ditolak. Dapat disimpulkan bahwa
model terbaik yang dapat digunakan untuk cukup baik untuk menjelaskan Analisis Intervensi
model penelitian adalah Fixed Effect Model. Jadi, Fiskal Terhadap Kemiskinan di Kabupaten/
berdasarkan uji Chow dan uji Hausman model Kota Pulau Kalimantan. Variabel Dana Desa,
yang digunakan adalah Fixed Effect Model. Alokasi dan Desa, dan Bagian PDRB Kabupaten/
Kota memiliki pengaruh negatif signi ikan
Model Empiris terhadap Kemiskinan di Kabupaten/Kota Pulau
Berdasarkan hasil dari estimasi yang Kalimantan. Hal ini dapat dilihat dari Tabel 5
menggunakan Fixed Effect Model dapat mengenai hasil estimasi uji di bawah ini:
disimpulkan bahwa hasil regresi yang dihasilkan
Tabel 5.
Hasil Estimasi Fixed Effect Model
Berdasarkan pengujian Fixed Effect Model DD : Dana Desa yang bersumber dari
pada tabel 4.3 di atas, dapat dijelaskan melalui APBN.
persamaan sebagai berikut: ADD : Alokasi Dana Desa yang bersumber
P = 12.40688 - 0.175515DD - dari Dana Perimbangan – DAK
0.115200ADD – 0.019552PDRD Kabupaten Kota di Pulau Kalimantan.
Dimana: PDRD : Bagian Dari PDRB Kabupaten/Kota
P : Jumlah persentase penduduk miskin paling sedikit 10%.
di Pulau Kalimantan.
Tabel 6.
Individual Effect per Wilayah
Berdasarkan hasil regresi yang diperoleh pada terhadap Persentase Penduduk Miskin di
model empiris maka pembuktian dari hipotesis Kabupaten/Kota Pulau Kalimantan.
yang telah dipaparkan adalah sebagai berikut: 2. Variabel Alokasi Dana Desa memiliki
1. Variabel Dana Desa memiliki t-statistic > t-tabel t-statistic > t-tabel (2.087733 > 1.97693 )
(2.862886 > 1.97693 ) atau nilai probabilitas atau nilai probabilitas dari variabel Alokasi
dari variabel Dana Desa lebih kecil dari tingkat Dana Desa lebih kecil dari tingkat keyakinan
keyakinan α = 5% (0.0052 < 0.05) yang berarti α = 5% (0.0096 < 0.05) yang berarti variabel
variabel Dana Desa berpengaruh signi ikan Alokasi Dana Desa berpengaruh signi ikan
demikian itu kemiskinan menggejala bukan oleh Berdasarkan tabel 2, rata-rata kemiskinan
sebab-sebab yang alami atau oleh sebab-sebab di Pulau Kalimantan memang menjadi yang
yang pribadi, melainkan oleh sebab tatanan terendah dibanding dengan wilayah-wilayah
ekonomi yang tak adil. Tatanan yang tak adil ini lain pada tahun 2015-2017 Peningkatan jumlah
menyebabkan banyak warga masyarakat gagal Dana Desa ini tidak sebanding dengan penurunan
memperoleh peluang dan/atau akses untuk persentase penduduk miskin yang ada di Pulau
mengembangkan dirinya serta meningkatkan Kalimantan. Table 9 menunjukkan jumlah Dana
kualitas hidupnya, sehingga mereka yang malang Desa yang berasal dari APBN yang diterima
dan terperangkap ke dalam perlakuan yang per Provinsi (jumlah yang diterima di setiap
tidak adil ini menjadi serba berkekurangan, tak kabupaten/kota di provinsi tersebut). Pada tahun
setara dengan tuntutan untuk hidup yang layak 2015 hingga 2017, terjadi kenaikan yang cukup
dan bermartabat sebagai manusia. Kasusnya besar dari besaran Dana Desa ini. Sementara bila
adalah kemiskinan di area pedesaan, minimnya merujuk kepada tabel 2, persentase penduduk
pemerataan perekonomian di pedesaan membuat miskin di Pulau Kalimantan pada tahun 2015
struktur ekonomi di pedesaan cenderung kurang. sebesar 6,62%, menurun menjadi 6,46% pada
Oleh karena itu, dibutuhkan kebijakan inklusi itas tahun 2016 dan tetap pada angka 6,46% pada
inansial atau perekonomian di daerah pedesaan tahun 2017. Artinya, hanya terjadi penurunan
melalui intervensi kebijakan iskal yaitu melalui persentase penduduk miskin sebesar 0,16%
Dana Desa. selama 3 tahun penganggaran Dana Desa.
Tabel 9.
