Anda di halaman 1dari 5

BUPATI TULANG BAWANG

SAMBUTAN BUPATI TULANG BAWANG PADA SEMILOKA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH (DPRD) MELALUI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERDESAAN
TANGGAL 18 JULI 2012

Assalamualaikum Warokhmatullahi Wabarakatuh. Selamat Pagi dan Salam sejahtera bagi kita semua. Yth. Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Propinsi Lampung. Koordinator PNPM-MPd Propinsi Lampung Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Kampung dan Kelurahan Kabupaten Tulang Bawang. Fasilitator PNPM-MPd Kabupaten Tulang Bawang SKPD dari Satuan kerja PNPM-MPd Anggota DPRD Komisi Pembangunan atau yang terkait Camat se kabupaten Tulang Bawang Badan Kerja Sama Antar Kampung (BKAK) se Kabupaten Tulang Bawang Serta seluruh peserta yang hadir dalam acara Semiloka SKPD.

Persoalan kemiskinan dan pengangguran hingga saat ini masih merupakan persoalan yang sulit diselesaikan. Upaya untuk menanggulanginya harus menggunakan pendekatan multi disiplin yang berdimensi pemberdayaan, dimana pemberdayaan yang tepat harus memadukan aspek-aspek penyadaran, peningkatan kapasitas dan pendayagunaan. Untuk mendukung upaya penanggulangan kemiskinan dan pengangguran tersebut diperlukan kemauan berbagai unsur penyelenggaraan pemerintahan baik eksekutif, legislatif, perangkat hukum serta masyarakat luas,. sehingga terwujudnya iklim yang kondusif dengan regulasi daerah yang kuat. Salah satu program penanggulangan kemiskinan yang sudah ada di Kabupaten Tulang Bawang adalah Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan ( PNPM-MPd ). Program ini merupakan program nasional yang berbasis pada pemberdayaan dan partisipasi masyarakat. Perjalanan PNPM-MP di kabupaten Tulang Bawang sudah di mulai sejak tahun 1998 yang dulu dikenal dengan PPK ( Program Pengembangan Kecamatan ). Berdasarkan hasil pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM Mandiri Perdesaan), dapat diperoleh beragam pengalaman empiris yang membuktikan keunggulan perencanaan partisipatif yang dioperasionalkan berdasarkan pendekatan pemberdayaan masyarakat yaitu antara lain: 1. 2. 3. 4. 5. Meningkatnya kemampuan masyarakat dalam mengelola kegiatan pembangunan desa Partisipasi dan swadaya masyarakat dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan cukup tinggi; Hasil dan dampaknya, khususnya dalam penanggulangan kemiskinan cukup nyata Biaya Kegiatan Pembangunan relative lebih murah dibandingkan jika dilaksanakan oleh pihak lain. Keterbukaan dalam pengambilan keputusan dan pengelolaan keuangan yang cukup kuat.

Selama kurun waktu awal pertama PPK tahun 1998 sampai dengan PNPM-MPd tahun 2012 keberadaan Program ini berpengaruh pada berkurangnya angka kemiskinan dan angka pengangguran di tingkat kampung dan terlihatnya peningkatan pembangunan di tingkat kampung. Secara nyata dampak positif dari Program PNPM-MPd ini sangat dirasakan oleh masyarakat miskin di pedesaan.seperti antara lain : Terbangunnya sarana prasarana umum seperti jalan-jalan tanah dipedesaan ditingkatkan menjadi jalan batu, jembatan, gorong-gorong, pasar desa, drainase, dll Terbangunnya sarana pendidikan seperti sekolah TK, SD, TPA ( Taman Pendidikan Alquran ), pengadaan buku sekolah, dll

Terbangunnya sarana kesehatan seperti Posyandu, Poskesdes, sarana pengadaan air bersih ( sumur bor ) dll, Tersalurkannya dana permodalan untuk kelompok usaha ekonomi maupun simpan pinjam Terbentuknya lembaga-lembaga pengelolaan baik di tingkat kampung maupun di tingkat kecamatan seperti TPK, UPK, BP-UPK, BKAD, Kelompok SPP, dll. Terbentuknya pola pembiasaan/habitus dalam proses perencanaan pembangunan di tingkat kampung dan kecamatan seperti melakukan musyawarah dalam setiap pengambilan keputusan untuk pembangunan, melibatkan masyarakat miskin dan kaum perempuan dalam musyawarah perencanaan pembangunan,dll Berkurangnya angka pengangguran di pedesaan karena banyaknya angkatan kerja yang terserap pada proses pelaksanan pembangunan sarana dan prasarana dalam PNPM-MPd

Dari beberapa hasil nyata yang dilaksanakan oleh Program PNPM-MPd, terlihat jelas pesatnya pembangunan dan meningkatnya kesejahteraan masyarakat baik di bidang ekonomi, pendidikan maupun kesehatan, serta berkurangnya angka pengangguran di pedesaan.

