VISI
Terwujudnya Desa Wisata Ponggok yang mandiri, mampu dalam pengelolaan
potensi desa dan pembangunan berkelanjutan untuk mewujudkan masyarakat yang
sejahtera, berkualitas, berbudaya, maju, adil, demokratis dan peduli terhadap
lingkungan.
MISI
1. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik
2. Meningkatkan kualitas SDM masyarakat
3. Meningkatkan partisipasi bagi semua lapisan masyarakat dalam pembangunan
4. Mengembangkan Teknologi Informasi
5. Pembangunan infrastruktur, sarana dan prasarana desa
6. Mengembangkan seluruh potensi desa
7. Melestarikan kearifan lokal
8. Meningkatkan kualitas lingkungan permukiman
9. Meningkatkan kualitas dan membangun kesadaran kesehatan masyarakat
10.Meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat
11.Membangun kerjasama dan kemitraan strategis
12.Mengembangkan kegiatan keagamaan
KONSEP PEMBANGUNAN DESA PONGGOK
1. Pendekatan Spasial (Rencana Tata Ruang Wilayah) sebagai acuan arah
pembangunan desa
2. Pendekatan Sektoral-BUMDES (Sektor Riil dan Sektor Keuangan) untuk
membangun ekonomi desa sehingga menjadi desa yang mandiri
3. Pendekatan Pembangunan SDM (Masyarakat, Pemerintah Desa dan Lembaga
Sosial Masyarakat) untuk memperkuat kapasitas pemerintah desa dan
masyarakat dalam mengelola potensi desa
4. Pendekatan IT (Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi-TIK) untuk
meningkatkan kualitas pelayanan, transparansi dan akuntabilitas
Hasil Analisa :
Menurut saya keberhasilan pembangunan yang dilakukan Desa Ponggok yang
menjadi Viral di Indonesia sangat menarik untuk dibahas dan dianalisa, sebagai ASN
yang berkerja pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah di Provinsi Sulawesi
barat, tentu keberhasilan suatu daerah atau wilayah menerapkan perencanaan
pembangunan dari sebuah dokumen menjadi sebuah karya nyata dalam kehidupan
akan menjadi sebuah inspirasi untuk dipelajari dan dikaji. Faktor-faktor apa yang
membuat daerah tersebut bisa berhasil melakukan pembangunan secara fisik dan
non fisik sehingga berdampak sangat baik bagi warganya. Menurut saya
keberhasilan desa Ponggok untuk keluar dari predikat Desa Miskin menjadi Desa
Mandiri dalam waktu yang singkat satu periode kepemimpinan kepala daerah
(kades) adalah suatu yang Istimewa. Berdasarkan pengalaman saya sebagai ASN di
Bappeda Provinsi Sulawesi Barat, saya tiga tahun tergabung dalam Tim Percepatan
Pembangunan Daerah Tertinggal, saya mengetahui bahwa dalam pengentasan
ketertinggalan desa dari predikat Desa Miskin ke Desa Mandiri adalah sesuatu yang
sulit dilakukan dalam jangka waktu yang singkat, karena ada beberapa fase
tingkatan yang dilalui dan beberapa indikator yang mesti dipenuhi. Adapun fase
tingkatan desa berdasarkan peraturan Kementerian Desa dan Daerah tertinggal
Desa Sangat Miskin-Desa miskin-Desa bekembang- Desa Maju- Desa Mandiri,
dituntut pontesi dan kemapuan SDM
Dari berbagai sumber literatur saya baca di internet dan wawancara kepala desa
pada beberapa acara Talk show di televisi, Saya bisa mengemukakan pendapat
(analisa) bahwa keberhasilan pembangunan di desa Ponggok terletak pada
kemampuan pemimpin (kepala desa) untuk membangun mimpi melalui konsep visi
dan misi yang dapat dijabarkan secara nyata kedalam pembangunan untuk
mensejahterahkan warganya yang sebagian besar miskin dan berpendidikan rendah.
