Andela Anggleni
Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Negara (STIA) Satya Negara Palembang
Email : andela.anggleni@gmail.com
ABSTRAK
Pelaksanaan program KKS di Kelurahan Sekip Jaya, terdapat faktor yang menjadi penghambat yaitu
kurangnya sosialisasi program KKS masih ada masyarakat miskin yang belum terdaftar, serta tidak
tepat sasaran penerima KKS sehingga menimbulkan kecemburuan sosial.Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui implementasi kebijakan program Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) dalam
meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin di Kelurahan Sekip Jaya Kecamatan Kemuning Kota
Palembang dan untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi penghambat implementasi kebijakan
program Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin di
Kelurahan Sekip Jaya Kecamatan Kemuning Kota Palembang. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan penjabaran secara deskriptif.Teknik pengumpulan
data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dokumentasi, dan studi pustaka dan menggunakan
teknik analisa datamenurut Miles and Huberman dalam Sugiyono dengan tahapanreduksi data,
penyajian data dan kesimpulan.Sedangkan untuk mengungkap permasalahan penelitian menggunakan
model implementasi yang dikembangkan oleh Van Meter dan Van Horn dan fungsi kesejahteraan
sosial menurut Friedlander & Apte dalam Fahrudin.
Hasil penelitian menunjukan pelaksanaan program Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) di Kelurahan
SekipJaya Kecamatan Kemuning Kota Palembang, belum berjalan secara efektif. Seperti masih
terdapat penerima bantuan yang belum terdaftar, sosialisasi hanya dilakukan kepada penerima KKS
saja, dalam proses pendataan yang dilakukan pemerintah data yang digunakan adalah hasil pendataan
perlindungan sosial (PPLS) tahun 2011 yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Sehingga
tidak sesuai kondisi dilapangan, perlu pemberian pengarahan dan perhatian kepada masyarakat serta
melakukan validasi dan pemutakhiran data guna meminimalisir kecemburuan sosial dimasyarakat.
Kata Kunci : Implementasi Kebijakan Publik, Program Kartu keluarga Sejahtera (KKS),
Kesejahteraan Sosial
24 Andela Anggleni
Volume 1 Nomor 1 Edisi September 2018 ISSN: 2654 - 3141
26 Andela Anggleni
Volume 1 Nomor 1 Edisi September 2018 ISSN: 2654 - 3141
pangan pokok dan/atau uang tunai secara program Kartu Keluarga Sejahtera (KKS)
elektronik, kebutuhan usaha, serta tersebut mengalami hambatan dalam
pemasaran hasil produksi anggota pelakasanaannya. Adapun hambatan-
Kube.Terdapat 2500 buah- e- warong yang hambatan yang terjadi yaitu:
dibangun tahun 2017 diperuntukan guna 1. Kurangnya sosialisasi menyeluruh
melayani sebanyak 1,286 juta Keluarga kepada masyarakat miskin tentang
Penerima Manfaat (KPM) dengan total adanya pelaksanaan program Kartu
nilai sebesar 1,7 triliun. e-Warong Keluarga Sejahtera (KKS) tersebut,
merupakan sarana pembayaran yang sehingga masih ada masyarakat miskin
dilaksanakan secara elektronik/non-tunai, yang belum terdata untuk ikut serta
sehingga mempermudah dalam dalam kepesertaan program Kartu
penerimaan bantuan program BPNT. Keluarga Sejahtera (KKS) tersebut.
(Sumber:www.m.antaranews.com.2017) 2. Belum merata nya pembagian kartu
Peraturan Presiden No 63 tahun tersebut untuk warga miskin atau
2017 tentang Penyaluran Bantuan Pangan kurang mampu, dan ketidaksesuaian
Non Tunai (BPNT), dalam peraturan ini data penerima program KKS ini
menjelaskan bahwa penyaluran bantuan sehingga belum tepat sasaran, hanya
sosial kepada masyarakat dilakukan secara sebagian RT saja yang menerima
efisien agar dapat diterima tepat sasaran, Program Kartu Keluarga Sejahtera
tepat jumlah, tepat waktu, tepat kualitas, (KKS) tersebut, Sehingga menimbulkan
dan tepat administrasi, penyaluran bantuan kecemburuan sosial karena pelaksanaan
sosial yang efisien dapat mendukung program Kartu Keluarga Sejahtera
peningkatan manfaat bagi penerima (KKS).
bantuan serta berkontribusi terhadap Dari uraian tersebut, dipandang
peningkatan keuangan inklusif. perlu diadakan penelitian, mengenai
Diberlakukannya metode pencairan bansos “Implementasi Kebijakan Program Kartu
non tunai ini menggunakan buku tabungan Keluarga Sejahtera (KKS)
dan Kartu KKS adalah upaya mengajak dalamMeningkatkan Kesejahteraan
masyarakat untuk berkenalan dengan Masyarakat Miskin di Kelurahan Sekip
perbankan, sistem penyaluran non-tunai Jaya Kecamatan Kemuning Kota
akan disalurkan ke rekening Keluarga Palembang “.
