Anda di halaman 1dari 20

ANALISIS PROGRAM BANTUAN PANGAN

NON TUNAI (BPNT) DALAM


MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN
MASYARAKAT MISKIN DI KECAMATAN
PARANGLOE KABUPATEN GOWA

Ditiya Sabila Nurmahila (183112351550216)


Muhammad Alvin Fitra Nugraha (183112351550217)
Muhamad Rafli Hidayatulloh (183112351550220)
Aldhama Syach Margo (183112351550222)
Indah Tri Utami (183112351550234)
Anisa Widiastuti (183112351550239)
Tasya Nabilah Pratiwi (183112351550287)
LATAR BELAKANG
P em bangunan kese jahter aan dapat di laks anakan oleh pemerintah
ber sama m asyar akat, dengan diperl ukan lingkungan kebijakan yang
konduktif , yang m endor ong mas yarakat un tuk dapat berperan aktif
secar a opti mal dalam p em bangunan kesejahteraan. Sal ah satu
pr ogr am yang dibentuk oleh pemer intah untuk mengurangi beban
mas yar akat dalam pem enuhan kebutuhan hidup masyara kat miskin
adalah Pr ogr am Bantuan Pangan Non Tunai (BPN T). Program
Bantuan P angan N on Tunai mulai dilaksanakan dan di salurkan pada
tahun 2017 di 44 kota yang memiliki akses dan fasilit as memadai.
S eca ra ber tahap, bantuan pangan akan diperluas ke seluruh kota
dan kabupaten ses uai dengan ke siapan sarana dan prasarana
peny alur an non tunai.
Oleh karena itu, Program BPNT dibuat mengingat kemiskinan
merupakan masalah sosial yang mendasar dihadapi oleh Bangsa
Indonesia, sehingga pemerintah mengeluarkan salah satu
program bantuan yaitu Program Bantuan Pangan Non Tunai
(BPNT) yang merupakan bentuk perubahan dari program Rastra
dan program Raskin. Program ini merupakan bentuk
perlindungan sosial dan juga merupakan sarana penting untuk
meringankan dampak kemiskinan dalam meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Menurut data dari BPS di Kecamatan
Parangloe Kabupaten Gowa.

Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) yang didasari dengan banyaknya jumlah masyarakat miskin di
Kabupaten Gowa merupakan sebuah bentuk keprihatian pemerintah baik dari pemerintah setempat,
pemerintah daerah, maupun pemerintah provinsi Sulawesi Selatan terhadap banyaknya masyarakat
yang tidak mampu memenuhi kebutuhan pangan dalam kehidupanya sehari-hari, Kecamatan Parangloe
dengan jumlah KPM sebanyak 1747 orang.
PROGRAM BANTUAN PANGAN
NON TUNAI (BPNT)

BPNT adalah bantuan sosial pangan dalam bentuk non tunai dari pemerintah yang disalurkan setiap bulan
sekali. Adapun penyaluran BPNT melalui mekanisme akun elektronik yang digunakan hanya untuk
membeli bahan pangan di pedagang bahan pangan/e-warong yang bekerjasama dengan bank.
LANDASAN HUKUM PROGRAM BPNT

