Anda di halaman 1dari 92
es eg ge baa 4.1io) [cy ie ko a TKPK KAB. PEKALONGAN Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Kabupaten Pekalongan &_@. | KATA PENGANTAR Dalam rangka meningkatkan efektivitas upaya penanggulangan _kemiskinan, Pemerintah Kabupaten Pekalongan melalui Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) Kabupaten Pekalongan telah menyusun Buku Profil Kemiskinan Kabupaten Pekalongan Tahun 2020. Buku ini menggambarkan tentang kondisi kemiskinan makro dan mikro di Kabupaten Pekalongan beserta analisisnya. Data kondisi kemiskinan makro bersumber dari Survey Sosial Ekonomi (Susenas) yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik dan kondisi kemiskinan mikro bersumber dari Basis Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) 40% tingkah kesejahteraan rendah Tahun 2020. Dengan tersusunnya buku ini diharapkan dapat digunakan oleh seluruh pemangku kepentingan sebagai acuan dalam perumusan kebijakan dan program-program yang dapat menjamin percepatan penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Pekalongan Terima kasin disampaikan kepada seluruh pihak yang telah berkonstribusi pada penyusunan Buku Profil Kemiskinan Kabupaten Pekalongan, dengan harapan pelaksanaan penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Pekalongan dapat dicapai dengan efektif dan efisien Kajen, Desember 2020 KEPALA BAPPEDA LITBANG KABUPATEN PEKALONGAN, M. YULIAN AKBAR S.Sos., M.Si Pembina Tingkat 1 NIP. 19750710 199903 1 005 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI i DAFTAR SINGKATAN it DAFTAR TABEL iv DAFTAR GAMBAR v DATA MAKRO Konsep Umum Kemiskinan 1 1. DIMENSI KONSUMSI Presentase Penduduk Miskin 2 Posisi Relarif Tingkat Kemiskinan Kabupaten/Kota 3 Tingkat Ketimpangan Kemiskinan 4 Garis Kemiskinan 7 Upah Minumum Regional 8 2. DIMENSI NON KONSUMSI Bidang Pendidikan 9 Bidang Infrastruktir Dasar 16 Bidang Ketenagakerjaan 20 Bidang Kesehatan 2 DATA MIKRO Pengertian Data Mikro 22 Pemetaan Desa dengan Tingkat Kesejahteraan Rendah 24 Bidang Sosial 44 Bidang Infrastruktur Dasar 51 Bidang Kesehatan 65 Bidang Pendidikan 1 Bidang Ketenagakerjaan 7 APS. APM APK ASKES BPNT BOT BABS DTPFM & ODT DTKS GK GKM GKNM IPAL. JAMKESMAS KIP KIS KK KS KPS KRT PBI PLN PKH RASKIN RASTRA sD SLs SMP SMA SUSENAS SPAL TKPK TPAK TPT UMK UHH DAFTAR SINGKATAN Angka Partisipasi Sekolah Angka Partisipasi Murni Angka Partisipasi Kasar Asuransi Kesehatan Bantuan Pangan Non Tunai Basis Data Terpadu Buang Air Besar Sembarangan Data Terpadu Penanganan Fakir Miskin & Orang Tidak Mampu Data Terpadu Kesejahteraan Sosial Garis Kemiskinan Garis Kemiskinan Makanan Garis Kemiskinan Non Makanan Instalasi Pengolahan Air Limbah Jaminan Kesehatan Masyarakat Kartu Indonesia Pintar Kartu Indonesia Sejahtera Kartu Keluarga Kartu Keluarga Sejahtera Kartu Perlindungan Sosial Kepala Rumah Tangga Penerima Bantuan luran Perusahaan Listrik Negara Program Keluarga Sejahtera Beras Miskin Beras Sejahtera Sekolah Dasar Satuan Lingkungan Setempat Sekolah Menengah Pertama Sekolah Menengah Atas Survey Sosial Ekonomi Saluran Pembuangan Air Limbah Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Tingkat Penangguran Terbuka Upah Minimum Kabupaten/Kota Usia Harapan Hidup DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Persentase Penduduk Berumur 7-24 Tahun Menurut Karakteristik dan Status Pendidikan Tahun 2019 2 Tabel 2.1 Tingkat Kesejahteraan Sosial Per Kecamatan Tahun 2020 44 Tabel 2.2. KAT Tidak Memiliki Aset Per Kecamatan Tahun 2020 47 Tabel 2.3 Rumah Tidak Layak Huni Per Kecamatan Tahun 2020 52 Tabel 2.4 Sumber Penerangan Utama Per Kecamatan Tahun 2020 54 Tabel 2.5 Sumber Air Minum Per Kecamatan Tahun 2020 56 Tabel 2.6 Fasilitas Buang Air Besar Per Kecamatan Tahun 2020 60 Tabel 2.7 Pembuangan Akhir Tinja Per Kecamatan Tahun 2020 63 Tabel 2.8 Penderita Penyakit Kronis Per Kecamatan Tahun 2020 66 Tabel 2.9 Penyandang Disabilitas per Kecamatan Tahun 2020 69 Tabel 2.10 Anak Usia Sekolah Belum Pernah Sekolah Tahun 2020 72 Tabel 2.11 Anak Putus Sekolah Per Kecamatan Tahun 2020 76 Tabel 2.12 — Daftar Rumpun Alasan Anak Tidak Sekolah di Kab. Pekalongan Tahun 2020 78 Tabel 2.13 Anak Tidak Sekolah Per Kecamatan di Kabupaten Pekalongan Tahun 2020 79 Tabel 2.14 Status Pekerjaan Utama KRT Per Kecamatan Tahun 2020 81 DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Persentase Penduduk Miskin Kab, Pekalongan Tahun 2015-2019 2 Gambar 1.2. Posisi Relatif Persentase Penduduk Miskin Kab, Pekalongan Tahun 2019 3 Gambar 1.3 Perkembangan Tingkat Ketimpangan di Kab. Pekalongan Tahun 2019 4Gambar 1.4 Perkembangan Garis Kemiskinan se Jawa Tengah Tahun 2019 6 Gambar 1.5° Perkembangan Antar Waktu Garis Kemiskinan Kab, Pekalongan Tahun 2015-2019 6 Gambar 1.6 Garis Kemiskinan Makanan dan Non Makanan Tahun 2019 7 Gambar 1.7 Perkembangan Upah Minimum Regional Kab. Pekalongan Tahun 2016-2020 8 Gambar 1.8 Posisi Relatif Angka Partisipasi Murni Tahun 2019 10 Gambar 1.9. Posisi Relatif Angka Partisipasi Kasar Tahun 2019 12 Gambar 1.10 Angka Partisipasi Sekolah Usia 7-12 Tahun, Tahun 2019 14 Gambar 1.11 Posisi Relatif Rumah Tanga yang Memiliki Akses Air Minum Layak Tahun 2019 16 Gambar 1.12 Posisi Relatif Rumah Tanga yang Belum Mendapatkan Akses Listrik dari PLN Tahun 2019 7 Gambar 1.13 Posisi Relatif Rumah Tangga yang Tidak Ada Fasilitas Buang Air Besar Tahun 2019 3 Gambar 1.14 Posisi Relatif Rumah Tangga yang Memiliki Akses Sanitasi Layak Tahun 2019 19 Gambar 1.15 Persentase Tingkat Pengangguran Terbuka Kab. Pekalongan Tahun 2015-2019 20 Gambar 1.16 Persentase Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Kab. Pekalongan Tahun 2015-2019 20 Gambar 1.17 Persentase Usia Harapan Hidup di Kab. Pekalongan Tahun 20115-2019 2 Gambar 2.1 Pemetaan Desa dengan Tingkat Kesejahteraan Rendah DTKS Tahun 2020 22 Gambar 2.2. Tingkat Kesejahteraan Sosial Kab. Pekalongan Tahun 2020 44 Gambar 2.3 KRT Tidak Memiliki Aset di Kab. Pekalongan Tahun 2020 46 Gambar 2.4 Analisis Prioritas Wilayah Tingkat Kesejahteraan Rendah dan KRT Tidak Memiliki Aset Tahun 2020 48 Gambar 2.5 KRT Tidak Menerima Program Perlindungan Sosial Kab. Pekalongan Tahun 2020 49 Gambar 2.6 Analisis Prioritas Wilayah Tingkat Kesejahteraan Rendah dan KRT Tidak Menerima Program Perlindungan Sosial Tahun 2020 50 Gambar 2.7. Prioritas RTLH Kab. Pekalongan Tahun 2020 51 Gambar 2.8 Analisis Prioritas Wilayah Tingkat Kesejahteraan Rendah dan RTLH Prioritas 1 Tahun 2020 53 Gambar 2.9 Sumber Penerangan Utama Kab. Pekalongan Tahun 2020 54 Gambar 2.10 Analisis Prioritas Wilayah Tingkat Kesejahteraan Rendah dan Sumber Penerangan Utama Tahun 2020 55 Gambar 2.11 Sumber Air Minum Kab. Pekalongan Tahun 2020 56 Gambar 2.12 Analisis Prioritas Wilayah Tingkat Kesejahteraan Rendah dan KRT yang Menggunakan Sumber Air Minum Tak Terlindung Tahun 2020 58 Gambar 2.13 Fasilitas Buang Air Besar Kab. Pekalongan Tahun 2020 59 Gambar 2.14 Analisis Prioritas Wilayah Tingkat Kesejahteraan Rendah dan KRT Tidak Memiliki Jamban Tahun 2020 61 Gambar 2.15 Pembuangan Akhir Tinja Kab. Pekalongan Tahun 2020 62 Gambar 2.16 Analisis Prioritas Wilayah Tingkat Kesejahteraan Rendah dan KRT yang Menggunakan Tempat Pembuangan Akhir Tinja Sembarangan Tahun 2020 64 Gambar 2.17 Penderita Penyakit Kronis Kab. Pekalongan Tahun 2020 65 Gambar 2.18 Analisis Prioritas Wilayah Tingkat Kesejahteraan Rendah dan Penderita Penyakit Kronis Tahun 2020 67 Gambar 2.19 Penyandang Disabilitas Kab. Pekalongan Tahun 2020 68 Gambar 2.20 Analisis Prioritas Wilayah Tingkat Kesejahteraan Rendah dan Penyandang Diabilitas Tahun 2020 70 Gambar 2.21 Anak Usia Sekolah Belum Pernah sekolah Kab. Pekalongan Tahun 2020 ra) Gambar 2.22 Analisis Prioritas Wilayah Tingkat Kesejahteraan Rendah dan Anak Usia Sekolah Belum Pernah Sekolah Tahun 2020 73 Gambar 2.23 Anak Putus Sekolah Kab. Pekalongan Tahun 2020 74 Gambar 2.24 Analisis Prioritas Wilayah Tingkat Kesejahteraan Rendah dan Anak Putus Sekolah Tahun 2020 76 Gambar 2.25 Anak Tidak Sekolah di Kabupaten Pekalongan Tahun 2020 7 Gambar 2.26 Status Pekerjaan KRT di Kab. Pekalongan Tahun 2020 80 Gambar 2.27 Analisis Prioritas Wilayah Tingkat Kesejahteraan Rendah dan KRT Tidak Bekerja Tahun 2020 82 KONDISI KEMISKINAN MAKRO KABUPATEN PEKALONGAN LOS aS KONSEP KEMISKINAN MAKRO- Lees KEMISKINAN GK Makanan "Merupakan nila pengeluaran kebututian minimum makanan yang Gisetarakan dengan 2100 kilokalor perkapita pethar.Paket komo kebutuhan dasar makanan diwakil oleh 52 jenis komedi (pad pacian, umbi-umbian,ikan, daging,telur dan susu, sayuran kacang-kacangan, buah-buahan, minyak dan lemak, a) GK Non Makanan Garis Kemiskinan Non Makanan (GNM) adalah kebutunan minimum Untuk perumahan, sandang,pendidikan dan kesehatan. Paket komodit kebutuhan dasar non makanan diwakil oleh 51 jis komodt i petkotaan dan 47 jenis komodit dipedesaan, DEFINIS! UMUM KEMISKINAN e@ 'y Kondisi cimana seseorang atau sekelompok orang yang tidak mampu memenuhi hak-hak dasernya (pangan, keschatan, pendidikan, pekerjaan,perumahan, air bersi, pertanahan, sumberdaya alam, lingkungan hidup, rasa ‘aman dari perlakuan atau ancaman tindakkekerasan dan hak untuk berpartsipas datam kehidupan sosial-politk) untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat KONSEP KEMISKINAN MAKRO Kondisi dimana seseorang atau sekelompok orang yang tidak mampu memenuhi hak-hak dasarnya (pangan, kesehatan, pendidkan,pekerjan, perumahan, air bers, pertanahan, sumberdaya alam, ingkungan bidup, rasa ‘aman dari perakuan atau ancaman tindak kekerasan dan hak untuk berparisipasi dalam kehidupan sosia-poltk) untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat INDEKS KEDALAMAN KEMISKINAN (P1) Indeks Kedalaman Kemiskinan (Poverty Gap Index-P), ‘merupakan ukuran rata-ratakeserjangan pengeluaran ‘masing-masing penduduk miskin terhadap gars kemiskinan.Semakin tinggi ila indeks, semakin jou rata-rata pengeluaran penduduk dar garis kemiskinan. INDEKS KEPARAHAN KEMISKINAN (P2) Indeks Keparahan Kemiskinan (Proverty Severty Index-P2) memberikan gambaran mengenai penyebaran ppengeluaran diantara penduduk miskin. Semakin tinggi ria indeks, semakin tinggi ketimpangan pengeluaran clantara penduduk miskin, Garis Kemiskinan (GK) ‘merupakan penjumlhan dari Garis Kemiskinan Makanan (SKM) ddan Garis Kemiskinan Non Makanan (@KNM).Penduduk yang ‘memilikrata-tata pengeluaran perkapita per bulancibawah Garis Kemiskinan dikategorxan sebagai penduduk miskin 15 Gambar 1.1 Persentase Penduduk Miskin Kab. Pekalongan Tahun 2015-2019. PERSENTASE PENDUDUK MISKIN my 12,90 Persentase tingkat kemiskinan di Kabupaten Pekalongan pada tahun 2015-2019 cenderung menurun dan membaik, namun pernah mengalami kenaikan pada tahun 2016 dari 12,84% menjadi 12,90% pada tahun 2016. capaian kemiskinan pada tahun 2019 sebesar 9,71% atau turun sebanyak 0,35 poin dari tahun 2018. ERT Jumlah penduduk miskin tahun 2015-2019. cenderung menurun dan membaik, namun pada tahun 2016 mengalami kenaikan sebesar 1,200 jiwa dari 112.100 jiwa pada tahun 2015 dan 113.300 jiwa pada tahun 2016. capaian penduduk miskin tahun 2019 sebanyak 87.000 jiwa atau turun sebanyak 2015 2016 ©2017 2018» 2019 2.840 jiwa dibandingkan dengan tahun 2018 PERSENTASE PENDUDUK MISKIN Gambar 1.2 Posisi Relatif Persentase Penduduk Miskin Kab. Pekalongan Tahun 2015-2019 woneaiRr Posisi Relatif Persentase Penduduk Miskin (%) Provinsi Jawa Tengah 2019 mmkab/Kota_~-—Nasional (9,41%) Provinsi Jawa Tengah (10,8%) Sumber :8P5 (Susenas) g APES pf 8 ORNs aaaa PPE SPSS ee PPS o TINGKAT KETIMPANGAN DI JAWA TENGAH Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan indeks Keparahan Kemiskinan (P2) di Kabupaten Pekalongan pada tahun 2019 semakin membaik. Indeks Kedalaman Kemiskinan menunjukan seberapa sulit mengangkat atau mengeluarkan orang miskin dari Garis Kemiskinan (GK), sedangkan Indeks Keparahan Kemiskinan akan menilai sejauh mana gap atau perbedaan konsumsi antar penduduk miskin. Indeks Kedalaman Kemiskinan Kabupaten Pekalongan tahun 2019 adalah 1,17 sedangken angka Provinsi sebesar 1,53 dan Nasional hanya 1,55. Sedangkan Indeks Keparahan Kemiskinan Kabupaten Pekalongan yaitu 0,20 lebih rendah dibanding Provinsi sebesar 0,30 dan Nasional sebesar 0,37 ‘Angka P1 dan P2 di Kabupaten Pekalongan tersebut berada di bawah capaian Provinsi dan Nasional pada tahun 2019 merupakan angka yang sudah menurun dari tahun sebelumnya Selama kurun waktu lima tahun terakhir, Perkembangan penurunan P1 dan P2 semakin membaik, Pada tahun 2015, P1 Kabupaten Pekalongan sebesar 1,98 terus mengalami penurunan sampai dengan tahun 2019 sebesar 1,17. Tidak jauh beda dengan Pl, P2 Kabupaten Pekalongan juga semakin membaik, pada tahun 2015 yaitu sebesar 0,46 terus mengalamni penurunan sampai dengan tahun 2019 yaitu sebesar 0,20. Gambar 1.3 Perkembangan Tingkat Ketimpangan di Kabupaten Pekalongan Tahun 2019 Posisi Relatif Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) (Indeks) Provinsi Jawa Tengah 2019 mmaKab/Kota ~—Nasional (1,85%) | —Provinsi Jawa Tengah (1,53%) Sumer BS (suseras) SSGaSsGsgFasg BSSSS FESS EPPS AP SS FESETESR SBESSESSSSaESSSPSS sc yRessesascgsses oe BSETSSSOsIS aSgoae Z2SSGRG Sere SoxBa sr SRECSZELHSSX Ss srs sEge Sse sl ase ahs es's Sees SS 8 SST SSeS aes a esas alk ss gas eres eG az S gol Se scegasjiegesaare 3 Bsa a eases g 52 S2se gtasesg e ge¥"s 3 See =e ~S828s Yea * ¥e™ Bein te ial a 3 ye 2s $ $ 3 2 £3 g g HEE 251 e10y (BEOREEE vebuojeyag cro, [ZWOM Sueiewas eioy IQUE e6neIes e10y eueyeins e101 IBUONEE Sueja5eyy e10y seqeig ‘dey OM e621 Gey Guejewiag Gey | webuojeyed Gey] Bueieg Gey ‘(PEORIA lepuen gen SG Gun6Guews) -qey BOI Sueiewas ey (pO yewea ‘aew TGWOE exedar gey RO s9P™ Gey ned ‘qe Buequiay ‘gen e108 eX TEROME ueoqo19 Gey ua6ers ‘qey HUGE :G0u0m ‘qe, TRO of:eyoyns ‘ex EOE 621211 Ge HLIONE 12/0408 Ge MENON 5ue)260n go>) ogosouom "qe TOMO ofe:0ming ‘qe uauingay "qe eueBawelueg ‘qey e66ujequna “ge sewindueg “qe, MRR £0219 "Ge 2019 2018 —Provinsi Jawa Tengah (0,3%) sunter as suse) 2016 = 2017 Kab. Pekalongan Tahun 2015-2019 2015 rr oie) 0,36 i fi : 2018 Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) Jawa Tengah 2019 2019 ‘Nasional (0,37%) 2017 mmKab/Kota Posisi Relatif Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) (Indeks) Provinsi TINGKAT KETIMPANGAN DI JAWA TENGAH 2016 Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) 2015 Kab. Pekalongan Tahun 2015-2019 GARIS KEMISKINAN DI JAWA TENGAH Garis Kemiskinan (GK) Kabupaten Pekalongan pada tahun 2019 adalah sebesar Rp. 382.832 berada di atas GK Provinsi sebesar Rp. 369.385 dan di bawah GK Nasional sebesar Rp. 404.398. Pada umumnya Garis Kemiskinan akan cenderung naik seiring dengan perkembangan inflasi dari tahun ke tahun. Seperti halnya yang terjadi pada Kabupaten Pekalongan di mana GK pada tahun 2015 sebesar Rp. 317.796 dan menjadi sebesar Rp. 382.832 pada tahun 2019. GK terendah ditempati oleh Kabupaten Batang dan GK tertinggi ditempati oleh Kota Magelang yaitu Rp. 481.282 Gambar 1.4 Perkembangan Garis Kemiskinan di Kabupaten Pekalongan Tahun 2019 600.000 500.000 400.000 300.000 200.000 100.000 7 § ge GERZPSSPEPLESSIL SES REEL 35 BSPESSEESSERSSERLASSS GS es 28° 2285252822355 S5528 55 Se $835se B 3355 eS a aoe Ss g 22635 ae 2 2% 888 & ¥ux Gambar 1.5 Petkembangan Garis Kemiskinan di Kabupaten Pekalongan Tahun 2015-2019 200,000 206.116 280,000 260,000 256.549 249,292 200581 240,000 224.437 220.000 a 200,000 GARIS KEMISKINAN (GK) Pada Maret 2019, komoditi makanan yang memberikan sumbangan terbesar pada GK baik di perkotaan maupun di perdesaan pada umumnya hampir sama. Beras memberi sumbangan sebesar 20,98% di perkotaan dan 23,45% di_perdesaan. Rokok kretek filter memberikan sumbangan terbesar kedua terhadap GK (10,10% di perkotaan dan 10,13% di perdesaan). Komoditi lainnya adalah telur ayam ras (4,54% di perkotaan dan 4,28% di perdesaan), daging ayam ras (382% di perkotaan dan 3,25% di perdesaan), gula pasir (2.98% di perkotaan dan 3,15% di perdesaan) dan seterusnya. Komoditi bukan makanan yang memberikan sumbanganbesar baik pada GK perkotaan maupun perdesaan adalah perumahan, bensin,listrik, pendicikan, dan perlengkapan mandi Gambar 1.6 Garis Kemiskinan Makanan dan Non Makanan Tahun 2019 Garis Kemiskinan Perdesaan Garis Kemiskinan Perkotaan GK Makanan 7 GK Makanan =|lsiee a) e)Ey Kk ‘AyamRas 4,28 na TET e ny Peery IETS 73,66% Basah| 1,88 GIaeene ue) 4 | UPAH MINIMUM REGIONAI UPAH MINIMUM REGIONAL Kebijakan upah minimum telah menjadi isu yang penting dalam masalah ketenagakerjaan di beberapa negara maju maupun berkembang, Sasaran dari kebijakan upah minimum ini adalah untuk menutupi kebutuhan hidup minimum dati pekerja dan keluarganya. Dengan demikian, kebijakan upah minimum adalah untuk (a) menjamin penghasilan pekerja sehingga tidak lebih rendah dari suatu tingkat tertentu, (b) meningkatkan kesejahteraan masyarakat (c) Meningkatkan daya beli masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari. Perkembangan UMR di Kabupaten Pekalongan dari tahun 2015-2019 semakin naik. Gambar 1.7 Petkembangan Upah Minimum Regional Kab. Pekalongan Tahun 2016-2020 2.200.000 2.018.161 2.000.000 1.859.885 1.800.000 1.721.638 1.583.698, l — 1.463.000 1.400.000 1.200.000 1.000.000 2016 2017 2018 2019 2020 Tujuan utama ditetapkannya upah minimum adalah untuk memenuhi standar hidup minimum seperti kesehatan, efisiensi, dan kesejahteraan pekerja. Upah minimum adalah usaha untuk mengangkat derajat penduduk berpendapatan rendah, terutama pekerja miskin, Semakin meningkat tingkah upah minimum akan meningkatkan pendapatan masyarakat sehingga kesejahteraan juga meningkat dan terbebas dari kemiskinan. Peran pekerja/buruh, pengusaha dan pemerintah sangat diperlukan dalam menyikapi dampak penetapan upah minimum. Tidak bisa hanya pengusaha saja yang harus menanggung dampak penetapan upah minimum ini. Dengan pengertian dan pemahaman serta kerjasama dari semua pihak yang terkait dengan hubungan industrial ini