Jumlah Dana Desa Pulau Kalimantan (Ribu Rupiah)
Provinsi Jumlah Dana Desa 2015 Jumlah Dana Desa 2016 Jumlah Dana Desa 2017
Kalimantan Barat 537.066.678 1.241.607.506 1.626.725.259
Kalimantan Tengah 403.351.015 904.370.668 1.148.904.929
Kalimantan Selatan 501.119.950 1.125.244.835 1.430.375.412
Kalimantan Timur 240.542.413 540.759.158 692.420.247
Kalimantan Utara 129.874.894 291.096.987 369.938.349
Sumber: Direktorat Jenderal Perimbangan Kemenkeu, 2018
Sementara itu, jika melihat hasil penelitian atau dengan kata lain kemiskinan kultural
yang menyatakan bahwa pengaruh dari variabel yang ada di masyarakat Pulau Kalimantan. Jika
independen terhadap variabel Persentase kemikinan struktural diakibatkan oleh tidak
Penduduk Pulau Kalimantan miskin masih meratanya pembangunan ekonomi, kemiskinan
kecil (Dana Desa -0.175515, Alokasi Dana Desa kultural diakibatkan oleh faktor-faktor adat dan
-0.115200, PDRD -0.019552). Kedua hal ini ini budaya suatu daerah tertentu yang membelenggu
(Data Statistik dan Hasil Ekonometrik) dapat seseorang tetap melekat dengan indikator
disebabkan oleh beberapa hal, antara lain kurang kemiskinan. Menurut Suyanto (dalam BPS, 2008)
tepatnya penyaluran Dana Desa tersebut atau indikator kemiskinan tersebut bisa dikurangi atau
disebabkan oleh kemiskinan non struktural, bahkan secara bertahap bisa dihilangkan dengan
mengabaikan faktor-faktor adat dan budaya partisipasi masyarakat. Lebih lanjut, paper ini
tertentu yang menghalangi seseorang melakukan juga hanya menentukan kemiskinan berdasarkan
perubahan-perubahan ke arah tingkat kehidupan persentase penduduk miskin di bawah garis
yang lebih baik. Kemiskinan karena tradisi sosio- kemiskinan pada kemiskinan struktural, tidak
kultural terjadi pada suku-suku terasing, seperti menyertakan aspek kemiskinan kultural. Variabel
halnya suku Dayak di pedalaman Kalimantan. yang diteliti sangat terbatas sehingga perlu
kajian lanjutan dengan memasukan beberapa
PENUTUP variabel lain yang terkait dengan aspek model
perencanaan wilayah desa dan kelembagaan
Kesimpulan
desa. Oleh karena itu disarankan kepada peneliti
Pemerintah sebagai penanggung jawab selanjutnya untuk menjadikan paper ini sebagai
utama perekonomian bangsa sadar betul akan rujukan bagi penelitian-penelitian mengenai
pentingnya pemerataan pembangunan, oleh karena pengaruh intervensi iskal terhadap kemiskinan
itu melalui intervensi iskal melalui kebijakan pada umumnya, dan penelitian terkait dana desa
Dana Desa dan didukung oleh Alokasi Dana Desa pada khususnya.
serta bagian PDRD Kabupaten/Kota diharapkan
mampu menciptakan pembangunan yang merata
DAFTAR KEPUSTAKAAN
di setiap desa di Indonesia. Kebijakan Dana Desa
memang menjadi instrumen iskal yang baik Adhi, I Made Kerta. 2016. Faktor-kaktor Penyebab
untuk menyelenggarakan pemerintahan desa Kemiskinan Kultural dan Model Pengentasan
yang partisipatif. Dengan adanya instrument Berbasis Kearifan Lokal: Studi pada Masyarakat
tersebut, Desa diharapkan dapat memecahkan Miskin di Pegunungan Kintamani, Bali. Jurnal
masalah yang terdapat pada wilayahnya sendiri. Kajian Bali Vol. 06, No. 02, Oktober 2016
Namun, secara umum, intervensi iskal ini selama
Ayu, Dwisuci dan Fahmi Wibawa. 2012. Desentralisasi
tahun 2015-2017 pada Kabupaten/Kota di Pulau
Fiskal dan Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan
Kalimantan dapat dikatakan masih memiliki hasil
Ekonomi Di Propinsi Yogyakarta. Jurnal
yang belum memuaskan. Penurunan persentase
Signi ikan Vol. 1 No. 1 April 2012
jumlah penduduk miskin yang masih jauh di bawah
Badan Pusat Statistik. 2018. Persentase Penduduk
angka 1% per tahun adalah hal yang perlu menjadi
Miskin Per Kabupaten Kota di Indonesia 2015-
perhatian khusus terkait pengelolaan Dana Desa.
2017. Jakarta: BPS
Direktorat Jenderal Perimbangan Kementerian Suparmoko. 2002. Ekonomi Publik Untuk Keuangan
Keuangan. (2016). Lampiran Dana Desa dan Pembangunan Daerah. Yogyakarta:
Tahun 2016. Jakarta: Kemeterian Keuangan Penerbit Andi.