Disusun Oleh :
2020
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan yang telah memberi kesempatan kepada kami. Sehingga
makalah yang berjudul PT. HM Sampoerna Tbk ini selesai.
Pada kesempatan ini, kami juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada Dosen Pembimbing
serta semua pihak yang telah membantu penyelesaian makalah ini baik secara langsung maupun tidak
langsung. oleh karna itu, kritik dan saran yang konstruktif akan senantiasa kami nanti dalam upaya
evaluasi diri.
PROFIL PERUSAHAAN
Beberapa merek rokok terkenal dari Sampoerna adalah Dji Sam Soe dan A Mild. Dji Sam
Soe adalah merek lama yang telah bertahan sejak masa awal perusahaan tersebut. Selain itu,
perusahaan ini juga terkenal karena iklannya yang kreatif di media massa.
SEJARAH
Pada tahun 1913, Liem Seeng Tee dan istrinya Siem Tjiang Nio, imigran Tionghoa dari
Fujian, Tiongkok memulai kegiatan produksi rokok secara komersial sebagai industri rumah
tangga. Pada tahun 1930, industri rumah tangga ini diresmikan secara resmi dengan nama
NVBM Handel Maatschapij Sampoerna.
Perusahaan ini meraih kesuksessan dengan merek Dji Sam Soe pada tahun 1930-an hingga
kedatangan Jepang pada tahun 1942 yang memporak-porandakan bisnis tersebut. Setelah
masa tersebut, putra Liem, Aga Sampoerna mengambil alih kepemimpinan dan
membangkitkan kembali perusahaan tersebut dengan manajemen yang lebih modern. Nama
perusahaan juga berubah seperti namanya yang sekarang ini. Selain itu, melihat kepopuleran
rokok cengkih di Indonesia, dia memutuskan untuk hanya memproduksi rokok kretek saja.
Pada tahun 2000, putra Putera, Michael, masuk ke jajaran direksi dan menjabat sebagai
CEO.Pada Mei 2005, perusahaan ini kemudian diakuisisi oleh Philip Morris
International.Sejarah dan keberhasilan PT HM Sampoerna Tbk. (”Sampoerna”) tidak
terpisahkan dari sejarah keluarga Sampoerna sebagai pendirinya. Pada tahun 1913, Liem
Seeng Tee, seorang imigran asal Cina, mulai membuat dan menjual rokok kretek linting
tangan di rumahnya di Surabaya, Indonesia. Perusahaan kecilnya tersebut merupakan salah
satu perusahaan pertama yang memproduksi dan memasarkan rokok kretek maupun rokok
putih.
Popularitas rokok kretek tumbuh dengan pesat. Pada awal 1930-an, Liem Seeng Tee
mengganti nama keluarga sekaligus nama perusahaannya menjadi Sampoerna, yang berarti
”kesempurnaan”. Setelah usahanya berkembang cukup mapan, Liem Seeng Tee
memindahkan tempat tinggal keluarga dan pabriknya ke sebuah kompleks bangunan yang
terbengkalai di Surabaya yang kemudian direnovasi olehnya. Bangunan tersebut kemudian
juga dijadikan tempat tinggal keluarganya, dan hingga kini, bangunan yang dikenal sebagai
Taman Sampoerna tersebut masih memproduksi kretek linting tangan. Bangunan tersebut
kini juga meliputi sebuah museum yang mencatat sejarah keluarga Sampoerna dan usahanya,
serta merupakan salah satu tujuan wisata utama di Surabaya.
Generasi ketiga keluarga Sampoerna, Putera Sampoerna, mengambil alih kemudi perusahaan
pada tahun 1978. Di bawah kendalinya, Sampoerna berkembang pesat dan menjadi perseroan
publik pada tahun 1990 dengan struktur usaha modern, dan memulai masa investasi dan
ekspansi. Selanjutnya Sampoerna berhasil memperkuat posisinya sebagai salah satu
perusahaan terkemuka di Indonesia.
Keberhasilan Sampoerna menarik perhatian Philip Morris International Inc. (“PMI”), salah
satu perusahaan rokok terkemuka di dunia. Akhirnya pada bulan Mei 2005, PT Philip Morris
Indonesia, afiliasi dari PMI, mengakuisisi kepemilikan mayoritas atas Sampoerna. Jajaran
Direksi dan manajemen baru yang terdiri dari gabungan profesional Sampoerna dan PMI
meneruskan kepemimpinan Perseroan dengan menciptakan sinergi operasional dengan PMI,
sekaligus tetap menjaga tradisi dan warisan budaya Indonesia yang telah dimilikinya sejak
hampir seabad lalu.
