Anda di halaman 1dari 12

JPALG Vol 3 (2) (2019): hlm 130-142

JPALG
Journal of Public Administration and Local Governance
http://jurnal.untidar.ac.id/index.php/publicadmini

Mengentaskan Kemiskinan Masyarakat Desa


untuk Mewujudkan Kesejahteraan
di Kabupaten Bekasi
Siti Nuraini

Sekolah Pascasarjana, Universitas Islam 45, Banten

Received: 28 Maret 2019. ; Accepted: 17 April 2019.; Published: 28 Oktober 2019

Abstrak
Kemiskinan merupakan masalah utama pemerintah yang belum dapat sepenuhnya diatasi.
dibulan Maret 2018 menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) masih terdapat 3.615,79
ribu jiwa atau 7,45 % masyarakat miskin yang tinggal di desa. Kemiskinan tidak hanya
dialami oleh masyarakat yang tinggal di desa tetapi juga yang tinggal di kota, namun
jumlah terbesar angka kemiskinan terjadi di perdesaan. Pemerintah telah melakukan
berbagai upaya dengan mengimplementasikan berbagai kebijakan pembangunan untuk
dapat mengentaskan kemiskinan dan mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat
Indonesia. Hal tersebut menjadi alasan untuk melakukan penelitian di Kecamatan
Pebayuran Kabupaten Bekasi yang merupakan salah satu kecamatan dari 23 kecamatan
yang ada, Kecamatan Pebayuran memiliki 12 desa dan merupakan kecamatan yang angka
kemiskinannya tertinggi. Penelitian akan mengacu pada teori anggaran pro kaum miskin,
apakah kebijakan pemerintah dilakukan melalui proses yang adil, partisipatif, responsif,
transparan dan akuntabel dalam upaya untuk mengentaskan kemiskinan. Penelitian
dilakukan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif analisis dengan pendekatan
kualitatif. Teknik pengumpulan data melalui studi pustaka, mempelajari data-data yang
terkait baik data sekunder maupun data primer , wawancara dengan para informan yang
telah ditentukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Kemudian melakukan
pengolahan dan analisis data untuk mengetahui bagaiman pengentasan kemiskinan
dilakukan di desa-desa yang terdapat di Kecamatan Pebayuran dapat mewujudkan
kesejahteraan masyarakat desa.

Kata Kunci : Kemiskinan; Kebijakan Pemerintah; Kesejahteraan.

© 2019 Public Administration Programme, Universitas Tidar. All rights reserved


Corresponding author : P-ISSN: 2614-4433
Address: …………………………………….
E-mail: sitinurainiwahyu@gmail.com E-ISSN: 2614-4441
Siti Nuraini, Mengentaskan Kemiskinan Masyarakat Desa untuk Mewujudkan Kesejahteraan di Kabupaten Bekasi

PENDAHULUAN mengentaskan kemiskinan yang dialami


masyarakat desa dengan memajukan desa dan
Desa yang saat ini berjumlah 74.754 menjadikan desa itu mandiri, karena angka
menjadi tempat tinggal sebagian besar kemiskinan yang tinggi menjadi masalah besar
penduduk Indonesia. Kedudukan desa bagi pemerintah pusat maupun pemerintah
tersebar dalam wilayah kabupaten dan kota daerah. Dampak dari kemiskinan akan
dengan kondisi pada umumnya masih menjadikan masyarakat tidak berdaya,
tertinggal dan penduduknya miskin, sesuai munculnya berbagai penyakit sosial seperti
dengan data yang diungkapkan oleh Badan kejahatan, kekacauan , lingkungan hidup yang
Pusat Statistik (BPS) di bulan Maret 2018 tidak nyaman dan perlawanan terhadap
persentase penduduk miskin di daerah kebijakan – kebijakan pemerintah karena tidak
perdesaan sebanyak 15,81 juta orang. taat aturan. Masalah dari kemiskinan akan
Ukuran kemiskinan menurut BPS dilihat dari dirasakan oleh semua pihak, tidak hanya
kemampuan setiap orang untuk dapat dirasakan oleh orang yang bersangkutan tetapi
memenuhi kebutuhan dasarnya, seseorang juga akan dirasakan oleh lingkungan
dikatakan miskin jika pengeluaran disekitarnya, pemerintah daerah dan
perbulannya di bawah garis kemiskinan. pemerintah pusat atau negara . Oleh sebab itu
Kemiskinan yang dialami masyarakat di mengentaskan kemiskinan perlu dilakukan oleh
perdesaan merupakan masalah pemerintah semua pihak baik masyarakat, negara dan
sejak jaman Orde lama hingga zaman dunia.
reformasi saat ini. Pemerintah telah
melakukan upaya untuk mengentaskan Tujuan Negara mewujudkan kehidupan
kemiskinan melalui berbagai kebijakan yang sejahtera bagi seluruh masyarakatnya,
pembangunan, namun hasilnya belum sesuai oleh karena itu kemiskinan harus dientaskan.
yang diharapkan, karena menurut data angka Kemiskinan merujuk dalam Kamus Besar Bahasa
tingkat kemiskinan naik turun yang Indonesia diartikan sama dengan kefakiran,
memperlihatkan bahwa kemiskinan itu stabil seseorang yang hidupnya sangat kekurangan
dan belum terentaskan. disebut dengan fakir miskin. Pandangan
Suparlan (1993:X) menyebutkan bahwa
Kemiskinan merupakan kondisi yang kemiskinan menunjukkan standar kehidupan
menunjukkan dimana seseorang tidak seseorang atau sekelompok orang yang rendah,
mampu memenuhi standar kebutuhan dengan tingkat kekurangan materi dibandingkan
hidupnya seperti sandang, papan , pangan, dengan standar kehidupan yang layak dalam
kesehatan dan pendidikan . Menurut kehidupan masyarakat pada umumnya yang ada
pandangan Supriatna (1997:90) kemiskinan disekitarnya. Pendapat lainnya menurut Emil
menunjukkan keterbatasan yang dialami Salim dalam Supriatna (1997:82) menyebutkan
seseorang bukan karena keinginannya. Pada bahwa kemiskinan yang dialami oleh
lingkup masyarakat desa, dikatagorikan masyarakat karena lima hal yaitu (1) tidak
miskin ketika masih rendah tingkat mempunyai faktor produksi sendiri, (2) tidak
pendidikan, pendapatan, kesehatan, memiliki kemungkinan untuk memperoleh asset
produktivitas kerja dan kesejahteraannya. produksi dengan kekuatannya sendiri, (3)
memiliki tingkat pendidikan yang rendah (4)
Era reformasi saat ini pemerintah umumnya mereka tidak memiliki fasilitas (5)
mengimplementasikan kebijakan diantara mereka masih tergolong muda namun
pembangunan desa melalui Undang-Undang tidak memiliki keterampilan maupun pendidikan
No. 6 Tahun 2014 Tentang Desa untuk yang memadai.
JPALG, Vol 3 (2), (2019): hlm 130-142

