Konsentrasi
Administrasi dan Kebijakan Kesehatan
Dosen:
Ibu Dr. Dra. Chriswardani Suryawati, M.Kes
Oleh:
Afiyah Hidayati
NIM: 25000119410029
Untuk meredam dampak pandemik, pemerintah perlu membangun JPS yang dapat
mendorong konsumsi rumah tangga
3. Simulasi dampak pandemik terhadap kemiskinan
a. Transmisi pandemik terhadap kemiskinan terjadi melalui penurunan konsumsi rumah
tangga.
b. Korelasi antara pertumbuhan PDB dan pertumbuhan konsumsi rumah tangga
nasional sebesar 0,59.
c. Hubungan konsumsi rumah tangga antara data APBN dan Susenas berdasarkan
Deaton (2005).
Rata-rata sumbangan konsumsi rumah tangga terhadap pembentukan PDB sekitar
55.91%. Angka ini melonjak jika rata-rata tersebut dihitung dari 2013-triwulan I.
Jika pertumbuhan PDB Indonesia sebesar -0.4%, maka angka kemiskinan Indonesia bisa
naik hingga 41.71%
Pelajaran dari simulasi
1. Simulasi ini bertujuan untuk mengindikasikan potensi peningkatan angka kemiskinan
akibat dari pandemik.
2. Hasil simulasi sejalan dengan Sumner, Hoy, dan Ortiz-Juarez (2020)
3. Ada beberapa kelemahan:
- Asumsi guncangan ekonomi dirasakan merata.
- Perubahan prilaku tidak diperhitungkan.
4. Memastikan pertumbuhan konsumsi rumah tangga adalah strategi terbaik untuk
meredam dampak negatif dari pandemik.
6. Provinsi DI Yogyakarta
− Alokasi anggaran sebesar Rp. 23,3 miliar untuk kesehatan, pendidikan Rp. 399,7 juta,
komunikasi dan informasi Rp. 733,7 juta, dan sekretariat Rp. 2,4 miliar.
− Pembagian paket sembako bagi ODP, PDP, Positif Covid 19.
− Jaminan Hidup (Jadup) sementara sebesar Rp. 675.000 berwujud sembako yang
diberikan kepada 19.200 KK kurang mampu (terseleksi).
− Perlindungan bagi pekerja harian.
• Verifikasi target
1. Gunakan data-data dari sumber-sumber yang baru:
− Data-data yang bersumber dari RT/RW.
− Kepesertaan BPJS Kesehatan kelas 3, khususnya sebelum kenaikan iuran BPJS
Kesehatan terakhir.
− Data mitra transportasi online dan angkutan publik konvensional.
− Pekerja mall, restoran, dan hotel.
2. Sandingkan sumber data alternatif dengan data DTKS.
Keluarkan mereka yang sudah di DTKS.
3. Tentukan ranking berdasarkan kondisi demografi.
Keluarga dengan ibu hamil lebih layak dibandingkan yang tidak.
Proses verifikasi ideal tidak mungkin dilakukan dalam situasi saat ini. Sehingga diskusi
mengenai inclusion/exclusion error dapat dikesampingkan untuk saat ini.