Penerima Manfaat (KPM).Kartu KKS Berdasarkan uraian yang telah
inimemiliki fitur saving accountdan e- dikemukakan di atas, maka peneliti dapat
walletyakni satu kartu dapat digunakan merumuskan permasalahan dalam
berbagai program bansos, seperti Program penelitian ini yaitu :
Keluarga Harapan (PKH) 1. Bagaimanakah ImplementasiKebijakan
Berdasarkan observasi yang Program Kartu Keluarga Sejahtera
dilakukan oleh peneliti pada tanggal 26 (KKS) Dalam Meningkatkan
September 2017 di lingkungan Kelurahan Kesejahteraan Masyarakat Miskin Di
Sekip Jaya Kecamatan kemuning Kota Kelurahan Sekip Jaya Kecamatan
Palembang, Sejauh ini penyelenggaraan Kemuning Kota Palembang ?
Implementasi Kebijakan Program kartu 2. Faktor-faktor apa saja yang menjadi
Keluarga Sejahtera (KKS) di Kelurahan penghambat Implementasi Kebijakan
Sekip Jaya telah dilaksanakan,Namun, Program Kartu Keluarga Sejahtera
28 Andela Anggleni
Volume 1 Nomor 1 Edisi September 2018 ISSN: 2654 - 3141
30 Andela Anggleni
Volume 1 Nomor 1 Edisi September 2018 ISSN: 2654 - 3141
32 Andela Anggleni
Volume 1 Nomor 1 Edisi September 2018 ISSN: 2654 - 3141
34 Andela Anggleni
Volume 1 Nomor 1 Edisi September 2018 ISSN: 2654 - 3141
belum berjalan efektif dalam pelaksanaan sosial yang dikemukakan oleh Friedlander
nya karena beberapa warga miskin masih & Apte dalam Fahrudin diantaranya adalah
belum ikut serta, kurangnya sosialisasi dan Fungsi Pencegahan (Preventive),fungsi
koordinasi dari pemerintah pusat, sehingga penyembuhan (Curative), fungsi
data penetapan kepesertaan program KKS pengembangan (Development), fungsi
tersebut tidak akurat dan tepat sasaran, penunjang (Supportive).
oleh karena itu menimbulkan Kedua variabel tersebut menjadi
kecemburuan sosial dalam pelaksanaan kriteria penting dalam
nya, sehingga pelaksanaan dalam Program mengimplementasikan Program Kartu
Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) belum Keluarga Sejahtera (KKS) Dalam
berjalan efektif dalam meningkatkan Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat
kesejahteraan masyarakat miskin di Miskin Di Kelurahan Sekip Jaya Kecamatan
lingkungan wilayah Kelurahan Sekip jaya Kemuning Kota Palembang. Hasil dan
kecamatan kemuning Kota Palembang. Pembahasan kedua variabel tersebut adalah
Program Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) sebagai berikut:
merupakan penanda keluarga kurang 1. Ukuran dan Tujuan Kebijakan
mampu yang berhak untuk mendapatkan Ukuran dan Tujuan adalah tolak ukur
berbagai bantuan sosial seperti Program dari suatu kebijakan, keberhasilan suatu
keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan kebijakan dapat diukur dengan tercapai
Pangan Non Tunai (BPNT). atau tidaknya tujuan dari pembuatan
Berdasarkan model pendekatan kebijakan tersebut. Berdasarkan hasil
implementasi dari Van Metter dan Van wawancara di atas maka peneliti
Horn. Mengajukan pendekatan masalah menyimpulkan bahwa Standar dalam
implementasi dengan terlebih dahulu penerimaan peserta program KKS
mengemukakan pertanyaan pokok, yakni : sudah jelas sedangkan dalam
Faktor - faktor yang menjadi penghambat menentukan sasaran penerimaan
Implementasi Kebijakan Program Kartu menetapkan data Program Pendataan
Keluarga Sejahtera (KKS) Dalam Perlindungan Sosial (PPLS) tahun 2011
Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat sebagai acuan penerimaan KKS,
Miskin Di Kelurahan Sekip Jaya sehingga sudah tidak sesuai dengan
Kecamatan Kemuning Kota Palembang ? kondisi di lapangan.
