Anda di halaman 1dari 3

KEMISKINAN TAK KUNJUNG USAI?

Sekar Ayu Syafitri

Universitas Negeri Yogyakarta, Indonesia

e-mail : sekar107fik.2021@student.uny.ac.id

Kemiskinan merupakan masalah besar yang dihadapi negara berkembang. Tidak meratanya
distribusi pendapatan memicu terjadinya ketimpangan pendapatan yang merupakan awal dari
munculnya masalah kemiskinan. Masalah kesenjangan pendapatan dan kemiskinan tidak hanya
dihadapi oleh negara sedang berkembang, namun negara maju sekalipun tidak terlepas dari
permasalahan ini. Perbedaannya terletak pada proporsi atau besar kecilnya tingkat kesenjangan dan
angka kemiskinan yang terjadi, serta tingkat kesulitan mengatasinya yang dipengaruhi oleh luas
wilayah dan jumlah penduduk suatu negara. Kemiskinan adalah keadaan saat ketidakmampuan
untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan
kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun
sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan.

Kemiskinan terjadi karena beberapa faktor, diantaranya yaitu upah minimum yang tidak
memadai, taraf hidup masyarakat yang buruk, dan meningkatnya angka pengangguran setiap tahun
tanpa adanya tambahan kesempatan kerja. Keadaan ekonomi di Indonesia pun masih belum stabil
dimana Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk miskin Indonesia pada
Maret 2022 adalah 26,16 juta jiwa. Sedangkan tingkat kemiskinan Indonesia pada bulan yang sama
sebesar 9,54 persen.

Kemiskinan dipahami dalam berbagai cara. Pemahaman utamanya meliputi: Pertama,


gambaran kekurangan materi, yang biasanya mencakup kebutuhan pangan sehari-hari, sandang,
perumahan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini dipahami sebagai situasi
kelangkaan barangbarang dan pelayanan dasar. Kedua, gambaran tentang kebutuhan sosial,
termasuk keterkucilan sosial, ketergantungan, dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam
masyarakat. Hal ini termasuk pendidikan dan informasi. Keterkucilan sosial biasanya dibedakan
dari kemiskinan, karena hal ini mencakup masalahmasalah politik dan moral, dan tidak dibatasi
pada bidang ekonomi. Ketiga, gambaran tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang
memadai. Makna "memadai" di sini sangat berbeda-beda melintasi bagian-bagian politik dan
ekonomi di seluruh dunia.

Kemiskinan harus ditanggulangi agar tidak merajalela dan menjadi permasalahan yang
menetap di Indonesia. Cara menanggulangi kemiskinan beragam, diantaranya:

1. Update Data Penduduk


Dengan meng-update data penduduk, kita dapat memilah penduduk mana yang seharusnya
dapat ditangani permasalahan ekonominya. Target penerima Program Keluarga Harapan
(PKH) yang dianggarkan pemerintah selama pandemi adalah 10 juta keluarga dengan
alokasi anggaran Rp 37,4 triliun atau Rp 3,7 juta per tahun. Sementara, Kartu Sembako
ditargetkan sebanyak 20 juta keluarga dengan anggaran Rp 43,6 triliun, yang terdiri dari Rp
200.000 per bulan selama sembilan bulan, termasuk Rp 600.000 untuk 1,776 juta keluarga
di Jabodetabek selama tiga bulan. Selain itu, ada transfer cash dari Program Kartu Prakerja
untuk 5,6 juta peserta senilai Rp 600.000 selama empat bulan.
2. Integrasi Penyaluran Bansos
Di banyak tempat, berbagai bentuk Bantuan Sosial yang berbeda-beda jenis dan jumlahnya
telah menimbulkan ketegangan sosial di sejumlah daerah. Hal ini diperparah dengan basis
data Bantuan Sosial, khususnya Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS), yang
digunakan oleh pemerintah daerah yang belum mencakup masyarakat yang sebelumnya
tidak terdata namun kondisi ekonominya memburuk selama pandemi. Salah satu alternatif
yang dapat ditempuh pemerintah adalah menggandeng bank-bank pemerintah untuk
melakukan transfer Bantuan Sosial secara langsung melalui rekening khusus untuk setiap
penerima bantuan.
3. Subsidi Administered Prices
Mengurangi beban pengeluaran masyarakat khususnya masyarakat miskin dan hampir
miskin, terutama dengan menurunkan biaya-biaya yang dikontrol pemerintah (administered
prices).
4. Insentif Dibudang Pertanian, Peternakan dan Perikanan
Meningkatkan insentif bagi petani, peternak, dan nelayan melalui skema pembelian produk
oleh pemerintah dan perbaikan jalur logistik hasil pertanian, peternakan, dan perikanan perlu
dilakukan mengingat sektor tersebut terus berproduksi dan menghadapi minimnya serapan
pasar.
5. Pengelolaan APBN Secara Cermat
Meningkatnya intervensi pemerintah untuk mengatasi pandemi tentunya berdampak pada
peningkatan anggaran belanja pemerintah. Meskipun terdapat ruang untuk memperlebar
defisit, pemerintah dapat mengoptimalkan realokasi anggaran yang telah disusun dan
menerapkan beberapa kebijakan alternatif.

Anda mungkin juga menyukai