Anda di halaman 1dari 16

ISSN: 2654 - 3141 Volume 1 Nomor 1 Edisi September 2018

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KARTU KELUARGA SEJAHTERA


(KKS ) DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT MISKIN
DI KELURAHAN SEKIP JAYA KECAMATAN KEMUNING
KOTA PALEMBANG

Andela Anggleni
Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Negara (STIA) Satya Negara Palembang
Email : andela.anggleni@gmail.com

ABSTRAK

Pelaksanaan program KKS di Kelurahan Sekip Jaya, terdapat faktor yang menjadi penghambat yaitu
kurangnya sosialisasi program KKS masih ada masyarakat miskin yang belum terdaftar, serta tidak
tepat sasaran penerima KKS sehingga menimbulkan kecemburuan sosial.Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui implementasi kebijakan program Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) dalam
meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin di Kelurahan Sekip Jaya Kecamatan Kemuning Kota
Palembang dan untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi penghambat implementasi kebijakan
program Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin di
Kelurahan Sekip Jaya Kecamatan Kemuning Kota Palembang. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan penjabaran secara deskriptif.Teknik pengumpulan
data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dokumentasi, dan studi pustaka dan menggunakan
teknik analisa datamenurut Miles and Huberman dalam Sugiyono dengan tahapanreduksi data,
penyajian data dan kesimpulan.Sedangkan untuk mengungkap permasalahan penelitian menggunakan
model implementasi yang dikembangkan oleh Van Meter dan Van Horn dan fungsi kesejahteraan
sosial menurut Friedlander & Apte dalam Fahrudin.
Hasil penelitian menunjukan pelaksanaan program Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) di Kelurahan
SekipJaya Kecamatan Kemuning Kota Palembang, belum berjalan secara efektif. Seperti masih
terdapat penerima bantuan yang belum terdaftar, sosialisasi hanya dilakukan kepada penerima KKS
saja, dalam proses pendataan yang dilakukan pemerintah data yang digunakan adalah hasil pendataan
perlindungan sosial (PPLS) tahun 2011 yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Sehingga
tidak sesuai kondisi dilapangan, perlu pemberian pengarahan dan perhatian kepada masyarakat serta
melakukan validasi dan pemutakhiran data guna meminimalisir kecemburuan sosial dimasyarakat.

Kata Kunci : Implementasi Kebijakan Publik, Program Kartu keluarga Sejahtera (KKS),
Kesejahteraan Sosial

PENDAHULUAN penurunan jumlah penduduk miskin


Kemiskinan masih menjadi sebesar 9,58 ribu orang.Sementara pada
masalah utama di seluruh Provinsi di periode Maret 2016-Maret 2017 atau
Indonesia, termasuk Provinsi Sumatera dalam satu tahun terakhir jumlah
Selatan. Berdasarkan situs resmi Badan penduduk miskin di daerah perkotaan
Pusat Statistik (BPS)Jumlah penduduk mengalami kenaikan sebesar 0,72 ribu
miskin di Provinsi Sumatera Selatan pada orang sedangkan di daerah perdesaan turun
Maret 2017 mencapai 1.086,92 ribu orang sebanyak 15 ribu orang.
atau sebesar 13,19 persen dari total Pemerintah selaku policy maker
penduduk Provinsi Sumatera Selatan. Jika membuat sebuah kebijakan dalam rangka
dibandingkan dengan jumlahpenduduk menanggulangi kemiskinan dengan
miskin keadaan September 2016, maka membuat program-program perlindungan
selama enam bulan tersebut terjadi sosial, Pemerintah telah melakukan

24 Andela Anggleni
Volume 1 Nomor 1 Edisi September 2018 ISSN: 2654 - 3141

berbagai upaya untuk mengatasi meningkatkan kesejahteraan


kemiskinan di Indonesia dengan masyarakat miskin melalui bantuan
melakukan berbagai program, yaitu sosial, pemberdayaan masyarakat,
Program Bantuan Langsung Tunai (BLT), pemberdayaan usaha ekonomi mikro
Program Bantuan Beras untuk Keluarga dan kecil, serta program lain dalam
Sejahtera (Rastra), Program Keluarga rangka meningkatkan kegiatan
Harapan (PKH), Program Bantuan Iuran ekonomi.
Jaminan Kesehatan (PBIJK) melalui Kartu Peran dari pemerintah sangat
Indonesia Sehat (KIS), Program Indonesia diperlukan, mengingat kebijakan dan
Pintar melalui Kartu Indonesia Pintar peraturan yang dibuat menjadi acuan
(KIP), dan Program Simpanan Keluarga dalam mendorong kearah pembangunan.
Sejahtera (PSKS) bagi keluarga kurang Program program mengenai pengentasan
mampu/miskin melalui Kartu Keluarga kemiskinan, dimulai oleh pemerintah
Sejahtera (KKS).Pemerintahan Presiden dengan menerbitkan Peraturan Presiden
SBY pernah meluncurkan Kartu Republik Indonesia Nomor 15 Tahun
Perlindungan Sosial (KPS) dalam rangka 2010, tentang Percepatan Penanggulangan
Program Percepatan dan Perluasan Kemiskinan. Dari diterbitkannya Peraturan
Sosial(P4S).Rumah tangga berhak Presiden tersebut, maka dibentuklah Tim
menerima program-program perlindungan Nasional Percepatan Penanggulangan
sosial seperti beras untuk rakyat miskin Kemiskinan (TNP2K) ditingkat pusat,
(raskin), Bantuan Siswa Miskin (BSM), yang keaggotaannya terdiri dari unsur
Bantuan Langsung Sementara Masyarakat pemerintah, masyarakat, dunia usaha, dan
(BLSM). Pada saat ini Kartu Perlindungan pemangku kepentingan lainnya.
Sosial (KPS) diganti dengan Kartu Selanjutnya, di tingkat provinsi dan
Keluarga Sejahtera (KKS) yang diterbitkan kabupaten/kota, dibentuk Tim Koordinasi
pemerintah sebagai identitas bagi penerima Penanggulangan Kemiskinan (TKPK)
program perlindungan sosial.Berdasarkan Provinsi dan Kabupaten/Kota. Pada saat
Peraturan Presiden Republik Indonesia No. ini, telah banyak program-program yang
166 Tahun 2014 Pasal 1 ayat “(1) dan (2) dikeluarkan oleh pemerintah yang
Tentang Program Percepatan bertujuan untuk meningkatkan kesehatan,
Penanggulangan Kemiskinan yaitu: pendidikan, ekonomi, dan mengurangi
1. Penanggulangan Kemiskinan adalah beban masyarakat dalam pemenuhan
kebijakan dan program pemerintah dan kebutuhan hidup.
pemerintah daerah yang dilakukan Salah satu program yang dibentuk
secara sistematis, terencana, dan oleh pemerintah untuk mengurangi beban
bersinergi dengan dunia usaha dan masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan
masyarakat untuk mengurangi jumlah hidup masyarakat miskin adalah Program
penduduk miskin dalam rangka Kartu Keluarga Sejahtera (KKS), untuk
meningkatkan derajat kesejahteraan menjalankan program-program
rakyat. perlindungan sosial ini, pemerintah
2. Program penanggulangan kemiskinan Presiden Joko Widodo mengeluarkan
adalah kegiatan yang dilakukan oleh peraturan yaitu Instruksi Presiden
pemerintah, pemerintah daerah, dunia Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2014
usaha, serta masyarakat untuk tentang Pelaksanaan Program Keluarga

