Anda di halaman 1dari 5

TOERI PENDEKATAN KLASIK

MATA KULIAH TEORI DAN PENGEMBANGAN ORGANISASI


Dosen : Aliyah Nuraini Hanum, S.Sos,M.Si

JURUSAN ILMU ADMINISTRASI PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS TANJUNGPURA 2013

PENDEKATAN KLASIK
Teori-teori organisasi klasik adalah teori-teori yang berkembang di akhir abad 18, pada periode yang sering disebut Revolusi Industri, yang awalnya dimulai di Inggris. Menurut Hatch (1997: 27), pada Periode Klasik terdapat dua kelompok besar ahli pemikir organisasi.

Pertama, pemikir-pemikir aliran sosiologis yang mencoba mendeskripsikan dan menganalisa perubahan struktur organisasi dan peranperan di dalamnya, serta implikasinya terhadap dunia sosial yang lebih luas. Di sini kita bertemu antara lain dengan nama-nama seperti Emile Durkheim, Max Weber, dan Karl Marx. ( aliran Humanis)
Kedua, pemikir-pemikir aliran administrasi dan manajemen yang lebih menitik-beratkan kepada masalah-masalah praktis yang dihadapi para pengelola organisasi pabrik dalam menjalankan tugasnya. Di sini antara lain terdapat Frederick Taylor, Henry Fayol, dan Chester Barnard. (aliran scientifict)

Max Weber (1924), Ahli Sosiologi, Jerman


Pada pembahasan kali ini saya akan mengambil teori dari Max Weber yang mendasarkan pemikiran birokrasinya pada konsep otoritas formal (formal authority) yang impersonal, obyektif, dan rasional. Birokrasi semacam ini dijalankan dengan aturan- aturan dan prosedur baku, melalui bentukbentuk kontrol legalistik. Pengaruhnya terhadap teori organisasi terutama adalah pada aspek organisasi publik.

Max Weber dalam bukunya : The Protestant Ethic and Spirit of Capitalism. Kata birokrasi mula-mula berasl dari kata legalrasional. Organisasi disebut rasional dalam hal penetapan tujuan dan perancanan organisasi untuk mencapai tujuan tersebut. Menurut waber bentuk organisasi yang birokratik secara kodratnya adalah bantuk organisasi yang palinga efisien. Weber mengemukakan karakteristik-karakteristik birokrasi sebagai berikut : 1. Pembagian kerja yang jelas. 2. Hirarki wewenang yang di rumuskan secara baik. 3. Program rasional dalam pencapaian tujuan organisasi. 4. Sistem prosedur bagi penanganan situasi kerja. 5. Sistem aturan yan mencakup hak-hak dan kewajiban- kewajiban posisi para pemegang jabatan. 6. Hubungan-hubungan antar pribadi yang bersifat impersonal. Jadi, birokrasi adalah sebuah model organisasi normatif, yang menekankan struktur dalam organisasi. Unsur-unsur birokrasi masih banyak ditemukan di organisasi-organisasi modern yang labih kompleks daripada hubungan faceto-face yang sederhana.

SEKIAN DAN TERIMAKASIH


DAFTAR PUSTAKA http://armandjexo.blogspot.com/2012/08/teo ri-organisasi-klasik-neoklasik-dan.html pada 21 September 2013 pukul 13.58 WIB

Anda mungkin juga menyukai