maka dapat dicapai tujuan bersama yaitu pekerja/buruh sejahtera, perusahaan berkembang dan lestari serta pemerintah dapat menjaga perkembangan dan peningkatan perekonomian dengan baik. DIMENSI NON KONSUMSI BIDANG PENDIDIKAN Keberhasilan pembangunan suatu wilayah ditentukan oleh sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan mmerupakan salah satu cara meningkatkan kualitas SDM tersebut. Oleh karena itu peningkatan mutu pendidikan harus terus diupayakan, dimulai dengan membuka kesempatan seluas-luasnya kepada penduduk untuk mengenyam pendidikan, hingga pada peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pendidikan, Untuk mengetahui seberapa banyak penduduk yang memanfaatkan fasilitas pendidikan dapat dilihat dari persentase penduduk menurut partisipasi sekolah. Untuk melihat partisipasi sekolah dalam suatu wilayah biasa dikenal beberapa indikator untuk mengetahuinya, antara lain: Angka Partisipasi Sekolah (APS), Angka Partisipasi Kasar (APK), serta Angka Partisipasi Murni (APM). Penduduk berumur 7-24 di Kabupaten Pekalongan dengan usia sekolah yang tidak atau belum pernah sekolah sebanyak 74,42%, dengan jumlah terbanyak berada pada kelompok dengan status kesejahteraan 20% Teratas sebanyak 100,51% dan kelompok dengan status kesejahteraan 40% tengah 98,25%. sedangkan kelompok 40% Terbawah sebesar 0,00 atau sudah mengenyam pendidikan. Perlu adanya kajian lebih mendalam kenapa masyarakat dengan tingkat kesejahteraan lebih bagus namun yang tidak atau belum pernah sekolah masih tinggi. Penduduk usia sekolah yang tidak bersekolah lagi usia 7-24 di Kabupaten Pekalongan didominasi oleh penduduk dengan tingkat kesejahteraan 20% teratas yaitu sebanyak 13.43%. Sedangkan penduduk dengan tingkat kesejahteraan rendah atau dibawah 40% sebanyak 8,07% dan penduduk dengan tingkat kesejahteraan 40% tengah sebanyak 8,55% Tabel 1.1 Persentase Penduduk Berumur 7-24 Tahun Menurut Karakteristik dan Status Pendidikan Tahun 2019 lenis Kelamin Laki-laki 99,17] 75|11,19[ 14,91] 6,78| Perempuan 100,56] 75| 11,39] 13,63] 7,21| Kelompok Pengeluaran [40 PersenTerbawah : 7,48| 10,88] 17,37] 8,07| |40 Persen Tengah 98,25| 856 13,58] 14,34] 8,55| 20 Persen Teratas 10051|_14,15|__17,44[__—16,94 13,43] Kab. Pekalongan 7442; 5,36 8,19] 11,67 5,48| ‘Sumber: Status Kesejahteraan Rakyat Kab, Pekalongan Tahun 2019 BIDANG PENDIDIKAN - ANGKA PARTISIPASI MURNI (APM) Angka Partisipasi Murni (APM) adalah persentase jumlah anak pada kelompok usia sekolah tertentu yang sedang bersekolah pada jenjang pendidikan yang sesuai dengan usianya terhadap jumlah seluruh anak pada kelompok usia sekolah yang bersangkutan. Apabila APK digunakan untuk mengetahui seberapa banyak penduduk usia sekolah yang sudah dapat memanfaatkan fasilitas pendidikan di suatu jenjang pendidikan tertentu tanpa melihat berapa usianya, maka Angka Partisipasi Murni (APM) mengukur proporsi anak yang bersekolah tepat waktu Dilihat dari posisi relatif Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI di Kabupaten Pekalongan pada tahun 2019 adalah 96,34%, angka tersebut berada dibawah capaian Provinsi yaitu 97,77% dan Nasional yaitu 97,64%, APM SMP/MTs yaitu sebesar 77,44% berada_ di bawah Provinsi yaitu 79,84% dan Nasional 79,40%. Sedangkan APM SMA/MA yaitu 45,75% berada di bawah capaian Provinsi yaitu 60.84% dan Nasional yaitu sebesar 59.35%. Gambar 1.8 Posisi Relatif Angka Partisipasi Murni Tahun 2019 Posisi Relatif Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI (%) Provinsi Jawa Tengah 2019 Kab/Kota —Nasional (97,64) |—Provinsi Jawa Tengah (97,77) Sumber :85(susenes) z 2 EK Se Bee FLASK SS LIS Soi KS OE MEG UEI ee ee ey Sey DIMENSI NON KONSUMSI BIDANG PENDIDIKAN - ANGKA PARTISIPAS! MURNI (APM) Posisi Relatif Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs (*) Provinsi Jawa Tengah 2019 Kabikota_-—Nasional (79.4) ~—Provinsi Jawa Tengah (734) ‘Suber BS (Sse) 2aaa8 aan eg a2 - e & Ale AEE PERS shied or ee oe £9 ee Me SES Soe Og Lee ae Ses ee 3 e Posisi Relatif Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/MA (%) Provinsi Jawa Tengah 2019 Koby —Nannal(6084) Prov Jena Tengah (65) sm 2/8 a] & & es A Bee Ba & = ss = = 3 a8 wae atl Gaede =e 8 FF) 28 ag® gages a #2 8 go8 a” §lg88 2 ail || |e 5 a8 z FEF SIEEPS SE LSS SIS, Ss SS ey PELPES SSS Tees eee, CLE See SRI PISS PE Ope Op ORs Sy pee EPPS HP OOS ae ES ESE ES) TNE Co) Col ts) BIDANG PENDIDIKAN - ANGKA PARTISIPASI KASAR (APK) Angka Partisipasi Kasar (APK), menunjukkkan partisipasi penduduk yang sedang mengenyam pendidikan sesuai dengan jenjang pendidikannya, Angka Partisipasi Kasar (APK) merupakan persentase jumlah penduduk yang sedang bersekolah pada suatu jenjang pendidikan (berapapun usianya) terhadap jumlah penduduk usia sekolah yang sesuai dengan jenjang pendidikan tersebut. APK digunakan untuk mengukur keberhasilan program pembangunan pendidikan yang diselenggarakan dalam rangka memperluas kesempatan bagi penduduk untuk mengenyam pendidikan. APK merupakan indikator yang paling sederhana untuk mengukur daya serap penduduk usia sekolah di masing-masing jenjang pendidikan Dilihat dari posisi relatif Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI di Kabupaten Pekalongan pada tahun 2079 yaitu 110,26%, angka tersebut berada diatas capaian Provinsi yaitu 107,74% dan Nasional yaitu 107,46%. Sedangkan APK SMP/MTs yaitu 97,02% berada diatas capaian Provinsi yaitu 91,70% dan Nasional yaitu 90,57%. Kandisi lebih buruk terlihat pada APK SMA/MA yaitu 61,24% berada di bawah capaian Provinsi yaitu 86,76% dan Nasional yaitu sebesar 83,98%. Gambar 1.9 Posisi Relatif Angka Partisipasi Kasar Tahun 2019 Posisi Relatif Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI (%) Provinsi Jawa Tengah 2019 Kab/Kota_|—Nasional (107,46) —Provinsi Jawa Tengah (107,74) Sumber 85 Sure 2 2 8 22 5B 2 ad a os daca - mo a d dad Ss 82 a 5 =a == Ban 3s aS so a 5 845 a a7 aE ae g 88a Rg = Aga = 8 Ra Iie Ais x 8 S Soa g ES ESE ES) BIDANG PENDIDIKAN - ANGKA PARTISIPASI KASAR (APK) Posisi Relatif Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs (%) Provinsi Jawa Tengah 2019 Xatvota Nasional (057) —Proviel ova Tega.) = @@ 2 Bl = 2yiee Eo 3 = @ Sasege°s # G88 2ag8° 2 s85no 088 8 2 Bagh a’ ss g° 228 ee 889 29° 3 MEU ELIOSIELOLEE s 3 oon PP SRP Meiers RP SS WP EH Vo hoe SPF OV SL rer Ser’ Bey PSS ee ip ee Se Posisi Relatif Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/MA (%) Provinsi Jawa Tengah 2019 Kabykota Nasional (@398) —Provinel aw Tengah (8679) suber 5 Suen a z ql | fp. Bf & 3 : =a pS, f8e z | euel.ute wes Fj 8 & 13|"/a) || |2] B 33 =) Fla) | lee Ba IPI Vel x eae eee F 3) RR & eos = Liptuigsaeibsascasuapeys g EMTS IEE ey tes 3 BIDANG PENDIDIKAN - ANGKA PARTISIPAS! SEKOLAH (APS) Angka Partisipasi Sekolah merupakan ukuran daya serap lembaga pendidikan terhadap penduduk usia sekolah, APS merupakan indikator dasar yang digunakan untuk melihat akses penduduk pada fasilitas pendidikan khususnya bagi penduduk usia sekolah. Semakin tinggi Angka Partisipasi Sekolah semakin besar jumlah penduduk yang berkesempatan mengenyam pendidikan. Namun demikian meningkatnya APS tidak selalu dapat diartikan sebagai meningkatnya pemerataan kesempatan masyarakat untuk mengenyam pendidikan. Dilihat dari posisi relatif Angka Partisipasi Sekolah (APS) usia 7-12 tahun di Kabupaten Batang pada tahun 2019 sebesar 99,70%, angka tersebut berada dibawah capaian Provinsi yaitu 99,77% dan berada diatas Nasional yaitu 99,24%. Kondisi lebih buruk terlihat pada APS usia 3-15 tahun dan APS usia 16-18 tahun di Kabupaten Pekalongan APS usia 7-13 tahun yaitu sebesar 90,38% berada di bawah Provinsi yaitu 96,11% dan Nasional 96,51%, Sedangkan APS usia 16-18 tahun yaitu 66,34% berada di bawah capaian Provinsi yaitu 69,65% dan Nasional yaitu sebesar 25,21% Gambar 1.10 Angka Partisipasi Sekolah Tahun 2019 Posisi Relatif Angka Partisipasi Sekolah Usia 7-12 (%) Provinsi Jawa Tengah 2019 2 2 2 3 He = Frigg a= Ba El 28 883 aetses FF ett 788 eg 7 8 Pal le a a 332 5 gs Z ge 3 BEERS ie SOS rod SES ETSI Ss vf we % ES INSUMSI DIMENS! NON KONSUMSI BIDANG PENDIDIKAN - ANGKA PARTISIPAS! SEKOLAH (APS) Posisi Relatif Angka Partisipasi Sekolah Usia 13-15 (*) Provinsi Jawa Tengah 2019 Katte —Naslnl (9551) | —rovnl swe Tengsh(611) — a g gS Be o 5 ga 2 ™ 8s 2 ge #8 a °_ Fs ge. 8 os 8 38 a Fe) 3) lei) |S || Jaa a8 5 3 zs 333 PESEEEPESERESS LN ee Se GLECG IE: We aS eee “er oe SSS PONS we & Posisi Relatif Angka Partisipasi Sekolah Usia 16-18 (%) Provinsi Jawa Tengah 2019 Kab/Kota © —Nasional (2521) —Provins Jawa Tengah (69.55) Sunber-o°s 9139 g aiafle 8 23 s2858 z a*.. 