JURNal IlmU Administrasi dan StUDi Kebijakan (JIASK) 25


ISSN: 2654 - 3141 Volume 1 Nomor 1 Edisi September 2018

Sejahtera melalui Kartu Simpanan Penyaluran Bantuan Pangan secara Non


Keluarga Sejahtera, Program Indonesia Tunai (BPNT) dilaksanakan secara
Pintar melalui Kartu Indonesia Pintar bertahap mulai tahun 2017 dilaksanakan
(KIP), Program Indonesia Sehat melalui secara serentak di 44 kota yang terdiri dari
Kartu Indonesia Sehat (KIS) untuk 7 kota di Sumatera, 34 kota di Jawa dan 3
membangun keluarga produktif. Kartu kota di wilayah timur. Jumlah Keluarga
Keluarga Sejahtera (KKS) adalah Penerima Manfaat (KPM) yang akan
merupakan penanda keluarga kurang menerima BPNT di Indonesia yaitu
mampu yang berhak untuk mendapatkan berjumlah 1.286.000 jiwa, dengan total
berbagai bantuan sosial termasuk bantuan yang diberikan sebesar 1,7 triliun.
simpanan keluarga sejahtera.Program Salah satu kota yang telah
Simpanan Keluarga Sejahtera bagi menerapkan program BPNT adalah Kota
pemegang KKS itu sendiri merupakan Palembang, yaitu berupa penyerahan Kartu
program pemberian bantuan non tunai Keluarga Sejahtera (KKS) dan buku
dalam bentuk simpanan yang diberikan Tabunganku kepada penerima bantuan,
kepada 15,5 Juta Keluarga kurang mampu Masyarakat yang telah terdaftar menjadi
di seluruh Indonesia, sejumlah Rp. peserta KPM, selain akan mendapat
200.000/Keluarga/Bulan.Program bantuan sosial dari program BPNT, peserta
Simpanan Keluarga Sejahtera yang tersebut akan secara otomatis terdaftar
diberikan dalam bentuk Layanan menjadi peserta Program Keluarga
Keuangan Digital (LKD) dengan Harapan (PKH). Di dalam Kartu KKS
pemberian SIM Card yang berisi e-money elektronik tersebut, terdapat sistem Saving
dan dalam bentuk simpanan giro pos. account dan e-Wallet/dompet elektronik,
Pemberian simpanan merupakan perbaikan sehingga peserta KPM dapat
dari mekanisme pemberian bantuan tunai membelanjakan dana bantuan sosial untuk
dalam bentuk bantuan langsung membeli bahan kebutuhan pokok. Apabila
masyarakat yang diberikan sebagai paket dana bantuan tersebut masih tersisa dan
kompensasi akibat penyesuaian harga tidak habis dalam jangka waktu 1 bulan,
Bahan Bakar Minyak tahun 2013. Untuk maka dana tersebut akan secara otomatis
mendapatkan kartu KKS ini yaitu dengan tersimpan di tabungan serta dapat
menukarkan Kartu Perlindungan Sosial digunakan kembali pada bulan berikutnya.
(KPS) yang dikeluarkan pada masa Untuk mengoptimalkan penyaluran
pemerintahan oleh Presiden Susilo bantuan sosial, maka Kementerian Sosial
Bambang Yudhoyono (SBY) melalui telah mengeluarkan Peraturan Menteri
kantor pos pada tahun 2014. Sosial Republik Indonesia Nomor 25
Selanjutnya, Pemerintah sebagai Tahun 2016, tentang Bantuan
penyalur bantuan menerbitkan kartu Pengembangan Sarana Usaha Melalui
Himbara - Kartu Keluarga Sejahtera KKS ( Elektronik Warung Gotong Royong
BNI, BTN, BRI, dan Bank Mandiri). Kartu Kelompok Usaha Bersama Program
KKS menjadi media bersama dalam Keluarga Harapan atau disingkat E-
penyaluran berbagai bansos seperti Bansos Warong Kube PKH. E-Warong Kube PKH
Pangan Non Tunai dan PKH dari adalah sarana usaha yang didirikan dan
Kementerian Sosial, di integrasikan dikelola oleh Kube Jasa sebagai sarana
penyaluran nya melalui Kartu KKS. pencairan bantuan sosial berupa bahan

