Anda di halaman 1dari 11

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia untuk dapat
hidup layak dan produktif. Dalam Undang-Undang Dasar 1946 pasal 28 H ayat
(1), ditetapkan bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin,
bertempat tinggal, dan mendapat lingkungan yang baik dan sehat serta berhak
memperoleh pelayanan kesehatan. Kesehatan adalah hak dasar setiap individu
dan semua warga negara berhak mendapatkan pelayanan kesehatan, tidak
terkecuali masyarakat miskin. Kondisi ini diakibatkan oleh keterbatasan akses
terhadap pelayanan kesehatan yang dipengaruhi oleh faktor kemampuan ekonomi.
Seperti yang kita ketahui, biaya kesehatan yang meningkat dari waktu ke waktu
menjadikan masyarakat miskin semakin jauh dalam hal pencapaian pelayanan
kesehatan.
Berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 34 ayat (1) mengamanatkan
bahwa fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh negara dan
Pasal 34 ayat (3) bahwa negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas
pelayanan kesehatan dan fasilitas umum yang layak. Pentingnya peran
pemerintah untuk ikut serta dalam membantu masyarakat pada hakekatnya adalah
memberikan pelayanan yang terbaik, karena pemerintahan dibentuk tidak untuk
melayani diri sendiri tetapi untuk melayani masyarakat. Pemerintah merupakan


2

harapan dari kehendak rakyat, karena itu harus memperhatikan kepentingan rakyat
dan melaksanakan fungsi rakyat melalui proses dan mekanisme pemerintahan.
Menurut data BPS, Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada
dibawah Garis Kemiskinan) di Kalimantan Barat pada bulan Maret 2013 sekitar
369.010 orang (8,24 persen). Dibandingkan dengan penduduk miskin pada bulan
September 2012 yang berjumlah 355.700 orang (7,96%) berarti meningkat sekitar
13.310 orang (0,28 %). Begitu juga jika dibandingkan pada bulan Maret 2012
yang berjumlah 363.310 orang (8,17 persen), berarti meningkat sekitar 5.700
orang atau mengalami kenaikan 0,07 persen. Pemerintah dalam melaksanakan
program kemiskinan melahirkan banyak program, diantaranya adalah program
Bantuan Langsung Tunai (BLT), Program Raskin, Program Keluarga Harapan
(PKH), dan Program Jaminan Kesehatan (Jamkesmas).
Hal ini tertuang dalam Konstitusi Negara dan Undang-Undang No 40/2004
tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional yang mengamanatkan kepada pemerintah
untuk memberikan perlindungan bagi fakir miskin, anak dan orang terlantar serta
orang tidak mampu yang pembiayaan kesehatannya dijamin oleh Pemerintah.
Dengan fungsi pemerintah untuk mensejahterakan rakyatnya maka pemerintah
membuat program kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu untuk
mempermudah mereka dalam memperoleh pelayanan kesehatan secara gratis.
Program pemerintah tersebut dinamakan Jaminan Kesehatan Masyarakat
(Jamkesmas).
Pada hakekatnya pelayanan kesehatan terhadap masyarakat miskin menjadi
tanggung jawab dan dilaksanakan bersama oleh pemerintah pusat dan pemerintah


3

daerah. Pemerintah Propinsi/Kabupaten/Kota berkewajiban memberikan
kontribusi sehingga menghasilkan pelayanan yang optimal. Pemerintah
menggunakan dana yang berasal dari APBN (Anggaran Pendapatan Negara)
untuk membayar premi peserta. Pemerintah berperan sebagai penanggung anggota
masyarakat, dan anggota masyarakat berkedudukan sebagai tertanggung. Anggota
masyarakat diwajibkan membayar iuran yang berfungsi sebagai premi. Dalam
program Jamkesmas tersebut, peserta yang merupakan penduduk miskin dan
hampir miskin dibayarkan preminya oleh negara.
Peserta Program Jamkesmas adalah setiap orang miskin dan tidak mampu
yang terdaftar dan memiliki kartu dan berhak mendapatkan pelayanan kesehatan.
Jumlah sasaran peserta sebesar 19,1 juta Rumah Tangga Miskin (RTM) atau
sekitar 76,4 juta jiwa, tidak termasuk yang sudah mempunyai jaminan kesehatan
lainnya. Jumlah tersebut berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun
2006, yang dijadikan dasar penetapan jumlahn sasaran peserta secara nasional
oleh Menkes. Berdasarkan Jumlah Sasaran Nasional tersebut Menkes membagi
alokasi sasaran kuota Kabupaten/Kota. Bupati/Walikota wajib menetapkan peserta
Jamkesmas Kabupaten/Kota dalam satuan jiwa berisi nomor, nama dan alamat
peserta dalam bentuk Keputusan Bupati/Walikota. Administrasi kepesertaan
Jamkesmas meliputi: registrasi, penerbitan dan pendistribusian kartu kepada
peserta. Untuk administrasi kepesertaan Departemen Kesehatan (Depkes)
menunjuk PT Askes (Persero), dengan kewajiban melakukan langkah-langkah
sebagai berikut :