PRODUK
-Sigaret Kretek Tangan
•Dji Sam Soe (diluncurkan 1913)
•Dji Sam Soe Super Premium (diluncurkan 2004)
•Sampoerna Kretek (Dikenal Juga sebagai •Sampoerna Hijau, Diluncurkan 1968)
-Tidak berfungsi
•Sampoerna A Flava
•Sampoerna A Flava Bold
•Sampoerna A International
•Sampoerna A International Menthol
•Sampoerna A King Size
•Sampoerna A King Size Menthol
•Sampoerna A Slims
•Sampoerna A Slims Menthol
•Sampoerna A Medium
•Sampoerna A Gold TRI-ZONE Filter
•Sampoerna A Mild Menthol
•Sampoerna A Mild Blue
•Sampoerna A Motion
•Sampoerna A Platinum
•Marlboro Filter Mix 9
•Panamas 1
•Panamas Premium
•Sampoerna Filter
•Sampoerna Hitam Mas (H&M)
•Sampoerna Classic
•Sampoerna Classic Dark
•Sampoerna Classic Menthol
•Sampoerna International
•Sampoerna Rebus
•Sampoerna Kuning
•Sampoerna Special
•Sampoerna Syabas
•Sampoerna Ekampok
•Sampoerna Universal
•Sampoerna Super
•Sampoerna Jingga
•Sampoerna Patma (45)
•Sampoerna Exclusive
•Sampoerna Millennium
•Sampoerna Extra (X-tra)
•Sampoerna Tegar
•Sampoerna Hijau (Kemasan Geser/Hard Pack)
•Sampoerna Pas (Coklat)
•Trend Mild
•Trend Filter
•Vegas Mild
•Vegas Filter
•Sampoerna U Mild Cool
•Sampoerna U Bold Filter
•S.T. Dupont Paris Original
•S.T. Dupont Paris Lights
•S.T. Dupont Paris Super Lights
•S.T. Dupont Paris Menthol
•S.T. Dupont Paris Menthol Lights
•Keraton Dalem Kretek
•Keraton Dalem Filter
•Komet Kretek
•Komet Filter
•Marlboro Menthol
•Marlboro Menthol Lights
•Marlboro Black Menthol
•Marlboro Ice Blast
•L&M Mild
•Dji Sam Soe Filter
•Dji Sam Soe Special
•Dji Sam Soe Gold
•Dji Sam Soe Plus
•Mitra Kretek
•Mitra Filter
•L&M Filter
•L&M Lights
•L&M Menthol
•Longbeach Filter
•Longbeach Mild
•Java Lights
•Crown Filter
•Parkway Filter
•Parkway Lights
•Parkway Menthol
•Parkway Menthol Lights
2. Aga Sampoerna
Setelah masa tersebut, putra Liem, Aga Sampoerna mengambil alih kepemimpinan dan
membangkitkan kembali perusahaan tersebut dengan manajemen yang lebih modern. Nama
perusahaan juga berubah seperti namanya yang sekarang ini. Selain itu, melihat kepopuleran
rokok cengkeh di Indonesia, dia memutuskan untuk hanya memproduksi rokok kretek saja.
3. Putera Sampoerna
Generasi berikutnya,adalah generasi yang membawa PT. Sampoerna melangkah lebih jauh
dengan terobosan-terobosan yang dilakukannya, seperti perkenalan rokok bernikotin rendah,
A Mild dan perluasan bisnis melalui kepemilikan di perusahaan supermarket Alfa, dan untuk
suatu saat, dalam bidang perbankan.
4. Michael Sampoerna
Pada tahun 2000, Michael, masuk ke jajaran direksi dan menjabat sebagai CEO. Pada Maret
2005, perusahaan ini kemudian diakuisisi oleh Philip Morris. Philip Morris adalah produsen
rokok asal Amerika Serikat dengan keahlian pada produk rokok putih seperti Marlboro,
Virginia Slims, dan Benson & Hedges. Bagi perusahaan itu, investasi di Sampoerna adalah
kesempatan besar untuk masuk dalam jajaran lima besar dunia dengan memulai mempelajari
industri rokok kretek. Setelah akusisi 40 persen saham selesai, Philip Morris akan melakukan
tender untuk pembelian sisa saham lain di HM Sampoerna.
STRATEGI PERUSAHAAN
Dia mengatakan, kenaikan tersebut juga disebakan karena adanya kebijakan cukai yang tahun
lalu mengalami kenaikan sebesar 11 persen. Sehingga, pangsa pasar dan volume penjualan
perusahaan terkoreksi mengalami sedikit penurunan sebesar 32,2 persen dan 22,1 miliar unit.
"Industri tembakau ada tren konsumer bergeser ke produk murah. Segment low tar tumbuh,
tapi high tar mengalami pertumbuhan yang lebih tinggi dan ambil alih low tar," katanya saat
konferensi pers di Kantornya, Jakarta, Kamis (9/5).
Mindaugas meyakini dengan dilakukanya diversifikasi produk dan merilis produk high tar
lebih terjangkau akan membuat pangsa pasar dan volume penjualan di tahun ini meningkat
kembali. Dengan demikian, akan berdampak pula pada pendapatan perusahaan.
Sementara itu, strategi lain dalam upaya menggenjot volume penjualan pihaknya juga
melakukan meningkatkan penjualan untuk pasar ekspor. Belum lama, Sampoerna juga
membuka pasar ekspor baru ke Jepang yang menggenapkan penjualan untuk ekspor menjadi
ke 40 negara.
Selain itu, Sampoerna juga mengakui tengah melakukan uji pasar di dalam negeri untuk
produk rokok aerosol dan iQost. Produk jenis iQost ini baru dirilis pada dirilis pada Maret
lalu.
"Jadi masih dalam tahap belajar diperkenalkan bulan lalu. Hasil unit tersebut akan diputuskan
ekspansi atau tidak," jelas dia.
Sebelumnya, Perusahaan mencatat pada kuartal ini estimasi total industri turun sebesar 0,8
persen terutama disebabkan oleh pergerakan persediaan barang dagang.
Meski tercatat mengalami penurunan, pendapatan bersih dan laba bersih perusahaan tumbuh
sebesar 2,9 persen dan 8,4 persen menjadi Rp 23,8 triliun dan Rp 3,3 triliun, didorong oleh
harga yang lebih tinggi di berbagai merek dalam portofolio.
PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) mencatat volume penjualan rokok HMSP
menurun sebesar 3,7% menjadi 22,1 miliar batang di kuartal I tahun ini, dari 23 miliar batang
rokok di kuartal I-2018. Meski begitu, emiten ini sudah menyiapkan strategi agar kinerja
keuangan stabil.
Secara keuangan, pendapatan dan laba bersih emiten produsen rokok ini masih tumbuh.
Pendapatan HMSP di kuartal I-2019 naik 2,9% jadi Rp 23,8 triliun. Laba bersih naik 8,4%
jadi Rp 3,3 triliun.
Berdasarkan laporan Philip Morris International (PMI), pangsa pasar HMSP secara tahunan
juga turun dari 33,2% menjadi 32,2% per kuartal I-2019. Penurunan ini disebabkan oleh total
penjualan secara industri yang lebih rendah dan selisih harga produk HM Sampoerna, yakni
A Mild, terhadap merek pesaing semakin besar, setelah kenaikan harga di Oktober 2018.
Secara industri, volume penjualan rokok pun turun 0,8% menjadi 68,7 miliar batang dari
sebelumnya 69,3 miliar batang. Presiden Direktur HMSP Mindaugas Trumpaitis menyatakan,
penurunan penjualan rokok HMSP pada kuartal I tahun ini karena konsumen saat ini
cenderung mencari produk dengan harga yang lebih murah.
Meski begitu, HMSP melihat, produk dengan kadar tar tinggi kembali meningkat. "Produk
dengan kadar tar rendah masih tumbuh. Produk kadar tar tinggi tadinya turun, tapi sekarang
tumbuh melebihi kadar tar rendah," papar Mindaugas, Kamis (9/5).
HMSP, dalam materi paparan publik kemarin, menjelaskan, pangsa pasar sigaret kretek
mesin (SKM) dengan kadar tar tinggi meningkat dari 38,5% di 2018 menjadi 40,2% di
kuartal I-2019. Sebaliknya, SKM dengan kadar tar rendah menurun dari 39,2% per 2018
menjadi 37,7% per Maret 2019.
Oleh karena itu, untuk menjaga pangsa pasar dan volume penjualan, HMSP merilis produk
kandungan tar tinggi dengan harga terjangkau. HMSP meluncurkan Philip Morris Bold,
rokok dengan kadar tar tinggi yang menyasar segmen harga rendah pada Maret lalu.
Dampaknya positif. "Penjualan naik tiga kali lipat. Kami optimistis bisa menjangkau dan
meningkatkan posisi kami di segmen pasar harga rendah," kata Mindaugas.
Perusahaan ini juga akan meningkatkan penjualan dari segi ekspor. Mindaugas optimistis
ekspor naik karena mulai tahun lalu HSMP mengoperasikan pabrik baru di Karawang. HMSP
juga mulai ekspor ke Jepang, sebagai negara tujuan ekspor ke-40.
Merambah rokok elektrik
Belakangan, perusahaan ini juga tengah melakukan uji pasar di dalam negeri untuk produk
rokok elektrik IQOS. Produk ini baru saja dirilis Maret 2019. HMSP menyebut, ini untuk
memenuhi kebiasaan konsumen mengkonsumsi rokok aerosol. "Kami masih dalam tahap
pembelajaran. Dari hasil pembelajaran tersebut, kami akan memutuskan akan ekspansi atau
tidak," ucap Mindaugas.
Meski begitu, perusahaan ini masih melihat produk ini tidak terlalu komersial untuk
dipasarkan dalam skala besar. Karena itu, HMSP bakal mempelajari pasarnya terlebih dahulu.
"Kalau produk ini sukses, tidak ada alasan untuk tidak mulai membuat produk ini di
Indonesia," ungkap dia. Induk usaha HMSP, Philip Morris sudah mulai memasarkan IQOS
secara masal di Jepang.
Analis Indo Premier Sekuritas, Raditya Immanzah dalam riset per 9 Mei menjelaskan,
strategi HMSP menjaga pasar dengan memperkenalkan empat produk baru cukup bagus dan
efektif menjaga pangsa pasar. Karena itu, ia masih menyarankan beli HMSP dengan target
harga Rp 4.200 per saham. Kemarin harga saham HMSP ditutup naik 5,65% di Rp 3.550 per
saham.
rokok PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk., (HMSP) menyiapkan strategi untuk
meningkatkan volume penjualan setelah tertekan pada kuartal I/2019.
Pada kuartal I/2019 pangsa pasar perusahaan turun menjadi 32,2% dari kuartal I/2018 sebesar
33,2%. Volume penjualan pada Januari-Maret 2019 mencapai 22,1 miliar batang rokok, turun
3,7% dibandingkan dengan volume penjualan pada kuartal I/2018 sebanyak 23 miliar batang.
Presiden Direktur Hanjaya Mandala Sampoerna Mindaugas Trumpaitis mengatakan, pangsa
pasar perseroan yang turun pada kuartal I/2019 karena persaingan harga untuk produk yang
lebih premium dan pertumbuhan di segmen SKM dengan kadar tar tinggi.
Di industri tembakau, kata dia, ada pergeseran tren konsumen ke harga yang lebih terjangkau.