26 Andela Anggleni
Volume 1 Nomor 1 Edisi September 2018 ISSN: 2654 - 3141

pangan pokok dan/atau uang tunai secara program Kartu Keluarga Sejahtera (KKS)
elektronik, kebutuhan usaha, serta tersebut mengalami hambatan dalam
pemasaran hasil produksi anggota pelakasanaannya. Adapun hambatan-
Kube.Terdapat 2500 buah- e- warong yang hambatan yang terjadi yaitu:
dibangun tahun 2017 diperuntukan guna 1. Kurangnya sosialisasi menyeluruh
melayani sebanyak 1,286 juta Keluarga kepada masyarakat miskin tentang
Penerima Manfaat (KPM) dengan total adanya pelaksanaan program Kartu
nilai sebesar 1,7 triliun. e-Warong Keluarga Sejahtera (KKS) tersebut,
merupakan sarana pembayaran yang sehingga masih ada masyarakat miskin
dilaksanakan secara elektronik/non-tunai, yang belum terdata untuk ikut serta
sehingga mempermudah dalam dalam kepesertaan program Kartu
penerimaan bantuan program BPNT. Keluarga Sejahtera (KKS) tersebut.
(Sumber:www.m.antaranews.com.2017) 2. Belum merata nya pembagian kartu
Peraturan Presiden No 63 tahun tersebut untuk warga miskin atau
2017 tentang Penyaluran Bantuan Pangan kurang mampu, dan ketidaksesuaian
Non Tunai (BPNT), dalam peraturan ini data penerima program KKS ini
menjelaskan bahwa penyaluran bantuan sehingga belum tepat sasaran, hanya
sosial kepada masyarakat dilakukan secara sebagian RT saja yang menerima
efisien agar dapat diterima tepat sasaran, Program Kartu Keluarga Sejahtera
tepat jumlah, tepat waktu, tepat kualitas, (KKS) tersebut, Sehingga menimbulkan
dan tepat administrasi, penyaluran bantuan kecemburuan sosial karena pelaksanaan
sosial yang efisien dapat mendukung program Kartu Keluarga Sejahtera
peningkatan manfaat bagi penerima (KKS).
bantuan serta berkontribusi terhadap Dari uraian tersebut, dipandang
peningkatan keuangan inklusif. perlu diadakan penelitian, mengenai
Diberlakukannya metode pencairan bansos “Implementasi Kebijakan Program Kartu
non tunai ini menggunakan buku tabungan Keluarga Sejahtera (KKS)
dan Kartu KKS adalah upaya mengajak dalamMeningkatkan Kesejahteraan
masyarakat untuk berkenalan dengan Masyarakat Miskin di Kelurahan Sekip
perbankan, sistem penyaluran non-tunai Jaya Kecamatan Kemuning Kota
akan disalurkan ke rekening Keluarga Palembang “.
Penerima Manfaat (KPM).Kartu KKS Berdasarkan uraian yang telah
inimemiliki fitur saving accountdan e- dikemukakan di atas, maka peneliti dapat
walletyakni satu kartu dapat digunakan merumuskan permasalahan dalam
berbagai program bansos, seperti Program penelitian ini yaitu :
Keluarga Harapan (PKH) 1. Bagaimanakah ImplementasiKebijakan
Berdasarkan observasi yang Program Kartu Keluarga Sejahtera
dilakukan oleh peneliti pada tanggal 26 (KKS) Dalam Meningkatkan
September 2017 di lingkungan Kelurahan Kesejahteraan Masyarakat Miskin Di
Sekip Jaya Kecamatan kemuning Kota Kelurahan Sekip Jaya Kecamatan
Palembang, Sejauh ini penyelenggaraan Kemuning Kota Palembang ?
Implementasi Kebijakan Program kartu 2. Faktor-faktor apa saja yang menjadi
Keluarga Sejahtera (KKS) di Kelurahan penghambat Implementasi Kebijakan
Sekip Jaya telah dilaksanakan,Namun, Program Kartu Keluarga Sejahtera

JURNal IlmU Administrasi dan StUDi Kebijakan (JIASK) 27


ISSN: 2654 - 3141 Volume 1 Nomor 1 Edisi September 2018

(KKS) Dalam Meningkatkan keputusan kebijaksanaan. Dari pengertian


Kesejahteraan Masyarakat Miskin Di beberapa ahli di atas, maka penulis
Kelurahan Sekip Jaya Kecamatan menyimpulkan bahwa implementasi
Kemuning Kota Palembang ? merupakan aspek utama dalam proses
kebijakan publik dan memiliki peran yang
LANDASAN TEORI penting terhadap keberhasilan dari
Implementasi Kebijakan kebijakan publik.
a. Pengertian Kebijakan Publik
Kebijakan publik dilihat dari Model Implementasi Kebijakan Donald
Kamus Administrasi Publik Chandler dan van Metter dan Carl van Horn
Plano dalam Pasolong (2016:38) Model pendekatan top – down yang
mengatakan bahwa kebijakan publik dirumuskan oleh van Metter dan van Horn
adalah pemanfaatan yang strategis dalam Agustino (2016:133) disebut
terhadap sumber-sumber daya yang ada dengan istilah A Model of The
untuk memecahkan masalah publik atau PolicyImplementation. Proses
pemerintah.Sedangkan, Nasucha dalam implementasi ini merupakan sebuah
pasolong (2016:39) mengatakan bahwa abstraksi atau performansi dari suatu
kebijakan publik adalah kewenangan pelaksanaan kebijakan yang pada dasarnya
pemerintah dalam pembuatan suatu secara sengaja dilakukan untuk meraih
kebijakan yang digunakan ke dalam kinerja implementasi kebijakan publik
perangkat peraturan hukum.Penulis yang tinggi yang berlangsung dalam
menyimpulkan bahwa kebijakan publik hubungan dengan berbagai variabel. Ada
merupakan kegiatan-kegiatan yang enam variabel , menurut van Metter dan
dilakukan pemerintah dalam mengatasi van Horn, yang mempengaruhi kinerja
permasalahan publik yang bertujuan untuk implementasi kebijakan publik.
mensejahterakan masyarakat. 1. Ukuran dan Tujuan kebijakan.
b. Implementasi Kebijakan Kinerja implementasi kebijakan dapat
Implementasi kebijakan dipandang diukur tingkat keberhasilannya jika-
dalam pengertian yang luas, merupakan dan-hanya-jika ukuran dan tujuan dari
tahap dari proses segera setelah penetapan kebijakan memang realistis dengan
undang-undang dimana berbagai aktor, sosio-kultur yang mengada di tingkat
organisasi, prosedur dan teknik bekerja pelaksanaan kebijakan. Ketika ukuran
bersama-sama untuk menjalankan kebijakan atau tujuan terlalu ideal (
kebijakan dalam upaya meraih tujuan- bahkan terlalu utopis ) untuk
tujuan kebijakan atau program-program dilaksanakan di tingkat warga, maka
(Winarno,2014:147). Sedangkan menurut akan sulit merealisasikan kebijakan
van Meter dan van Horn dalam Agustino publik hingga titik yang dapat dikatakan
(2016:128) mendefinisikan implementasi berhasil.
kebijakan sebagai Tindakan - tindakan 2. Sumber daya.
yang dilakukan baik oleh individu- Keberhasilan proses implementasi
individu atau pejabat - pejabat atau kebijakan tergantung dari kemampuan
kelompok - kelompok pemerintah atau memanfaatkan sumber daya yang
swasta yang di arahkan pada tercapainya tersedia. Manusia merupakan sumber
tujuan-tujuan yang telah digariskan dalam daya yang terpenting dalam

