Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN MONITORING DI KABUPATEN MALUKU TENGAH

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Berdasarkan data Kementrian Desa, PDT dan Transmigrasi dimana Provinsi Maluku merupakan
salah satu provinsi termiskin ke 4 dari 34 provinsi yang ada di Indonesia, dengan angka
kemiskinan sebesar 17,69%. Sehingga program TEKAD menjadi penting, mengingat kondisi
desa-desa di Provinsi Maluku sebagian besar adalah berstatus desa-desa tertinggal dan sangat
tertinggal.

Program Transformasi Ekonomi Kampung Terpadu merupakan salah satu program


pembangunan desa yang penting dalam pengembangan perekonomian desa dan tata Kelola
desa menuju desa mandiri dan sejahtera. Untuk itu perlu adanya pemberdayaan secara
menyeluruh dengan melakukan koordinasi lintas sectoral dan stakeholder.

Hadirnya UU Desa No. 6 tahun 2014 tentang Desa menjadi kerangka acuan yang kuat dalam
percepatan pembangunan dalam mensejahterakan masyarakat. Kesejahteraan akan tumbuh
dengan pengelolaan sumber daya yang ada di desa dengan memberikan ruang partisipasi dan
kreasi warga desa untuk mengembangkan potensi lokalnya sehingga dapat dinikmati oleh
masyarakat yang di desa itu sendiri.

Transformasi Ekonomi perlu didukung oleh pemerintah guna membuka sekat sekat
keterisolasian yang ada di desa, selain itu dukungan pemerintah berupa pendampingan dengan
meningkatkan kemampuan dan kesadaran berfkir sehingga masyarakat dapat berdaya.

B. LANDASAN HUKUM

Pemerintah Indonesia bekerja sama dengan International Fund for Agriculture Development
( IFAD) melalui perjanjian kredit (IFAD Loan N0. 2000003165 dan Grant No. 2000003164) telah
membentuk Program Transformasi Ekonomi Kampung Terpadu (TEKAD) untuk periode tahun
2020-2024. Proyek TEKAD ini akan dilaksanakan oleh Kementrian Desa Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi, Direktur Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat
Desa, Direktur Pendayagunaan Sumber Daya Alam dan Teknologi Tepat Guna. (Baseline Survey
Transformasi Ekonomi Kmapung Terpadu Wilayah Maluku. Laporan Akhir Buku I. Kerjasa Sama
Kementrian Desa PDTT RI dengan Universitas Pattimura).

C. Maksud dan TUJUAN

C.1 Maksud

Maksud dari kegiatan ini, adalah menciptakan harmonisasi dan akselerasi di semua level
tingkatan baik PMC dengan PPIU, PMC dengan DPIU dan PMC dengan Korkaf dan TA Kabupaten
dan Fasilitator Kecamatan dan sampai kepada Kader Desa. Selain itu juga harmonisasi dan
akselerasi ini dilakukan dengan berbagai stakeholder sebagai bagian dari implementasi program
TEKAD.

Jabaran lain dari maksud monitoring dan evaluasi adalah memastikan seluruh akses layanan
baik terkait dengan akses ekenomi berupa akses jalan dan transportasi, akses layanan
kebutuhan dasar berupa sanitasi dan air bersih, akses kepemilikan KTP dan KK sebagai warga
Negra Indonesia, akses lingkungan berupa pengelolaan sumber daya alam dan akses kewiyahan
yang terkait dengan keterisolasian wilayah atau desa ( inklusif) dan indikator kemanusiaan
sebagai wujud pengejewantahan dari pembangunan manusia Indonesia seutuhnya.

C.2. Tujun
Tujuan besar yang hendak dicapai dari Program TEKAD ini, adalah memberdayakan masyarakat
desa agar mampu berkonstribusi pada pertumbuhan ekonomi, serta memastikan akses yang
lebih luas bagi semua lapisan masyarakat ( inklusif) di Indonesia Timur. Selain itu Program TEKAD
diharapkan mampu meningkatkan tata Kelola desa dan partisiasi masyarakat dalam
memanfaatkan sumber daya alam yang didukung oleh teknologi tepat guna. Melalui
Kementrian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.

