0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
1K tayangan17 halaman
Dokumen tersebut membahas tingkat kemiskinan di Kota Bandung antara tahun 2014-2018 yang menunjukkan penurunan jumlah dan persentase penduduk miskin meskipun garis kemiskinan meningkat. Dokumen ini juga melakukan analisis SWOT untuk menanggulangi kemiskinan di Kota Bandung yang merekomendasikan peningkatan kualitas SDM, kebijakan mempekerjakan warga lokal, dan pengaturan pendatang baru serta la
Dokumen tersebut membahas tingkat kemiskinan di Kota Bandung antara tahun 2014-2018 yang menunjukkan penurunan jumlah dan persentase penduduk miskin meskipun garis kemiskinan meningkat. Dokumen ini juga melakukan analisis SWOT untuk menanggulangi kemiskinan di Kota Bandung yang merekomendasikan peningkatan kualitas SDM, kebijakan mempekerjakan warga lokal, dan pengaturan pendatang baru serta la
Dokumen tersebut membahas tingkat kemiskinan di Kota Bandung antara tahun 2014-2018 yang menunjukkan penurunan jumlah dan persentase penduduk miskin meskipun garis kemiskinan meningkat. Dokumen ini juga melakukan analisis SWOT untuk menanggulangi kemiskinan di Kota Bandung yang merekomendasikan peningkatan kualitas SDM, kebijakan mempekerjakan warga lokal, dan pengaturan pendatang baru serta la
Kelompok 1 : • ENDAH MURWATI (172211028) • YUNITA ROSALINA S (172211087) • IRIANTI BORU MANALU (172211089) • N TRISI UTAMI (172211027) • SUMIYATI (172211093) • OKTA SINTAULI (172211043)
Kelas : MANAJEMEN 2 MALAM
KEMISKINAN Kemiskinan merupakan hal yang sangat penting yang harus diperhatikan oleh Pemerintah. Karena tingkat kemiskinan bisa menjadi tolak ukur apakah program-program pembangunan utama pemerintah dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu daerah berjalan dengan baik atau tidak. Suatu perekonomian daerah bisa dikatakan berjalan dengan baik apabila tingkat kemiskinan nya menurun setiap tahun nya. Berikut adalah salah satu kota di Indonesia dengan tingkat kemiskinan yang terus menurun dalam kurun waktu 5 tahun terakhir : KOTA BANDUNG Sebagai salah satu kota yang memiliki tingkat kemiskinan yang menurun setiap tahun nya Kota Bandung menjadi bukti keberhasilan program-program pemberdayaan kesejahteraan masyarakat dengan pemberian bantuan kepada warga kurang mampu. Program yang digulirkan ini diberi nama Gerakan Kantong Seribu (Gentong Seribu). Program dengan metode pengumpulan donasi dari para ASN, pengusaha, dan warga yang mampu ini dinilai sangat membantu dalam menangani masalah kesejahteraan sosial di Kota Bandung. JUMLAH & PERSENTASE PENDUDUK MISKIN
Salah satu kriteria warga miskin berdasarkan
standar nasional yang dipakai oleh Pemkot Bandung yaitu luas lantai bangunan kurang dari 8 meter persegi per orang dan rumah berlantai tanah serta tidak memiliki penghasilan tetap. Berikut adalah tabel jumlah dan persentase penduduk miskin dan garis kemiskinan di Kota Bandung pada tahun 2014-2018 berdasarkan data dari BPS Kota Bandung : PENJELASAN :
Dari tabel diatas kita dapat melihat bahwa :
1. Jumlah penduduk miskin yang ada di kota Bandung dari tahun 2014 – 2018 turun hingga 25.620 orang. 2. Untuk persentase penduduk miskin dari tahun 2014 – 2018 turun sebesar 1,08%. 3. Tetapi untuk garis kemiskinan dalam rupiah per kapita per bulan dari tahun 2014 – 2018 meningkat hingga Rp 95.479/kapita/bulan. Hubungan antara jumlah atau persentase penduduk miskin dengan angka garis kemiskinan haruslah berbanding terbalik. Jika jumlah atau persentase penduduk miskin menurun dan angka garis kemiskinan nya meningkat ini menandakan bahwa tingkat kemiskinan nya membaik. Dan sebaliknya Jika jumlah atau persentase penduduk miskin meningkat dan angka garis kemiskinan nya menurun ini menandakan bahwa tingkat kemiskinan nya memburuk. ANALISIS SWOT 1. STRENGHT (KEKUATAN) Kekuatan yang dimiliki Kota Bandung berkaitan dengan upaya penanggulangan kemiskinan adalah : 1. Letak strategis Kota Bandung yang mudah diakses dari berbagai macam alternatif jalan serta banyak nya destinasi wisata dapat memberikan keuntungan dengan meningkatkan pendapatan daerah dari segi pariwisata. Ini akan sangat sangat berpengaruh untuk membantu pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan perekonomian Kota Bandung. 2. Komitmen Pemerintah Kota Bandung untuk terus meningkatkan perekonomian Kota Bandung agar lebih baik dengan menjalankan program-program perberdayaan masyarakat miskin. 