Anda di halaman 1dari 1

Nama:Aprita Susanti Manu

Nim:12210204
Fak/Prodi:Feb/Manajemen
Matkul:Makroekonomi A

KASUS
Pada masa pandemic covid 19 tercatat penurunan agregat demand dan agregat supply di
Indonesia dikarenakan turunnya daya beli masyarakat, hal ini terdampak pada laju
perekonomian Indonesia, menurut kalian bagaimana cara pemerintah Indonesia mengatasi
penurunan agregat demand dan supply agar meningkat dan laju perekonomian di Indonesia
perlahan Kembali pulih ditengah situasi pendemi covid 19, jelaskan!

JAWABAN
Dampak pandemi Covid-19 di berbagai bidang terus menjadi perhatian pemerintah. Bidang
kesehatan menjadi salah satu bidang yang menjadi prioritas. Untuk mengatasi dampak di
bidang kesehatan tersebut, sampai dengan tanggal 11 September 2020, klaim penanganan
pasien Covid-19 telah terbayar sebesar Rp975 miliar. Bantuan iuran Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN) pun telah terealisasi sebesar Rp560,6 miliar. Sedangkan realisasi Insentif
Tenaga Kesehatan (nakes) per tangal 11 September 2020 adalah sebesar Rp2,53 triliun dan
realisasi santunan kematian nakes sebesar Rp25,8 miliar.
Pemerintah juga terus merealisasikan anggaran Program Pemulihan Ekonomi Nasional
(PEN) melalui berbagai jenis bantuan dan fasilitas untuk mendorong daya beli masyarakat
khususnya yang terkena dampak ekonomi dari pandemi COVID-19. Untuk sisi demand,
pemerintah masih meneruskan bantuan sosial (bansos) Program Keluarga Harapan (PKH),
Bantuan Pangan Nontunai (BPNT/Kartu Sembako), Paket Sembako Jabodetabek, Bansos
Tunai (BST) Non-Jabodetabek, serta Bantuan Langsung Tunai (BLT) Dana Desa.

Per tanggal 4 September 2020, program bansos yang diperluas berupa BST bagi penerima
program sembako non-PKH telah disalurkan sepenuhnya (100%) yaitu sebesar Rp4,5 triliun
kepada rekening Kementerian Sosial yang kemudian akan diteruskan kepada 9 juta Keluarga
Penerima Manfaat (KPM) sesuai dengan data yang diolah oleh Kemensos dari Data Terpadu
Kesejahteraan Sosial (DTKS).

Dari sisi supply, pemerintah pun masih menjalankan sejumlah program bantuan untuk Usaha
Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) agar dapat segera bangkit kembali dan mendorong
pertumbuhan ekonomi khususnya pada kuartal ketiga tahun 2020. Subsidi bunga KUR dan
non-KUR telah terealisasi sebesar masing-masing Rp1,39 triliun dan Rp1,23 triliun per
tanggal 8 September 2020.

Anda mungkin juga menyukai