Berdasarkan pendapat di atas ,maka yang menjadi pemicu atau penghambat


kemiskinan dapat dipahami sebagai suatu sehingga seseorang atau kelompok menjadi
kondisi yang dialami oleh seseorang maupun tidak berdaya. Penyebab kemiskinan juga terjadi
kelompok atau masyarakat dimana mereka karena faktor eksternal karena adanya bencana
hidup dalam kesusahan dan alam, terjadinya krisis ekonomi, maupun adanya
ketidakberdayaan. Kondisi tersebut karena kebijakan pemerintah seperti kenaikan harga
tidak dapat menikmati kehidupan yang layak bensin yang dapat mempengaruhi kenaikan
seperti orang lain yang hidup layak dapat harga kebutuhan pokok masyarakat seperti
memenuhi standar kebutuhan hidupnya yaitu beras, gula, minyak goreng dan lain sebagainya.
dapat mengenyam pendidikan dasar hingga Untuk mengatasi kemiskinan berbagai
perguruan tinggi, memperoleh pelayanan kebijakan telah dilakukan oleh pemerintah agar
kesehatan, pekerjaan yang layak dan tempat dapat mengentaskan kemiskinan, walaupun
tinggal yang baik. Kemiskinan yang dialami hasilnya belum sesuai yang diharapkan.
oleh seseorang ataupun kelompok banyak Kehadiran Undang-Undang Nomor 6 Tahun
faktor penyebabnya seperti yang 2014 Tentang Desa (Undang-Undang Desa)
diungkapkan oleh Chambers (1983:149) sebagai upaya untuk mengatasi ketertinggalan
bahwa lilitan kemiskinan karena hilangnya dan kemiskinan masyarakat desa melalui
hak atau kekayaan yang sulit untuk kembali, kebijakan pembangunan desa. Pemerintah
hal ini mungkin karena desakan kebutuhan menargetkan 5000 desa dapat menjadi desa
yang melampaui ambang batas kekuatannya. mandiri ditahun 2019, desa mandiri
Sebagai contoh pengeluaran yang dimaksudkan kemampuan desa untuk dapat
sebelumnya sudah diperhitungkan namun menghasilkan dan memenuhi kebutuhannya.
jumlahnya sangat besar atau tiba-tiba Eko Sutoro (2014:6) mendefinisikan
dihadapkan pada krisis yang hebat. Biasanya kemandirian desa yaitu :
seseorang terlilit kemiskinan terkait dengan
lima hal yaitu kewajiban adat, musibah, (1) Desa tidak hanya sebagai obyek
ketidak mampuan fisik, pengeluaran tidak penerima manfaat namun desa
produktif dan pemerasan. Kemiskinan juga sebagai subyek yang memiliki
dapat terjadi karena berkaitan dengan kemampuan dan kewenangan
budaya yang hidup dalam masyarakat, untuk memberi manfaat pada
ketidak adilan dalam kepemilikan faktor masyarakatnya.
produksi dan penggunaan model pendekatan (2) Seluruh komponen desa bersama-
pembangunan yang dianut oleh suatu sama mengembangkan prakarsa
negara. (Soetrisno,1983:149). dan gerakan mengoptimalkan
Kedua definisi kemiskinan yang potensi desa untuk kepentingan
disampaikan oleh Chambers dan Soetrisno kehidupan desa.
tersebut dapat diartikan bahwa faktor (3) Desa harus memiliki kemampuan
penyebab kemiskinan tersebut terjadi karena menghasilkan dan memenuhi
faktor internal adanya kebutuhan yang harus kebutuhan masyarakat seperti
dipenuhi, namun tidak dapat dilakukan kebutuhan pangan.
karena tidak memiliki kemampuan untuk (4) Desa kedepannya mampu
berusaha mengelola sumber daya yang menyediakan lapangan pekerjaan
dimiliki karena tidak memiliki keterampilan , bagi masyarakatnya juga mampu
pendidikan yang rendah dan lain sebagainya menciptakan sumber-sumber
Siti Nuraini, Mengentaskan Kemiskinan Masyarakat Desa untuk Mewujudkan Kesejahteraan di Kabupaten Bekasi