Di segmen SKM dengan kadar tinggi mulai tumbuh dan mengambil alih segmen SKM kadar
tar rendah, sehingga pada tahun ini segmen SKM kadar tar tinggu tumbuh lebih pesat dari
SKM kadar tar rendah.Di HM Sampoerna, pangsa pasar di segmen SKM kadar tinggi
meningkat dari semula 6,9% menjadi 12,7% pada kuartal I/2019. Ini setelah perseroan
meluncurkan produk di segmen SKM kadar tar tinggi Philip Morris Bold pada kuartal I/2019.
"Kami optimistis didukung dengan merek utama dan produk baru yang diluncurkan untuk
membantu pangsa pasar kami," katanya.
Di samping itu, perseroan mulai memperkenalkan Iqos di Jakarta pada Maret 2019 untuk
mengetahui perilaku konsumen tentang produk ini. Selanjutnya perseroan akan memutuskan
untuk melanjutkan secara komersil atau tidak.
Di pasar ekspor, perseroan terus meningkatkan volume penjualan setelah tertekan pada akhir
2018. Hasilnya terlihat pada penjualan ekspor kuartal I/2019 yang bertumbuh 3,12% menjadi
Rp95,84 miliar. Penjualan ekspor yang berkontribusi 0,40% terhadap penjualan bersih pada
periode tersebut.
"Tahun lalu kami baru saja meresmikan pabrik kami di Karawang dan ekspor ke Jepang.
Kami berupaya meningkatkan volumenya," katanya.
Lebih lanjut, perseroan memandang keputusan pemerintah tidak ada kenaikan cukai pada
2019 baik untuk industri. "Kami mendukung keputusan ini karena ada peningkatan pesat
untuk pajak [cukai] di tahun sebelumnya," katanya.
KOMUNITAS RITEL SAMPOERNA
Sampoerna Retail Community (SRC) adalah sebuah program pembinaan terhadap outlet
retail potensial yang terpilih sebagai partner bagi Sampoerna yang digabungkan dalam suatu
komunitas yang bertujuan untuk melakukan aktivitas promosi, dan distribusi produk Dji Sam
Soe, Sampoerna Hijau, A Mild, U Mild dan Marlboro secara lebih agresif dan eksklusif.
Sejak tahun 2019, pihak Elang Mahkota Teknologi (induk SCTV, Indosiar dan O Channel)
melalui Kreatif Media Karya, bekerja sama dengan SRC meluncurkan aplikasi AYO SRC,
yang telah diluncurkan pada 26 Maret 2019.
1. Penanggulangan Bencana
Untuk menanggulangi bencana alam PT Sampoerna membentuk Tim Sampoerna Rescue
(SAR). Tim tersebut telah diikutsertakan untuk melakukan penanganan bencana alam di
berbagai daerah di Indonesia. Selain itu PT Sampoerna juga memberikan bantuan air bersih
untuk masyarakat yang terkena bencana.
2. Pendidikan
Sampoerna berfokus dalam memberikan akses lebih besar terhadap materi pendidikan
melalui Pusat Pembelajaran Masyarakat dan Mobil Pustaka di daerah sekitar pabrik di Jawa
Timur dan Jawa Barat. Sampoerna juga mengoperasikan perpustakaan karyawan di pabrik
Surabaya, Jawa Timur. Memberikan beasiswa bagi pelajar dan mahasiswa di berbagai
sekolah dan perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta. Sebagai bentuk kepeduliannya
terhadap pendidikan, Sampoerna mendirikan sekolah bisnis yaitu Sampoerna School of
Business dan Akademi Putera Sampoerna Foundation atau lebih dikenal sebagai Sampoerna
Foundation adalah sebuah yayasan nirlaba yang didirikan oleh Putera Samporna beserta para
pemegang saham PT HM Sampoerna lainnya didirikan pada tahun 2001 bertujuan untuk
peningkatan pendidikan nasional di Indonesia.
4. Keberlangsungan Lingkungan
Melalui kerja sama dengan beberapa organisasi lingkungan, Sampoerna mendukung Program
Pelestarian Mangrove di Surabaya dan penanaman kembali hutan di Pasuruan dan Lombok
untuk mewujudkan lingkungan yang berkelanjutan.
1. Strength
Ø Kualitas Bahan Baku
Kualitas bahan baku rokok sampoerna sudah terpercaya, kualitas bahan baku menjadi andalan
sampoerna untuk bersaing dengan empat perusahaan rokok besar Indonesia lainnya (Gudang
garam, Djarum, Bentoel Prima dan Wismilak).
Ø Menguasai pangsa pasar
Produk-produk rokok sampoerna secara keseluruhan menguasai pangsa pasar rokok
Indonesia dengan pangsa pasar 24,2 %, posisi runner-up Gudang Garam 23,6 dan pada
peringkat ketiga Djarum 20,4 %.
Ø Kredibilitas Perusahaan
Perusahaan yang telah berdiri hampir mencapai seratus tahun pastinya memiliki kredibilitas
perusahaan yang baik. Kredibilitas Sampoerna tidak dibangun dalam semalam, tetapi melalui
jalan yang panjang dan berbagai prestasi yang telah ditorehkan. Kredibilitas perusahaan
inilah yang menjadi dasar terbentuknya trust ‘kepercayaan’ dari para stakeholder yang
terbukti menjadi poin krusial dalam pengembangan suatu bisnis.
Ø Budaya Perusahaan
Budaya perusahaan dalam tubuh sampoerna sudah menjadi spirit d’corps sampoerna. Dalam
kegiatan sehari-hari budaya perusahaan tersebut menjiwai seluruh aktifitas karyawan
sehingga kinerja karyawan menjadi lebih efektif dan efisien. Dengan adanya budaya
perusahaan yang baik maka perusahaan akan mampu bertahan dan berkembang lebih baik
lagi.