28 Andela Anggleni
Volume 1 Nomor 1 Edisi September 2018 ISSN: 2654 - 3141

menentukan suatu keberhasilan menentukan keberhasilan pelaksanaan


implementasi, tetapi diluar sumber daya kebijakan. Semakin baik koordinasi dan
manusia, sumber – sumber daya lain komunikasi di antara pihak-pihak yang
yang perlu diperhitungkan juga ialah terlibat dalam suatu proses
sumber daya finansial dan waktu. implementasi, maka asumsinya
3. Karakteristik Agen Pelaksana. kesalahan-kesalahan akan sangat kecil
Karakteristik agen pelaksana adalah terjadi dan begitu pula sebaliknya.
mencakup birokrasi, norma-norma dan 6. Lingkungan Ekonomi, Sosial, dan
pola-pola hubungan yang terjadi dalam Politik.
birokrasi, yang semuanya itu akan Hal terakhir yang perlu juga
mempengaruhi implementasi suatu diperhatikan guna menilai kinerja
program. Pusat perhatian pada agen implementasi publik dalam perspektif
pelaksana meliputi organisasi formal yang ditawarkan oleh van Metter dan
dan organisasi informal yang akan van Horn dalam Agustino (2016:136)
terlibat dalam pengimplementasian adalah sejauhmana lingkungan
kebijakan publik. Hal ini sangat penting eksternal turut mendorong keberhasilan
karena kinerja implementasi kebijakan kebijakan publik yang telah ditetapkan.
publik akan sangat banyakdipengaruhi Lingkungan yang dimaksud termasuk
oleh ciri-ciri yang tepat serta cocok lingkungan sosial, ekonomi, dan politik.
dengan para agen pelaksananya. Dan lingkungan yang tidak kondusif
4. Sikap atau Kecenderungan dapat menjadi biang keladi dari
(Disposition) Para Pelaksana. kegagalan kinerja implementasi
Sikap penerimaan atau penolakan dari kebijakan. Oleh sebab itu, upaya untuk
(agen) pelaksana akan sangat banyak mengimplementasikan kebijakan harus
mempengaruhi keberhasilan atau pula memperhatikan kekondusifan
tidaknya kinerja implementasi kondisi lingkungan eksternal.
kebijakan publik. Hal ini sangat
mungkin terjadi oleh karena kebijakan
yang dilaksanakan bukanlah hasil
formulasi warga setempat yang
mengenal betul persoalan dan
permasalahan yang mereka rasakan .
tetapi kebijakan yang akan implementor
laksanakan adalah kebijakan ‘dari atas’
( top down) yang sangat mungkin para
pengambil keputusan nya tidak pernah
mengetahui (bahkan tidak mampu
menyentuh ) kebutuhan, keinginan, atau
permasalahan yang warga ingin
selesaikan.
5. Komunikasi Antar – Organisasi dan
Aktivitas Pelaksana.
Koordinasi merupakan mekanisme
sekaligus syarat utama dalam

JURNal IlmU Administrasi dan StUDi Kebijakan (JIASK) 29


ISSN: 2654 - 3141 Volume 1 Nomor 1 Edisi September 2018

Gambar : Model Pendekatan Proses Implementasi Kebijakan


Van Metter dan van Horn

Dalam penelitian ini peneliti penyaluran berbagai bansos seperti Bansos


menggunakan model implementasi Pangan Non Tunai (BPNT) dan Program
kebijakan publik menurut Van Horn dan Keluarga Harapan(PKH) dari Kementerian
Van Metter menyatakan terdapat enam Sosial, di integrasikan penyaluran nya
variabel yang sangat menentukan melalui Kartu KKS. Penyaluran Bantuan
keberhasilan implementasi suatu Pangan secara Non Tunai (BPNT)
kebijakan, yaitu ukuran dan tujuan dilaksanakan secara bertahap mulai tahun
kebijakan, sumber daya, karakteristik agen 2017 dilaksanakan secara serentak di 44 kota
pelaksana, sikap atau kecenderungan yang terdiri dari 7 kota di Sumatera, 34 kota
(disposition) para pelaksana, komunikasi di Jawa dan 3 kota di wilayah timur. Jumlah
antar organisasidan aktivitas pelaksana, Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang
serta lingkungan ekonomi, sosial dan akan menerima BPNT di Indonesia yaitu
politik. indikator yang dikemukakan oleh berjumlah 1.286.000 jiwa, dengan total
Van Metter dan Van Horn merupakan bantuan yang diberikan sebesar 1,7 triliun.
model implementasi top down sesuai Salah satu kota yang telah menerapkan
dengan implementasi Kartu Keluarga program BPNT adalah Kota Palembang.
Sejahtera (KKS) yang terpusat dari Berupa penyerahan Kartu Keluarga
pemerintah pusat hingga pemerintah Sejahtera (KKS) dan buku Tabunganku
daerah. kepada penerima bantuan, Masyarakat yang
telah terdaftar menjadi peserta KPM, selain
Program Kartu Keluarga Sejahtera akan mendapat bantuan sosial dari program
(KKS) BPNT, peserta tersebut akan secara otomatis
Salah satu program yang dibentuk terdaftar menjadi peserta Program Keluarga
oleh pemerintah untuk mengurangi beban Harapan (PKH).
masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan Metode pencairan bansos non tunai
hidup masyarakat miskin adalah Program ini menggunakan buku tabungan dan Kartu
Kartu Keluarga Sejahtera (KKS). Kartu KKS adalah upaya mengajak masyarakat
KKS menjadi media bersama dalam untuk berkenalan dengan perbankan,

30 Andela Anggleni
Volume 1 Nomor 1 Edisi September 2018 ISSN: 2654 - 3141

sistem penyaluran non-tunai akanberas, gula, minyak sayur, tepung terigu


disalurkan ke rekening penerima manfaat. dan telur.
Kartu KKS inimemiliki fitur saving Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) ini
accountdan e-walletyakni satu kartu dapatdi gunakan sebagai alat transaksi untuk
digunakan berbagai program bansos, memanfaatkan program bantuan yang
seperti Program Keluarga Harapan (PKH) diberikan oleh pemerintah adapun bentuk
berdasarkan Peraturan Menteri Sosial No.1program bantuan sosial yang diberikan
tahun 2018 tentang Program Keluarga kepada masyarakat miskin yaitu :
Harapan, pada peraturan ini menjelaskan 1. Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT)
bahwa program PKH adalah program merupakan program pengganti raskin
bantuan sosial bersyarat , merupakan yaitu Rastra berupa bantuan sosial
bantuan tunai untuk keluarga sangat seperti Beras 10 kg, gula 2 kg, minyak
miskin yang memenuhi kriteria antara lain sayur, telur, tepung terigu, per keluarga
anak usia 0 – 6 tahun, anak dibawah usia penerima bantuan ini di isi dengan uang
18 tahun yang belum menyelesaikan melalui transfer ke rekening Rp.
pendidikan dasar, ibu hamil/nifas, lanjut 110.000 per bulan.
usia 70 tahun, penyandang disabilitas. 2. Program Keluarga Harapan (PKH),
Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) yaitu beberapa kriteria komponen Program
bantuan sosial dalam bentuk barang seperti keluarga Harapan (PKH) antara lain
meliputi :
Gambar : Mekanisme Penyaluran Dana Dan Bentuk Bantuan Program Kartu
KeluargaSejahtera ( KKS )