untuk penerimaan desa dari sehingga masyarakat dapat hidup layak dan
potensi yang dimiliki desa. berdaya serta dapat melaksanakan fungsi
sosialnya. Terkait hal tersebut, pemerintah perlu
Kebijakan pembangunan desa yang menganggarkan dana pro kaum miskin untuk
tertuang dalam Undang-Undang Desa ingin melaksanakan berbagai kebijakan pengentasan
mewujudkan keberadaan desa mandiri kemiskinan. Menurut teori anggaran pro kaum
tersebut agar masyarakat desa dapat hidup miskin (Pro- poor Budgeting) Fernandez
maju dan sejahtera yang secara otomatis (2009:15) , anggaran pro kaum miskin
tentu akan berdampak pada negara yang merupakan penganggaran yang didasarkan
akan menjadi maju berkembang dengan pada penilaian kebutuhan dasar masyarakat
kehidupan masyarakatnya yang sejahtera. miskin dan prosesnya melibatkan masyarakat
Akan tetapi persoalan yang terjadi di desa miskin untuk ikut menentukan skala
pada umumnya mencakup keterbatasan prioritasnya. Dalam proses penganggaran harus
sumber daya manusia dilingkungan aparat mengacu pada prinsip-prinsip transparan,
pemerintah desa dan masyarakat desa itu rasional, akuntabel, keadilan dan proposional,
sendiri, hal inilah yang menyebabkan desa agar dapat tercapai tujuan pengentasan
tidak mampu menyediakan layanan kemiskinan dan terwujudnya kesejahteraan
kebutuhan dasar dan pengembangan dalam kehidupan masyarakat pedesaan.
ekonomi lokal kepada masyarakatnya Prinsip-prinsip umum penganggaran
sehingga kehidupan masyarakat desa kurang yang baik menurut Internasional Monetary Fund
sejahtera. Undang-Undang Desa merupakan (IMF) dan Forum Transparansi Anggaran
pedoman bagi pemerintah pusat, (FITRA), harus : (1) Transfaran maksudnya
pemerintah daerah dan pemerintah desa adalah dokumen anggaran dapat diakses oleh
sendiri untuk mengatasi permasalahan masyarakat, pada proses perumusan program
rendahnya tingkat kesejahteraan desa, dan pengambilan keputusan melibatkan
karena tujuan pembangunan desa yang masyarakat. (2) Rasional yaitu menghitung
dituangkan dalam Undang-Undang Desa anggaran dengan metode yang jelas dan
fokus untuk meningkatkan kesejahteraan terukur. (3) Akuntabel yaitu pemerintah daerah
masyarakat desa, meningkatkan kualitas harus memiliki tanggung jawab dalam
manusia dan menanggulangi kemiskinan di pengelolaan anggaran sesuai kepentingan
desa melalui kebijakan pembangunan desa masyarakat. (4) Keadilan dan Proporsional yaitu
yang memberikan kewenangan kepada pengalokasian anggaran secara proporsional
pemerintah daerah untuk membangun desa untuk kepentingan masyarakat miskin agar
dan kebijakan desa membangun yang kemiskinan dapat dientaskan dan masyarakat
menjadi kewenangan bagi pemerintah desa desa dapat hidup sejahtera.
dan masyarakat desa itu sendiri.
Keberhasilan dalam pelaksanaan Terkait dengan kemiskinan khususnya di
pembangunan desa akan berdampak pada perdesaan data BPS menunjukkan pada bulan
pengentasan kemiskinan, sehingga Maret dan September 2013 sampai bulan Maret
masyarakat desa dapat hidup sejahtera. dan September 2017 menunjukkan prosentase
Kesejahteraan yang dimaksud sesuai dengan yang masih tinggi dengan penurunan yang tidak
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 yaitu terlalu signifikan seperti terlihat pada Tabel 1 di
kesejahteraan sosial dimana masyarakat bawah ini :
dapat terpenuhi kebutuhannya baik
kebutuhan material, spiritual dan sosial
JPALG, Vol 3 (2), (2019): hlm 130-142

Tabel 1. Jumlah penduduk miskin, angka kemiskinan berkurang sebesar 158,62


prosentase penduduk miskin dan garis ribu jiwa. Namun demikian angka kemiskinan
kemiskinan di desa tahun 2013-2017 masih tetap harus diturunkan agar masyarakat
desa dapat menikmati kehidupan yang
sejahtera.