Ø Nilai capital yang besar
Setelah Philip Morris menjadi pemilik dominan saham perusahaan. Sampoerna memiliki
capital yang cukup besar dan jaminan tersedianya modal dibawah naungan perusahaan rokok
raksasa dunia. Dengan tersedianya dana yang besar, memudahkan perusahaan untuk
menjalankan strategi pemasaran dan kegiatan operasional perusahaan.
2. Weakness
Ø Harga yang cukup mahal
Harga yang cukup mahal Harga yang cukup mahal menjadi kelemahan sampoerna yang
sangat terlihat dimata competitor. Harga cukup mahal ini bersala dari biaya promosi yang
besar dan bahan baku yang mahal.
Ø Kurang diminatinya produk rokok SKM mild di Internasional
Para perokok luar negeri sudah terbiasa dengan rokok putih dan sudah candu dengan rasa
yang diberikan oleh rokok putih, kehadiran rokok kretek mild tidak bias menggeser
kedudukan rokok putih sebagai rokok no. 1 di luar negeri untuk saat ini.
Ø Kalahnya pangsa pasar SKM filtered dari para pesaing
Walaupun Dji Sam Soe Filtered memilki kualitas tembakau dan cengkeh yang tidak kalah
dari para pesaing, tetapi perbedaan harga membuat Dji Sam Soe filter tidak bias menggeser
kedudukan Gudang Garam Internasional dari peringkat pertama dan minimnya distribusi dan
promosi membuat sangat memperkokoh posisi Gudang Garam Internasional sebagai
Champion.
Ø Modal yang cukup besar untuk mengadakan event berkala
seperti A mild live wanted, Java Jazz, COPA Dji Sam Soe, Liga voli Proliga, IBL, Jak Jazz
dan Soundrenaline. Pengalokasian yang dipakai sampoerna banyak dipakai untuk membuat
suatu event, terlebih lagi event yang dibuat adalah event berkala (Java Jazz, Jak jazz, IBL,
Proliga, COPA, Soundrenaline dan Amild live wanted) dengan jangka waktu setahun sekali
event tersebut dilaksanakan, sudah terhitung ada tujuh event besar yang harus didanai setiap
tahunnya. Dengan adanya event berkala tersebut sampoerna harus menyediakan dana yang
cukup besar
Ø Lambatnya pertumbuhan rokok Avolution
Rokok Avolution yang seharus menjadi harapan agar dapat bersaing dengan rokok putih,
tetapi yang terjadi pertumbuhan rokok tersebut sangat lambat, permintaan turun dan profit
menurun, akhirnya malah memberikan kerugian dan memberikan dampak yang negative.
Rokok Avolution yang seharusnya harapan dilihat dari launchingnya yang sangat luar biasa
utnuk industry rokok Indonesia, tetapi yang terjadi produk ini tidak memberikan laba yang
sesuai harapan seiring berjalannya waktu.
3. Opportunity
Ø Masuknya Philip Morris sebagai mitra bisnis
Masuknya Philip Morris yang notabenenya termasuk perusahaan rokok besar dunia,
memudahkan sampoerna untuk mengekspansi bisnisnya ke International melalui bantuan
perusahaan Philip Morris
Ø Trend pasar positif untuk rokok Low Tar Low Nicotine (LTLN) di Indonesia
Perlu diketahui lagi bahwa rokok akan menyebabkan kecanduan dan kecanduan tersebut
tidak hanya karena rokoknya tetapi juga karena rasa yang diberikan oleh rokok tersebut,
kecanduan tersebut membuat seseorang tidak bias pindah ke produk lain. Dilihat dari
pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa perokok telah menjadi menyumbang laba tetap
untuk perusahan rokok. Meningkatnya jumlah anak muda yang merokok dan banyak strategi
yang diluncurkan produsen LTLN untuk menarik para anak muda dengan event music
menyebabkan banyaknya anak muda yang menggemari rokok LTLN, memberikan angin
perubahan untuk industry rokok dimasa mendatang karena anak muda yang merokok LTLN
saat ini tidak bias pindah ke merk lain dikarenakan dia sudah candu dari rasa yang diberikan
rokok tersebut. Tingginya kesadaran kesehatan masyarakat dan gaya hidup yang menganggap
rokok LTLN lebih keren memungkinkan perubahan trend pada industry rokok.
Ø Banyaknya spot yang terdapat pada event untuk mempromosikan produk baru
Banyaknya event yang diadakan sampoerna menjadi kesempatan bagi sampoerna untuk
mempromosikan produk baru tanpa dipungut biaya advertising. Dengan banyaknya event,
akan meningkatkan brand awareness yang dimiliki produk tersbut sehingga memudahkan
produk itu dikenal dan diingat customer.
Ø Kemungkinan produk baru
Besarnya modal yang dimiliki sampoerna dan kerjasamanya dengan Philip Morris,
memungkinkan Sampoerna untuk mengembangkan produk baru apabila ada pasar yang
cocok.
Ø Beralihnya customer rokok competitor ke rokok LTLN Sampoerna.
Tingginya kesadaran akan kesehatan masyarakat memungkinkan pindahnya customer rokok
GG dan Djarum ke rokok LTLN Sampoerna atau A mild. Besarnya kemungkinan pindah
sangat tinggi karena tingginya kesadaran akan kesehatan dan rasa dari rokok sampoerna
memiliki kemiripan dengan rokok SKM GG Internasional dan Djarum Super.