JURNal IlmU Administrasi dan StUDi Kebijakan (JIASK) 31


ISSN: 2654 - 3141 Volume 1 Nomor 1 Edisi September 2018

Tujuan Program Kartu Keluarga Percepatan Penanggulangan


Sejahtera ( KKS ) Kemiskinan.
1. Membantu masyarakat miskin dalam 3. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2011
memenuhi kebutuhan dasarnya, tentang Penanganan Fakir Miskin.
2. Mencegah menurunnya taraf 4. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2012
kesejahteraan masyarakat miskin dan tentang Penyelenggaran Kesejahteraan
rentan akibat kesulitan ekonomi serta, Sosial.
3. untuk mengurangi masalah kemiskinan 5. Peraturan Presiden Nomor 166 Tahun
dan untuk meningkatkan kesejahteraan 2014 tentang Penanggulangan
masyarakat miskin. Kemiskinan.
4. Membangun Keluarga Produktif 6. Peraturan Menteri Sosial Republik
dengan memperbaiki program Indonesia Nomor 25 Tahun 2016,
kesejahteraan masyarakat, khusunya tentang Bantuan Pengembangan Sarana
masyarakat kurang mampu. Melalui Usaha Melalui Elektronik Warung
Program Kartu Keluarga Sejahtera. Gotong Royong Kelompok Usaha
5. Serta dapat meningkatkan martabat Bersama Program Keluarga Harapan.
keluarga kurang mampu. 7. Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun
2017 tentang Penyaluran Bantuan
Manfaat Program Kartu Keluarga Sosial Secara Non Tunai.
Sejahtera (KKS) 8. Peraturan Menteri Sosial Republik
1. Perbaikan pendidikan generasi Indonesia Nomor 1 Tahun 2018 tentang
mendatang Program Keluarga Harapan.
a. Anak usia sekolah harus bersekolah
2. Perbaikan kualitas kesehatan Pengertian Kesejahteraan Sosial
a. Pemeriksaan kesehatan bagi ibu BerdasarkanPeraturanPemerintah
hamil dan balita Republik Indonesia No.39 Tahun 2012
b. Pemeriksaan kesehatan bagi anggota Pasal 1 ayat (2) tentang penyelenggaraan
rumah tangga Kesejahteraan sosial, Pengertian
c. Penerapan pola hidup sehat untuk Kesejahteraan Sosial adalah kondisi
usia lanjut. terpenuhinya kebutuhan material, spiritual
3. Perubahan perilaku pengelolaan dan sosial warga negara agar dapat hidup
keuangan, melalui pembukaan rekening layak dan mampu mengembangkan diri,
tabungan. sehingga dapat melaksanakan fungsi
sosialnya. Adapun yang dimaksud
Dasar Hukum Pelaksanaan Program kesejahteraan sosial menurut Friedlander
Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) dalam Adi Fahrudin (2014:9) adalah
1. Intruksi Presiden Nomor 7 Tahun 2014 sistem yang terorganisasi dari
Tentang Pelaksanaan Program pelayanansosial dan institusi-institusi yang
Simpanan Keluarga Sejahtera, Program dirancang untuk membantu individu-
Indonesia Pintar, dan Program individu dan kelompok-kelompok guna
Indonesia Sehat Untuk Membangun mencapai standar hidup dan kesehatan
Keluarga Produktif. yang memadai dan relasi-relasi personal
2. Peraturan Presiden Republik Indonesia dan sosial sehingga memungkinkan
Nomor 15 Tahun 2010, tentang mereka dapat mengembangkan

32 Andela Anggleni
Volume 1 Nomor 1 Edisi September 2018 ISSN: 2654 - 3141

kemampuan dan kesejahteraan sepenuhnya kualitatif. Menurut Mardalis, (2017:26)


selaras dengan kebutuhan-kebutuhan penelitian deskriptif bertujuan untuk
keluarga dan masyarakatnya. mendeskripsikan apa-apa yang saat ini
berlaku, didalamnya terdapat upaya
Pengertian Kemiskinan mendeskripsikan, mencatat, analisis dan
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) menginterprestasikan kondisi-kondisi yang
kemiskinan adalah ketidakmampuan sekarang terjadi atau ada.Penelitian
memenuhi standar minimum kebutuhan dasar kualitatif berhubungan dengan ide,
yang meliputi kebutuhan makan maupun non persepsi, pendapat, atau kepercayaan
makan. Secara umum pengertian kemiskinan orang yang diteliti yang semuanya tidak
adalah orang yang sama sekali tidak dapat diukur dengan angka. Selanjutnya
mempunyai sumber mata pencaharian dan digunakan teknikdeskriptif untuk
atau mempunyai mata pencaharian tetapi mengetahui dan menggambarkan tentang
tidak mempunyai kemampuan memenuhi bagaimana implementasi kebijakan
kebutuhan dasar yang layak bagi kehidupan program Kartu Keluarga Sejahtera (KKS)
dirinya atau keluarganya. dalam meningkatkan kesejahteraan
Berdasarkan Peraturan Presiden masyarakat miskin di Kelurahan Sekip
No. 166 Tahun 2014 tentang Program Jaya Kecamatan Kemuning Kota
Percepatan Penanggulangan Kemiskinan Palembang. Dalam penelitian ini peneliti
bahwa kemiskinan merupakan menggunakan informan sebagai sumber
permasalahan bangsa yang mendesak dan informasi.Teknik yang digunakan untuk
memerlukan langkah-langkah penanganan mengumpulkan data dalam penelitian
dan pendekatan yang sistematik, terpadu dengan observasi, wawancara,
dan menyeluruh, dalam rangka dokumentasi dan studi pustaka.Sedangkan
mengurangi beban dan memenuhi hak-hak untuk menganalisis data menggunakan
dasar warga negara secara layak melalui analisis data kualitatif dengan tahapan
pembangunan inklusif, berkeadilan, dan reduksi data, penyajian data, dan
berkelanjutan untuk mewujudkan kesimpulan.
kehidupan yang bermartabat. Adapun variabel dan definisi
operasional dalam penelitian ini dapat
METODE PENELITIAN dilihat pada tabel berikut ini :
Penelitian yang dilakukan oleh
peneliti menggunakan metode Deskriptif

No. Konsep Dimensi Indikator


1. Ukuran dan Tujuan 1) Ukuran kebijakan kriteria dalam
Kebijakan menentukan kepesertaan penerima
1. Model program bantuan sosial program
Implementasi (KKS).
Kebijakan Van Tujuan kebijakan adalah masyarakat
Metter dan Van miskin penerima program(KKS)
Horn dalam 2. Sumber Daya 2) Ketersediaan sumber daya manusia dan
Agustino sumber daya finansial seperti sarana
(2016:136) dan prasrana pelaksanaan kebijakan

JURNal IlmU Administrasi dan StUDi Kebijakan (JIASK) 33


ISSN: 2654 - 3141 Volume 1 Nomor 1 Edisi September 2018

3. Karakteristik Agen 3) Pelaksanaan koordinasi dan Pelaksanaan


Pelaksana sosialisasi serta Aturan pelaksanaan dari
lembaga pelaksana

4. Sikap atau 4) Respon implementator


Kecenderungan terhadap kebijakan, kemauan melaksanakan
(Disposisi) Para dan pemahaman terhadap kebijakan.
Pelaksana

5. Komunikasi Antar 5) Koordinasi dan kerjasama antara instansi


Organisasi dan terkait
Aktivitas Pelaksana
6. Lingkungan , 6) Kondisi lingkungan ,sosial, ekonomi dan
Sosial, Ekonomi, politik
dan Politik.