Demikian pula halnya di Kabupaten


Bekasi yang memiliki 180 desa dan 7 kelurahan
yang tersebar di 23 Kecamatan, masalah
kemiskinan juga dialami oleh sebagian
masyarakat desa dan wilayah Kecamatan
Pebayuran merupakan kecamatan yang banyak
masyarakatnya masih hidup dalam kemiskinan
(hasil wawancara dengan Camat Pebayuran
pada tanggal 1 Februari 2017) kemiskinan
masyarakat desa di Kecamatan Pebayuran
Sumber : Data Kemiskinan BPS, 2009 berdasarkan data profil pembangunan daerah
Kabupaten Bekasi Tahun 2016 dilihat dari
Tabel 1 di atas menunjukkan angka banyaknya masyarakat yang tergolong sebagai
kemiskinan pada bulan Maret 2013 sampai fakir miskin dengan jumlah 48.114 orang,
dengan September 2017 di desa dengan terdapat 2.842 orang perempuan rawan sosial
prosentasi naik turun. Kemiskinan yang ekonomi, ada 15 orang tuna susila, 8 orang
dialami mayarakat perdesaan dilihat dari gelandangan dan 4 orang pengemis, lanjut usia
pendapatan yang diperolehnya, apakah dapat terlantar 2.196 orang serta penyandang
memenuhi standar hidupnya. Tabel 1 di atas disabilitas 197 orang.
menunjukkan angka garis kemiskinan dalam
rupiah per kapita per bulan dibulan Maret Permasalahan kemiskinan yang terjadi di
dan September 2013 sampai dengan bulan desa-desa yang ada di Kecamatan Pebayuran
Maret dan September 2017 pendapatan menunjukkan tingkat kesejahteraan
masyarakat desa dibawah kecukupan untuk masyarakat di desa masih rendah. Atas dasar
dapat memenuhi kebutuhan standar uraian tersebut menjadi dasar rumusan
hidupnya. Kemiskinan masih dirasakan oleh masalah dalam penelitian ini, untuk dilakukan
masyarakat desa yang menyebabkan mereka penelitian lebih lanjut agar dapat diketahui
tidak sejahtera. Demikian pula halnya dengan pengentasan kemiskinan masyarakat desa
angka kemiskinan mayarakat desa di wilayah yang telah dilakukan dalam mewujudkan
Jawa barat khususnya, data BPS kesejahteraan di Kabupaten Bekasi.
menyebutkan adanya penurunan angka
kemiskinan, dilihat dari pengeluaran
masyarakat desa perkapita perbulan di METODE PENELITIAN
bawah garis kemiskinan, yang semula di
bulan September 2017 terdapat mayarakat Metode penelitian yang digunakan dalam
miskin sebanyak 3.774,41 ribu jiwa atau 7,83 penelitian ini bersifat deskriptif analisis dengan
persen, dibulan Maret 2018 jumlah angka maksud untuk dapat memberikan gambaran
kemiskinan tersebut turun menjadi 3.615,79 secara menyeluruh terhadap penelitian yang
ribu jiwa atau menjadi 7,45 %, sehingga dilakukan melalui pendekatan kualitatif. Teknik
Siti Nuraini, Mengentaskan Kemiskinan Masyarakat Desa untuk Mewujudkan Kesejahteraan di Kabupaten Bekasi

pengumpulan data dilakukan dengan cara yang tinggal di 12 desa sebanyak 88.068 orang
studi pustaka yaitu membaca berbagai buku terdiri dari 45.319 orang penduduk laki-laki dan
yang terkait dengan variabel penelitian , data 42.749 orang penduduk perempuan. Untuk
sekunder dan primer serta wawancara lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2 di
mendalam dengan berbagai pihak yang bawah ini :
terkait dalam penelitian ini atau key informan Tabel 2. Jumlah penduduk di 12 desa menurut
yang telah ditentukan. Informan yang terpilih jenis kelamin
yang memiliki pengetahuan dan kemampuan
dalam memberikan informasi terkait dengan
obyek yang diteliti. Para informan penelitian
ini yaitu Camat Kecamatan Pebayuran,
Kepala Desa, Sekretaris Desa, Kaur
Pemerintahan, Lembaga masyarakat desa
dan lembaga pemerintahan desa. Hasil
wawancara dan data-data primer maupun
sekunder yang diperoleh, akan dianalisis dan
diinterpretasikan untuk mengetahui
bagaiman pengentasan kemiskinan dilakukan
di desa-desa yang terdapat di Kecamatan
Pebayuran dapat mewujudkan kesejahteraan
masyarakat desa.

Sumber : Kecamatan Pebayuran dalam angka, 2017


Data pada tabel 2 di atas menunjukkan
Desa Bantarjaya memiliki jumlah penduduk
HASIL DAN PEMBAHASAN
yang terbanyak yaitu berjumlah 15.185 orang,
Kecamatan Pebayuran memiliki luas
jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dari
wilayah 9.634 Ha2, secara geografis terletak
perempuan dengan perbedaan sebanyak 460
diantara 6,1050 – 6,21750 Lintang Selatan dan
orang, desa yang memiliki penduduk paling
107,22190 – 107,28940 Bujur Timur. Batas
sedikit yaitu Desa Karanghaur dengan jumlah
wilayah Kecamatan Pebayuran disebelah
penduduk sebanyak 3.788 orang, dan memiliki
utara dan timur berbatasan dengan
jumlah penduduk laki-laki lebih banyak
Kabupaten Karawang, disebelah selatan
dibanding jumlah penduduk perempuan yaitu
berbatasan dengan Kecamatan
selisih 140 orang. Tingkat pendidikan
Karangbahagia dan Kecamatan
masyarakat desa.
Kedungwaringin dan disebelah barat
Tabel 3. Tingkat pendidikan di kecamatan
berbatasan dengan Kecamatan Sukakarya
pebayuran
dan Kecamatan Cabangbungin. Kecamatan
Pebayuran memiliki 12 desa dan 1 kelurahan
dengan jumlah Dusun sebanyak 39, RW 72
dan jumlah RT sebanyak 173. Jumlah
penduduk Kecamatan Pebayuran 99.113
orang yang menetap di 12 desa dan 1
kelurahan, dengan perincian jumlah
penduduk laki-laki sebanyak 51.253 orang
dan jumlah penduduk perempuan sebanyak
47. 860 orang. Adapun jumlah penduduk Sumber : Dinas pendidikan kabupaten Bekasi, 2016
JPALG, Vol 3 (2), (2019): hlm 130-142