4. Threats
Ø Regulasi dan perda mengenai anti-rokok
Perda ini memungkinkan penurunan jumlah perokok dan permintaan atas rokok yang terjadi
disuatu daerah yang memiliki perda anti-rokok.
Ø Kompetitor dari rokok jenis Mild
Dilihat dari trend positif rokok mild, banyak dari produsen rokok mulai merambah pangsa
pasar rokok mild. Untuk saat ini produsen rokok besar sudah memproduksi rokok mild,
Gudang Garam ada Surya Signature, dari pihak Djarum lahir LA Light, yang cukup
mengancam Sampoerna saat ini, dari kubu Bentoel Prima ada Starmild yang berada di posisi
ketiga pangsa pasar rokok mild, bahkan produsen rokok kecil seperti Nojorono Tobacco
Indonesia ikut meramaikan industry rokok Indonesia dengan mengusung produk Class Mild
yang menduduki peringkat runner-up. Bertambahnya competitor menambah ketatnya
persaingan rokok di Indonesia, akhirnya ada yang tersingkir dari persaingan tersebut.
Ø Bertambahnya competitor rokok jenis mild
Pangsa pasar rokok mild yang menjanjikan di masa depan memungkinkan munculnya
pendatang baru dalam persaingan industry rokok mild.
Ø Tingginya pajak rokok
Tingginya pajak rokok membuat rendahnya daya beli masyarakat terhadap rokok sehingga
terjadi penurunan permintaan rokok.
Ø Berkurangnya event yang disponsori perusahaan rokok
Berkurangnya event yang disponsori rokok merupakan impact dari mindset masyarakat yang
mendukung anti-rokok dan ingin mengurangi promosi rokok yang terdapat pada event
khususnya event anak muda. Dengan berkurangnya event yang disponsori perusahaan rokok
membuat perusahaan rokok sulit untuk mempromosikan produknya dan seiring berjalannya
waktu tingkat awareness akan berkurang.
HASIL ANALISIS
Dari analisis SWOT yang PT HM Sampoerna Tbk. sebutkan diatas, dapat di perinci menjadi
beberapa inti yakni sebagai berikut:
Ø Strength
1. Kualitas Bahan Baku
2. Menguasai pangsa pasar
3. Kredibilitas perusahaan
4. Budaya Perusahaan
5. Nilai capital yang besar
Ø Weakness
1. Harga yang cukup mahal
2. Kurang diminatinya produk rokok kretek mild di Internasional
3. Kalahnya pangsa pasar SKM filtered dari para pesaing
4. Modalyang cukup besar untuk mengadakan event berkala.
5. Lambatnya pertumbuhan rokok Avolution
Ø Opportunity
1. Masuknya Philip Morris sebagai mitra bisnis
2. Trend pasar positif untuk rokok Low Tar Low Nicotine (LTLN) diIndonesia
3. Banyaknya spot yang terdapat pada event untuk mempromosikan produk baru
4. Kemungkinan lahirnya produk baru
5. Beralihnya customer competitor ke rokok (LTLN) Sampoerna
Ø Threath
1. Regulasi dan perda mengenai anti-rokok
2. Kompetitor dari rokok jenis Mild
3. Bertambahnya competitor rokok jenis mild
4. Tingginya pajak rokok
5. Berkurangnya event yang disponsori oleh industry rokok
Strategi yang dapat digunakan
SO Strategy
(S1,O4) Inovasi terbaru produk untuk target mancanegara
(S4,O1) Berusaha untuk mencari investor,dibawah naungan Philip morris memudahkan
sampoerna untuk mencari modal.
(S5,03) Promosi besar-besaran untuk menigkatkan brand awareness dan ekspansi bisnis.
(S3,05) melakukan strategi merebut customer
(S2,O2)Tetap mempertahankan pangsa pasar mild yang sedang trend saat ini
OW Strategy
(W5,O1) Atur strategi untuk mempromosikan Avolution di luar negeri melalui bantuan
perusahaan Philip Morris
(W3,O2) Lebih memfokuskan strategi untuk mempertahankan mild sebagai tren saat ini
(W2,O4) Buat Inovasi terbaru untuk membuat rokok putih.
(W1,O5) Tekankan Finest Quality kepada customer dan buat persepsei finest Quality tersebut
melalui media promosi.
(W4,O3) Pada event yang berskala besar adakan promosi besar-besaran untuk
meningkatkan awareness customer.
SO Strategy
(S5,T1) Ikut dalam kampanye anti-rokok untuk meningkatkan awareness
(S2,T3) Kendalikan pangsa pasar dengan menurunkan harga mild.
(S3,T5) Berusaha untuk mendapatkan sponsor melalui syarat tertentu
(S5,T4) adakan riset untuk mencari bahan baku yang lebih murah.
(S1,T2) Pertahankan customer dan bangun persepsi di customer bahwa sampoerna The Finest
Quality
OW Strategy
(W2,T4) Kurangi penawaran mild untuk luar negeri karena bea cukai yg mahal,
tingkatkan penawaran dalam negeri.
(W3,T2) Melakukan penetrasi pasar untuk produk SKM filter
(W1,T1) Membuat Strategi CSR untuk menghadapi perda rokok.
(T4, W5) Buat citra Avolution lebih exclusive lalu ekspor keluar negeri.
(W4,T5) Manfaatkan event berkala sampoerna untuk promosi produk.