Berdasarkan Tujuan besar dimaksud, maka kegiatan Monitoring dan Evaluasi oleh TIM PMC
Provinsi Maluku dengan tujuan khusus adalah sebagai Langkah awal untuk melihat langsung
dan memperoleh gambaran riil, serta informasi yang bisa didapatkan terkait dengan
pelaksanaan Program Transformasi Ekonomi Kampung Terpadu di Kabupetan Maluku Tengah.
D. PELAKSANAKAN MONITORING

D.1. Kegiatan Monitoring terdiri dari :

1. Team Leader, Pa Fajar Taufik


2. Tenaga Ahli Monev, Ibu Habiba Pelu
3. Tenaga Ahli Pengembangan Eknomi, Pa Subhan Waliulu
4. Tenaga Ahli Administrasi Keuangan, Ibu Ela Qaimudin

D.2. Tempat Pelaksanaan

Tempat pelaksanaan Monitoring di Kabupeten Maluku Tengah, dengan mengunjungi Kantor


TEKAD Kabupaten Maluku Tengah, Mengunjungi Kecamatan TNS dan 3 lokus desa inti yaitu Desa
Nakupia, Desa Usliapan dan Desa Karalele

D.3. Waktu Pelaksanaan

Waktu Pelaksanaan Monitoring dilakukan pada tanggal 18 November, dengan rute perjalanan
keberangkatan dari Dermaga Pelabuhan Tulehu pukul 09.00 dengan Kapal Cepat, jarak tempuh
dua jam dan tiba di dermaga Pelabuhan Amahai pada pukul 11.00 Wit. Sedangkan waktu
kembali dengan rute Lintas Seram, dengan jarak tempuh Masohi Waipirit 2 jam, berangkat dari
masohi pukul 11.41 WIT, dalam perjalanan TIM singgah di Negri Latu untuk shalat Dhur dan
makan siang, dan tiba di waipirit pada pukul 15.20, WIT dan kemudian dilanjutkan
denganPenyebrangan fery dengan waktu tempuh 2 jam sampai di Pelabuhan Hunimua Liyang.

E. HASIL PELAKSANAAN MONITORING


Terhadap hasil Monitoring dapat di jabarkan sebagai berikut.

➢ Kamis, 18 November 2021. Waktu 13.29- 13.51 WIT di Kantor Tekad Kabupaten Maluku
Tengah

1. Korwil Pa Robby
Trimakasih hari ini semua dapat berkumpul, ada PMC, PPIU, DPIU, Korkaf dan TA kabupaten
Maluku tengah. Sangat diharapkan agar koordinasi ini berjalan dengan baik dan lancar.
Untuk teman-teman PMC Maluku agar dapat membantu Satker Provinsi dalam
mempercepat penyerepan anggaran, karena baru terserap 2 sekian M dari total Pagu
anggaran 7 M. Demikian halnya juga untuk teman teman PMC, yang dengan alokasi
anggaran yang terpisah agar menjadi perhatian Bersama.
2. Korkaf Kabupaten Maluku Tengah. Ismail Sangaji didampingi TA Monev Ibu Marlen
Manuhutu, TA Pemasaran Ibu Atia latukau, TA Ekonomi Pengambangan Ibu Tri
Wahyuningsinh dan TA Kelembagaan Hendra Husein

Sebagai Langkah awal star Up program TEKAD, telah dilakukan koordinasi lintas sectoral dan
stakeholder yaitu dengan Bupati Maluku Tengah dengan tujuan adalah membangun
sinergitas dan kolaborasi serta komitmen dalam menjalankan program TEKAD sabagai
upaya pengentasan kemiskinan di Maluku Tengah, Langkah ini diikuti dengan keluarnya SK
Penetapan 20 lokus Desa Inti dan SK Pembentukan TIM Koordinasi. Selain itu saat ini telah
dilakukan pendataan instumen untuk rumah tangga miskin di 20 lokus desa inti.