Tabel 3 menunjukkan banyaknya anak usia Tabel 4. Data APS Kecamatan Pebayuran 2014-
pendidikan sekolah dasar dengan jumlah 1016
10.465 dan jumlah siswa yang melanjutkan
ke jenjang SMU lebih banyak dibandingkan No. Tahun Jumlah Jumlah APS**)
yang memilih sekolah pada SMK. Akan tetapi Penduduk Penduduk
jumlah anak terlantar juga cukup tinggi Umur 7-12 Umur 7-12
Tahun*) Tahun yang
sebanyak 1098 orang, anak jalanan 68
masih
orang, menunjukkan masih terdapat usia sekolah
sekolah yang tidak mengenyam pendidikan, 1 2014 10.567 9.722 92
belum lagi adanya anak balita terlantar
2 2015 9.790 9.399 96
sebanyak 136 orang. Hal inilah yang
menyebabkan tingginya angka kemiskinan di 3 2016 9.463 9.274 98
Kecamatan Pebayuran.
Sumber: Kecamatan Pebayuran dalam angka
Masalah kemiskinan terjadi karena 2017
berbagai faktor, baik external maupun
internal. Pendidikan merupakan salah satu *)interpretasi
faktor internal yang penting untuk dapat
meningkatkan kualitas sumber daya manusia, **)kolom 3 dibagi kolom 4 dikali 100 %
dengan pendidikan yang memadai seseorang
Tabel 4 di atas menunjukkan daya serap
akan lebih berdaya untuk menjalankan
lembaga pendidikan terhadap anak usia sekolah
kehidupannya. Banyaknya jumlah anak
mengalami kenaikan setiap tahunnya, namun
terlantar dan anak jalanan di Kecamatan
angka kesempatan memperoleh pendidikan
Pebayuran menunjukkan masih banyaknya
tidak sesuai dengan jumlah angka usia sekolah
anak usia sekolah yang tidak mengenyam
yang mengenyam pendidikan. Di tahun 2014
pendidikan, belum lagi anak balita terlantar.
dari jumlah 10.567 usia sekolah 7 sampai 12
Pembangunan pendidikan di desa merupakan
tahun, masih terdapat 845 orang anak yang
otoritas pemerintah daerah, mengacu pada
tidak mengenyam pendidikan, di tahun 2015
Angka partisipasi Sekolah (APS) sebagai
dari 9.790 orang anak usia sekolah 7-12 tahun
dasar untuk dapat melihat akses masyarakat
hanya 9.399 anak yang bersekolah, masih
pada fasilitas pendidikan, khususnya untuk
terdapat 391 orang anak yang tidak bersekolah.
anak-anak usia sekolah . Jika angka APS
Pada tahun 2016 dari jumlah 9.463 jumlah
tinggi maka menunjukan semakin besar
penduduk umur 7-12 tahun hanya 9.274 anak
jumlah masyarakat usia sekolah yang
yang mengenyam pendidikan, sisanya 139
memperoleh kesempatan mengenyam
orang anak belum bersekolah.
pendidikan, walaupun peningkatan APS tidak
selalu dapat diartikan pemerataan Pemerintah daerah sendiri telah
kesempatan masyarakat untuk dapat mengeluarkan program SMU/SMK negeri gratis
bersekolah meningkat. Berdasarkan data APS
diseluruh wilayah Kabupaten Bekasi , sejak
tahun 2014 – 2016 di Kecamatan Pebayuran tahun 2014 digulirkan bantuan BOS yang
dapat dilihat pada Tabel di bawah ini : diberikan kepada seluruh siswa SMA/SMU
Negeri sebagai bentuk program sekolah gratis.
Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Pusat
sebesar Rp 1.000.000,- untuk setiap siswa
Siti Nuraini, Mengentaskan Kemiskinan Masyarakat Desa untuk Mewujudkan Kesejahteraan di Kabupaten Bekasi