1. Pencegahan a) Pelaksanaan pemberian bantuan


2. Kesejahteraan (Preventive) b) Pemanfaatan bantuan
Sosial Menurut
Friedlander &
Apte dalam
Fahrudin 2. Penyembuhan a) Peningkatan dalam bidang kesehatan
(2014:12) (Curative) b) Peningkatan dalam bidang pendidikan
c) Peningkatan dalam bidang ekonomi

3. Pengembangan a) Perubahan pola pikir masyarakat


(Development) miskin
b) Perubahan kondisi masyarakat miskin

4. Penunjang a) Program memperhatikan aspek


(Supportive) berkelanjutan
b) Peningkatan produktivitas keluarga

HASIL PENELITIAN miskin di indonesia khususnya masyarakat


Implementasi Kebijakan Program pada Kelurahan Sekip Jaya Kota
Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) Palembang, Mewujudkan kesejahteraan
Dalam meningkatkan Kesejahteraan masyarakat miskin, pemerintah
Masyarakat Miskin Di Kelurahan Sekip mengeluarkan Instruksi Presiden Republik
Jaya Kecamatan Kemuning Kota Indonesia Nomor 7 Tahun 2014 tentang
Palembang Pelaksanaan Program Kartu Keluarga
Kelurahan Sekip Jaya sebagai salah Sejahtera, Program Indonesia Pintar,
satu unsur pelaksanaan Program Kartu Program Indonesia Sehat untuk
Keluarga Sejahtera (KKS) di kawasan membangun keluarga produktif.
Kecamatan Kemuning. Program Kartu Akan tetapi, peneliti hanya meneliti
Keluarga Sejahtera (KKS) adalah Program Program Kartu Keluarga Sejahtera (KKS)
yang dibuat oleh pemerintah untuk nya saja. Hasil pelaksanaan Program
meningkatkan kesejahteraan masyarakat (KKS) di kawasan Kelurahan Sekip Jaya

34 Andela Anggleni
Volume 1 Nomor 1 Edisi September 2018 ISSN: 2654 - 3141

belum berjalan efektif dalam pelaksanaan sosial yang dikemukakan oleh Friedlander
nya karena beberapa warga miskin masih & Apte dalam Fahrudin diantaranya adalah
belum ikut serta, kurangnya sosialisasi dan Fungsi Pencegahan (Preventive),fungsi
koordinasi dari pemerintah pusat, sehingga penyembuhan (Curative), fungsi
data penetapan kepesertaan program KKS pengembangan (Development), fungsi
tersebut tidak akurat dan tepat sasaran, penunjang (Supportive).
oleh karena itu menimbulkan Kedua variabel tersebut menjadi
kecemburuan sosial dalam pelaksanaan kriteria penting dalam
nya, sehingga pelaksanaan dalam Program mengimplementasikan Program Kartu
Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) belum Keluarga Sejahtera (KKS) Dalam
berjalan efektif dalam meningkatkan Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat
kesejahteraan masyarakat miskin di Miskin Di Kelurahan Sekip Jaya Kecamatan
lingkungan wilayah Kelurahan Sekip jaya Kemuning Kota Palembang. Hasil dan
kecamatan kemuning Kota Palembang. Pembahasan kedua variabel tersebut adalah
Program Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) sebagai berikut:
merupakan penanda keluarga kurang 1. Ukuran dan Tujuan Kebijakan
mampu yang berhak untuk mendapatkan Ukuran dan Tujuan adalah tolak ukur
berbagai bantuan sosial seperti Program dari suatu kebijakan, keberhasilan suatu
keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan kebijakan dapat diukur dengan tercapai
Pangan Non Tunai (BPNT). atau tidaknya tujuan dari pembuatan
Berdasarkan model pendekatan kebijakan tersebut. Berdasarkan hasil
implementasi dari Van Metter dan Van wawancara di atas maka peneliti
Horn. Mengajukan pendekatan masalah menyimpulkan bahwa Standar dalam
implementasi dengan terlebih dahulu penerimaan peserta program KKS
mengemukakan pertanyaan pokok, yakni : sudah jelas sedangkan dalam
Faktor - faktor yang menjadi penghambat menentukan sasaran penerimaan
Implementasi Kebijakan Program Kartu menetapkan data Program Pendataan
Keluarga Sejahtera (KKS) Dalam Perlindungan Sosial (PPLS) tahun 2011
Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat sebagai acuan penerimaan KKS,
Miskin Di Kelurahan Sekip Jaya sehingga sudah tidak sesuai dengan
Kecamatan Kemuning Kota Palembang ? kondisi di lapangan.
Berdasarkan pertanyaan tersebut 2. Sumber Daya
dirumuskan tujuh faktor-faktor yang Ketersediaan sumber daya kebijakan
merupakan syarat utama keberhasilan lewat sumber daya manusia dan
proses implementasi yaitu: ukuran dan ketersediaan sarana dan prasarana dalam
tujuan kebijakan, sumber daya, implementasi KKS di Kelurahan Sekip
karakteristik agen pelaksana, sikap atau Jaya.Berdasarkan wawancara maka
kecenderungan (disposition) para peneliti menyimpulkan bahwa
pelaksana, komunikasi antar organisasi sumberdaya manusia dan non manusia,
dan aktivitas pelaksana, serta lingkungan sudah terlaksana sesuai peraturan, dan
ekonomi, sosial dan politik.Sedangkan pemerintah kementerian sosial bekerja
untuk mengukur sebagai acuan dalam sama dengan agen bank, telah
meningkatkan kesejahteraan masyarakat menyediakan tempat transaksi untuk
menggunakan fungsi-fungsi kesejahteraan