3. DPIU Ibu Erni Rahman Marasabessy


SK Tim Koordinasi telah ditetapkan oleh Pa Bupati, akan tetapi sampai saat ini kami belum
mendapatkan Baseline survey dari Unpatti, hal ini dimaksudkan agar kami dapat
mengetahui jenis komoditi Pertanian antara taman Umur Panjang dan Tanaman musiman
yang harus dikembangkan dimasing masing desa dalam memberdayakan masyarakat.

Respons dari TIM PMC Maluku dengan membagikan hasil Baseline Survey dari Unptti
kepada teman - teman TA dan DPIU Kabupaten Maluku Tengah

➢ Kamis, 18 November 2021. Kunjungan ke Kecamatan TNS. Berangkat dari Masohi Pukul 13.52
Tiba pukul 14.44 WIT

1. Mengawali kunjungan dan diskusi. Pengantar awal yang dibuka oleh TA Pemasaran
Kabupen yaitu Ibu Atia Latukau. Selanjutnya penyampaian maksud dan tujuan Oleh Team
Leader Pa Fajar Taufiq dan Perkenalan TIM PMC
Pertemuan dengan Bapak Camat TNS, Sekcam TNS dan Fasilitator Kecamatan di damping
TA Kabupaten. Dari pertemuan ini, PMC menyampaikan maksud dan tujuan kunjungan
sekaligus menyampaikan hasil pemaparan Baseline Survey dari Unpatti sebagai acuan dari
kerja program TEKAD. Dimana PMC menjelaskan bahwa dari hasil pemaparan Baseline
Survey tersebut, ada beberapa indikator yang di pakai dalam mengukur tingkat kemiskinan
di desa yaitu Indikator Kewilayahan, Indikator Kemanusiaaan dan indikatr Ketahanan
Ekonomi (IKE), selain itu ada Indikator Ketahan Sosial (IKS) dan indicator Ketahanan
Lingkungan (IKL). Semua ini memiliki keterkaitan antara satu dengan yang lainnya.
Disisi lain, Tim PMC juga menjelaskan perlu adanya pendataan terkait dengan
kependudukan berupa singkronisasi antara KTP dengan KK sehingga dalam pemberian
bantuan bisa terakses oleh semua lapisan masyarakat. Sedangkan terkait dengan
Musrembang, juga disampikan TIM PMC, agar dalam prosesnya tetap meperhatikan
partisipasi dan keterlibatan masyarakat secara totalitas terutama keterlibatn perempuan
dalam menentukan arah dan kebijakan dari program yang hendak di gagasa bersama guna
melahirkan program - program yang bersentuhan langsung dengan pengentasan
kemiskinan dengan tidak mengabaikan pemberdayaan untuk kaum perempuan.

❖ Respon Bapa Camat. Drs. J.S. Dias, M. Si. Pada prinsipnya kami menyambut baik Bapak Ibu
dari PMC Provinsi Maluku dan kami juga merespon baik program TEKAD dari kementrian
DESA, semoga program ini benar – benar membantu masyarakat keluar dari kemiskinan
menuju kehidupan masyarakat yang lebih baik. Kami sudah melakukan semua proses
pentahapan mulai dari penetapan Kader desa dan Musrembang Kecamatan.
Bapak Camat dalam diskusi mengharapkan adanya penguatan kapasitas untuk perangkat
desa terkait dengan penyusunan RPJM desa dan sistim pengelolaan keuangan yang baik.

❖ Respon Bapa Sekcam. Drs. N. A. Wattimena, MM. Dalam Musrembang kecamatan, kami
melibatkan seluruh masyarakat dan diantaranya adalah perempuan. Sehingga diharapkan
semua yang terkait dengan program desa dapat tertuang dalam musyawarah dimaksud.
Bapa Camat baru kembali dari Pulau TEO, NILa, Seroa yang ada di Banda. Karna pada
dasarnya, masyarakat kami yang ada di Kecamatan TNS akses kehidupan ada di pulau baik
itu nelayan, pertanian dan lain lain.