pertahun. BOS dari Provinsi sebesar Rp kebutuhan rumah yang layak huni dan nyaman
200.000,- untuk setiap siswa pertahun dan bagi fakir miskin atau orang yang tidak mampu
dana BOS dari Pemerintah Kabupaten Bekasi memenuhi kebutuhan dasar hidupnya baik
sendiri sebesar Rp 2.400.000,- persiswa untuk dirinya maupun keluarganya. Dasar
pertahun. Dana BOS Daerah untuk tahun hukum pelaksanaan program rutilahu adalah
anggaran 2015 sebanyak Rp 110.000.000,- Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia
Terkait dengan peningkatan kualitas anak Nomor 20 Tahun 2017 Tentang Rehabilitasi
didik pada 21 Sekolah Menengah Kejuruan Sosial Rumah Tidak Layak Huni Dan Sarana
(SMK) di Kabupaten Bekasi, telah dilakukan Prasarana Lingkungan. Program rutilahu sudah
Program Link and Match antara sekolah berjalan sejak tahun 2013 dengan total
dengan 11 Perusahaan untuk menampung keseluruhan mencapai 9.500 penerima bantuan
siswa dari 21 SMK serta meningkatkan program rutilahu disejumlah desa yang ada di
sarana dan prasarana 21 SMK dan BLK wilayah Kabupaten Bekasi yang berjumlah 182
Kabupaten Bekasi dan merintis desa. Program bantuan rutilahu selanjutnya
pembangunan BLK Kecamatan. direncanakan sebanyak 400 rutilahu akan
dibangun di Kecamatan Pebayuran dan
Pendidikan memiliki peran yang Kecamatan Tarumajaya sebagai kecamatan
sangat penting dalam membentuk insan yang yang memiliki jumlah masyarakat termiskin
cerdas dan baik agar sumber daya manusia terbanyak di Kabupaten Bekasi. Program
mampu beradaptasi dengan berbagai kegiatan bantuan rutilahu tetap berjalan sampai
perubahan yang sangat cepat terjadi dalam target 100 pembangunan rutilahu tercapai.
kehidupan manusia seperti perkembangan Program pengentasan kemiskinan lainnya beras
teknologi dan pembangunan. Keberhasilan raskin, untuk Kecamatan Pebayuran setiap
pendidikan sangat tergantung pada kualitas tahun masyarakat miskin memperoleh raskin.
kesehatan setiap orang. Untuk program Pendistribusian raskin di Kecamatan Pebayuran
kesehatan disetiap desa terdapat posyandu, jumlahnya terbanyak karena angka kemiskinan
Satelit ( Posyandu pembantu) dan tiga yang tertinggi, pada tahun 2016 Kecamatan
Puskesmas yang terdapat di Desa Kertasari, Pebayuran memperoleh 153.435 kg beras raskin
Desa Sumberurip dan Desa Karangharja. untuk 10.229 rumah tangga sasaran.
Selain itu juga ada 36 tempat praktek bidan,
14 balai pengobatan /poliklinik, 5 puskesmas Selain program nasional tersebut dalam
pembantu dan 1 apotik. Sarana kesehatan upaya pengentasan kemiskinan masyarakat
yang terdapat di desa tersebut, merupakan desa, implementasi kebijakan pembangunan
bentuk keseriusan pemerintah daerah dalam desa sesuai Undang-Undang Nomor 6 Tahun
mendukung program pembangunan dibidang 2014 Tentang Desa (Undang-Undang Desa)
kesehatan. sangat membantu upaya pengentasan
kemiskinan, karena kebijakan Undang-Undang
Untuk mengatasi masalah kemiskinan Desa memberikan kepada desa kewenangan
, Pemerintah Daerah Kabupaten Bekasi untuk merencanakan, melaksanakan dan
melakukan beberapa program di Kecamatan mengevaluasi program pembangunan desa itu
Pebayuran yaitu program rumah tidak layak sendiri, melalui kebijakan desa membangun.
huni (rutilahu), pendistribusian beras untuk Pada pelaksanaannya desa-desa di wilayah
masyarakat miskin (raskin) dan Kecamatan Pebayuran menyusun rencana
pembangunan infrastruktur desa . Rutilahu pembangunan desa tersebut pada Rencana
merupakan program pemerintah pusat yang Pembangunan Jangka Menengah Desa
memiliki tujuan untuk dapat memenuhi (RPJMDesa) dan pelaksanaannya dilakukan
JPALG, Vol 3 (2), (2019): hlm 130-142