Blue Ocean Strategy yang digunakan PT. HM Sampoerna dalam bisnisnya dapat dilihat
dengan diluncurkannya produk A Mild. Peluncuran ini cukup mengagetkan banyak pihak,
terutama industri rokok saat itu. Hal ini disebabkan karena produk A-Mild merupakan produk
yang unik, yang tidak tergolong dalam kategori manapun, dari tiga kategori besar rokok yang
ada saat itu, yaitu sigaret keretek tangan (SKT), sigaret keretek mesin (SKM) reguler, dan
sigaret putih mesin (SPM). Melalui A-Mild PT Sampoerna Tbk mengambil langkah berani
untuk membuat sebuah kategori baru, yakni SKM mild. Sejak awal A-Mild memang sudah
dirancang untuk menjadi produk yang tidak ada duanya di pasar domestik saat itu. A-Mild
merupakan rokok rendah nikotin (Low Tar Low Nicotine) pertama di Indonesia dengan
komposisi tar/nikotin 14 mg/1.0 mg. Tidak hanya pada komposisi, Sampoerna juga
melakukan perubahan pada kemasan A-Mild dengan mengurangi isi 20 batang menjadi 16
batang. Untuk inovasi produk A Mild dibutuhkan waktu 2 tahun untuk mempersiapkannya.
Hal ini dikarenakan pada saat itu tidak ada benchmark produk yang dapat dijadikan acuan,
termasuk di pasar internasional. Yang ada hanya berbagai survey dan riset yang melibatkan
konsumen, termasuk di antaranya uji buta yang tidak hanya dilakukan sekali, tapi beberapa
kali di beberapa kota.
Tahun 1994 A-Mild mengganti motto kampanye Taste of the future dan menggantinya
dengan How low can you go. Dengan motto ini Sampoerna seolah-olah menantang konsumen
untuk berpikir ulang mengenai jenis rokok yang mereka konsumsi. Cara ini terbukti efektif
karena penjualan A-Mild naik tiga kali lipat, dari sebelumnya hanya 18 juta batang per bulan
menjadi 54 juta batang per bulan. Dan seiring dengan berjalannya waktu, penjualan A-Mild
pun terus naik. Tahun 1996, A-Mild sudah menembus penjualan sebanyak 9,8 miliar batang,
atau 4,59% total penjualan rokok nasional. Di tahun 2005, rokok SKM mild sudah
mengambil porsi 16,97% total rokok nasional. Hingga kini A-Mild telah menjadi salah satu
produk unggulan dari Sampoerna dengan penguasaan pasar sekitar 50%.
3. Memberi “Customer Value” Pada Produknya
Pada perusahaan sampoerna, Customer value diimplementasikan dengan cara limited edition
pada beberapa produk sampoerna, yaitu A-mild. Sampoerna memproduksi limited edition
pada produk A-mild kemasan 12 batang, Dengan adanya A mild limited edition, Sampoerna
memberikan nilai tambah dengan memberikan tampilan yang berbeda dari bungkus rokok
biasa dan tercantum joke pada bungkus rokok limited edition tersebut seperti ‘Kalo cinta itu
buta, buat apa ada bikini’, joke tersebut sangat memberikan nilai tambah kepada para
customer muda. Edisi terbatas (limited edition) dimaksudkan untuk menarik konsumen muda
dan juga limit ededition A-mild diperuntukkan untuk meningkatkan penjualan A-mild
kemasan 12 batang yang cukup rendah dibandingkan A mild kemasan 16 batang.
4. Diversifikasi Produk
Diversifikasi adalah strategi penempatan dana investasi kita ke instrumen yang berbeda-
beda.Alasan mengapa PT. HM SAMPOERNA Tbk. melakukan diversifikasi. Diversifikasi
produk adalah upaya yang dilakukan perusahaan untuk memasarkan beberapa produk yang
sejenis dengan produk yang sudah dipasarkan sebelumnya. Perusahaan melakukan
diversifikasi produk ditujukan:
• Untuk membuat produk tahan lebih lama,
• Mengarah kepada produk siap konsumsi / digunakan,
• Memenuhi selera, kebutuhan dan harapan konsumen,
•Memperluas pasar, mempermudah transportasi, menyerap tenaga kerja, member nilai
tambah, pendapatan dan lain sebagainya.
Jadi intinya PT. HM SAMPOERNA Tbk. melakukan diversifikasi produk untuk menaikan
penetrasi pasar atau membedakan produk satu dengan lainnya. Beberapa produk PT. HM
SAMPOERNA Tbk. antara lain :
I. PT Sampoerna – rokok
a. Dji Sam Soe
b. A Mild
c. U Mild
d. Sampoerna Hijau
e. Avolution
f. Kraton Dalem
g. Panamas
h. Komet
i. Sampoerna Pas
j. A Flava
2. Business Strategy
Untuk memperkuat posisi pasarnya, PT.HM Sampoerna menghadirkan beberapa macam
inovasi, antara lain :
Ø Meluncurkan rokok A Flava Click Mint yaitu produk rokok mild pertama di Indonesia
dengan inovasi click mint, yang menawarkan 2 pengalaman rokok berbeda kepada perokok
dewasa, yaitu rokok dengan rasa mild & mint.
Ø Meluncurkan rokok A Mild, A-Mild merupakan rokok rendah nikot
STRUKTUR ORGANISASI
RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham
Rapat umum pemegang saham berada paling atas struktur organisasi perusahaan, yang
biasanya diadakan setiap setahun sekali pada akhir juni. Didalam rapat tersebut Direksi
berkewajiban memberikan laporan perihal jalannya perusahaan dari tata usaha keuangan dari
tahun buku yang lalu yang harus ditentukan dan disetujui, dan juga dalam RUPS ini
dilakukan penunjukan akuntan publik
yang terdaftar.