4

a) Data peserta yang telah ditetapkan Pemda, kemudian dilakukan entry oleh
PT Askes (Persero) untuk menjadi data base kepesertaan di
Kabupaten/Kota.
b) Entry data setiap peserta.
c) Berdasarkan database tersebut kemudian kartu diterbitkan dan
didistribusikan kepada peserta.
d) PT Askes (Persero) menyerahkan kartu peserta kepada yang berhak
mengacu kepada penetapan Bupati/Walikota dengan tanda terima yang
ditanda tangani atau cap jempol peserta atau anggota keluarga peserta.
e) PT Askes (Persero) melaporkan hasil pendistribusian kartu peserta kepada
Bupati/Walikota, Gubernur, Departemen Kesehatan (Depkes), Dinas
Kesehatan (Dinkes) Provinsi dan Kabupaten/Kota serta rumah sakit
setempat.






















5

Berikut bagan alur kepesertaan Jamkesmas :






























Sumber : Pedoman Pelaksanaan Jamkesmas 2008.


Dalam penyelenggaraannya Program Jaminan Kesehatan Masyarakat
(Jamkesmas) memiliki tujuan-tujuan yang dijadikan sebagai tolok ukur dalam
menjalankan program tersebut. Ada dua tujuan program Jamkesmas yaitu tujuan
umum dan tujuan khusus. Penjabarannya adalah sebagai berikut :
SASARAN
NASIONAL
76,4 JUTA
JIWA
SASARAN
KUOTA
KAB/KOTA
SKB
PENETAPAN SK
BUPATI/WALIKOTA
BERDASARKAN
KUOTA
ENTRI DATA
BASE
KEPESERTAAN
SINKRONISASI DATA
BPS KAB/KOTA
TERBIT
KARTU
DISTRIBUSI
KARTU
PESERTA
BLANKO KARTU


6

1) Tujuan umum adalah meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan
terhadap seluruh masyarakat miskin dan tidak mampu agar tercapai derajat
kesehatan masyarakat yang optimal secara efektif dan efisien.
2) Tujuan khusus adalah :
a. Meningkatnya cakupan masyarakat miskin dan tidak mampu yang
mendapat pelayanan kesehatan di Puskesmas serta jaringannya dan di
Rumah Sakit.
b. Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin.
c. Terselenggaranya pengelolaan keuangan yang transparan dan
akuntabel.
Program ini telah berjalan cukup lama dan telah banyak hasil yang dicapai
terbukti dengan terjadinya kenaikan yang luar biasa dari pemanfaatan program ini
dari tahun ke tahun oleh masyarakat miskin dan pemerintah telah meningkatkan
jumlah masyarakat yang dijamin maupun pendanaannya. Namun disamping
keberhasilan yang telah dicapai, masih terdapat beberapa permasalahan yang perlu
dibenahi antara lain: kepesertaan yang belum tuntas, peran fungsi ganda sebagai
pengelola, verifikator dan sekaligus sebagai pembayar atas pelayanan kesehatan,
verifikasi belum berjalan dengan optimal, kendala dalam kecepatan pembayaran,
kurangnya pengendalian biaya, penyelenggara tidak menanggung resiko.
Seperti yang diberitakan oleh Ruai TV tanggal 29 November 2012 bahwa :
Kuota kepesertaan jamkesmas provinsi kalbar tahun 2012, sebanyak 1.584.451
jiwa, artinya 4,5 juta jiwa penduduk kalbar, 30 persen diantaranya sudah dijamin
jamkesmas. Data badan pusat statistik provinsi kalbar menyatakan, angka
kemiskinan kalbar hanya 15 persen dari jumlah penduduk kalbar 4,5 juta jiwa,
atau sekitar 500 ribu jiwa, sedangkan jamkesmas sudah mencukupi 30 persen


7

penduduk. Namun hingga kini masih didapati peserta jamkesmas yang
menggunakan sktm untuk mendapatkan layanan kesehatan.
Masalah di atas sering terjadi pada pengguna kartu Jamkesmas. Tiap tahunnya
selalu ada yang tidak mendapat kartu Jamkesmas. Hal ini disebabkan oleh kriteria
peserta yang digunakan oleh pemerintah berbeda dari tahun ke tahun.
Untuk mencapai tujuan program Jamkesmas tersebut, maka
diselenggarakanlah berbagai usaha atau strategi program kesehatan secara
menyeluruh, berjenjang dan terpadu. Salah satunya dengan ditingkatkan
pelayanan kesehatan pada Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas). Puskesmas
adalah penanggung jawab penyelenggara upaya kesehatan untuk jenjang tingkat
pertama. Peranannya adalah memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
yang menjadi pengguna atau peserta Jaminan Kesehatan Masyarakat. Di samping
itu, pemerintah dengan berbagai strategi menyusun berbagai kebijakan
pembangunan kesehatan masyarakat baik di perkotaan maupun di pedesaan.
Di bawah ini merupakan data jumlah peserta penerima Jaminan Kesehatan
Masyarakat (Jamkesmas) di Kelurahan Sungai Jawi Dalam, Kecamatan Pontianak
Barat, Kota Pontianak adalah sebagai berikut :