sesuai Rencana Kerja Pemerintah Desa tani, agar padi tumbuh subur maka kebutuhan
(RKPDesa). akan saluran irigasi sangat penting. Ketiga
program pembangunan desa tersebut dilakukan
Kegiatan desa membangun yang umumnya di setiap desa. Selain itu dilakukan
dilaksanakan di desa melaksanakan pembangunan pos kamling, pos ronda disetiap
pembangunan infrastruktur yaitu pengecoran Rukun Tetangga (RT) seperti yang dilakukan di
jalan lingkungan desa dan gang penghubung Desa Karangpatri.
desa serta membuat irigasi saluran air. Jalan-
jalan desa yang kondisinya hancur dan belum Program pembangunan lainnya adalah
di aspal menjadi masalah bagi masyarakat pemberdayaan masyarakat yang bertujuan agar
desa, terlebih jika musim penghujan, sulit masyarakat dapat berdaya, mandiri dalam
dilalui kendaraan walaupun pejalan kaki, memenuhi kebutuhan hidupnya dan dapat
sehingga hasil rapat dusun memutuskan terlibat dalam proses kebijakan pembangunan di
menjadikan salah satu perioritas sebagai desa. Program kegiatan pemberdayaan
kegiatan pembangunan agar akses didalam masyarakat desa belum optimal dilakukan di 12
desa maupun keluar desa nyaman dan desa dengan alasan skala perioritas kepada
lancar seperti yang disampaikan oleh salah infrastruktur. Program pemberdayaan
satu tokoh masyarakat di Desa Sumbersari masyarakat yang dilakukan di Desa Karangreja
sebagai berikut : “infrastruktur di desa dalam bentuk bantuan modal bagi pedagang
sangat tertinggal, jalan banyak yang rusak , kecil, penguatan dan penyertaan modal Badan
sehingga menghambat kelancaran perjalanan Usaha Milik Desa (BUMDesa), bantuan modal
kesuatu tempat, misalnya ke pasar untuk pengrajin.
menjual hasil ternak atau kebun atau untuk
berbelanja, anak-anak pergi ke sekolah dan Kebijakan program pembangunan desa
lainnya. Jika musim penghujan sangat digolongkan menjadi dua, selain kebijakan desa
terasa, jalan becek dan licin. Oleh karena itu membangun , juga ada kebijakan membangun
untuk kelancaran dan kenyamanan, jalan – desa yang merupakan kewenangan pemerintah
jalan harus diperbaiki, di cor atau diaspal “. daerah, mulai dari perencanaan , pelaksanaan
dan evaluasi. Rencana pembangunan desa
Kondisi perbaikan jalan lingkungan di dituangkan dalam RPJMDaerah. RPJMDaerah
desa sebagian sudah dikerjakan , tetapi dan RPJMDesa harus singkron agar
masih ada jalan lingkungan yang belum pembangunan desa dapat berjalan efektif dan
diperbaiki, juga ada yang belum selesai. efisien. Program kebijakan pembangunan desa
Pembangunan infrastruktur lainnya adalah yang dilakukan oleh pemerintah daerah juga
jembatan untuk menghubungkan keseberang meliputi pembangunan infrastruktur,
karena adanya kali maka masyarakat pemberdayaan masyarakat, kesehatan,
membuat tempat penyebrangan sementara pendidikan dan pelayanan. Sarana kesehatan
dari bambu yang kekuatannya tidak lama dan merupakan program pembangunan
tidak terlalu nyaman digunakan. Pentingnya infrastruktur, dibidang pendidikan pemerintah
akan keberadaan jembatan tersebut sehingga menyediakan 51 SD sederajat, 3 SLTP
diputuskan untuk membangun jembatan sederajat, 1 SMU sederajat dan 1 SMK. Fasilitas
yang permanen. Selain itu irigasi saluran air pendidikan ini agar masyarakat dapat
sangat dibutuhkan untuk mengairi sawah , mengenyam pendidikan dan menghapus buta
karena umumnya masyarakat sebagai buruh hurup yang masih terdapat di desa.
Siti Nuraini, Mengentaskan Kemiskinan Masyarakat Desa untuk Mewujudkan Kesejahteraan di Kabupaten Bekasi

Kegiatan desa membangun yang telah dilakukan dengan melibatkan masyarakat,


dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dengan program pembangunan sesuai dengan
berdasarkan tahapan sebagai berikut : kebutuhan masyarakat desa dan pembiayaan
serta sumber keuangan ditetapkan secara
transparan. Program kebijakan pembangunan
desa berdasarkan Undang-Undang Desa dalam
pelaksanaan kebijakan membangun desa dan
desa membangun belum berdampak secara
siknifikan terhadap pengentasan kemiskinan,
mengingat angka tingkat kemiskinan masih
tinggi di Kecamatan Pebayuran.

KESIMPULAN Commented [Fr1]: CATATAN

Isi kesimpulan adalah jawaban atas masalah. Jawaban ini


Pengentasan Kemiskinan melalui diperoleh dari data dan analisisnya yang berupa rampatan
atau generalisasi.
Gambar 1. Tahapan penyusunan peningkatan pembangunan dibidang pendidikan
RPJMDesa dan kesehatan serta pelaksanaan program SARAN PERBAIKAN
pemerintah lainnya seperti kebijakan rutilahu
Kesimpulan tersebut belum bisa dinilai apa-apa karena
Sumber: Kantor desa di wilayah Kecamatan dan raskin, maupun program kebijakan desa masalah penelitiannya belum begitu jelas. Oleh karena itu,
masalah penelitian harus dijelaskan dulu.
Pebayuran, 2016 membangun dan membangun desa belum
berdampak secara signifikan bagi kesejahteraan
Berdasarkan gambar 1 di atas masyarakat desa. Hal ini disebabkan karena
menunjukkan tahapan penyusunan program pemerintah tersebut belum dapat
RPJMDesa dimulai di dusun , untuk urun menjangkau semua masyarakat miskin karena
rembuk masalah dan kebutuhan yang keterbatasan dana. Demikian pula halnya
dihadapi di masyarakat dan solusi dengan kegiatan program kebijakan
penyelesaiannya. Hasil musyawarah dusun pembangunan yang berfocus pada peningkatan
kemudian dilokakaryakan, setelah itu hasil infrastruktur. Pelaksanaan program rutilahu
dari lokakarya dilakukan musyawarah berdasarkan data yang diperoleh dari
pembangunan desa. Langkah kedua masyarakat, terjadi adanya penyimpangan
penetapan rencana dengan mengadakan dalam pelaksanaannya, karena yang
musyawarah yang dilakukan oleh Badan memperoleh program rutilahu tidak tepat
Musyawarah Desa untuk menerbitkan sasaran dan dana yang tidak mencukupi.
legalitas dari RPJMDesa. Penetapan program Program pemberdayaan masyarakat pada
pembangunan desa dilakukan oleh umumnya belum dilaksanakan di desa, sehingga
pemerintah desa bersama-sama dengan banyak pengangguran yang belum memiliki
masyarakat desa,serta penetapan lapangan pekerjaan karena tidak memiliki
pembiayaan dan sumber biaya yang keahlian maupun modal. Belum semua desa
diperoleh dari dana desa dan alokasi dana memiliki BUMdesa yang dapat meningkatkan
desa. Proses tahapan penyusunan RPJMDesa perekonomian desa.
dilakukan secara transparan dengan
mengutamakan kepentingan bersama. Adapun saran yang penulis berikan baik saran
akademis maupun praktis, diantaranya sebagai
Jika mengacu pada teori anggaran berikut:
pro kaum miskin (Pro- poor Budgeting),
tahapan penyusunan RPJMDesa sudah
JPALG, Vol 3 (2), (2019): hlm 130-142

