Disusun oleh :
Kelas/Kelompok : M/8
Alviya Warda 165050107111081
Suryanti 165050107111088
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan anugrah dari-Nya penulis
dapat menyelesaikan makalah tentang “Dry Matter”. Sholawat dan salam semoga senantiasa
tercurahkan kepada junjungan besar kita, Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan
kepada kita semua jalan yang lurus berupa ajaran agama islam yang sempurna dan menjadi
anugerah terbesar bagi seluruh alam semesta.
Penulis sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah yang menjadi tugas
mata kuliah Pengelolaan Limbah Peternakan dengan judul “Dry Matter”. Disamping itu,
penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu selama
pembuatan makalah ini berlangsung sehingga makalah ini bisa selesai tepat pada waktunya.
Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca. Penulis mengharapkan kritik dan saran terhadap makalah ini agar kedepannya
dapat kami perbaiki. Karena penulis sadar, makalah yang penulis buat ini masih banyak
terdapat kekurangannya.
Tim Penyusun
2
DAFTAR ISI
COVER ...................................................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 4
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 5
1.3 Tujuan.......................................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Bahan Bakar Tradisional ............................................................................................. 6
2.2 Produksi Biogas Domestik .......................................................................................... 7
2.3 Teknologi Digester Biogas .......................................................................................... 7
2.4 Karakteristik Bahan Baku ........................................................................................... 8
2.5 Biogas sebagai sumber energi terbarukan di negara berkembang .............................. 9
2.6 Manfaat teknologi biogas .......................................................................................... 11
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan................................................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 13
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa yang dimaksud teknologi digester biogas?
1.2.2 Bagaimana perbedaan kadar Dry Matter pada berbagai jenis bahan pembuatan
biogas?
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui teknologi digester biogas
1.3.2 Untuk mengetahui pebedaan kadar Dry Matter pada berbagai jenis bahan
pembuatan biogas
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
pada ibu dan anak, bahkan apabila dibiarkan tanpa perawatan yang tepat, penyakit ini
dapat berujung pada kematian
2.2 Produksi Biogas Domestik
Biogas merupakan bahan bakar gas yang dihasilkan oleh aktivitas anaerobik
atau fermentasi dari bahan-bahan organik termasuk diantaranya kotoran manusia dan
hewan, limbah domestik (rumah tangga), atau degradasi anaerobik bahan-bahan
organik oleh bakteri-bakteri anaerobik. Metana dalam biogas, bila terbakar akan
relatif lebih bersih daripada batubara, dan menghasilkan energi yang lebih besar
dengan emisi karbon dioksida yang lebih sedikit.
Biogas terdiri dari 50–70% metana, 30–40% karbon dioksida dan jejak gas
lain seperti hidrogen sulfida, amonia, dan hidrogen yang diproduksi oleh AD bahan
biologis (Surendra et al., 2014). Berbagai masalah biologis seperti limbah dapat
digunakan sebagai bahan baku dalam bio-digester domestik, seperti kotoran hewan,
kotoran manusia dan limbah dapur / makanan, karena ketersediaannya di tingkat
rumah tangga.
7
2.4 Karakteristik Bahan Baku
Secara umum, semua jenis biomassa dapat digunakan sebagai bahan baku
asalkan mengandung karbohidrat, protein, lemak, selulosa, dan hemiselulosa sebagai
komponen utama. Namun, biodegradabilitas bahan baku tergantung pada bentuk fisik
dan kimianya (Fulford, 1988). Bahan baku yang umum digunakan untuk produksi
biogas adalah kotoran hewan, kotoran manusia / limbah, limbah dapur / makanan dan
ko-pencernaan beberapa bahan baku. Tabel 3 menunjukkan potensi produksi biogas
khas dari bahan baku yang disebutkan di atas yang digunakan untuk biodigester
domestik. Komposisi limbah makanan pada tahap pasca-konsumen ditunjukkan pada
Tabel 4. Persentase DM dan biogas per komoditas diperoleh dari Deublein dan
Steinhauser (2008). Persamaan 1 dan 2 digunakan untuk menghitung persentase DM
dan hasil biogas untuk bahan baku komposit atau campuran bahan baku yang berbeda.