8 a a= geaoet aes oeeie Flgan Gae8 ye Pets "Faas 2 Fa PEELE LL ESE LLP ELI ESSE PSE PER aE ELE ES EELS SoS NOSE EEE SIE Le oe Pte pF es ot re, ESS eee eer reo FRIESE O VOLS Seo PSS” NOES DIMENS! NON BIDANG INFRASTRUKTUR DASAR - AKSES AIR MINUM LAYAK Air minum yang berkualitas (layak) adalah air minum yang terlindung meliputi air ledeng (keran), keran umum, hydrant umum, terminal air, penampungan air hujan (PAH) atau mata air dan sumur terlindung, sumur bor atau sumur pompa, yang jaraknya minimal 10 m dari pembuangan kotoran, penampungan limbah dan pembuangan sampah. Tidak termasuk air kemasan, air dari penjual keliling, air yang dijual melalui tanki, air sumur dan mata air tidak terlindung. Proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutan terhadap air minum layak adalah perbandingan antara rumah tangga dengan akses terhadap sumber air minum berkualitas (layak) dengan rumah tangga seluruhnya, dinyatakan dalam persentase, Semakin besar persentase rumah tangga yang menggunakan sumber air minum layak menunjukan semakin baiknya kondisi rumah tangga di suatu daerah Dilihat dari posisi relatif persentase rumah tangga yang menggunakan air minum layak pada tahun 2019 di Kabupaten Pekalongan sebesar 54,87% atau lebih tinggi dari capaian Provinsi Jawa Tengah yaitu sebesar 53.83%, Adapun penggunaan air minum tertinggi adalah Kota Tegal yaitu sebesar 93,45% dan terendah adalah Kab, Grobogan yaitu sebesar 19,47% Gambar 1.11 Posisi Relatif Rumah Tangga yang Memiliki Akses Air Minum Layak Tahun 2019 Posisi Relatif Persentase Rumah Tangga Yang Memiliki Akses Air Minum layak (%) Provinsi Jawa Tengah 2019 Zé a 8 Bo rae & sis ee UE fe8 o5 Ul p 2 se —2 S +See ge 58 tee § g y seta a = a a a 5 fi Sal Ee aN a2 Als LES, EPPSELELESELEL SP OLP OSLO PLE OES MEE LEG EEE EEE EASE 9 SAS se ORS RPS eu wee eS ES BIDANG INFRASTRUKTUR DASAR - AKSES LISTRIK PLN Listrik merupakan kebutuhan utama bagi wilayah yang perekonomiannya sedang tumbuh, meningkatnya kebutuhan pasokan energilistrik bagi masyarakat akan terus diupayakan pemerintah. Namun masih ada masyarakat yang belum mendapatkan fasilitas listrik dari pemerintah. Hal tersebut dapat disebabkan karena infrastruktur yang sulit dan mahal juga bisa disebabkan karena ekonomi masyarakat yang lemah, Perlu adanya langkah dari pemerintah untuk menyediakan akses pelayanan dasar berupa listrik mengingat pentingnya listrik untuk peningkatan ekonomi masyarakat. Sebagai langkah alternatif saat ini, dana desa sudah dapat dimanfaatkan untuk pengadaan konstruksi, pembangunan, perawatan fasilitas energi, misalnya pembangkit listrik skala kecil yang menggunakan energi terbarukan, seperti tenaga surya dan angin, lalu jaringan distribusi di tingkat desa. Dilihat dari posisi relatif persentase rumah tangga di Kabupaten Pekalongan yang belum mendapatkan akses listrik baik dari PLN maupun dari sumber yang lain pada tahun 2019 sebesar 1,68%. Capaian ini merupakan capaian terburuk di bandingkan dengan Kabupaten atau Kota se Jawa Tengah. Gambar 1.12 Posisi Relatif Rumah Tangga yang Belum Mendapatkan Akses Listrik PLN, Tahun 2019 Posisi Relatif Presentase Rumah Tangga Yang Belum Mendapat Akses Listrik PLN (%) Provinsi Jawa Tengah 2019 Kab/Kota Nasional ~—Provinsi Jawa Tengah (0.24) suber: 142, ES BIDANG INFRASTRUKTUR DASAR - FASILITAS BUANG AIR BESAR Sarana pembuangan kotoran atau fasilitas buang air besar merupakan salah satu faktor sanitasi yang menurut Departemen Kesehatan merupakan faktor penilaian untuk rumah sehat selain ketersediaan air bersih. Dengan adanya fasilitas tempat buang air besar dengan penampungan limbah yang memenuhi syarat kesehatan, rumah tangga akan terhindar dari penyakit. Perilaku buang air besar sembarangan (BABS/Open defecation) termasuk salah satu contoh perilaku yang tidak sehat. BABS/Open defecation adalah suatu tindakan membuang kotoran atau tinja di ladang, hutan, semak-semak, sungai pantai atau area terbuka lainnya dan dibiarkan menyebar mengontaminasi lingkungan tanah, udara dan air Dilihat dari posisi relatif persentase rumah tangga di Kabupaten Pekalongan yang tidak ada fasilitas buang air besar atau buang air besar sembarangan pada tahun 2019 sebesat 10,75%, capaian ini lebih tinggi dibandingan dengan Provinsi Jawa Tengah yaitu sebesar 6,01%. Adapun rumah tangga yang tidak ada fasilitas buang air besar tertinggi pada tahun 2019 adalah Kabupaten Banjarnegara yaitu sebesar 16,67% dan terendah ada di Kota Salatiga yaitu sebesar 0% atau di setiap rumah tangga sudah ada fasilitas buang air besar. Gambar 1.13 Posisi Relatif Rumah Tangga yang Tidak Ada Fasilitas Buang Air Besar, Tahun 2019 i Relatif Persentase Rumah Tangga Yang Tidak Ada Fasilitas Buang Air Besar (%) Provinsi Jawa Tengah 2019 Kab/Kota. Nasional ~—Provinsi Jawa Tengah (6,01) Sumber: BPS 1676 1162 1394 aaa 972 875 ES BIDANG INFRASTRUKTUR DASAR - AKSES SANITASI LAYAK Fasilitas sanitasi layak adalah fasilitas sanitasi yang memenuhi syarat kesehatan yaitu fasilitas tersebut digunakan oleh rumah tangga sendiri atau bersama dengan rumah tangga lain tertentu, dilengkapi dengan kloset jenis leher angsa, serta tempat pembuangan akhir tinja berupa tangki septik atau Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Tindakan sanitasi lingkungan dapat dilakukan dengan cara penyediaan air bersih yang difasilitasi toilet yang bersih dan terawat, membuat dan mengatur pembuangan limbah rumah tanga, membuang sampah pada tempatnya, mengatur saluran drainase (pembuangan air hujan), serta pengelolaan limbah atau sampah dengan baik, teratur, dan berkesinambungan Dilthat dari posisi relatif persentase rumah tangga di Kabupaten Pekalongan yang memiliki akses sanitasi layak pada tahun 2019 sebesar 75,19%. Capaian tersebut masih lebih rendah dibandingkan dengan Provinsi Jawa Tengah yaitu sebesar 75,68%. Meski- pun demikian, Adapun rumah tangga yang memiliki akses sanitasi terbanyak ada di Kabupaten Sukoharjo yaitu sebesar 94,93% dan terendah ada di Kabupaten Wonosobo yaitu sebesar 17,34%. Gambar 1.14 Posisi Relatif Rumah Tangga yang Memiliki Akses Sanitasi Layak Tahun 2019 Posisi Relatif Persentase Rumah Tangga Yang Memiliki Akses Sanitasi Layak (%) Provinsi viawa Tengah 2019 KebiKota Nasional —Provis! Jawa Tengah (558) beara 28 6 3) Be 6 Sea Fan, Bs Beeaneg 2 S*8sgias a bald Ba 1 a8 ede ee Has VS oF g * BaF se Be 8 2 ii Be iW 2 4 & z | lal a al | \z ALLA Ole hap hdd thsi oe SESE SUS ‘ys SOR OES, Bees DIMENS! NON BIDANG KETENAGAKERJAAN Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kabupaten Pekalongan dari tahun 2015-2019 mengalami penurunan, namun pada tahun 2017-2019 tingkat pengangguran terbuka di Kabupaten Pekalongan semakin meningkat. Pada tahun 2015 tingkat pengangguran terbuka di Kabupaten Pekalongan sebesar 5,10% dan pada tahun 2019 sebesar 4,43%. Pada tahun 2016 BPS tidak mengeluarkan data tingkat pengangguran terbuka Gambar 1.15 Persentase Tingkat Pengangguran Terbuka Kabupaten Pekalongan Tahun 2015-2019 5,10 4al 448 | J | 2015 2016 2017 2018 2019 Perkembangan Tingkat Partisi Angkatan Kerja (TPAK) di Kabupaten Pekalongan dari tahun 2015-2019 cenderung fluktuatif, yaitu pada tahun 2015 TPAK di Kab. Pekalongan sebesar 64,60% naik pada tahun 2017 menjadi sebesar 70,98%, namun pada tahun. 2018 turun menjadi sebesar 70,32% dan naik kembali pada tahun 2019 menjadi sebesar 70,90%. Gambar 1.16 Persentase Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Kabupaten Pekalongan Tahun 2015-2019 A 2015 2016 2017 2018 2019 ck) rr) DIMENSI NON KONSUMSI BIDANG KESEHATAN - USIA HARAPAN HIDUP SAAT LAHIR Salah satu indikator untuk melihat tingkat Kesehatan disuatu daerah adalah dengan melihat angka mortalitas, morbiditas dan status gizi, Mortalitas merupakan angka kematian yang terjadi pada kurun waktu dan tempat tertentu yang diakibatkan oleh keadaan tertentu, dapat berupa penyakit maupun sebab lainnya, Mortalitas merupakan angka kematian yang terjadi pada kurun waktu dan tempat tertentu yang diakibatkan oleh keadaan tertentu, dapat berupa penyakit maupun sebab lainnya. Morbiditas adalah angka kesakitan, dapat berupa angka insiden maupun angka prevalensi dari suatu penyakit. Morbiditas menggambarkan kejadian penyakit dalam suatu populasi pada kurun waktu tertentu. Morbiditas juga berperan dalam penilaian terhadap derajat kesehatan masyarakat Usia harapan hidup pada dasarnya merupakan gambaran kondisi suatu wilayah secara gatis besar. Semakin tingginya usia harapan hidup di Kab. Pekalongan menandakan adanya perbaikan status kesehatan masyarakat, termasuk peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan Hal itu berdasarkan atas penghitungan usia harapan hidup sendiri dengan menggunakan rata-rata anak yang dilahirkan hidup, serta rata-rata anak yang masih hidup pada periode sensus. Jika angka kematian bayi tinggi, maka harapan hidup di wilayah tersebut akan rendah, begitu pula sebaliknya. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, usia harapan hidup di Kabupaten Pekalongan tahun 2079 adalah 73,57% lebih rendah dibandingkan dengan usia harapan hidup Provinsi Jawa Tengah yaitu 74,23%. Jika dilihat perkembangan antar waktu, usia harapan hidup di Kabupaten Pekalongan semakin meningkat. Gambar 1.17 Perkembangan Posisi Relatif Kab. Pekalongan dan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2019 mA 7423 TAD Be 7498 4 738 736 as rast 7346 7341 7A 7338 132 7 728 20185 2016 2017 2018 2019 mmm Kab. Pekalongan Provinsi DATA MIKRO DATA TERPADU KESEJAHTERAAN SOSIAL (DTKS) 2020 PENGERTIAN DATA MIKRO PENGERTIAN DATA MIKRO DTKS 2020 DATA TERPADU KESEJAHTERAAN SOSIAL Data Terpadu kesejahteraan sosial tahun 2020 berisi infomasi sosial-ekonomi dan demografi dari sekitar 40% penduduk Indonesia yang paling rendah status kesejahteraannya Data terpadu kesejahteraan sosial memberikan data sebaran/agregat dari individu/keluarga/ rumah tangga menurut variabel-variabel sosial-ekonomi yang didata dalam DTKS 2020, serta karakter sosial ekonomi dalam program perlindungan sosial. Data terpadu DTKS 2020 dapat digunakan untuk perencanaan/analisis penetapan sasaran penerima manfaat dan monitoring evaluasi pelaksanaan program perlindungan sosial/ penanggulangan kemiskinan dengan sasaran, individu/keluarga/rumah tangga. PERMENSOS NO 5/2019 TENTANG PENGELOLAAN DTKS 2019 DATA TERPADU KESEJAHTERAAN SOSIAL MELIPUTI emt eg e Cements eruise rl VARIABEL DTKS TAHUN 2020 SLR KETENAGAKERJAAN CaCO) Provinsi Kabupaten/Kota Kecamatan Desa/Kelurahan Nama SLS Nomor Ururt Rumah _ Tangga Nama KRT Jumlah ART Jumlah Keluarga No. KK Cass eU SU PKH RASKIN JAMKESMAS ASKES JAMSOSTEK KKS PS BPJS/KIS Pes) Jenis Cacat Penyakit Kronis Kegiatan Bekerja Lapangan Pekerjaan Status/Kedudukan Pekerjaan Kepemilikan Usaha Jenis Usaha Jumlah Tenaga Kerja Lama Bekerja KEPEMILIKAN ASET Mobil Sepeda Motor Perahu Motor Kapal Motor Sepeda Perahu Lemari Es _ Tabung Gas Penguasaan Lahan Kepemilikan Ternak Emas HP W TLC Partisipasi Sekolah Status Sekolah Kelas/Jenjang Pendidikan Tertinggi ljazah Tertinggi WZ \ =) 3) Status Penguasaan Bangunan Tempat Tinggal (uas Lantal Jenis Dinding Jenis Atap Sumber Air Minum Cara Memperoleh Sumber Penerangan Daya Listrik Terpasang Bahan Bakar Memasak Fasilitas Tempat Buang Air Besar Pembuangan Akhir Tinja Kamar Tidur METAAN DESA PEMETAAN DESA ABSOLUT DTKS TAHUN 2020 Gambar 2.1 Pemetaan Desa Tingkat Kesejahteraan Rendah DTKS 2020 DESA PRIORITAS 1 3 Pemetaan Desa Absolut tingkat kesejahteraan rendah Prioritas 1 44 berdasarkan perhitungan desil 1 dan 2 sebanyak 44 desa Pemetaan Desa Absolut tingkat kesejahteraan rendah Prioritas 2 berdasarkan perhitungan desil 1 dan 2 sebanyak 72 desa DESA PRIORITAS 3 . Pemetaan Desa Absolut tingkat kesejahteraan rendah Prioritas 3 169 berdasarkan perhitungan desil 1 dan 2 sebanyak 169 desa > a av) S37. Cee ey 0 —_.@ e "@ a SE KARANGSARI BABALAN KIDUL BOJONG MINGGIR MENJANGAN BABALAN LOR BOJONG WETAN ‘SEMBUNG JAMBU BOJONG LOR DUWET ‘SUMURJOMBLANG BUKUR KEMASAN key JAJAR WAVANG KETITANG KIDUL REJOSARI KETITANG LOR WIRODITAN KLAIPANCUR LEGOK CLILE PANTIANOM RNDUMUKTI WAREN SD Ll WANGANDOWO_ > a av) S37. KECAMATAN BUARAN % zl KERTIJAYAN COPRAYAN BLIGO PAKUMBULAN PAWEDEN SAPUGARUT WATUSALAM SIMBANG KULON SIMBANG WETAN, WONOYOSO > a av) S37. KECAMATAN DORO .@ “@ a zl LEMAH ABANG BLIGOREJO HARJOSARI WRINGIN AGUNG DORO KUTOSARI DOROREJO LARIKAN KALIMOJOSARI PUNGANGAN ROGOSELO RANDUSARI SAWANGAN SIDOHARJO. > a av) S37. KECAMATAN KAJEN @ "@ a —— GEJLIG GANDARUM. BRENGKOLANG KALIJOYO KAJEN, KEBON AGUNG KAJONGAN PEKIRINGAN ALIT. KUTOREJO. ROWOLAKU KUTOROJO SALIT. LINGGOASRI SAMBIROTO NYAMOK PEKIRINGAN AGENG PRINGSURAT SABARWANGI ad Sy —_SANGKAN Jovo SINANGOH PRENDENG SOKOYOSO TAMBAKROTO TANJUNG KULON TANJUNGSARI WONOREJO. > a av) S37. KECAMATAN KANDANGSERANG. .@ —~@ 6 "e@ a zl a GEMBONG BODAS. BUBAK LURAGUNG BOJONGKONENG KANDANGSERANG GARUNGWIYORO TAJUR, KLESEM SUKOHARJO- KARANGGONDANG LAMBUR TRAJUMAS: WANGKELANG: > a av) S37. Ce ULC UL a a a zl JREBENGKEBANG KEDUNGKEBO KALIGAWE KALILEMBU. LOGANDENG PANGKAH KARANGDADAP- PEGANDON: KEBONROWOPUCANG KEBONSARI PAGUMENGANMAS a a a a av) S37. Pe U en 8 2 —.@ "0 — EP KEDUNGWUNI BARAT AMBOKEMBANG BUGANGAN KEDUNGWUNI TIMUR PEKAJANGAN: KARANGDOWO SALAKBROJO KEDUNGPATANGEWU TANGKILKULON KWAYANGAN LANGKAP_ PAJOMBLANGAN, PAKISPUTIH. PODO PROTO. RENGAS. ad my —_ROWOCACING TANGKILTENGAH TOSARAN > a av) S37. Peasy) 8 4 a —.@ "@ EE, — —— PRIORITAS 3 KESESI MULYOREJO- BRONDONG WINDUROJO PANTIREJO. JAGUNG PODOSARI KAIBAHAN PONOLAWEN KALIMADE_ SIDOMULYO KARANGREJO SIDOSARI KARYOMUKTI SRINAHAN KRANDON SUKOREJO KWASEN, UJUNGNEGORO- KWIGARAN WATUGAJAH, LANGENSARI ad WATUPAYUNG Ew > a av) S37. Pe Was VLG) 9 —~@ e aa SERENE, SE Po PRIORITAS 2 Pee LEBAKBARANG PAMUTUH. BANTAR KULON| SIDOMULYO DEPOK. TEMBELANG GUNUNG. KAPUNDUTAN, KUTOREMBET MENDOLO TIMBANGSARI WONOSIDO > a av) S37. KECAMATAN KARANGANYAR 0 "@ a a zl KARANGSARI BANJAREJO. KARANGGONDANG LEGOKKALONG GUTOMO KUTOSARI PEDAWANG KAYUGERITAN LIMBANGAN SIDOMUKTI KULU PODODADI LOLONG SUKOSARI WONOSARI > a av) S37. CWI Gy 0 —~@ e "oe need Gaines PRIORITAS 3 DOMIYANG BOTOSARI BEDAGUNG LAMBANGGELUN KRANDEGAN KALIBOJA\ NOTOGIWANG: LOMENENG: KALIOMBO WERDI PANINGGARAN TENOGO| SAWANGAN TANGGERAN WINDUAJI a av) S37. KECAMATAN PETUNGKRIYONO. a zl GUMELEM KAYUPURING CURUGMUNCAR TLOGOHENDRO SIMEGO KASIMPAR SONGGODADI TLOGOPAKIS YOSOREJO. > a av) S37. PoW VE ESIV ZV) .@ a —@ “@ aa SERENE, SE Po PRIORITAS 2 Pee TENGENG WETAN TUNJUNG SARI BLACANAN| BLIMBING WULUH BOYOTELUK DEPOK MEJASEM PAIT REMBUN. SIWALAN TENGENG KULON WONOSARI ad ad YOSOREJO Dl > a av) S37. PSCC] .o 2 —@ “oe aa SERENE, SE Po PRIORITAS 2 Pee BULAKPELEM BULAKSARI GEBANGKEREP, KLUNJUKAN KALUAMBE KRASAKAGENG KEDUNGJARAN PURWOREJO. KETANONAGENG MRICAN PURWODADI SIJERUK SRAGI SUMUBKIDUL, ‘SUMUBLOR ad ad TEGALONTAR TEGALSURUH > METAAN DESA Pe WORT] SE a fener) DONOWANGUN BANUARSARI SENGARE BATURSARI JOLOTIGO KALIREJO KARANGASEM KROMPENG MESOYI TALUN > a av) S37. CoOL) f- a zl JERUKSARI DADIREJO. CURUG KARANGANYAR KARANGJOMPO MULYOREJO- NGALIAN SAMBOREJO PACAR, SILIREJO PANDANARUM PUCUNG SIDOREJO TANJUNG, TEGALDOWO WULED. > a av) S37. KECAMATAN WIRADESA c: aa SE Po PRIORITAS 2 Pee WIRADESA BONDANSARI BENER DELEGTUKANG GUMAWANG KADIPATEN KAMPIL_ KARANGJATI KAUMAN. KEMPLONG KEPATIHAN, MAYANGAN ad ad PEKUNCEN PETUKANGAN WARUKIDUL, WARULOR > a av) S37. KECAMATAN WONOKERTO @ “oe WP aa SE Po PRIORITAS 2 Pee BEBEL, ROWoYOSO. API-API WONOKERTO KULON. PECAKARAN PESANGGRAHAN, SEMUT SIJAMBE TRATEBANG WERDI WONOKERTO WETAN > a av) S37. re U| Tae GALANG GETAS GONDANG: -PENGAMPONGEDE _ JETAKKIDUL JETAKLENGKONG Se KWAGEAN ROWOKEMBU LEGOKGUNUNG SAMPIH PEGADENTENGAH SURABAYAN WONOPRINGGO WONOREJO BIDANG SOSIA TINGKAT KESEJAHTERAAN SOSIAL Gambar 2.2 Tingkat Kesejahteraan Sosial Kab. Pekalongan Tahun 2020 D2; 29.590 ; 28% D1; 27.190; 26% D3; 25.128 ; 24% D4; 23.014; 22% DESIL = TINGKAT KESEJAHTERAAN 10% Jumiah penduduk dengan tingkat kesejahteraan 10% atau kategori desil 1 di Kabupaten Pekalongan sebanyak 27.190 KT atau 26% TINGKAT KESEJAHTERAAN 20% DESIL Jumiah penduduk dengan tingkat kesejahteraan 20% atau kategori desil 2 di Kabupaten Pekalongan sebanyak 29,590 KRT atau 28% DESIL — TINGKAT KESEJAHTERAAN 30% 3 Jumlah penduduk dengan tingkat kesejahteraan 30% atau kategori desil 3 di Kabupaten Pekalongan sebanyak 25.158 KRT atau 24% TINGKAT KESEJAHTERAAN 40% DESIL atau kategori desil 4 di Kabupaten Pekalongan Jumiah penduduk dengan tingkat kesejahteraan 40% 4 sebanyak 23.014 KRT atau 22% BIDANG SOSIA TINGKAT KESEJAHTERAAN SOSIAL Tabel 2.1 Tingkat Kesejahteraan Sosial Per Kecamatan Tahun 2020 bss 18 Ea Ly) DESI re BOJONG 2.067 2.128 1.902 1.868 7.965 BUARAN 807 1.026 1.074 1.174 4.081 DORO. 1.347 1.254 1.036 808 4.445 KAJEN, 1.647 2.094 1.970 1.796 7.507 KANDANGSERANG 2.444 1.795, 751 481 5.471 KARANGANYAR 1.346 1.326 1.095 881 4.648 KARANGDADAP 1.089 1.371 1.238 1.092 4.790 KEDUNGWUNI 1.949 2385 2.204 2.161 8.699 KESESI 2.044 2582 2.373 1.999 8.998 LEBAKBARANG 4 460 324 274 1.469 PANINGGARAN 2.388 1.758 926 592 5.664 PETUNGKRIONO 510 490 188 125 1.313 SIWALAN 1.348 1.601 1.397, 1.276 5.622 SRAGI 2.100 2.241 2.015 2.012 8.368 TALUN 776 922 664 433 2.795 TIRTO 1.763 2.314 2.159 2.150 8.386 WIRADESA 1.298 1.436 1.435 1.535 5.704 WONOKERTO 938 1.392 1.350 1.178 4.858 WONOPRINGGO 918 1.015 1.027 1.179 4.139 HE Bersasarkan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) Kab. Pekalongan Tahun 2020 jumlah rumah tangga yang masuk dalam Kategori tingkat Kesejahteraan 40% terbawah berjumlah 104.922 KR, dengan rincian yang berada di desil 1 sejumlah 27.190 KRT, desil 2 sejumlah 29.590 KRT, desil 3 sejumlah 25.128 KRT dan desil 4 sejumlah 23.014 KRT. Kecamatan dengan tingkat kesejahteraan 40% terbawah terbanyak ada di Kecamatan Kesesi sejumlah 8.998 KRT, Kecamatan Kedungwuni sejumlah 8.699 KRT dan Kecamatan Tirto sejumlah 8.386 KRT DY Cee Toh 7.1 KEPEMILIKAN ASET ASET BERGERAK ASET TIDAK BERGERAK - Tabung Gas 5,5 Kg ~ Lahan = Lemari es/kulkas - Rumah di tempat lain -AC - Pemanas air - Telepon rumah - Televisi - Emas/perhiasan & tabungan (enilai 10 gram emas) - Komputer/laptop - Sepeda - Sepeda motor - Mobil - Perahu - Motor tempel - Perahu motor ~ Kapal Gambar 2.3 KRT Tidak Memiliki Aset Kab. Pekalongan Tahun 2020 TIDAK MEMILIKI ASET BERGERAK + TIDAK