Sistem baru penyaluran bantuan pangan ini diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2017
tentang Penyaluran Bantuan Sosial Secara Non Tunai. Bantuan sosial non tunai diberikan dalam rangka
program penanggulangan kemiskinan yang meliputi perlindungan sosial, jaminan sosial, pemberdayaan
sosial, rehabilitasi sosial, dan pelayanan dasar. Program ini juga diharapkan dapat mempermudah
masyarakat untuk menjangkau layanan keuangan formal di perbankan, sehingga mempercepat program
keuangan inklusif.
TUJUAN PROGRAM BPNT
1 2 3 4 5
Mengurangi Memberikan Meningkatkan Memberikan Mendorong
beban gizi yang lebih ketepatan pilihan dan pencapaian
pengeluaran seimbang sasaran dan kendali kepada Tujuan
Keluarga kepada KPM. waktu KPM dalam Pembangunan
Penerima penerimaan memenuhi Berkelanjutan
Manfaat (KPM) Bantuan Pangan kebutuhan (Sustainable
melalui bagi KPM. pangan. Development
pemenuhan Goals/SDGs).
sebagian
kebutuhan
pangan.
MANFAAT PROGRAM BPNT
1 2 3 4
Meningkatnya ketahanan Meningkatnya Meningkatnya Meningkatnya
pangan di tingkat KPM, efisiensi penyaluran transaksi non tunai pertumbuhan
sekaligus sebagai bantuan sosial. dalam agenda Gerakan ekonomi di daerah,
mekanisme perlindungan Nasional Non Tunai terutama usaha
sosial dan (GNNT). mikro kecil yang
penanggulangan sudah
kemiskinan. berpengalaman
dalam usaha
penjualan telur dan
beras.
TARGET & SASARAN
Sasaran Program Sembako adalah keluarga dengan kondisi sosial ekonomi terendah di daerah
pelaksanaan (kabupaten/kota) sesuai alokasi yang disediakan Pemerintah, dan namanya
termasuk di dalam Daftar Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang ditetapkan oleh
Kementerian Sosial. Daftar KPM Program Sembako bersumber dari Data Terpadu
Kesejahteraan Sosial (DTKS) yang telah diverifikasi dan divalidasi oleh Pemerintah Daerah.
Masyarakat yang menjadi sasaran nantinya yaitu KPM BPNT, yang merupakan penduduk
dengan kondisi sosial ekonomi 25 persen terendah di daerah pelaksanaan.
PELAKSANAAN PROGRAM BPNT
Implementasi Program BPNT disalurkan kepada KPM di
Kecamatan Parangloe Kabupaten Gowa, melalui beberapa
indikator menurut Meter dan Horn (Nugroho, 2009) yaitu
Komunikasi Interorganisasional, Karakteristik Pelaksana,
Kondisi Ekonomi, Sosial dan Politik serta Disposisi atau Sikap
Pelaksana.
Komunikasi Interorganisasional
Dalam hal program bantuan sosial, komunikasi berkenaan dengan
bagaimana kebijakan bantuan sosial tersebut dikomunikasikan pada
organisasi publik, ketersediaan sumber daya untuk melaksanakan
kebijakan pemerintah, sikap dan tanggap dari para pihak yang terlibat,
dan bagaimana struktur organisasi pelaksana kebijakan bantuan sosial
disusun.
Komunikasi Interorganisasional Program BPNT yang dilakukan oleh Tim Kordinasi Bantuan Sosial
Kecamatan Parangloe, sudah dilakukankepada pihak yangterkait dalam halini adalah Pemerintah
Kecamatandan Desa, Agendan KPM sebagai penerimabantuan Sosial. Untuk hal tersebut, Program BPNT
sudah diketahui secara menyeluruh dengan komunikasi yangbaik oleh semuamasyarakat maupun stakeholders
pemerintah Kecamatan Parangloe Kabupaten Gowa.
Karateristik Pelaksana
Karakteristik agen pelaksana adalah karakteristik yang ada pada aktor pelaksana di
kelurahan/desa dimana aktor pelaksana yang tegas, disiplin, baik dan ramah
kepada setiap masyarakat. Untuk karakteristik yang ideal dalam program Bantuan
Pangan Non Tunai (BPNT) di Kecamatan Parangloe Kabuapten Gowa adalah
para aktor pelaksana mulai dari desa, Pendamping, Koordinator dan pemilik
agen E-Warong sudah memenuhi standar yaitu masing-masing aktor memiliki
sifat pelayanan publik yang berperilaku santun dan ramah kepada masyarakat
yang terdafatar sebagai keluaraga penerima manfaat.
Kondisi Ekonomi, Sosial, dan Politik

Pada waktu implementasi kebijakan tidak terlepas dari pengaruh ekonomi, sosial dan politik (ekosospol).
Pengaruh faktor ini memiliki efek yang menonjol terhadap keberhasilan aktivitas pelaksana Program
Bantuan Pangan Non Tunai di Kecamatan Parangloe Kabupaten Gowa. Secara Lingkungan Ekonomi,
Sosial dan Politik. Jika dilihat dari segi sosial masyarakat sangat merespon adanya program BPNT,
mereka sangat mendukung dengan adanya program ini. Hal itu dapat dilihat dari respon masyarakat
setempat yang tidak mendapatkan program juga ikut membantu dalam proses pengadaan barang di E-
Warong.
Disposisi atau SikapPelaksana