JURNal IlmU Administrasi dan StUDi Kebijakan (JIASK) 35


ISSN: 2654 - 3141 Volume 1 Nomor 1 Edisi September 2018

pencairan dana Bantuan Pangan Non dilaksanakan dengan baik jika terjadi
Tunai (BPNT) yaitu e- warong. komunikasi yang baik antara pelaksana
3. Karakteristik Agen Pelaksana. program dan sasaran program.
Karakteristik agen pelaksana Berdasarakan hasil wawancara peneliti
merupakan birokrasi, norma-norma dan menyimpulkan bahwa komunikasi antar
pola pola hubungan yang terjadi dalam organisasi dan aktivitas pelaksana
birokrasi. Berdasarkan hasil wawancara ,kepada sasaran belum efektif karena
maka peneliti menyimpulkan bahwa bahwa dalam pelaksanaan kebijakan
karakteristik agen pelaksana untuk kartu keluarga sejahtera pemerintah
program Kartu Keluarga Sejahtera hanya melaksanakan tugas yang
(KKS) sudah terlaksana sesuai diberikan oleh pemerintah pusat dalam
peraturan , hal ini dilihat dari cara pelaksanaan program bantuan tersebut,
pendamping KKS bersikap sehingga masih ada masyarakat yang
menginformasikan dan bersosialisasi belum ikut dalam kepesertaan program
dengan masyarakat. KKS ini sehingga menimbulkan
4. Sikap atau Kecenderungan (Disposisi) kecemburuan sosial.
Para Pelaksana. 6. Lingkungan Ekonomi, Sosial,dan
Sikap para pelaksana yaitu sikap atau Politik.
cara pelaksanaan dalam proses Kondisi lingkungan di kawasan
pelayanan terhadap peserta program Kelurahan Sekip Jaya di dominasi oleh
KKS diantaranya petugas pendamping perumahan dan bedeng kontrakan yang
PKH dan BPNT, pendamping Bank padat berdekatan antara rumah yang
BRI, dan petugas e-Warong, cara satu dengan yang lain kawasan ini
mereka memberikan pelayanan termasuk wilayah dataran rendah,
terhadap peserta KKS seharusnya terletak ditengah kota ,serta kondisi
ramah, teliti,dan juga sigap menangani beberapa wilayah di lingkungan ini
setiap keluhan para peserta KKS. terendam banjir pada saat hujan deras.
Berdasarkan hasil wawancara sikap Dari kondisi ini kita bisa melihat
kecenderungan (disposisi) para tingkat kesejahteraan masyarakat di
pelaksana dari pelaksanaan program Kelurahan Sekip Jaya masih tergolong
Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) sudah Pra Sejahtera.
terlaksana sesuai peraturan, hal ini Berdasarkan hasil wawancara maka
dapat dilihat dari cara pendamping peneliti menyimpulkan bahwa kondisi
KKS dan petugas e-warong yang lingkungan di kawasan Kelurahan
bersikap ramah terhadap peserta KKS Sekip Jaya merupakan kawasan
,bantuan Program Keluarga Harapan permukiman padat, kondisi lingkungan
(PKH) maupun Bantuan Pangan Non yang rawan banjir ketika musim hujan,
Tunai (BPNT). serta masih tergolong kawasan Pra
5. Komunikasi Antar Organisasi dan Sejahtera hal ini dapat dilihat dari
Aktivitas Pelaksana. jumlah penerima program KKS
Komunikasi merupakan sarana untuk sejumlah 480 KK (Kepala Keluarga).
meyebarluaskan informasi, baik dari
atas kebawah maupun dari bawah ke
atas. Setiap program akan dapat

36 Andela Anggleni
Volume 1 Nomor 1 Edisi September 2018 ISSN: 2654 - 3141

Kesejahteraan Sosial Menurut kembali secara wajar dalam


Friedlander & Apte dalam Fahrudin masyarakat.Dalam fungsi ini tercakup
Kesejahteraan masyarakat miskin juga fungsi pemulihan (rehabilitasi).
sebagai variabel terikat dalam penelitian a. a.Peningkatan dalam bidang
ini, dan untuk mengukur sebagai acuan kesehatan.
dalam meningkatkan kesejahteraan b. Peningkatan dalam bidang
masyarakat miskin di kelurahan Sekip Jaya pendidikan.
menggunakan fungsi-fungsi kesejahteraan c. Peningkatan dalam bidang ekonomi.
sosial yang dikemukakan oleh Friedlander Berdasarkan hasil wawancara beberapa
& Apte dalam Fahrudin (2014:12) informan masyarakat peserta KKS di
diantaranya adalah: atas maka peneliti dapat menyimpulkan
1. Fungsi Pencegahan (Preventive) bahwa, fungsi penyembuhan baik
Kesejahteraan sosial ditujukan untuk dalam peningkatan bidang pendidikan,
memperkuat individu, keluarga, dan kesehatan dan ekonomi melalui
masyarakat supaya terhindar dari program KKS ini, dampak dari
masalah-masalah sosial baru.Dalam implementasi KKS sudah dirasakan
masyarakat transisi, upaya pencegahan oleh keluarga penerima manfaat
ditekankan pada kegiatan-kegiatan (KPM), hal ini berdampak positif
untuk membantu menciptakan pola- terhadap tingkat kesejahteraan
pola baru dalam hubungan sosial serta masyarakat dengan adanya bantuan
lembaga-lembaga sosial baru.a. program KKS ini.
Pelaksanaan pemberian bantuan social, 3. Fungsi Pengembangan (Development)
b. Pemanfaatan bantuan sosial. Kesejahteraan sosial berfungsi untuk
Berdasarkan hasil wawancara maka memberikan sumbangan langsung
peneliti dapat menarik kesimpulan ataupun tidak langsung dalam proses
bahwa, fungsi pencegahan yang pembangunan atau pengembangan
dilaksakan melalui pemberian bantuan tatanan dan sumber-sumber daya sosial
dan pemanfaatan bantuan sosial telah dalam masyarakat.
dilaksanakan melalui implementasi a. Perubahan pola pikir masyarakat.
kebijakan program KKS yang diberikan b. Perubahan kondisi masyarakat.
kepada masyarakat miskin atau Berdasarkan hasil wawancara maka
Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dan peneliti dapat menarik kesimpulan
dimanfaatkan guna membantu bahwa, fungsi pengembangan baik
masyarakat yang rentan terhadap dalam perubahan pola pikir dan kondisi
kemiskinan.Hal ini dapat dilihat masyarakat dalam meningkatkan
program tersebut mendapat dukungan kesejahteraan masyarakat, hal ini dapat
penuh dari masyarakat di lingkungan dilihat dengan perubahan sistem
Kelurahan Sekip Jaya. perbankan melalui program KKS ini,
2. Fungsi Penyembuhan (Curative) memberikan perubahan terhadap
Kesejahteraan sosial ditujukan untuk pelayanan bantuan sosial melalui sistem
menghilangkan kondisi-kondisi perbankan dan pemanfaatan bantuan
ketidakmampuan fisik, emosional, dan sosial melalui buku tabungan, serta e
sosial agar orang yang mengalami warong yang akan di gunakan sebagai
masalah tersebut dapat berfungsi