❖ Respons Fasilitator Kecamatan. Ibu Betriex Sohilait. Tanah yang kami diami saat ini adalah
evakuasi dari tahun 1978. Akses tanah pun per Kepala Keluarga( KK) ada 2 Hektar, namaun
ada yang tidak sampai 2 Hekatar. Oleh karenanya masyarakat TNS lebih banyak ke Pulau
untuk mengambil hasil penen berupa cengkih, pala dan hasil- hasil nelayan. Untuk ke
pulau, karen terkendala dengan transportasi, maka lewat Forum Ikatan Keluarga Besar
TNS dan latu Patti TNS menyurat ke Dinas Perhubungan Provinsi untuk mendapatkan
Deviasi Kapal, yaitu kapal pelni sabuk Nusantara yang rutenya hanya ada di bulan Juli dan
November.
➢ Jumat, 19 November 2021. Kunjungan Ke Desa Nakupia, Desa Usliapan dan Desa Kuralele.
Berangkat dari Masohi Pukul 08.00 WIT tiba Pukul 09.00 WIT

Alhamdulillah, TIM PMC Maluku di damping TA Kabupetan Ibu Atia Latukau dengan Fasilitator
Kecamatan Ibu Betriex Sohilait dan Ibu Fadila Naila Lulun

1. Desa Nakupia. Tiba Pukul 09.00, Selesai Pukul 10.45

Setibanya Tim PMC di Desa Nakupia, Pengantar Awal oleh TA Kabupaten Ibu Atia Latukau
kemudian dilanjutkan Oleh Tam Leader yang meperkenalkan TIM PMC dan menjelaskan maksud
dan tujuan kunjungan dan mempertanyakan sejauh mana proses pentahapan yang sudah
dilakukan oleh desa terkait dengan Musyawarah Desa dan Musyawarah Penerima Manfaat,
kemudian proses pendataan dan keberadaan BUMdes.

❖ Resons Kepala Desa Nakupia, Bapak Bapak Pieter Tomasila, S.Pd.K

Penjelasan dari Kepala Desa yang didampingi oleh Kader Desa, bahwa kegiatan Musyawarah
Desa yang dibarengi dengan Musyawarah Penetapan Penerima Manfaat telah dilaksanakan,
selain itu penetapan kader desa juga telah selesai dan saat ini, sedang proses pendataan rumah
tangga miskin dengan membagikan instrument.

Sedangkan untuk BUMdes sudah dibentuk, kegiatannya adalah masyarakat membayar listrik
dan fasilitasi BRI LINK. Namun saat ini, BUMdes tidak aktif karena banyak pengurus yang sudah
masuk ke Staf pemerintah Desa, sehingga kami ingin melakukan pergantian. Oleh karennya,
kami dibantu untuk aturan mekanisme pergantian. Merespon hal dimaksud PMC memberikan
saran agar kembali melihat aturan yang ada di UU desa terkait pembentukan BUMdes. Kepala
desa juga, meminta ada penguatan untuk perangkat desa tentang pengelolaan dana desa.

Hal lain yang disampaikan oleh PMC adalah, agar kedepannya dalam proses musyawarah Desa
dan Musyawarah Penetapan Penerima Manfaat agar tetap memperhatikan partisipasi dan
keterlibatan masyarakat, terutama keterlibatan perempuan dalam menyampaikan fikiran
tentang program yang bermanfaat untuk pemberdayaan perempuan. Demikian halnya dengan
Musrembang desa dan pembahasan RKPD desa agar mampu menghasilkan skala prioritas yang
bermanfaat untuk pembangunan desa. Selain itu konsen untuk singkronisasi KTP dan KK juga
menjadi prioritas dalam penyampain oleh PMC sehingga masyarakat tidak terkendalan dalam
menerima bantuan.