BERGERAK ; 1.537 BERGERAK ; 7.395 18.263 BIDANG SOSIA KRT TIDAK MEMILIKI ASET PER KECAMATAN Tabel 2.2 KAT Tidak Memiliki Aset Per Kecamatan Tahun 2020 a Elana eas Eiraaiy\4 DAN PU) eases BOJONG 288 2.280 104 BUARAN 200 971 56 DORO 425 452 91 KAJEN 593 877 140 KANDANGSERANG 931 193 64 KARANGANYAR 509 350 7 KARANGDADAP- 173 238 20 KEDUNGWUNI 366 2.422 157 KESESI 735, 579 109 LEBAKBARANG 99 5 3 PANINGGARAN 443 176 33, PETUNGKRIONO 362 v 2 SIWALAN 367 1.233 110 SRAGI 515 806 95 TALUN 358 40 15 TIRTO 389 1.978 134 WIRADESA 254 1.874 105 WONOKERTO 243 846 107 WONOPRINGGO 145 2.932 121 Bersasarkan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) Kab. Pekalongan Tahun 2020 jumlah rumah tangga yang tidak memiliki aset bergerak sebesar 7.395 KRT, tidak bergerak sebesar 18.263 KRT dan aset bergerak + tidak bergerak sebesar 1.537 KRT. KRT yang tidak memiliki aset bergerak terbanyak ada di Kecamatan Kandangserang sebanyak 931 KRT, kemudian Kecamatan Kesesi sebanyak 735 KAT dan Kecamatan Kajen sebanyak 593 KRT, Sedangkan KRT yang tidak memiliki aset yang tidak bergerak terbanyak ada di Kecamatan Wonopringgo sebanyak 2.932 KRT, kemudian Kecamatan Kedungwuni sebanyak 2.422 KRT dan Kecamatan Bojong sebanyak 288 KRT. KRT yang tidak memiliki aset bergerakttidak bergerak terbanyak ada di Kecamatan Kedungwuni sebanyak 157 KRT, kemudian Kecamatan Kajen sebanyak 140 dan Kecamatan Tirto sebanyak 134 KRT. BIDANG SOSIA ANALISIS PRIORITAS WILAYAH ANTARA PENDUDUK DENGAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RENDAH DENGAN KRT YANG TIDAK MEMILIKI ASET Gambar 2.4 Analisis Prioritas Wilayah Tingkat Kesejahteraan Rendah dan KRT yang Tidak Memiliki Aset Tahun 2020 Pengelompokan Wilayah berdasarkan Tingkat Kesejahteraan D1+D2 dan Tidak Memiliki Aset Kab, Pekalongan -2020 Sumber :OTKS 2020 1@ Kedungwui 14100 @ Kec-tajen ee, Wonepringgo @ ec Tito 1100 Kec, Swan \ ec. Kesest 2 Kee. Bojong ~ ° 101,00 Kec, Wonokerto Kee. Wirades® one — | Kes, Doro e e ec, Sa 5 3 e ec. Kandangserang 2 e.00 ec. Karanganyar @ Kee. Buaran 100 Kec, Paningsoran nim "ee tebakbarang : tegen © i, karanadadop Petunaiono 00 69500 119600 1686.00 219500 269600 «319500 369600 419600 Tingkat Kesejahteraan 01402 Kuadran | - Tidak Memilki Aset (status tinggi) - Tingkat Kesejahteraan Rendah (status tinggi) Kuadran Il - Tidak Memilki Aset (status tinggi) - Tingkat Kesejahteraan Rendah (status rendah) Kuadran Ill - Tidak Memilki Aset (status rendah) ~ Tingkat Kesejahteraan Rendah (status tinggi) Kuadran IV - Tidak Memilki Aset (status rendah) Tingkat Kesejahteraan Rendah (status rendah) e00ee DY Cee Toh 7.1 PROGRAM PERLINDUNGAN SOSIAL Gambar 2.5 KRT Tidak Menerima Program Perlindungan Sosial Kab, Pekalongan Tahun 2020 BPNT; 26.734KUR; 102.661 ASKES ; 104.663, KARTU KELUARGA ‘SEJAHTERA sJumlah penerima bantuan KKS sejurlah 60.934 KAT KARTU INDONESIA SEHAT Jurlah penerima bantuan KIS sejumiah 96911 KAT JAMSOSTEK ares -Jumiah penerima bantuan Jamsoste sejumloh 104.086 KRT PROGRAM KELUARGA HARAPAN Jumiah penerima bantuan PKH Sejumiah 96911 KRT KREDIT USAHA RAKYAT Jrmiah penerima bantuan KUR sejumian 102.661 KAT 90000 KKS; 60.934 Kip; 39,496 HS MANDIRI ; 103.351 JANISOSTEK ; 104.086, KARTU INDONESIA PINTAR, Jumiah penerima bantuan KIP sejumiah 29.496 KAT P4s MANOR Juri pensina Brus andr! ELeT seumah 108281 KRT -ASURANS! KESEHATAN 4 & Tuberculosis (TBC) Stroke Kanker/TumorGanas ——_Lainnya (gagal ginjal/ dan sejenisnya) Berdasarkan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (OTKS) Kabupaten Pekalongan Tahun 2020 ada 14.538 yang menderita penyakit kronis dengan rincian sebagai berikut Masyarakat dengan tingkat kesejahteraan rendah yang mengalami penyakit kronis tertinggi adalah Rematik sebanyak 3.558 jiwa, kemudian penyakit Lainnya (gagal ginjal/ paru-paru flek dan sejenisnya sebanyak 3.310 jiwa, Hipertensi sebanyak 2.886 jiwa, Asma sebanyak 1.296 jiwa, Stroke sebanyak 983 jiwa, Diabetes sebanyak 876 jiwa, Masalah jantung sebanyak 704 jiwa, Tuberculosis (TBC) sebanyak 576 jiwa dan kanker sebanyak 371 jiwa Peran pemerintah sangat diperlukan untuk membantu_masyarakat dengan tingkat kesejahteraan rendah (kurang mampu/miskin/sangat miskin) agar dapat menikmati pengobatan gratis melalui BPJS PBI atau Jamkesmas mengingat biaya untuk berobat yang cukup besar. BIDANG KESEHATAN PENDERITA PENYAKIT KRONIS PER KECAMATAN Tabel 2.8 Per tan Tahun 2020 derita Penyakit Kronis Per Kecam: BOJONG. 2o7| 245] 53] 41| 74] 37| 88] 24 974 BUARAN. so7{ tea {94{ 7o{ so| 62] sa] 30 279) DORO 55|_95| 24] 18| 16| | 29] 9 319) KAJEN 205 | 187 52| 63| 34| 77] 19 958 KANDANGSERANG | 64 | 220| 97] 13] 9] 7| 19] 10 537, KARANGANYAR | 143 208| 69] 24] 25| 21] 43] 23 651 KARANGDADAP_|_131| 143| 86] 32] 30] 15] 45] 19 593 KEDUNGWUNI 271 | 356 | 104 | 59] 82 46. 470 KESES isi] 473| nia] 47{ 61| 60] 98] 31 27 LEBAKBARANG ee] i720; uf 8] 5] 7] 5 580 PANINGGARAN, ‘a7 | _262{ 71] 1a} 2] 1] 19] 8] 66 569 PETUNGKRIONO | 10[ t1| 12| 2 2{ 2,2, a SIWALAN 222 | 161] 48| 48| 59| 37| 81] 16| 161| 833 SRAGI 1is|_95| 77 | 48] 86] 95] 70| 19| 160| 675 TALUN a2] s7{ _e6| 12] 9] 8] 14] 5| 37] 240 TIRTO. 246 | 242 [146 aa a9] 49 | 402 | 1.474 WIRADESA Tai | 103| 50] 37] 79] 26] 40| 22| 128| 606 WONOKERTO. im| 135|_38| 44{ 69| 13| 59| 17| 126| 672 WONOPRINGGO | 220] 189] 61| 33| 45| 26] 59] 17| 140| 790 Grand Total 2.866 | 3558| 1.296] 708| 874 | 576| 983| 371| 3310] 14.538 Penderita penyakit kronis menurut data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS) tahun 2020 di Kab. Pekalongan tertinggi berada di Kecamatan Tirto yaitu sebanyak 1.474 penderita, kemudian di Kecamatan Kedungwuni sebanyak 1.470 penderita dan Kecamatan Buaran sebanyak 1.279 penderita. Dari data diatas dapat di simpulkan penduduk dengan tingkat kesejahteraan rendah lebih rentan terkena penyakit seperti rematik, Hipertensi dan Liannya (Gagal Ginjal, Paru-paru flek dan sejenisnya) BIDANG KESEHATAN ANALISIS PRIORITAS WILAYAH ANTARA PENDUDUK DENGAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RENDAH DENGAN KRT MENDERITA PENYAKIT KRONIS Gambar 2.18 Analisis Prioritas Wilayah Tingkat Kesejahteraan Rendah dan Penderita Penyakit Kronis Tahun 2020 Pengelompokan Wilayah berdasarkan Tingkat Kesejahteraan D1+D2 dan Penyakit Kronis Kab, Pekalongan -2020 sumber 7s 2020 Kec Kedngva @ Kec, Buaran 00 Kee Kes . i . Kec Sivalan . B ssz00 : 2 ts: Worse i Kec. Wonokero—@ Kee. St’ —2p e 622.00 e % © Kec. Lebatborane Kec Pangan — ec. Karangéadap | - es, Wiradess oc andorgserang @ Kee. Bore 3200 « 69600 119600169600 -2496,00 2696.00 «3196.00 3696.00 4196.00 Tinghat Keseohteraan D1¥02 Kuadran I Penderita Penyakit Kronis (status tinggi) ‘Tingkat Kesejahteraan Rendah (status tinggi) Kuadran Il Penderita Penyakit Kronis (status tinggi) Tingkat Kesejahteraan Rendah (status rendah) Kuadran Ill Penderita Penyakit Kronis (status rendah) ‘Tingkat Kesejahteraan Rendah (status tinggi) Kuadran IV Penderita Penyakit Kronis (status rendah) ~ Tingkat Kesejahteraan Rendah (status rendah) e00e0e BIDANG KESEHATAN PENYANDANG DISABILITAS Gambar 2.19 Penyandang Disabilitas Kab. Pekalongan Tahun 2020 Ccacat Fisk dan Mental; 601 Mantan Penderita Gangguan Jima; 514 Cacat mental Retardasi 1.382 Tuna daksa/cacat buh; 1.726 Tuna Rungu, Wicara, Netra, dab Cacat Tubuh 100 Tuna Rungu, Wieara ddan Cacat Tubuh 83 Tuna Netra, Rungu dan, Wicara; 44 “Tuna Netra dan Cacat Tubuh r Tuna Rungu dad Wicara ; 28 Tuna Rungu; 49 Tuna Wieara ; 333 Tuna neta/Buta; 789 Difabel, disabilitas atau keterbatasan diti dapat bersifat fiskk, kognitif, mental, sensorik, emosional, perkembangan atau beberapa kombinasi dar’ ini Berdasarkan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) tahun 2020 di Kabupaten Pekalongan terdapat 6.455 KRT yang mengalami_disabilitas. Penyandang disabilitas tertinggi di Kabupaten Pekalongan adalah sebagai berikut Tuna Daksa/Cacat Tubuh Cacat Mental Retardasi J atau keterbelakangan mental ¢ BIDANG KESEHATAN PENYANDANG DISABILITAS PER KECAMATAN Tabel 2.9 Penyandang Disabilitas Per Kecamatan Tahun 2020 BOJONG 23 16 96] 35] 27 BUARAN, al 23 10[ 6 eo] 41| 23] 299 DORO 60 i6f u| 7 53[ 14| 29] 220 KAJEN 734 42; 35| 21 40 |52[ 881 KANDANGSERANG| 59 al i3[ 13 3a[ 8{ 26| 236 KARANGANYAR 7 25] 16| 20 mf 14{ 28 | 338 KARANGDADAP 70 2; | 6 38[28| 21] 229 KEDUNGWUNI 752 28] 37] 21 735 | _62| 52] 594 KESESI 113 68] 42| 33 Ti7[_40|_ 38] 548 LEBAKBARANG 41 to] 8|_13 26! eo] eet See 126 PANINGGARAN, 69 is| nu] 2[_13|_14| 197 PETUNGKRIONO 22 iy 3[ 3 7] 4[ wl 66 SIWALAN 94 a4 16| 18 o6[ a| 82; 4a ‘SRAGI 702 2a] 18| 22 95] 46[ 44] 433 TALUN 57 i5[ 10[ 2 a[ n{ 15/164 TIRTO. 