Disposisi merupakan komitmen dan sikapaparat pelaksana terhadap program, terkhususdari mereka
yangmenjadi pelaksana dariprogram, terutama dalam halaparatur birokrasi. Ada tiga unsur yang mempengaruhi
pelaksanaan dalam implementasi kebijakan yaitu pemahaman, respon pelaksana terhadap implementasi dan
intensitas dari respon pelaksana program. Bantuan Pangan Non Tunai diKecamatan Parangloe adalah dukungan
atapun sikap dari pihak pelaksana dan pemerintah setempat sudah direalisasikan dengan baik kepada
masyarakat. Dalam proses penyaluran BPNT semua pihak ikut serta dalam memantau berjalannya proses
penyaluran tersebut, tidak hanya dari Tim Koordniasi Bansos dan Pemerintah setempat saja tetapi juga dari
TNI-AD dalam hal ini adalah Bintara Pembina Desa (BABINSA) dan juga dari pihak Kepolisian yakni
BINMAS. Semua pihak tersebut itu menunujukkan bahwa mereka membantu masyarakat miskin untuk
meningkatkan kualitas kehidupannya.
KELEBIHAN PROGRAM BPNT
• Mudah dijangkau dan digunakan oleh Keluarga Penerima Manfaat (KPM)
• Mendorong usaha eceran rakyat untuk memperoleh pelanggan dan peningkatan
penghasilan dengan melayani Keluarga Penerima Manfaat.
• Memberikan akses jasa keuangan kepada usaha eceran rakyat dan kepada Keluarga
Penerima Manfaat.
• Bank Penyalur bertugas menyalurkan dana bantuan ke rekening Keluarga Penerima
Manfaat dan tidak bertugas menyalurkan bahan pangan kepada Keluarga Penerima
Manfaat, termasuk tidak melakukan pemesanan bahan pangan
KELEMAHAN PROGRAM BPNT

• Kurangnya sumber daya (implementator/pelaksana kebijakan), sehingga implementasi


kebijakan tidak akan dapat berjalan dengan efektif.
• Pelaksanaan sosialisasikepada masyarakat penerimaBantuan Pangan Non Tunai di
Kecamatan Parangloe belum optimal.
• Ketepatan sasaran dan waktu penerimaan Bantuan pangan bagi KPM belum terlaksana
dengan baik karena ada masalah yang terjadi pada mesin Electronic Data Capture (EDC)
sehingga dengan terjadinya masalah pada mesin EDC menyebabkan ketidakefektifan
penyaluran.
Pelaksanaan Program Bantuan Pangan
Non Tunai (BPNT) di Kecamatan
Parangloe Kabupaten Gowa, Menemui
beberapa faktor pendukung dan faktor
penghambat dalam mencapai efektivitas
program:
FAKTOR PENDUKUNG : FAKTOR PENGHAMBAT :

• Tingginya partisipasi masyarakat dalam menerima • Data penerima BPNT yang dikeluarkan oleh
program BPNT untuk mengetahui informasi Kementerian Sosial masih kurang valid, dikarenakan
mekanisme penyaluran BPNT. masih terdapat duplikasi data, kesalahan nama
• Lokasi E-Warong/tempat penukaran BPNT yang penerima, meninggal dunia, perpindahan domisili
stategis. Jarak antara EWarong/tempat pencairan penduduk yang masih tercatat sebagai penerima.
bantuan dengan tempat tinggal Keluarga Penerima • Pada fasilitas yang digunakan seperti mesin EDC masih
Manfaat (KPM) tidak begitu jauh, di setiap sering didapati kerusakan sehingga menyebabkan
kelurahan memiliki minimal satu E-Warong/tempat ketidakefektifan penyaluran Program BPNT.
penukaran bantuan. • Adanya pendamping (Agen) yang melanggar
• Adanya Komitmen pemerintah dan Tenaga meyalahgunakan tugas dan fungsinya dalam
Kesejahteraan Sosial dalam meningkatkan program mendampingi masyarakat pada saat penyaluran Program
BPNT dengan melakukan verifikasi data penerima BPNT yang dapat membuat KPM tidak dapat dikontrol
program BPNT. oleh Tim Koridinasi Bansos.
KESIMPULAN
Program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) merupakan upaya
pemerintah yang bertujuan untuk mengurangi beban pengeluaran penduduk
miskin dan memberikan manfaat yang nyata dalam pemenuhan pangan
setiap bulannya. Di Kecamatan Parangloe Kabupaten Gowa, dimana masih
banyak terdapat beberapa kelemahan seperti Pelaksanaan sosialisasikepada
masyarakat penerima Bantuan Pangan Non Tunai di Kecamatan Parangloe
belum optimal.

Serta masih ada hal yang perlu diperbaiki pada program ini seperti dikarenakan ketepatan sasaran penerima
bantuan program BPNT dapat dikatakan masih kurang tepat melihat masih terdapat duplikasi data yang terdaftar
dalam penerima BPNT. Begitu juga waktu program BPNT yang direncanakan akan diberikan rutin setiap bulannya
kepada KPM masih sering mengalami keterlambatan yang disebabkan karena pencairan dana dari pusat yang tidak
menentu sehingga ketepatan waktu dari program BPNT belum efisien dan maksimal. Akan tetapi dengan adanynya
Program BPNT ini ternyata kondisi kehidupan masyarakat mengalami perubahan yang cukup baik.
THANK YOU
Ada pertanyaan?

Anda mungkin juga menyukai