3. Kreativitas-kreativitas anak muda yang dimiliki warga Bandung ditambah kemajuan teknologi bisa membantu meningkatkan ekonomi kreativitas yang tidak terbatas. 2. WEAKNESS (KELEMAHAN) Kelemahan yang dimiliki Kota Bandung dalam penanggulangan kemiskinan adalah : 1. Kurang terserapnya penduduk miskin dalam kegiatan ekonomi sehingga masih ada yang sulit untuk meningkatkan perekonomian nya. 2. Kualitas SDM penduduk miskin yang kurang memenuhi beberapa standar perusahaan sehingga mereka lebih kecil mendapatkan kesempatan bekerja. 3. Belum akuratnya data kemiskinan yang diperoleh Dinas Sosial sehingga masih ditemukan ketidakmerataan pembagian bantuan soal kepada warga miskin. 4. APBD Kota Bandung yang belum fokus pada penanggulangan kemiskinan secara keseluruhan karena pemerintah harus membaginya dengan peningkatan pembangunan infrastruktur Kota Bandung. 3. OPPORTUNITY (PELUANG) Adapun peluang yang dimiliki oleh Kota Bandung dalam penanggulangan kemiskinan adalah : 1. Dukungan yang terus diberikan oleh pemerintah pusat akan sangat membantu perintah Bandung untuk menjalankan program-program peningkatan kesejahteraan masyarakat miskin. 2. Pertumbuhan ekonomi daerah sekitar yang terus meningkat dengan adanya bantuan teknologi yang sangat mudah diserap oleh masyarakat bisa mempermudah masyarakat dalam meningkatkan ekonomi di era digital ini. 3. Banyaknya investor luar yang tertarik untuk berinvestasi ke Kota Bandung karena tertarik dengan banyak nya objek wisata yang menjanjikan yang menjadi trend di semua kalangan untuk mudah menarik perhatian masyarakat sekitar ataupun luar daerah untuk berwisata ke Kota Bandung. 4. THREATS (ANCAMAN) Ancaman yang dihadapi oleh Kota Bandung dalam penanggulangan kemiskinan adalah : 1. Migrasi penduduk dari luar daerah ke Kota Bandung akan mempersulit Pemerintah Kota Bandung untuk mengelola SDM lokal yang yang masih perlu diperhatikan oleh pemerintah dari segi ekonomi dan kemiskinan. 2. Banyaknya produk luar yang masuk ke dalam Kota Bandung sangat mengancam kearifan produk lokal jika produk lokal tidak bisa mengimbanginya dari segi model, harga, kualitas dan kreatifitas produk maka bisa menurunkan perekonomian masyarakat sekitar melalui produk lokal. 3. Penguasaan lahan oleh swasta yang akan sangat merugikan masyarakat sekitar dari segi ekonomi terutama masalah tempat tinggal dan pekerjaan jika pihak swasta tidak mengikutsertakan nya dalam proses pembangunan berkelanjutannya. NO INTERNAL BOBOT SKALA SKOR A STRENGTHS 1 Belum banyak pesaing 0,15 2 0,30 2 Efisiensi waktu dan tempat 0,17 3 0,51 3 Kemudahan informasi 0,09 1 0,09 4 Tersedia versi E-Mobile dan Websites 0,10 4 0,40 B WEAKNESSES 1 Belum teregulasi dengan pemerintah 0,07 1 0,07 2 Jangkauan mitra masih terbatas 0,13 2 0,26 3 Diagnosa penyakit yang kurang akurat 0,18 4 0,72 4 Jaminan keamanan pembayaran 0,11 3 0,33 TOTAL 1,00 2,68 NO FAKTOR INTERNAL BOBOT SKALA SKOR A PELUANG 1 Dukungan yang terus diberikan oleh 0,15 4 0,60 pemerintah pusat 2 Pertumbuhan ekonomi daerah sekitar yang 0,14 3 0,42 terus meningkat 3 Banyaknya investor luar yang tertarik untuk 0,20 4 0,80 berinvestasi B ANCAMAN 1 Migrasi penduduk 0,17 2 0,34 2 Banyaknya produk luar yang masuk 0,16 2 0,32 3 Penguasaan lahan oleh swasta 0,18 3 0,54 TOTAL 1,00 11-7 = 4 3,02 KESIMPULAN : Tingkat kemiskinan di kota Bandung bisa dibilang membaik setiap tahunnya, semua dapat dilihat dari jumlah dan persentase penduduk miskin yang dalam 5 tahun terakhir semakin lama semakin menurun dengan garis kemiskinan dari pendapatan per kapita per bulan yang terus meningkat. Itu membuktikan bahwa kota Bandung mampu menaikan taraf perekonomian nya dalam 5 tahun terakhir ini. Berdasarkan analisis SWOT, untuk menanggulangi masalah kemiskinan yang tepat untuk diterapkan di Kota Bandung adalah : 1. Meningkatan kualitas pendidikan dan keterampilan SDM penduduk miskin Kota Bandung. 2. Pembuatan kebijakan yang mengharuskan investor untuk mempekerjakan warga Kota Bandung terutama penduduk miskin. 3. Program pemutakhiran data penduduk miskin Kota Bandung secara periodik. 4. Penyusunan program APBD yang lebih berfokus pada penanggulangan kemiskinan di Kota Bandung dengan porsi anggaran yang memadai. 5. Pengaturan penduduk pendatang yang berencana tinggal menetap agar tidak mempengaruhi upaya pemberdayaan penduduk miskin Kota Bandung. 6. Pencegahan penguasaan lahan oleh swasta secara berlebihan terutama yang berpotensi menyingkirkan penduduk lokal Kota Bandung. TERIMA KASIH