Untuk Tahun 2012, alokasi PNPM-MPd di Kabupaten Tulang Bawang meliputi 9 kecamatan yaitu kecamatan Menggala Timur, Menggala, Banjar Baru, Banjar Agung, Gedung Meneng, Dente Teladas, Gedung Aji, Meraksa Aji dan Gedung Aji Baru, dengan total alokasi BLM Rp. 22.850.000.000,-.

Pemerintah Daerah kabupaten Tulang Bawang juga sudah berkomitmen untuk menyiapkan dana sharing yang diwajibkan oleh pemerintah pusat sebagai syarat berjalannya program PNPM-MPd di kabupaten Tulang Bawang ini sebesar 5 % dari jumlah total BLM Kabupaten.( sebesar Rp. 1.142.500.000,- ),untuk Tahun Anggaran 2012, sementara pada Tahun Anggaran 2011 kontribusi dana daerah untuk PNPM-MPd sebesar 20% dari total BLM (Rp. 2.410.000.000,-) ini merupakan bukti dukungan Pemerintah Daerah Kabupaten akan kepedulian penanggulangan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Tulang bawang ini.

Good practices perencanaan partisipatif dalam PNPM Mandiri Perdesaan mendapatkan kekuatan legal untuk diterapkan ke dalam pelbagai program/proyek pembangunan desa dikarenakan masuk dalam sistem Musrenbangdes. Titik temu antara perencanaan partisipatif yang bersifat reguler dengan PNPM Mandiri Perdesaan harus bersifat saling menguatkan. Oleh sebab itu, melalui proses pengintegrasian program ini terbuka

kemungkinan terjadi penataan ulang prosedur kerja perencanaan partisipatif di dalam sistem pembangunan reguler maupun PNPM Mandiri Perdesaan. Simpul yang mempertemukan Perencanaan Pembangunan Partisipatif yang regular dengan perencanaan partisipatif dalam PNPM Mandiri Perdesaan adalah penyusunan Rencana Jangka Menengah Desa (RPJMDesa) dan penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKPDesa).

Pengintegrasian PNPM Mandiri Perdesaan dengan Musrenbang juga mencakup menyelaraskan perencanaan partisipatif, teknokratis dan politis. Perencanaan pembangunan desa yang diperkuat dengan good practices PNPM Mandiri Perdesaan diharapkan mampu mengkontekstualisasikan (membumikan) pemberdayaan masyarakat dalam realitas hidup masyarakat desa, utamanya terkait dengan dinamika demokrasi dan otonomi daerah. Seiring perubahan politik yang mengukuhkan system demokrasi representatif yang dipilih langsung oleh rakyat sehingga menjadikan partai politik tampil sebagai kekuatan utama sekaligus prima prinsipa demokrasi, kerja pemberdayaan masyarakat yang kontekstual harus mengarah pada upaya menegakkan kedaulatan rakyat. Rakyat dimediasikan untuk menjalin komunikasi politik kepada wakilwakilnya di legislatif (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah/DPRD) melalui prosedur komunikasi politik yang demokratis. Demikian pula, terkait dengan era penguatan otonomi daerah yang secara empiris sedang terus berlangsung di Indonesia. Perencanaan pembangunan partisipatif adalah media/wahana penyampaian aspirasi rakyat secara demokratis dalam kerangka kerja otonomi daerah. DPRD memegang peranan penting dalam pengintegrasian PNPM Mandiri Pedesaan, secara vertical antara lain : 1. DPRD dapat membuat regulasi ( Perda ) Perencanaan Pembangunan Partisipatif 2. Memastikan dan menetapkan anggaran DDUB/Cost Sharing di APBD Kabupaten 3. Mendorong eksekutif dan memprioritaskan anggaran untuk penanggulangan kemiskinan Melalui semiloka DPRD ini, diharapkan adanya kerjasama dan sinergi yang baik antar pelaku pelaku PNPM-MPd dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah juga peran serta DPRD dalam pelaksanaan PNPM-MPd di Kabupaten Tulang Bawang agar tujuan Pemerintah dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat dan penanggulangan kemiskinan dapat berjalan dan dapat mencapai tujuan.

Demikian yang dapat saya sampaikan, semoga pelaksanaan semiloka DPRD PNPMMPd pada hari ini berjalan lancar dan pelaksanaan PNPM-MPd Tahun Anggaran 2012 ini menjadi lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Wassalamualaikum Waraomatullohi Wabarokatu.

BUPATI TULANG BAWANG

Dr. H. Abdurachman Syarbini, SH, MH, MM

Anda mungkin juga menyukai