157 40| 26 | 25 735 | 43| 65] 578 WIRADESA al 4{_7|_13 7] 35| 14] 315 WONOKERTO 83 4] 8| 16 ea} 14{ a1] 305, WONOPRINGGO 65 42; 18| 14 eo} 38| 36] 353, Grand Total 1.726 498 | 333 | 280 | 10 7.382 | 514 | 601 | 6.455 Penderita disabiltias di Kab. Pekalongan menurut data DTKS tahun 2020 tertinggi berada di Kecamatan Kedungwuni sebanyak 594 KRT, kemudian di Kecamatan Kajen sebanyak 581 KRT dan Kecamatan Tirto sebanyak 578 KRT. Dari data diatas dapat di simpulkan bahwa masyarakat dengan tingkat kesejahteraan rendah lebih banyak menyandang disabilitas seperti Tuna Daksa/Cacat Tubuh, kemudian cacat mental retardasi dan Tuan Netra/Buta BIDANG KESEHATAN ANALISIS PRIORITAS WILAYAH ANTARA PENDUDUK DENGAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RENDAH DENGAN KRT PENYANDANG DISABILITAS Gambar 2.20 Analisis Prioritas Wilayah Tingkat Kesejahteraan Rendah dan Penyandang Disabilitas Tahun 2020 Pengelompokan Wilayah berdasarkan Tingkat Kesejahteraan D1+D2 dan Penyandang Disabilitas feantrcrctess 2 a0ma Somber 012000 core 5200 T Q Kec.talen ectino Kec. ese on ce, Sialan ec. ong ea A Kec Sag 3 25200 Oey + ° © vec winders 2 Kec, Buaran E20 Factor ec kaarededap —@ @ Kee Dore} Kec, Paninggaran Kegan © Fee tebatbaane Kee. Patungrono 52,00 @ 69500 119500 168600219600 «269500 «319600 «69500430600 TinghatKesejahteraan D1¢02 Kuadran | - Penyandang Disabilitas (status tingg) - Tingkat Kesejahteraan Rendah (status tinggi) Kuadran II Penyandang Disabilitas (status tinggi) Tingkat Kesejahteraan Rendah (status rendah) Kuadran Ill Penyandang Disabilitas (status rendah) Tingkat Kesejahteraan Rendah (status tinggi) Kuadran IV Penyandang Disabilitas (status rendah) ~ Tingkat Kesejahteraan Rendah (status rendah) ec50ee ANAK USIA SEKOLAH BELUM PERNAH SEKOLAH Gambar 2.21 Anak Usia Sekolah Belum Pernah Sekolah Tahun 2020 SD; 12720 Pendidikan merupakan hak asasi setiap manusia. Setiap warga negara berhak mendapatkan pelayanan ini tanpa ada pembatasan, baik dalam akses mereka memperoleh pendidikan maupun tingkat pendidikan yang akan mereka ikuti. Negara wajib membiayai pendidikan bagi semua warga negara dengan gratis. Pendidikan merupakan hal penting yang harus diperhatikan negara, Pendidikan merupakan cara formal yang dilakukan negara untuk mencerdaskan warga, sehingga akan dihasilkan sumber daya manusia yang memiliki daya saing. Dari proses pendidikan akan lahir para intelektual, politisi, ilmuwan, negarawan, guru dan profesi lainnya. Oleh sebab itu, warga harus diberikan akses bisa mendapatkan pendidikan gratis hingga perguruan tinggi. Jika dengan kuliah di perguruan tinggi akan dihasilkan kader-kader yang berkualitas untuk kemajuan negaranya Berdasarkan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) Tahun 2020 di Kabupaten Pekalongan masih terdapat anak usia sekolah yang belum pernah sekolah sebanyak 13.995 anak Anak usia SD yang belum pernah sekolah sejumlah 12.720 anak, sedangkan untuk sekolah usia SMP yang belum pernah sekolah sebanyak 669 anak, dan anak usia SMA yang belum pernah sekolah sebanyak 606 anak Perlu adanya upaya dari pemerintah untuk mengurangi anak usia sekolah yang belum pernah sekolah sehingga partisipasi sekolah di Kabupaten Pekalongan dapat meningkat dan pendidikan dapat dinikmati oleh setiap anak di Kabupaten Pekalongan. BIDANG PENDIDIKAN ANAK USIA SEKOLAH BELUM PERNAH SEKOLAH PER KECAMATAN Tabel 2.10 Anak Usia Sekolah Belum Pernah Sekolah Per Kecamatan Tahun 2020 z= zs | sm | hes PL BOJONG 979 62 48 1.089 BUARAN 526 18 15 559 DORO 752 55 40 847 KAJEN 813 27 39 879 KANDANGSERANG 734 29 28 791 KARANGANYAR 631 4l 45 77 KARANGDADAP- 892 40 30 962 KEDUNGWUNI 1123 47 40 1.210 KESESI 606 34 52 692 LEBAKBARANG 131 4 5 140 PANINGGARAN 931 64 38 1.033 PETUNGKRIONO 95 5 5 105 SIWALAN 570 34 25 629 SRAGI 1256 51 40 1.347 TALUN 310 27 33 370 TIRTO 914 44 45 1.003 WIRADESA 684 51 37 772 WONOKERTO 637, 22 29 688, WONOPRINGGO. 136 14 12 162 pemef Pm Pom Jumlah anak usia sekolah yang belum pernah sekolah menurut data DTKS di Kabupaten Pekalongan tahun 2020 sebesar 13.995 dengan total tertinggi berada di Kecamatan Sragi sebanyak 1.347 anak, kemudian di Kecamatan Kedungwuni sebanyak 1.210 anak dan Kecamatan Bojong sebanyak 1.089 anak Anak usia SD yang belum pernah sekolah tertinggi berada di Kecamatan Sragi sebanyak 1.256 anak, kemudian Kecamatan Kedungwuni sebanyak 1123 anak dan Kecamatan Bojong sejumlah 979 anak Anak usia SMP yang belum pernah sekolah tertinggi berada di Kecamatan Paninggaran sebanyak 64 anak, kemudian Kecamatan Bojong sebanyak 62 anak dan Kecamatan Doro sebanyak 55 anak Anak usia SMA yang belum pemah sekolah tertinggi berada di Kecamatan Kesesi 52 anak, kemudian kecamatan Bojong sebanyak 48 anak, dan Kecamatan Karanganyar sebanyak 45 anak TY eh Le ANALISIS PRIORITAS WILAYAH ANTARA PENDUDUK DENGAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RENDAH DENGAN ANAK USIA SEKOLAH BELUM PERNAH SEKOLAH sia Sekolah Belum Pernah Sekolah BIDANG PENDIDIKAN Gambar 2.22 Analisis Prioritas Wilayah Tingkat Kesejahteraan Rendah dan Anak Usia Sekolah Belum Pernah Sekolah Tahun 2020, Pengelompokan Wilayah berdasarkan Tingkat Kesejahteraan D1+D2 dan Usia Sekolah Belum es, Petungriono = Pernah Sekolah Kab. Pekalongan 2020 1@ Kedonewon rec abatbarang eigen es Karanganyar a 62400 rec Doo @ 2 . an Kec Paingsoen eu Knee ‘Kec. Wonopringgo e 400 (@ Kec. Karangdagap_ @ tec woncteno Kec Boon aso “~_e focoo 119600 -—«1e3600 «218600 «249600 —«=aideco—«eagg0 39500 Tint Keseaheraan 01:02 Kuadran | Ki e00e0e ‘Anak Usia Sekolah Belum Pernah Sekolah (status tinggi) Tingkat Kesejahteraan Rendah (status tinggi) Kuadran II ‘Anak Usia Sekolah Belum Pernah Sekolah Kuadran Ill ‘Anak Usia Sekolah Belum Pernah Sekolah (status tinggi) - Tingkat Kesejahteraan Rendah (status rendah) (status rendah) Tingkat Kesejahteraan Rendah (status tinggi) ‘uadran IV ~ Anak Usia Sekolah Belum Pernah Sekolah (status rendah) ~ Tingkat Kesejahteraan Rendah (status rendah) BIDANG PENDIDIKAN Gambar 2.23 Anak Putus Sekolah Kab. Pekalongan Tahun 2020 © 3 0 ye ANAK PUTUS SEKOLAH SMA; 10.674 SMP; 3.657 Anak Putus Sekolah adalah usia sekolah yang sudah tidak bersekolah lagi atau yang tidak menamatkan suatu jenjang pendidikan tertentu. Adapun kelompok umur yang dimaksud adalah kelompok umur 7-12 tahun, 13-15 tahun dan 16-18 tahun. Semakin tinggi angka putus sekolah menggambarkan kondisi pendidikan yang tidak baik dan tidak merata Begitu sebaliknya jika angka putus sekolah semakin kecil maka kondisi pendidikan di suatu wilayah semakin baik Banyak sekall faktor yang menyebabkan anak putus sekolah. Mulai dari keadaan ekonomi yang tidak memadai, faktor internal masing-masing anak (malas, ingin membantu orang tua, melanjutkan sekolah nonformal seperti pondok, minder, sakit, cacat, ataupun kelainan), lingkungan (budaya dan kehidupan), orang tua (kurang perhatian, background keluarga), lembaga pendidikan (pengajar, fasilitas, akses menuju tempat, kegiatan, biaya), Akibat dari banyaknya anak yang mengalami putus sekolah ini akan menimbulkan tingginya angka pengangguran, rendahnya kualitas SDM, menambah kenakalan dan kejahatan, mengurangi bahkan menghilangkan hak anak untuk mendapat pendiikan yang layak. Data DTKS tahun 2020 sebanyak 15.669 anak di Kabupaten Pekalongan tidak dapat menerima pendidikan lanjutan, 1.338 anak usia SD, 3.657 anak usia SMP dan 10.674 anak usia SMA. Perlu adanya upaya lebih dari Pemerintah Kabupaten Batang untuk menjaring kembali anak yg putus sekolah agar kembali bersekolah lagi terutama anak dari keluarga dengan tingkat kesejahteraan rendah. ANAK PUTUS SEKOLAH PER KECAMATAN Tabel 2.11 Anak Putus Sekolah Per Kecamatan Tahun 2020 Ss DY BOJONG 7 209 873 1.159 BUARAN 29 73 371 473 DORO 60 116 294 470 KAJEN 127 384 941 1.452 KANDANGSERANG 122 327 620 1.069 KARANGANYAR 55 au 443 709 KARANGDADAP- 40 102 441 583, KEDUNGWUNI 54 14 657 825 KESESI 133 420 1.058. 1.611 LEBAKBARANG 41 19 223 383 PANINGGARAN 103 309 591 1.003, PETUNGKRIONO 26 90 71 287 SIWALAN 75 Ww 651 903, SRAGI m 237 796 41.144 TALUN 32 92 239 363 TIRTO m 274 886 4.271 WIRADESA, 48 130 398 576 WONOKERTO 49 170 506 725 WONOPRINGGO 45 103 515 663, Anak putus sekolah di Kabupaten Pekalongan tahun 2020 sebesar 15.669 anak. APIS tertinggi ada di Kecamatan Kesesi sebanyak 1.611 anak, kemudian Kecamatan Kajen sebanyak 1.452 anak dan Kecamatan Tirto sebanyak 1.271 anak Anak putus sekolah jenjang pendidikan SD tertinggi berada di Kecamatan Kesesi sebanyak 133, anak, kemudian Kecamatan Kajen sebanyak 127 anak dan Kecamatan Kandangserang sebanyak 122 anak Anak putus sekolah jenjang pendidikan SMP tertinggi berada di Kecamatan Kesesi sebanyak 420, anak, kemudian Kecamatan Kajen sebanyak 384 anak dan Kecamatan Kandangserang sebanyak 327 anak Anak putus sekolah jenjang pendidikan SMA tertinggi berada di Kecamatan Kesesi sebanyak 1.058 anak, kemudian di Kecamatan Kajen sebanyak 941 anak dan Kecamatan Tirto sebanyak 886 anak BIDANG PENDIDIKAN BIDANG PENDIDIKAN ANALISIS PRIORITAS WILAYAH ANTARA PENDUDUK DENGAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RENDAH DENGAN ANAK PUTUS SEKOLAH Gambar 2.24 Analisis Prioritas Wilayah Tingkat Kesejahteraan Rendah dan Anak Putus Sekolah Tahun 2020 Pengelompokan Wilayah berdasarkan Tingkat Kesejahteraan D1+D2 dan Anak Putus Sekolah Kab, Pekalongan - 