Berdasarkan pertanyaan tersebut 2. Sumber Daya
dirumuskan tujuh faktor-faktor yang Ketersediaan sumber daya kebijakan
merupakan syarat utama keberhasilan lewat sumber daya manusia dan
proses implementasi yaitu: ukuran dan ketersediaan sarana dan prasarana dalam
tujuan kebijakan, sumber daya, implementasi KKS di Kelurahan Sekip
karakteristik agen pelaksana, sikap atau Jaya.Berdasarkan wawancara maka
kecenderungan (disposition) para peneliti menyimpulkan bahwa
pelaksana, komunikasi antar organisasi sumberdaya manusia dan non manusia,
dan aktivitas pelaksana, serta lingkungan sudah terlaksana sesuai peraturan, dan
ekonomi, sosial dan politik.Sedangkan pemerintah kementerian sosial bekerja
untuk mengukur sebagai acuan dalam sama dengan agen bank, telah
meningkatkan kesejahteraan masyarakat menyediakan tempat transaksi untuk
menggunakan fungsi-fungsi kesejahteraan
pencairan dana Bantuan Pangan Non dilaksanakan dengan baik jika terjadi
Tunai (BPNT) yaitu e- warong. komunikasi yang baik antara pelaksana
3. Karakteristik Agen Pelaksana. program dan sasaran program.
Karakteristik agen pelaksana Berdasarakan hasil wawancara peneliti
merupakan birokrasi, norma-norma dan menyimpulkan bahwa komunikasi antar
pola pola hubungan yang terjadi dalam organisasi dan aktivitas pelaksana
birokrasi. Berdasarkan hasil wawancara ,kepada sasaran belum efektif karena
maka peneliti menyimpulkan bahwa bahwa dalam pelaksanaan kebijakan
karakteristik agen pelaksana untuk kartu keluarga sejahtera pemerintah
program Kartu Keluarga Sejahtera hanya melaksanakan tugas yang
(KKS) sudah terlaksana sesuai diberikan oleh pemerintah pusat dalam
peraturan , hal ini dilihat dari cara pelaksanaan program bantuan tersebut,
pendamping KKS bersikap sehingga masih ada masyarakat yang
menginformasikan dan bersosialisasi belum ikut dalam kepesertaan program
dengan masyarakat. KKS ini sehingga menimbulkan
4. Sikap atau Kecenderungan (Disposisi) kecemburuan sosial.
Para Pelaksana. 6. Lingkungan Ekonomi, Sosial,dan
Sikap para pelaksana yaitu sikap atau Politik.
cara pelaksanaan dalam proses Kondisi lingkungan di kawasan
pelayanan terhadap peserta program Kelurahan Sekip Jaya di dominasi oleh
KKS diantaranya petugas pendamping perumahan dan bedeng kontrakan yang
PKH dan BPNT, pendamping Bank padat berdekatan antara rumah yang
BRI, dan petugas e-Warong, cara satu dengan yang lain kawasan ini
mereka memberikan pelayanan termasuk wilayah dataran rendah,
terhadap peserta KKS seharusnya terletak ditengah kota ,serta kondisi
ramah, teliti,dan juga sigap menangani beberapa wilayah di lingkungan ini
setiap keluhan para peserta KKS. terendam banjir pada saat hujan deras.
Berdasarkan hasil wawancara sikap Dari kondisi ini kita bisa melihat
kecenderungan (disposisi) para tingkat kesejahteraan masyarakat di
pelaksana dari pelaksanaan program Kelurahan Sekip Jaya masih tergolong
Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) sudah Pra Sejahtera.
terlaksana sesuai peraturan, hal ini Berdasarkan hasil wawancara maka
dapat dilihat dari cara pendamping peneliti menyimpulkan bahwa kondisi
KKS dan petugas e-warong yang lingkungan di kawasan Kelurahan
bersikap ramah terhadap peserta KKS Sekip Jaya merupakan kawasan
,bantuan Program Keluarga Harapan permukiman padat, kondisi lingkungan
(PKH) maupun Bantuan Pangan Non yang rawan banjir ketika musim hujan,
Tunai (BPNT). serta masih tergolong kawasan Pra
5. Komunikasi Antar Organisasi dan Sejahtera hal ini dapat dilihat dari
Aktivitas Pelaksana. jumlah penerima program KKS
Komunikasi merupakan sarana untuk sejumlah 480 KK (Kepala Keluarga).
meyebarluaskan informasi, baik dari
atas kebawah maupun dari bawah ke
atas. Setiap program akan dapat
36 Andela Anggleni
Volume 1 Nomor 1 Edisi September 2018 ISSN: 2654 - 3141
38 Andela Anggleni
ISSN: 2654 - 3141 Volume 1 Nomor 1 Edisi September 2018
39