Dalam diskusi lanjut, Fasilitator Kecamatan Ibu Betriex Sohilait, menjelaskan bahwa dalam
proses Musyawarah Penetapan Penerima Manfaat biasanya fasilitator dan Kader desa dari
Program TEKAD cantol atau melakukan koordinasi dengan Pendamping desa dari P3MD
sehingga tidak terjadi kesalapahaman atau gesekan, sehingga diharapkan PMC bisa membantu
berkoordinasi dengan Korkaf dan Para TA dari P3MD yang ada di provinsi

2. Jumat, 19 November 2021. Kunjungan Ke Desa Usliapan. Tiba Pukul 11. 01-11.45

Mengawali kunjungan dan diskusi. Pengantar oleh TA kabupaten Ibu Atia Latukau yang
selanjutnya oleh Team Leader Pa Fajar Taufiq menjelaskan maksud dan tujuan sekaligus
membuka ruang diskusi bersama dengan kader desa, kepala desa dan staf pemrintah.

❖ Respon dari Kepala Desa Usliapan. Bapak Agustinus Letwory.


Bahwa untuk Musyawarah Desa dan Muswarah Pentetapan Penerima Manfaat telah dilakukan,
demikian juga dengan rekrutmen kader desa. Saat ini sedang pendataan rumah tangga miskin.
Untuk Desa usliapan kegiatan BUMdes adalah mengelola Mobil Truk milik desa dalam
mengangkut hasil pertanian berupa umbi- umbian.

Untuk Desa Usliapan, sekitar 20 rumah lebih dan kantor desa adalah tanah milik Desa Warakah.
Merespon hal dimaksud PMC akan berkoordinasi dengan pemangku kebijkan baik yang ada di
Kabupaten maupun Provinsi.

3. Jumat, 19 November 2021. Kunjungan Ke Desa Kuralele. Tiba Pukul 11. 52 WIT, selesai pukul
13.03 WIT
Mengawali kunjungan dan diskusi. Pengantar oleh TA kabupaten Ibu Atia Latukau yang
selanjutnya oleh Team Leader Pa Fajar Taufiq menjelaskan maksud dan tujuan sekaligus
membuka ruang diskusi bersama dengan kader desa, Kaur Pemerintahan dan staf pemrintah.
❖ Respon dari Kaor Kasi Pemerintahan. Bapak Herbion Marantika di damping Bapa ely
Marantika, kaor Pelayanan dan Kader Desa Janter Chirye

Bahwa untuk Desa Kuralele dan Desa lainnya yang ada di Kecamatan TNS secara keseluruhan,
pada tahun 1978 akibat terancam meletusnya Gunung Merapi, maka kami dari 16 Desa yang
ada di Pulau TEO, NILA dan SEROA dievakuasi ke Makariki. Kemudian tahun 1979 ditingkatkan
statusnya menjadi relokasih selanjutnya embarkasih dan kami ditempatkan di Wapia pulau
seram dimana saat ini kami berada. Jumlah KK yang ada di Kuralele saat ini adalah 136 KK, 577
jiwa dan 95 rumah. Oleh pemerintah kita dikasih 2 hektar per KK, sehingga banyak sanggahan
ekonomi lebih ke Pulau untuk menopang mata pencarian, baik pertanian berupa cengkeh, pala
dan aktifitas nelayan, karena disini kita hanya andalan kopra dan sayur mayur untuk makan hari
hari.

Terkait dengan BUMdes sudah produktif. Kegiatan berupa panen hasil di pulau, selain itu ada
usaha kelompok pertanian dan peternakan, serta simpan pinjam dan BRI Keliling. Pendapatan
dari modal Rp. 200 juta untuk BUMdes meningkat menjadi Rp, 300 juta tahun lalu dan sudah
dapat memerikan inkam ke Desa. Sedangkan untuk memberdayakan perempuan kita sediakan
pasar, dengan nama pasarnya, Pasar Curhat yang dibangun pada tahun 2020, para ibu ibu
dikasih modal dan alat- alat pembuatan kue.