Dewan Komisaris
Dewan Komisaris terdiri dari seorang Presiden Komisaris dan dua orang anggota komisaris.
Tugas utama dari Dewan Komisaris yaitu mempunyai wewenang untuk memberhentikan
Direksi Apabila terdapat suatu tibdakan dari direksi yang bertentangan dengan anggaran
dasar dan tujuan dari perusahaan.
Direksi
Direksi terdiri dari Presiden Direktur dan 2 orang direktur yang secara bersama-sama
mempunyai hak dan wewenang mewakili dan bertindak atas nama Direksi.
Divisi Administrasi
Divisi ini terdiri dari Bagian Umum, Hukum, dan Hubungan Masyarakat.Bagian umum
bertugas menyelesaikan pendokumentasian atas dokumen-dokumen penting perusahaan serta
penyusunan daftar hadir. Bagian Hukum bertugas membuat serta mengontrol terhadap
pelaksanaan hukum yan berlaku di perusahaan. Dan bagian Hubungan Masyarakat bertugas
memberikan keterangan mengenai perusahaan pada masyarakat.
Divisi Pemasaran
Bagian pemasaran bertugas menganalisa pemasaran, perencanaan, pelaksanaan dan
pengendalian hasil produksi sampai ketangan konsumen. Divisi ini terdiri dari penelitian
pasar, pengendalian merk, pemasaran lapangan, koordinasi penjualan.
Divisi Manufacturing
Divisi ini terdiri dari bagian Bahan Baku, Produksi, Engineering. Bertugas menyediakan dan
mengontrol bahan baku yang akan diproses sehingga menghasilkan produk yang diinginkan,
mengontrol atas produk yang bsedang diracik sampai produk tersebut selesai serta mengecek
jalannya proses perakitan.
Divisi Litbang
Divisi ini terdiri dari bagian Laboratorium, Pengembangan Produk, Pengontrolan mutu dan
penelitian dasar.
Divisi Keuangan
Divisi ini terdiri dari bagian Bendahara, Akuntansi dan EDP. Bagian bendahara bertugas
menangani masalah dana. Bagian akuntansi bertugas menangani pemuatan laporan keuangan
dan aktualisasi. Bagian EDP bertugas memproses data-data yang berhubungan dengan
kegiatan perusahaan, mulai dari menginput data baru, mengolah dan meyeleksi data yang
sudah ada.
Struktur Organisasi Berdasarkan Tingkatan Manajemen Berikut adalah Struktur Organisasi
Berdasarkan Tingkatan Manajemen
laporan keuangan 2017 -2019
• Analisis rasio keuangan
• Pentingnya rasio keuangan
• Cara pembandingan
• Jenis-jenis rasio keuangan
– Rasio likuiditas (liquidity ratios)
– Rasio leverage (leverage ratios)
– Rasio aktivitas (aktivity ratios)
– Rasio profitabilitas (profitability ratios)
- Rasio Likuiditas
Aktiva Lancar
Current Ratio =
Hutang lancar
Kas+Efek
Cash Ratio=
Hutang Lancar
- Rasio Leverage
Total Hutang
Debt Ratio= ×100 %
Total aktiva
EBIT
Coverage Ratio=
Beban Bunga
EBIT+Bunga+Angsuran Lease
Fixed Charge Coverage Ratio=
Bunga+Angsuran Lease
EBIT
Debt Service Ratio=
Angsuran pokok pinaman
Bunga+ Sewa+
(1-tarif pajak)
- Rasio Aktivitas
- Rasio Profitabilitas
-
Laba Kotor
GPM= ×100%
Penjualan
EBIT
PM= ×100 %
Penjualan
EAT
ROE= ×100 %
Modal Sendiri
EAT
ROI= ×100 %
Investasi
Data Rasio-Rasio PT. Sampoerna
A. Rasio Likuiditas
PT. HM Sampoerna,Tbk Current Ratio Tahun 2015-2017
Keterangan 2015 2016 2017
Aktiva Lancar 29.807.330 33.647.496 34.180.353
Hutang Lancar 4.538.674 6.428.478 6.482.969
Current Ratio(%) 657% 523% 527%
B. Rasio Leverage
PT. HM Sampoerna Tbk Total Debt to Equity RatioTahun 2015-2017
Keterangan 2015 2016 2017
Total Hutang 5.994.664 8.333.263 9.028.078
Modal Sendiri 32.016.060 34.175.014 34.112.985
Total Debt to equity 19% 24% 26%
Ratio (%)
PT. HM Sampoerna Tbk Total Debt to Total Assets Ratio Tahun 2015-2017
Keterangan 2015 2016 2017
Total Hutang 5.994.664 8.333.263 9.028.078
Total Aktiva 38.010.724 42.508.277 43.141.063
DAR(%) 16% 20% 21%
PT. HM Sampoerna Tbk Long Term Debt to Equity Ratio Tahun 2015-2017
Keterangan 2015 2016 2017
Hutang Jangka Panjang 1.455.990 1.904.785 2.545.109
Modal Sendiri 32.016.060 34.175.014 34.112.985
Long Term Debt to Equity Ratio(%) 5% 6% 7%
C. Rasio Aktivitas
https://idx.co.id/perusahaan-tercatat/laporan-keuangan-dan-tahunan/