A. KAJIAN TEORI
Menurut Wold Bank (2000), definisi dari kemiskinan adalah kehilangan kesejahteraan
(deprivation of well being). Sedangkan inti permasalahan pada kemiskinan adalah batasan –
batasan tentang kesejahteraan itu sendiri.
Dalam teori ekonomi, semakin banyak barang yang dikonsumsi berarti semakin tinggi
pula tingkat kesejahteraan seseorang, tingkat kesejahteraan dapat diartikan sebagai
kemampuan untuk mengakses sumber daya yang tersedia (barang yang di konsumsi). Jika
definisi kemiskinan dihubungkan dengan tingkat kesejahteraan kemiskinan dapat diartikan
sebagai ketidakmampuan dalam memenuhi kesejahteraan atau dengan kata lain kekurangan
akses terhadap sumber daya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kekurangan akses di sini
adalah kurangnya pendapatan seseorang.
Kemiskinan terkait dengan masalah kekurangan pangan dan gizi, keterbelakangan
pendidikan, kriminalisme, pengangguran, prostitusi dan masalah – masalah lain yang
bersumber dari rendahnya tingkat pendapatan perkapita penduduk. Kemiskinan menurut
penyebabnya terbagi menjadi 2 macam, pertama adalah kemiskinan kultural yaitu kemiskinan
yang disebabkan oleh factor – factor adat atau budaya suatu daerah tertentu yang
membelenggu seseorang atau sekelompok masyarakat tertentu sehingga membuatnya tetap
melekat dengan kemiskinan. Kedua adalah kemiskinan structural, yaitu kemiskinan yang
terjadi sebagai akibat ketidakberdayaan seseorang atau sekelompok masyarakat tertentu
terhadap system atau tatanan social yang tidak adil.
Kemiskinan secara konseptuan dapat dibedakan menjadi dua, relative (Reltive Poverty)
dan kemiskinan absolut (absolut Poverty). Kemiskinan relative merupakan kondisi miskin
karena pengaruh kebijakan pembangunan yang belum mampu menjangkau seluruh lapisan
masyarakat sehingga menyebabkan ketimpangan distribusi pendapatan. Kemiskinan absolut
ditentukan berdasarkan ketidakmampuan untuk mencukupi kebutuhan pokok minimum
seperti pangan, sandang, kesehatan, perumahan, dan pendidikan yang diperlukan untuk bisa
hidup dan bekerja.
Kebutuhan pokok minimum diterjemahkan sebagai ukuran finansial dalam bentuk uang.
Nilai kebutuhan minimum kebutuhan dasar tersebut dikenal dengan istilah garis kemiskinan.
Penduduk yang pendapatannya dibawah garis kemiskinan digolongkan sebagai penduduk
miskin.
TAHUN
INDIKATOR
2018 2019 2020
Jumlah Penduduk Miskin (dalam 000) 32,80 31,31 31,63
Persentase Penduduk Miskin 20,33 18,87 18,57
Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) 3,67% 2,92% 2,79
Indeks Keparahan Kemiskinan 0,92 0,68 0,67
Garis Kemiskinan 368.860,- 385.122,- 426.961,-
Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Boalemo pada tahun 2020 mencapai 31,63 ribu
jiwa, sementara jumlah penduduk miskin pada tahun 2019 sebanyak 31,31 ribu jiwa. Dengan
demikian jumlah penduduk miskin di Kabupaten Boalemo selama periode 2019 – 2020
meningkat sebanyak lebih kurang 320 jiwa.
Akan tetapi jika dilihat dari persentase tingkat kemiskinan di Kabupaten Boalemo
mengalami penurunan sebesar 0,3%. Hal ini terjadi kemungkinan disebabkan oleh
penambahan jumlah penduduk lebih tinggi daripada jumlah penduduk miskin.
Koordinator Anggota