Untuk desa Kuralele sampai dengan saat ini, belum melaksanakan Muasyawarah Penetapan
Penerima Manfaat dan Musyawarah Desa karena terbentur dengan masa transisi pemerintahan
negeri yang ada. Selanjutanya dari Kaor Kasi Pemerintahan mengajukan pertanyaan terkait
dengan Model program TEKAD apakah sama dengan program dari P3MD. Terhadap ini dari PMC
merespon bahwa program TEKAD dan P3MD cantolannya adalah UU DESA No 6Tahun 2014,
akan tetapi dalam program TEKAD lebih focus menyasar desa desa miskin dengan melakukan
pendataan pada rumah tangga miskin. Selain itu dalam program TEKAD lebih kepada penguatan
partisipasi dan ketrelibatan semua elemen masyarakat dalam proses pembangunan dan
pemberdayaan masyarakat termasuk didalamnya bagaimana terlibat dalam musyawarah desa
sampai dengan pembuatan RPJMdesa, dan RKPD desa yang akan termuat dalam APBDdesa, hal
lainnya adalah desa desa inklusif atau tarmarjinalkan menjadi focus perhatian dalam program
Tekad dan juga adalah keterlibatan perempuan dalam seluruh pentahapan pembangunan di
Desa
➢ Sabtu, 20 November 2021. Diskusi lepas antara TIM PMC dengan TA Monev, TA Pemasaran,
TA Eknomi dan TA Kelembagaan. Dari Pukul 10.00- 11.41

Dalam diskusi ada beberapa hal yang disampaiakn oleh TA Kabupaten

❖ Terkait dengan akses jalan dan tansortasi.


Pertama, Untuk beberapa desa inti yang ada di Kecamatan Seram Utara, terkendala dengan
akses jalan dan transpotasi karena desa desa ini berada di pegunungan.
Kedua, Untuk menjangkau desa Huaulu dari Masohi ditempuh selama 3 jam melewati jalan SS,
biaya rental mobil pergi dan Kembali /Hari Rp. 1.000.000 sehingga PP terhitung Rp. 2.000.000.
dari desa Huaulu ke kota kecamatan Wahai ditempuh selama 45 menit.
Ketiga, Untuk menjangkau desa Kaloa ditempuh 2 jam dari kota Kecamatan Wahai dengan
kenderaan dobol gardan dengan biaya pulang pergi sebesar Rp. 2.000.000, selanjutanya dari
desa Kaloa ke desa Elemata dengan jarak 8 Km di tempuh dengan jalan kaki selama 3 jam untuk
orang kampung yang sudah terbiasa, bagi yang belum terbiasa maka ditempuh selama 5 jam
perjalanan dengan melewati Kali Isal dan hutan pegungungan. Dengan sewa porter Rp. 150.000/
orang.
Keempat, Dari desa Elemeta ke desa Hatuolo ditempuh dengan jarak 7 Km, dan jalan kaki
selama 3 jam untuk orang kampung dan bagi yang belum terbiasa maka ditempu selama 5 jam
perjalanan, dengan sewa porter Rp. 150.000/ orang.
❖ Honor Kader Desa
Terkait dengan keberadaan kader desa dari TA Kabupaten Maluku Tengah, mengaharapkan
support dari PMC agar dibicarakan dengan Dinas PMD Provinsi guna mempercepat honor para
kader desa yang belum diberikan selama 3 bulan. Untuk memperlancar aktifitAS Kader Desa di
lapangan dari fasilitator Kecamatan membantu dengan membelikan pulsa data.
F. Penutup