8
Persamaan 9 dan 10 digunakan untuk menghitung bahan kering (kg DM / hari-
bio digester) dan masing-masing kebutuhan limbah makanan harian (kg / hari-bio
digester).
9
Negara-negara berkembang menghadapi tantangan berikut di sektor biogas,
menghambat penyebaran bio-digester domestik:
(i) Kurangnya kebijakan energi terbarukan: Yang ada kebijakan energi terbarukan
dapat membantu memecahkan hambatan untuk penyebaran berskala luas
teknologi biogas. Kebijakan harus memandu pemangku kepentingan dan
pemasok untuk menjaga kualitas produk dan layanan.
(ii) Iklim terlalu dingin atau terlalu kering: Area di mana suhu kadang-kadang
turun di bawah 10 ° C (misalnya sebagai daerah perbukitan Nepal dan Peru
Andes) tidak cocok untuk produksi biogas kecuali digester dilindungi dari
variasi suhu
(iii) Partisipasi sektor swasta terbatas: Sektor privat memiliki peran kunci dalam
mempromosikan energi terbarukan energi dan membuat sektor biogas
berkelanjutan secara komersial dan berorientasi pasar. Itu kebijakan nasional
harus dikembangkan sedemikian rupa cara itu menarik lebih banyak
perusahaan swasta untuk berpartisipasi dalam sektor biogas.
(iv) Penghasilan rendah dari kelompok sasaran: Salah satu dari hambatan utama
untuk penyebaran luas teknologi biogas domestik adalah biaya instalasi,
operasi dan pemeliharaan (IOM) yang tinggi, yang menempatkannya di luar
jangkauan keuangan banyak orang rumah tangga pedesaan (Surendra et al.,
2014).
(v) Kurang pengetahuan teknis: Kurang pengetahuan tentang konstruksi, operasi
dan pemeliharaan sistem biogas sering disebut sebagai beberapa alasan untuk
tidak mengadopsi biogas negara di Afrika. Kapasitas IOM yang buruk dari
10
pengguna telah menyebabkan kinerja yang buruk dan bahkan ditinggalkannya
bio-digester
(vi) Ketersediaan air terbatas: Khusus lokasi masalah yang telah membatasi ruang
lingkup biogas teknologi di sub-Sahara Afrika termasuk ketersediaan air dan
bahan organik untuk operasi bio-digester yang efektif. Pencerna bio biasanya
membutuhkan air dan limbah untuk dicampur rasio yang sama (Surendra et
al., 2014). Mengjie (2002) dan Ng’wandu et al. (2009) merekomendasikan
penggunaan greywater untuk memberi makan a bio-digester domestik, tetapi
tidak termasuk greywater terkontaminasi dengan deterjen atau bahan kimia
produk pembersih untuk menghindari kehancuran mikroba aktivitas di bio-
digester. Di Afrika Selatan, greywater yang dihasilkan per rumah tangga
adalah sekitar 75% dari konsumsi air rumah tangga.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
-Energi biomassa, khususnya kayu bakar, masih merupakan sumber energi dominan
bagi masyarakat pedesaan yang pada umumnya berpenghasilan rendah.
- Biogas merupakan bahan bakar gas yang dihasilkan oleh aktivitas anaerobik atau
fermentasi dari bahan-bahan organik
- Tiga jenis bio-digester domestik populer di negara-negara berkembang, yaitu,
Chinese fixed dome, Indian floating drum dan Taiwanese plastic tubular.
- semua jenis biomassa dapat digunakan sebagai bahan baku asalkan mengandung
karbohidrat, protein, lemak, selulosa, dan hemiselulosa sebagai komponen utama.
12
DAFTAR PUSTAKA
Haryati, Tuti. 2006. Biogas: Limbah Peternakan yang menjadi Sumber Energi Alternatif.
WARTAZOA. 16 (3): 160-169.
Msibi, Sunset S., and Gerrit Kornelius. 2017. Potential For Domestic Biogas As Household
Energy Supply In South Africa. Journal of Energy in Southern Africa. 28(2): 1–13.
13