1. Saran Akademis hasil pertanian, karena mayoritas


masyarakat desa memiliki mata
a. Kebijakan pembangunan pendidikan pencaharian sebagai buruh tani.
dan kesehatan yang telah dilakukan c. Para pendamping desa dapat
oleh pemerintah daerah perlu memberikan bantuan bagi aparat
ditingkatkan melalui peningkatan pemerintah desa untuk dapat
sarana dan prasarana pendidikan melaksanakan penyusunan RPJMDesa
seperti kualitas dan kuantitas guru maupun pelaksanaan tata kelola
serta sarana belajar dan mengajar pemerintahan desa.
yang memadai dan nyaman untuk d. Perlunya diberikan pelatihan
menumbuhkan proses belajar komputerisasi kepada aparat
mengajar yang menyenangkan, pemerintah desa dan karang taruna,
sehingga meningkatkan kemampuan agar dapat memanfaatkan teknologi
peserta didik dan dapat memberikan untuk memajukan desa dengan
kesempatan untuk mengenyam memperkenalkan desa dengan segala
pendidikan pada semua anak usia potensi yang ada kepada dunia.
sekolah. Pada bidang kesehatan e. Penataan administrasi desa, melalui
perlu penambahan tenaga kesehatan pelatihan kepada aparat pemerintah
dan mobil ambulan untuk dapat desa, karena administrasi desa
melayani masyarakat desa yang umumnya bermasalah dengan kondisi
membutuhkan pelayanan kesehatan. tidak ada, tidak terisi atau hilang.
b. Program pemberdayaan masyarakat f. Masalah kemiskinan merupakan
desa perlu menjadi prioritas untuk masalah utama pemerintah dalam
meningkatkan kemampuan sumber mewujudkan kesejahteraan
daya pemerintah desa dan masyarakat. Untuk dapat
masyarakat desa sesuai dengan mengentaskan kemiskinan peran
kebutuhan. Perguruan Tinggi diperlukan dalam
c. Penyelesaian program infrastruktur memberikan rekomendasi terhadap
pembangunan jalan lingkungan solusi masalah – masalah yang ada di
desa. desa atas dasar hasil penelitian yang
telah dilakukan.
2. Saran Praktis

a. Untuk Pemerintah Daerah Kabupaten DAFTAR PUSTAKA


Bekasi dalam hal ini dinas terkait
untuk dapat melaksanakan program Fernandez,Joe. (2009) Anggaran Pro Kaum
pelatihan bagi masyarakat dan Miskin: Konsep dan Praktik, dalam Anggaran
aparat pemerintah desa dengan Pro kaum Miskin: Sebuah upaya
bekerja sama pada Perguruan Tinggi menyejahterakan kaum miskin, ed. Jakarta:
dan unsur terkait lainnya, sebagai LP3ES
bagian dari kegiatan pemberdayaan
Mawardi, Sulton dan Sumarto, Sudarno (2003).
masyarakat.
Kebijakan Publik yang Memihak Orang Miskin
b. Untuk Dinas pertanian dapat
(Fokus: Pro-Poor Budgeting ).Lembaga
memberikan pelatihan kepada para
Penelitian SMERU
petani terkait dengan peningkatan
Siti Nuraini, Mengentaskan Kemiskinan Masyarakat Desa untuk Mewujudkan Kesejahteraan di Kabupaten Bekasi

Profil Pembangunan Daerah Kabupaten


Bekasi Tahun 2016

Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia


Nomor 20 Tahun 2017 Tentang Rehabilitasi
Sosial Rumah Tidak Layak Huni Dan Sarana
Prasarana Lingkungan

Sutoro, Eko, et al. (2014) Desa Membangun


Indonesia. Yogyakarta : FPPD

Suparlan Parsudi. (1993). Kemiskinan di


Perkotaan ,Jakarta, Yayasan Obor Indonesia

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014


Tentang Desa Undang-Undang Nomor 11
Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan Sosial

Waidl, Abdul .et al. (2000). Anggaran Pro-


Kaum Miskin; Sebuah Upaya
Menyejahterakan Kaum Miskin , Jakarta:
Prakarsa

Anda mungkin juga menyukai