F.1. Kesimpulan
1. Potensi Sumber daya alam banyak tersedia baik dilaut, maupun di darat akan tetapi terkendala
dengan akses transportasi ke Pulau yang ada di banda yaitu pulau TEO, NILA dan SERUA.
2. Umumnya dari 3 desa yang dikunjungi, sistim pola usaha tani adalah umbi-umbian, hal ini
mengingat tanah yang diberikan pemerintah per Kepala Keluarga hanya 2 hektar sehingga
masyarakat tidak melakukan aktifitas pertanian tanaman umur Panjang.
3. Status kepemilikan tanah juga masih dimiliki oleh desa Waraka, sehingga 20 rumah lebih dengan
status tanah pinjam pakai.
4. Layanan BUMDes masih terbatas dan sistim layanan keuangaan dalam pengelolaan juga masih
terbatas masih bersifat mencatat di buku.
5. Bahwa dari kegiatan monitoring yang dilakukan oleh TIM PMC Maluku dari 3 desa yang ada di
kecamatan TNS satu desa yaitu desa Kuralele yang belum melaksanakan Muawarah Penetapan
Penerima manfaat dan Musyawarah Desa hal ini, diperhadapkan dengan masa transisi pemerintah
Desa Kuralele, namun penjelasan dari Kaur Kasih Pemerintahan bahwa minggu depan sudah bisa
dilaksanakan.

F.2. Rekomendasi

1. Bahwa untuk menudukung implementasi tata Kelola desa yang baik maka perlu penguatan Sumber
Daya manusia melalui pelatihan kepada prangkat desa.
2. Guna menghindari gesekan antara petugas kader desa dan pendamping local desa maka perlu
membangun koordinasi dan singkroniasai dengan teman teman P3MD yang ada di Provinsi
3. Program TEKAD apakah sama dengan program P3MD, dan di harapkan agar PMC berkoordinasi
dengan P3MD yang ada di provinsi sehingga dilapangan tidak terjadi gesekan.
4. Terkait dengan status rumah yang masih sifatnya pinjam pakai agar di koordinasikan dengan instansi
terkait guna penyelesaian. Hal ini dimaksudkan agar masyarakat bisa hidup tenang dan layak.
5. Bahwa akses transportasi ke pulau menjadi perhatian besar dari pemerintah sehingga memudahkan
masyarakat untuk mengambil hasil – hasil panen berupa cengkeh, pala dan hasil neayan dengan
menyediakan rute transportasi sesuai dengan jangkauan ke pulau.
6. Mendorong penguatan kelembagaan BUMdes agar lebih Inovasi dalam menggunakan hasil hasil
penen berupa komoditi pertanian pala, cengkeh, umbi-umbian dan hasil nelayan dikelola uleh
BUMdes sebagai upaya untuk memerkuat ketahanan pangan keluarga.
7. Agar kegiatan lanjutan berupa Asessment ke desa – desa inti yang ada di Kabupaten Maluku Tengah
agar menyiapkan transportasi dan persediaan yang memadai mengingat kondisi lapangan yang sulit
dijangkau.
8. PMC merekomendasikan ke Gubernur Maluku untuk mengeluarkan SK lintas Koordinasi PBD
sehingga memudahkan dalam koordinasi program Tekad

G. Dokumentasi Kegiatan

Kamis, 18 Nov. 2021. Tiba pulu 11. 00 WIT.


Dermaga Amahai. Di Jemput Korkaf Kab Malteng
Makan siang. Pukul 12.04 WIT
.
Kamis, 18/11/2021
Rapat Koordinasi dengan Korwil, PPIU, DPIU
Korkaf dan TA Kabupeten. Pukul 13.29-13.51 WIT

Kamis, 18/11/2021
Rapat Koordinasi dengan Bapak Camat TNS. Pukul. 14.44 WIT- 15.30 WIT
Jumat, 19/11/2021
Kunjungan ke Desa Nakupia. Pukul. 09.23-10.44

Jumat, 19/11/2021
Kunjungan Ke Desa Usliapan. Pukul 10.56 WIT- 11.42 WIT
Jumat, 19/11/2021
Kunjungan ke Desa Kuralele. Pukul 11.47 WIT.- 13.03 WIT
H. Dokumentasi Dena Desa

DESA NAKUPIA

DESA USLIAPAN

APBNeg dan LPJ APBNeg DESA KURALELE

Anda mungkin juga menyukai