Kepala desa ponggok cukup cerdas dalam mengambil keputusan seperti mencari
terlebih dahulu akar dari permasalahan yang dialami desa yang dipimpinnya, dia
menyadari bahwa dia sendiri tidak akan mampu melihat semua permasalahan yang
ada dimasyarakat dan apa solusi yang akan dilakukan, dia menyadari bahwa
kemampuan Sumber Daya Manusia yang ada saat itu belum mampu untuk
menyelesaikan masalah sehingga dengan pemikiran yang cerdas beliau menyurati
Universitas Gajah Mada (UGM) untuk memohon dikirim mahasiswa Kuliah Kerja
Nyata (KKN) tematik. Kemudian dijawab oleh pihak UGM dengan skema mengirim
tiga gelombang penelitian untuk mahasiswa.
Gelombang kedua Mahasiswa yang diutus untuk KKN mulai melakukan pendataan
potensi desa. Apapun yang ada di desa semua di data baik berupa barang bergerak
maupun tidak, bahkan setiap orang di desa semua di data dengan tujuan untuk
melihat besarnya potensi daerah ini.
Berdasarkan kegiatan mahasiswa tersebut diperoleh data lengkap apa saja yang
menjadi kelebihan dan kekurangan serta potensi apa yang berpeluang untuk
dikembangkan. Dari hasil KKN teresebut ditemukan satu potensi yang sangat
melimpah yang belum dikembangkan yaitu pontensi air tawar. Maka dibuatlah
konsep pengembangan wisata air, dan sektor-sektor lainnya yang dianggap bisa
mendukung pengembangan sektor utama.
Dengan data base yang lengkap kepala desa mulai bergerak untuk membangun
Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang berpotensi pariwisata air di desa tersebut.
Akhirnya, dari apa yang dilakukan pihak UGM bersama mahasiswanya kini benar-
benar digarap pariwisata air secara optimal. Perikanan dan Pertanian dikawal
dengan baik. Akhirnya, para wisatawan mulai berdatangan.
Keberhasilan pembangunan yang dilakukan di desa Ponggok juga tidak lepas dari
tujuan jangka panjang sang kepala desa yang pada saat awal pencalonannya cukup
prihatin dengan keadaan warga yang sehingga dia bercita-cita ingin meningkatkan
taraf hidup warganya agar keluar dari kemiskinan dan kebodohan. Saat ini setiap
warga diwajibkan menanamkan invetasi sebesar 5 juta per keluarga dengan
keuntungan mencapai 10% perbulan, dengan diwajibkannya invetasi kepada setiap
keluarga maka semua masyarakat merasa terlibat dalam pembangunan dan
bertanggung jawab secara moril untuk menjaga kelangsungan usaha agar tetap
berjalan dan ikut menjaga kelestarian lingkungan agar sumber air tetap tersedia.
Konsep ini juga coba diadopsi oleh pemerintah Provinsi Sulawesi melalui visi misi
Gubernur yang ingin membangun kemandirian desa agar terlepas dari kemiskinan
melalui Program Unggulan one village one product, jadi setiap desa diharapkan
mempunyai satu produk unggulan yang bisa dikembangkan untuk kemandirian desa
baik itu berupa produk Pertanian, Perkebunan, Peternakan, dan Produk Industri Kecil
Menengah (IKM) seperti tenun Sutra Mandar atau produk kerajinan lainnya. Untuk
tahun 2019 setiap desa diberi dana stimulan sebesar Rp. 300.000.000,- (tiga ratus
Juta Rupiah) untuk setiap desa binaan, untuk saat ini setiap kebupaten diberikan
alokasi 5 sampai dengan 7 desa binaan sebagai tahap awal. Semoga keberhalisan
pembangunan yang dilakukan oleh Desa Ponggok yang menjadi viral di Indonesia
berkat keberhasilannya membangun desa yang dulu masuk dalam kategori miskin
menjadi desa mandiri bisa menjadi inspirasi dan penyemangat bagi desa-desa
lainnya di Indonesia khususnya di Sulawesi Barat agar terlepas dari kemiskinan dan
menjadi desa mandiri dan mensejahterakan warganya.
OBJEK WISATA UMBUL DESA PONGGOK