JURNal IlmU Administrasi dan StUDi Kebijakan (JIASK) 37


ISSN: 2654 - 3141 Volume 1 Nomor 1 Edisi September 2018

tempat pengambilan bantuan program bantuan sosial (Bansos) seperti PKH


KKS ini. dan bantuan pangan melalui e-warong,
4. Fungsi Penunjang (Supportive) metode pencairan bansos KKS ini
Fungsi ini mencakup kegiatan-kegiatan menggunakan buku tabungan dan Kartu
untuk membantu mencapai tujuan ATM KKS adalah upaya mengajak
sektor atau bidang pelayanan masyarakat untuk berkenalan dengan
kesejahteraan sosial yang lain. perbankan. Dalam
a. Program memperhatikan aspek mengimplementasikan program Kartu
berkelanjutan. Keluarga Sejahtera (KKS) ukuran dan
b. Peningkatan produktivitas tujuan kebijakan ialah menjadi penentu
masyarakat miskin. akan berhasilnya suatu program.
Berdasarkan hasil wawancara maka 2. Hambatan Komunikasi Antar
peneliti menyimpulkan bahwa, fungsi Organisasi dan Aktivitas Pelaksana.
penunjang program kartu KKS ini, Berdasarakan hasil wawancara maka
digunakan dan dimanfaatkan sebaik - peneliti menyimpulkan bahwa
baiknya guna memperhatikan aspek komunikasi antar organisasi dan
berkelanjutan dan kelangsungan aktivitas pelaksana ,kepada sasaran
kebutuhan hidup di masa yang akan belum efektif dan mengalami
datang. hambatan, karena bahwa dalam
pelaksanaan kebijakan kartu keluarga
Faktor - faktor yang menjadi sejahtera pemerintah hanya
penghambat Implementasi Kebijakan melaksanakan tugas yang diberikan
Program Kartu Keluarga Sejahtera oleh pemerintah pusat dalam
(KKS) Dalam meningkatkan pelaksanaan program bantuan tersebut,
Kesejahteraan Masyarakat Miskin Di sehingga masih ada masyarakat yang
Kelurahan Sekip Jaya Kecamatan belum ikut dalam kepesertaan program
Kemuning Kota Palembang KKS ini sehingga menimbulkan
Faktor yang menjadi penghambat kecemburuan sosial.
Implementasi Kebijakan Program Kartu
Keluarga Sejahtera (KKS) Dalam KESIMPULAN
Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Berdasarkan hasil penelitian, maka
Miskin Di Kelurahan Sekip Jaya dapat disimpulkan bahwa Implementasi
Kecamatan Kemuning Kota Palembang Kebijakan PogramKartu Keluarga
akan penulis deskripsikan berdasarkan Sejahtera (KKS) dalam Meningkatkan
Model Implementasi Van Metter dan Van Kesejahteraan Masyarakat Miskin Di
Horn adapun faktor yang menjadi Kelurahan Sekip Jaya Kecamatan
penghambat yaitu : Kemuning Kota Palembang, belum
1. Hambatan Faktor Ukuran Dan Tujuan berjalan efektif dalam pelaksanaan nya
Kebijakan adapun faktor yang menjadi penghambat
Ukuran dan tujuan kebijakan Progran pelaksanaan program Kartu Keluarga
Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) Sejahtera (KKS) tersebut yaitu:
Secara khususnya untuk meningkatkan 1. Kurangnya sosialisasi menyeluruh
kesejahteraan masyarakat miskin dan kepada masyarakat miskin tentang
memperluas manfaat dari berbagai adanya pelaksanaan program Kartu

38 Andela Anggleni
ISSN: 2654 - 3141 Volume 1 Nomor 1 Edisi September 2018

Keluarga Sejahtera (KKS) tersebut, Program Indonesia Pintar, dan


sehingga masih ada masyarakat miskin Program Indonesia Sehat Untuk
yang belum terdata untuk ikut serta Membangun Indonesia
Produktif.2014. Jakarta : Bidang
dalam kepesertaan program Kartu
Kesejahteraan Rakyat Republik
Keluarga Sejahtera (KKS) tersebut. Indonesia
2. Belum merata nya pembagian kartu
Peraturan Presiden Republik Indonesia
tersebut untuk warga miskin atau
Nomor 166 Tahun 2014 tentang
kurang mampu, dan ketidaksesuaian Penanggulangan Kemiskinan.2014.
data penerima program KKS ini Jakarta : Menteri Hukum Dan Hak
sehingga belum tepat sasaran, hanya Asasi Manusia
sebagian RT saja yang menerima Peraturan Presiden Republik Indonesia
Program Kartu Keluarga Sejahtera No 63 tahun 2017 tentang
(KKS) tersebut, Sehingga menimbulkan Penyaluran Bantuan Pangan Non
kecemburuan sosial karena pelaksanaan Tunai. 2017. Jakarta : Menteri
program Kartu Keluarga Sejahtera Hukum Dan Hak Asasi Manusia
(KKS). Peraturan Menteri Sosial Republik
Indonesia Nomor 25 Tahun 2016,
DAFTAR PUSTAKA tentang Bantuan Pengembangan
Sarana Usaha Melalui Elektronik
Agustino,2016. Dasar - Dasar Kebijakan Warung Gotong Royong Kelompok
Publik, Bandung : Alfabeta Usaha Bersama Program Keluarga
Fahrudin, 2014.Pengantar Kesejahteraan Harapan.2016. Jakarta :Menteri
Sosial, Bandung: Refika Aditama. Hukum Dan Hak Asasi Manusia.
Mardalis,2017. Metode Penelitian , Jakarta
: Bumi Aksara
Pasolong,2016. Teori Administrasi Publik
, Bandung : Alfabeta
Winarno,2014. Kebijakan Publik Teori,
Proses, Dan Studi Kasus,
Yogyakarta : CAPS ( Center Of
Academic Publishing Service )
Peraturan Undang - Undang Republik
Indonesia :
Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2012
tentang Penyelenggaraan
Kesejahteraan Sosial. 2012. Jakarta :
Bidang Sosial Republik Indonesia
Peraturan Presiden Republik Indonesia
Nomor 15 Tahun 2010, tentang
Percepatan Penanggulangan
Kemiskinan. 2010. Jakarta : Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia.
Intruksi Presiden No.7 Tahun 2014
Tentang Pelaksanaan Program
Simpanan Keluarga Sejahtera,

39

Anda mungkin juga menyukai