2020 Somber 745 2020 Kec ses 142500 ~ Kee: Petinerono @ ke. Busan eat ‘Kec. Kandangserang SM Kedunewun 4 Kegan § 102500 4 rec. svalan Kec. aon i @ Kec. Wonoprinaso = £ 2500 i ‘ou Windess Kes. 0010 a Kee. Wonokerto —@ e @ te rte Ke. Karanganyar et ec. oningssrn ec. sbatbaran 429,00 e * oe Kec. Kerangdadap— Kec. Bojong Kec. Sragi 22900 Tingkat Kesejahteraan 01402 Kuadran I ‘Anak Putus Sekolah (status tinggi) Tingkat Kesejahteraan Rendah (status tinggi) Kuadran Il ~ Anak Putus Sekolah (status tinggi) Tingkat Kesejahteraan Rendah (status rendah) Kuadran Ill Anak Putus Sekolah (status rendah) Tingkat Kesejahteraan Rendah (status tinggi) Kuadran IV ‘Anak Putus Sekolah (status rendah) ~ Tingkat Kesejahteraan Rendah (status rendah) BIDANG PENDIDIKAN DATA ANAK TIDAK SEKOLAH MENURUT DATA YANG TELAH DI VERIFIKASI OLEH KAB. PEKALONGAN MELALUI DESA PADA TAHUN 2020 Gambar 2.25 Anak Tidak Sekolah di Kab. Pekalongan Tahun 2020 USIA SEKOLAH BELUM @ PERNAH SEKOLAH 203 ANAK (5%) DROP OUT ATAU PUTUS SEKOLAH @ 1.636 ANAK (37%) (sp ; ! ANAK TIDAK SEKOLAH {916 ANAK (aaa) e e SMP SMA 654 ANAK 66 ANAK TIDAK MELANJUTKAN SEKOLAH 2.507 ANAK (58%) ‘Sumber: Bapped Lithang Kab. Pekalongan sD ‘SMP SMA 1.062 ANAK 899 ANAK 6 ANAK Kab. Pekalongan telah melakukan verifikasi data anak tidak sekolah yang bersumber dati data BDT 2018, Data pokok pendidikan (Dapodik), Education Management Information System, dan pendataan tahun 2016 yang kemudian di verifikasi oleh pihak desa dan disinkronisasikan dengan sistem SIAK, Dari data tersebut terdapat 4.346 anak yang tidak sekolah dengan kategori anak usia sekolah belum pernah sekolah sebesar 203 anak (5%), kemudian anak yang putus sekolah atau drop out sebanyak 1.636 anak atau (37%) dan kemudian yang terbanyak adalah anak yang tidak melanjutkan sekolah sebanyak 2.507 anak atau (58%) dari total keseluruhan. Dari data tersebut terdapat 916 anak SD, 654 anak SMP dan 66 anak SMA yang drop out atau putus sekolah. Adapun anak yang tidak melanjutkan dengan pendidikan terkahir SD sebanyak 1,602 anak, SMP sebanyak 899 anak dan SMA sebanyak 6 anak. BIDANG PENDIDIKAN RUMPUN ALASAN ANAK TIDAK SEKOLAH MENURUT DATA YANG TELAH DI VERIFIKASI OLEH KAB. PEKALONGAN MELALUI DESA PADA TAHUN 2020 Tabel 2.12 Daftar Rumpun Alasan Anak Tidak Sekolah di Kab. Pekalongan Tahun 2020 [oc Pee eo 1_|aPDvABK 323, 2 |Menikah Muda 158 3_[Sakit 42, 4 [Tidak mampu 1.435 5 [Ekonomi Bekerja 782, Merantau 105 6 [Alasan Jarak Tempuh Yang jauh 31 Jarak/Geografis_|Pindah Domisili 10 7 [Psikologis Kurang Motivasi 7 [Kurang Perhatian Orang Tua 10 Pengaruh Lingkungan 7 Malas / Tidak Mau 1.095 Minder 19 Nakal 19 Broken Home 8 Bulliying 4 Dimarahi Guru 1 Putus Cinta 1 [Takut Hantu Di Kelas 2 [Takut Pelajaran / Takut sekolah 4 [Trauma Kecelakaan 1 [Tidak Naik Kelas 26 [Bertengkar 1 @ |lain- Lain Paket B 1 Pesantren 154 Ingin Melanjutkan Ke SMP N 1 TIRTO 1 Kemauan Orang Tua 1 Kepercayaan Agama 2 Membantu Ibu Dirumah aI Minta Motor 1 lortu Sakit 1 [Tidak Ada Kendaraan 1 [Tidak bisa masuk SMP karena usia lebih dari 15 tahun ketika lulus SD [Tidak Ada Izin Orang Tua 1 Total 4346 Berdasarkan rumpun alasan anak tidak sekolah di Kabupaten Pekalongan digolongkan menjadi 7 rumpun alasan atau masalah yang dihadapi oleh anak sehingga anak tidak dapat melanjutkan atau bahkan tidak dapat merasakan pendidikan sekolah formal seperti yang lainnya. Alasan yang paling banyak adalah karena faktor ketidak mampuan orang tua untuk membiayai anaknya sekolah. Perlu adanya bantuan dari pemerintah untuk menjaring anak-anak yang tidak mampu agar bisa melanjutkan pendidikannya. BIDANG PENDIDIKAN ANAK TIDAK SEKOLAH PER KECAMATAN Tabel 2.13 Anak Tidak Sekolah Per Kecamatan di Kabupaten Pekalongan Tahun 2020 BOJONG. 59 BUARAN 18 20. al 92 DORO 45, 41 88 200 KAJEN 78. 63 154 368 IKANDANGSERANG 465 45 43, 88 557 IKARANGANYAR, Ea 58 46, m4 208 KARANGDADAP 31 a1 2. u 40, 124 KEDUNGWUNI 12 50 95 18 4 7 KESESI 63 137, 58, 7. 142, 292 LEBAKBARANG 53 95 13 21 43, 146 PANINGGARAN, 1a 50 193 Ed 23 63 269 PETUNGKRIYONO 7 30 101 9 6 15 118 ISIWALAN 82 62 v4 a5 a8, 96. 249) [SRAGI 90, 57 148. 42, 36. 78 245 [TALUN 59 70 129) 45, 20 az 7 221 TIRTO. 66 32, 100. a 24 2 iE} 220 IWIRADESA a2, 20 62, 28 24 3 55 125 |WONOKERTO. 55 15 70. 34 35, 1 70, 146 WONOPRINGGO 64 30 4 45, 39 2 86 185 Grand Total 203 | 1.602 399 6| 2507| 916 | 654 66 | 1.636 4346 Berdasarkan data anak tidak sekolah yang telah di verifikasi di Kabupaten Pekalongan tahun 2020 terdapat 203 anak usia sekolah yang belum pernah sekolah dengan jumlah terbanyak ada di Kecamatan Kajen yaitu sejumlah 28 anak, kemudian Kecamatan Talun sebanyak 25 anak dan Kecamaatan Sragi sebanyak 19 anak. Adapun anak yang tidak melanjutkan sekolah sebanyak 2.507 anak dengan jumalh tertinggi berada di Kecamatan Kandangserang sejumlah 466 anak, kemudian Kecamatan Bojong sejumlah 221 dan Kecamatan Kajen sejumiah 186 anak. Sedangkan anak yang drop out atau putus sekolah sejumlah 1.636 anak dengan jumlah tertinggi berada di Kecamatan Bojong sejumlah 169 anak, kemudian Kecamatan Kajen sejumlah 154 anak dan Kecamatan Kesesi sejumah 142 anak. BIDANG KETENAGAKERJAAN Gambar 2.26 Status Pekerjaan KRT di Kab. Pekalongan Tahun 2020 STATUS PEKERJAAN KRT BUTUH PEKERJAAN wv i 120.000 a 100.000 4 80.000 60.000 40,000 20.000 aay Sy STATUS BEKERJA (KRT) USIA KECAMATAN PORE Tracey MDa acca BOJONG 9.182 BUARAN 4.897 DORO 4.500 KAJEN 8.877 KANDANGSERANG 5.602 KARANGANYAR 4.948 KARANGDADAP 5.225 KEDUNGWUNI 70.022 KESESI 9.630 LEBAKBARANG 1.684 PANINGGARAN 5.756 PETUNGKRIONO_ 1.253 74 1.327 ‘SIWALAN, 4.853 1614 6.467 SRAGI 7.690 2011 9.701 TALUN 2.423 aT 2.870 ITIRTO 8.473 1.484 9.957 WIRADESA 5.073 1.526 6.599 WONOKERTO 4.567 892, 5.459 WONOPRINGGO| 4.510 979) 5.489 TOTAL 98,098 20.094 [118.192 | BIDANG KETENAGAKERJAAN PEKERJAAN UTAMA KRT PER KECAMATAN [BOJONG 5 ses ses Ta see oT Wl aol toss] ve] sosy nas] atm ty ny a st aa] is] 10s [BUARAN. ‘af T 6 10. fs mera eer 2128 me meses unex aT ie] 4] 818] 18 | 250 [Dono a 3 [ose] —_sir| a |_| 96 | 2a | 1 7{ 1 an | 14 | 36a Kaew rare] 3 —12s[ is] 2 | oo | 2 | 9 | ovo | 1.200 | 29 | mi | an | 3} 6 | a | 4 00] 13 | cos IKANDANGSERANG | 237] 6 @ 2[—6| 27 | 34 a eff tent [170 [18 | aa] [2] 10 | 1 95] 1 J 10 IKARANGANYAR. 11052 [iis 3[3{ a | vas [165 —s50 [2 [soa] sua | 21, 113 vas | aa | 532 IKARANGDADAP az] at wa 2 a 6 | tor] ar] 8 | ora | air | oa | 105 3] 3] ts 3 219] 1a 119 IKEDUNGWUNI “arpa, sr a a tas | ato] in | sa | nse [ra zea sa ef 8) tn | ar | IKESes| ane] | —2a[ 2 | 2] to | 0 [210 | 1.070 | 19. | 1.3 | rar | tar | a2 | 2} a | ao [6 | roa | a [03 ILEDAKGARANG a9 311 7 | 75[ 1 25[4[ 27, 36 137 2[ 6 7 [247 IPANINGGARAN 109] —95|-—za6[ 1s 2 | toa | 254 [ae 253 [4 roo | 95 a0 | zo] 46 | 10 zs| «| _24 [PETUNGKRIONO ‘922 | 910 | 10 rm T 24 10 3 a 4 ° [SWALAN. rasa | 196 [19 [ve | as | 12 || 9a [7 | a0 [se | ar | na || a | ar [6 | os | an [ae [SRAGI zis { ts] te |e 3] a s[ 7 | v0 [14 | 1.243 [tows | va | 197 12| 2a | 0 | a9 | se | 57 ITALUN so] 7] 20913] —s[ a8 ar] a3] asa | 10] «a5 | 110 1a 29} 2[ 172] 1, 356. Haro 40] v0 a9 [ mao| se #3 3 ae | aris] _oz| enn | oo | sa] tee 6] 5] v6 3] 0] ma [1115 WWIRADESA ait rf at te 7 e{s[ 1.292 [ 14 | 94 [ara | 1s | 288 ef _n{—6| —7e[ a0 — 359 WoNOKERTO ies] 1] 23 | tere | joo | —ae[ a7 res] a ant | ot T[_12|_6f 8] 7] 2| 200] | a2 WONOPRINGEO, zt —3f taf 13[_ 413 Teo | —ies0| 10 | 252653] —as|— 1 [1 | 5| [3 a5 |e | ou (Grand Total Bisz2 | 625 [tai | 2455 | i198 | 1.200 | 1.256 | 96 | 7.240 [271 | tear | tora | 1002 | 2923 | 40 | 77 | aa | 65 | 7945 | 333 | o.060 Berdasarkan data DTKS tahun 2020, KAT dengan status pekerjaan utama di Kabupaten Pekalongan lebih banyak yang bekerja di sektor pertanian tanaman padi & palawija yaitu sebesar 21.522 KRT. Kemudian di Industri pengolahan sebesar 23.240 KRT, dan sektor bangunan/konstruksi. kemungkinan besar KT yang bekerja di 3 sektor tersebut statusnya adalah sebagai buruh BIDANG KETENAGAKERJAAN ANALISIS PRIORITAS WILAYAH ANTARA PENDUDUK DENGAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RENDAH DENGAN KRT TIDAK BEKERJA. Gambar 2.27 Analisis Prioritas Wilayah Tingkat Kesejahteraan Rendah dan KRT Tidak Bekerja Tahun 2020 Pengelompokan Wilayah berdasarkan KRT Tidak Bekerja dan Tingkat Kesejahteraan D1+D2 Kab. Patalongen “2020 — on oe ete cage ssseo0 < oc vn “it @ kee. Tirto el rn tie 3 sis600 : <= tae ie me @ Kee. boro ©) Kec. Karanganyar SE syne tec 5 219600 e a Oo HoT an 165600 Keggtin etighababbarane 59.00 25900 459,00 659.00 859,00 1058.00 1259.00 1459,00 165,00 1839,00 RT Tidak Bekeria Kuadran | - Tingkat Kesejahteraan Rendah (status tinggi) - KRT Tidak Bekerja (status tinggi) Kuadran Ill ~ Tingkat Kesejahteraan Rendah (status rendah) ~ KRT Tidak Bekerja (status tinggi) Kuadran IV Tingkat Kesejahteraan Rendah (status rendah) - KRT Tidak Bekerja (status rendah) Kuadran Il e - Tingkat Kesejahteraan Rendah (status tinggi) ~ KRT Tidak Bekerja (status rendah)

Anda mungkin juga menyukai