Anda di halaman 1dari 3

Kemiskinan di Indonesia di Masa Pandemi Covid-19

Kemiskinan merupakan salah satu permasalahan yang belum dapat terselesaikan hingga saat ini. Tingkat
kemiskinan di Indonesia memang selalu mengalami naik turun yang tidak menentu. Sejak tahun 2013 tingkat
kemiskinan di Indonesia bahkan mencapai angka 11,46% atau sekitar 28,61 juta penduduk mengalami
kemiskinan. Yang kemudian mengalami penurunan menjadi 10,96% pada tahun 2014. Sedangkan pada tahun
2019 Indonesia berhasil menurunkan angka kemiskinannya menjadi 9,22% sekitar 24,79 juta penduduk miskin.
Namun, hal itu tidak berlangsung lama setelah kemudian Indonesia dilanda pandemi yang mengubah seluruh
sektor yang ada.

Tingkat kemiskinan di Indonesia kembali mengalami kenaikan. Pada September 2020 angka kemiskinan
di Indonesia mencapai 10,19%, yang kemudian berhasil mengalami penurunan walaupun sedikit pada Maret
2021 menjadi 10,14% atau sekitar 27,54 juta orang. Itu diakibatkan beberapa hal seperti adanya pembatasan
sosial yang bukan hanya menghambat interaksi sosial di masyarakat, tetapi menghambat hubungan antar
negara. Penutupan akses yang berasal dari luar, menyebabkan banyak perusahaan kesulitan untuk mendapatkan
bahan baku yang berasal dari luar negeri. Selain itu, berkurangnya interaksi di masyarakat karena larangan
untuk beraktivitas di luar rumah, menyebabkan perusahaan mengalami penurunan jumlah produksi. Oleh karena
itu, banyak perusahaan yang memilih untuk mengurangi pegawainya untuk menghindari risiko kebangkrutan,
walaupun begitu banyak perusahaan yang akhirnya memilih untuk menutup usahanya. Pemberhentian karyawan
(PHK) membuat semakin banyaknya jumlah pengangguran di Indonesia. Hal itu terlihat dari data yang
dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistika (BPS) dimana angka pengangguran di Indonesia pada bulan Februari
2021 mengalami kenaikan yaitu sebanyak 8,75 juta orang dibandingka pada tahun 2020 yaitu sebesar 6,88 juta.
Namun angka tersebut masih lebih rendah apabila dibandingkan dengan jumlah pengangguran pada Agustus
2020 yang mencapai 9,77 juta orang.
Dengan tingkat kemiskinan tersebut, pemerintah pun tidak tinggal diam. Pemerintah banyak memberikan
bantuan-bantuan kepada masyarakatnya yang berupa program-program yang dianggap mampu mengurangi
tingkat kemiskinan di Indonesia. Program tersebut antara lain

1. Program pertama yang dilakukan pemerintah yaitu dengan memberikan bantuan sosial berupa Program
Keluarga Harapan (PKH) yaitu program yang membantu keluarga miskin agar memiliki akses dan
memanfaatkan pelayanan sosial dasar kesehatan, pendidikan, pangan dan gizi, perawatan, dan
pendampingan. Progam PKH sendiri menargetkan sebanyak 10 juta penerima dengan total anggaran
sebesar 37,4 triliun.
2. Program kedua yaitu Padat Karya Tunai yang merupakan program pemerintah berupa kegiatan
pemberdayaan masyarakat desa, khususnya masyarakat miskin dan marginal. Dalam program Padat
Karya Tunai ini anggaran yang disediakan oleh pemerintah yaitu 10 triliun.
3. Program ketiga yaitu Bantuan Langsung Tunai yang merupakan bantuan dari pemerintah yang berupa
pemberian uang tunai kepada masyarakat miskin. Dana yang diberikan sebesar 600 ribu yang diterima
per KK selama jangka waktu 3 bulan.
4. Program keempat yaitu Kartu Sembako, yang mrupakan bantuan yang bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan dasar pangan masyarakat yang disalurkan secara nontunaietiap bulan kepada Keluaga
Penerima Manfaat (KPM). Jumlah penerima program ini yaitu sekitar 20 juta penerima dengan dana
yang diberika 200 ribu setiap bulan dengan jangka waktu selama 9 bulan.
5. Program kelima yaitu Kartu Prakerja. Selain bantuan pangan dan bantuan uang tunai, pemerintah juga
memberikan bantuan dengan memfokuskan pada pengembangan sumber daya manusia. Pada program
ini masyarakat akan diberikan dana sebesar 1 juta yang dapat digunakan untuk membeli berbagai macam
pelatihan untuk meningkatkan kemampuan individual masing-masing. Setelah membeli pelatihan,
selanjutnya masyarakat akan mengikuti pelatihan yang telah dibelinya. Setelah menyelesaikan pelatihan
kemudian, peserta akan diberikan insentif sebesar 600 ribu setiap bulannya dalam waktu 4 bulan.
Program ini mempunya peserta sebanyak 5,6 juta peserta.
Referensi:

Aditya Putra, Dwi. (2021). Kebijakan Pemerintah Selama Pandemi Diklaim Berhasil Kendalikan Angka
Kemiskinan. merdeka.com. Dapat diakses https://m.merdeka.com/uang/kebijakan-pemerintah-selama-
pandemi-diklaim-berhasil-kendaikan-angka-kemiskinan.html

Hadya Jayani, Dwi, dan Aria W. Yudhistira. (2020). Ancaman Kemiskinan Akibat Krisis Covid-19 -
Infografik. Katadata.co.id. Dapat diakses
https://katadata.co.id/ariayudhistira/infografik/5eaba7e75d41a/ancaman-kemiskinan-akibat-krisis-covid-
19

Nurhanisah, Yuli, dan Abdurrahman Naufal. (2021). Di Tengah Pandemi, Angka Kemiskinan Meninggi.
Indonesiabaik.id. Dapat diakses https://indonesiabaik.id/infografis/di-tengah-pandemi-angka-
kemiskinan-meninggi

Arieza, Ulfa. (2021). Babak Belur Ekonomi Dihajar 1,5 Tahun Pandemi. CNN Indonesia. Dapat diakses
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20210811220610-532-679242/babak-belur-ekonomi-dihajar-
15-tahun-pandemi

Ali, Achmad. (2021). Menekan Kemiskinan Ekstrem Akibat Pandemi. detikNews.com. Dapat diakses
https://www.google.com/amp/s/news.detik.com/kolom/d-5731456/menekan-kemiskinan-ekstrem-akibat-
pandemi/amp

https://www.bps.go.id/website/materi-ind/materiBrsInd-20210715130541.pdf

https://www.bps.go.id/pressrelease/2021/07/15/1843/presentase-penduduk-miskin-maret-2021-turun-
menjadi-10-14-persen.html

Nama : Ayu Fitri Mei Maulinda

NIM : 042240619

Mata Kuliah : Perekonomian Indonesia

Anda mungkin juga menyukai