8

Tabel 1.1
Jumlah Peserta Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas)

No. Jenis kelamin Jumlah
1. Laki-laki 67
2. Perempuan 73
Total 140
Sumber : Kelurahan Sungai Jawi Dalam, Pontianak Barat, 14 Maret 2013

Tabel 1.2
Jumlah Peserta Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas)

No. RT RW
1. I 20 org 2 -5 52 org
2. II 16 org 6 - 10 39 org
3. III 35 org 11 - 15 14 org
4. IV 38 org 16 - 20 5 org
5. V 12 org 21-26 30 org
6. VI 18 org
Jumlah 139 org 140 org
Sumber : Kelurahan Sungai Jawi Dalam, Pontianak Barat, Maret 2013

Dari data jumlah peserta Jamkesmas di atas terbagi dari beberapa RT dan
RW. Dari data ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa jumlah terbanyak kepemilikan
kartu Jamkesmas ada pada RT 3 sebanyak 35 orang. Sedangkan jumlah paling
sedikit kepemilikan kartu Jamkesmas tersebut berada di RT 5 yang hanya
berjumlah 12 orang. Selain itu, warga terbanyak pemegang kartu Jamkesmas
adalah RW 2-RW 5 sebanyak 52 orang., sedangkan jumlah terkecil pemegang
kartu Jamkesmas yaitu di RW 11-RW 15 adalah 14 orang.


9

Permasalahan awal dari program jaminan kesehatan masyarakat miskin
yang tidak tepat sasaran ialah data kependudukan yang tidak sesuai dengan
kenyataan di lapangan. Masih banyak pengaduan dari masyarakat miskin tentang
pendataan kartu yang mereka miliki. Selain masalah pendataan yang kurang baik,
masalah mengenai sosialisasi yang kurang optimal juga menjadi penyebab kurang
efisiennya Jamkesmas. Hal ini dikarenakan mereka yang punya kartu Jamkesmas
tidak tahu apa itu Jamkesmas dan apa keguanaanya dari Jamkesmas tersebut.
Sehingga banyak orang yang telah memiliki kartu tersebut tidak menggunakannya
saat berobat ke Puskesmas atau Rumah Sakit. Hal inilah yang melatarbelakangi
alasan penulis untuk mangangkat judul Evaluasi Program Jaminan Kesehatan
Masyarakat (Jamkesmas) di UPK Puskesmas Kom Yos Sudarso, Kota Pontianak.

1.2. Identifikasi Masalah
Dari perumusan masalah di atas, maka dapat dibentuk suatu identifikasi
masalah adalah Penggunaan Kartu Jaminan Kesehatan Masyarakat
(Jamkesmas) di UPK Puskesmas Kom Yos Sudarso.
1.3. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang peneliti kemukakan, perlu adanya fokus
penelitian agar permasalahan yang diteliti lebih terarah dengan maksud
memudahkan dalam penelitian dan pembahasannya. Oleh sebab itu, peneliti
memfokuskan penelitian pada : Peserta Jaminan Kesehatan Masyarakat
(Jamkesmas) di UPK Puskesmas Kom Yos Sudarso.



10

1.4. Rumusan Permasalahan
Dari uraian latar belakang yang penulis paparkan bahwa penulis harus
memfokuskan penelitian dengan jelas. Hal ini berguna agar penelitian tidak
menyimpang dari topik yang dibahas. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti
merumuskan permasalahan sebagai berikut : Bagaimana evaluasi program
Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) di UPK Puskesmas Kom Yos
Sudarso, Kota Pontianak ?
1.5. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini, yaitu :
a. Untuk mengetahui penggunaan kartu Jaminan Kesehatan Masyarakat
(Jamkesmas) di UPK Puskesmas Kom Yos Soedarso.
b. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi jalannya program
Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) di UPK Kom Yos Sudarso.
1.6. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian adalah sebagai berikut :
a. Aspek Teoritis
Kegunaan Teoritis dalam penelitian ini adalah untuk menambah kajian
tentang kebujakan publik dalam hal evaluasi penggunaan kartu
Jamkesmas. Segala teori yang tercantum di dalamnya, diharapkan dapat
menjadi masukkan bagi pemerintahan dalam pendataan yang lebih akurat
ke depannya.




11

b. Aspek Praktis
1) Diharapkan dapat membantu UPK Puskesmas Kom Yos Sudarso
dalam menilai evaluasi program Jaminan Kesehatan Masyarakat
(Jamkesmas).
2) Bagi penulis sendiri adalah menambah wawasan dan pengetahuan
tentang penggunaan yang baik serta program Jaminan Kesehatan
Masyarakat (Jamkesmas) yang dibuat oleh pemerintah demi
kesejahteraan rakyatnya.

Anda mungkin juga menyukai