Anda di halaman 1dari 42

RPJMDES DESA KENTENG KEC. SUSUKAN KAB.

SEMARANG
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa yang selanjutnya disingkat
RPJM-Desa adalah dokumen perencanaan untuk periode 5 (lima) tahun yang
memuat arah kebijakan pembangunan desa, strategi pembangunan desa dan
program kerja desa dengan mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah.
Perencanaan pembangunan desa merupakan upaya untuk menjamin keterkaitan
dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan
pengawasan. Dengan demikian diharapkan pembangunan yang dilakukan di
desa dapat sesuai dengan kebutuhan, potensi dan kondisi masyarakat.
Selain itu Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa yang mendasarkan
pada aspek pemberdayaan dan partisipasi masyarakat merupakan suatu wujud
pembelajaran bagi masyarakat dan dapat menimbulkan perasaan memiliki
terhadap program pembangunan yang ada.
RPJM Desa Kenteng sebagai rencana induk untuk melakukan kegiatan
pembangunan desa, disusun oleh semua elemen masyarakat yang ada di Desa
Kenteng atau yang mewakilinya serta semua pihak yang berkepentingan.
Dokumen ini pula sebagai penjabaran dari visi dan misi Kepala Desa, juga
memuat kerangka ekonomi desa, arah kebijakan keuangan desa, strategi
pembangunan desa, kebijakan umum, dan disertai berbagai program kegiatan
dengan pendanaan yang bersifat indikatif.
Dokumen perencanaan ini dapat pula menjadi tolak ukur penilaian kinerja Kepala
Desa Kenteng dalam melaksanakan pemerintahan, pembangunan dan
pemberdayaan masyarakat selama jabatannya. Dengan demikian dokumen
RPJMDes ini sangat penting dan sudah seharusnya dimiliki setiap desa.
B. TUJUAN DAN MANFAAT
Disusunnya rencana pembangunan jangka menengah desa memiliki tujuan
sebagai berikut :
1. Untuk mengindentifikasi berbagai permasalahan dan potensi yang ada di Desa
Kenteng mencakup bidang pendidikan, kesehatan dan lingkungan, sarana dan
prasarana, ekonomi produktif, sosial budaya dan kelembagaan dan sosial
kependudukan.
2. Untuk menentukan peringkat masalah, pemecahan masalah serta prioritas
tindakan berdasarkan identifikasi permasalahan dan potensi.
3. Untuk menyusun rencana program pembangunan desa dalam jangka waktu
lima tahun berdasarkan bidang kegiatan.
4. Dengan demikian diharapkan dokumen perencanaan yang disusun dapat
dijadikan pedoman pemerintah desa dalam melaksanakan kegiatan
pembangunan bidang pemerintahan, bidang pembangunan maupun bidang
pemberdayaan masyarakat guna mewujudkan visi pemerintahan desa.

Adapun manfaat disusunnya rencana pembangunan jangka menengah desa


adalah sebagai berikut :
1. Untuk mewujudkan pembangunan desa sesuai dengan kebutuhan masyarakat,
potensi dan kondisi masyarakat.
2. Menciptakan rasa ikut memiliki dan tanggungjawab terhadap program
pembangunan.
3. Untuk memelihara dan mengembangkan hasil-hasil pembangunan.
4. Menumbuh kembangkan dan mendorong peran serta masyarakat dalam
pembangunan.
5. Menyediakan suatu tolak ukur untuk mengukur dan melakukan evaluasi
kinerja didalam pemerintahan desa.
6. Memudahkan seluruh jajaran pemerintah desa serta pihak-pihak terkait dalam
mencapai tujuan dengan menyusun program dan kegiatan secara terpadu,
tearah dan terukur.
C. LANDASAN
1. Undang-undang No. 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
No.104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No. 4421)
2. Undang-undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 No. 125, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia No. 4437)
3. Undang-undang No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 No. 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No. 4433)
4. Undang-undang No. 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional Tahun 2000-2025
5. Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 2001 Tentang Pembinaan dan Pengawasan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.
6. Peraturan Pemerintah No. 56 Tahun 2001 Tentang Pelaporan Penyelenggaran
Pemerintahan Daerah (Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No.
4124)
7. Peraturan Pemerintah No.72 Tahun 2005 Tentang Desa (Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia)
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 66 Tahun 2007 tentang Perencanaan
Pembangunan Desa
9. Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 5 Tahun 2009 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah ( RPJPD )Tahun 2005-2025
10. Peraturan Bupati No. 5 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Desa.
D. SISTEMATIKA
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa Kenteng Tahun 2011 s.d. 2015
disusun dengan sistematika sebagai berikut :
BAB
BAB
BAB
BAB

I PENDAHULUAN
II GAMBARAN UMUM DESA
III VISI DAN MISI
IV PERMASALAHAN, POTENSI dan PROGRAM PEMBANGUNAN

BAB V RENCANA PEMBANGUNAN DESA TAHUN 2011-2015


BAB VI PENUTUP
BAB II
GAMBARAN UMUM DESA
A. KONDISI FISIK
1. Letak Wilayah Desa
Desa Kenteng yang berada sekitar 43 Km arah selatan dari ibukota Kabupaten
Semarang memiliki aksesibilitas baik, mudah dijangkau dan terhubung dengan
daerah-daerah lain di sekitarnya oleh jalur transportasi jalan raya. Wilayah Desa
Kenteng merupakan salah satu desa pinggiran dari arah kabupaten Semarang.
Dilihat dari topografi, ketinggian wilayah Kenteng berada pada 765 m ketinggian
dari permukaan air laut dengan curah hujan rata-rata 2000 3000 mm/tahun,
serta suhu rata-rata per tahun adalah 23-29 C. Desa Kenteng disebelah utara
dilalui Sungai Kalongan yang merupakan perbatasan Desa Kemetul Kecamatan
Susukan. Keberadaan sungai dengan air yang mengalir sepanjang tahun di Desa
Kenteng tersebut membantu dalam menjaga kondisi permukaan air tanah.
Secara adiministrasi Desa Kenteng terletak di Kecamatan Susukan, Kabupaten
Semarang dengan batas sebelah utara yaitu Desa Kemetul, sebelah selatan yaitu
Desa Duren Kecamatan Tengaran, dan sebelah barat yaitu Cukil Kecamatan
Tengaran, serta sebelah timur dengan Desa Koripan. Wilayah Desa Kenteng
terdiri dari 7 Dusun, 7 RW, dan 30 RT yaitu:
No Nama Dusun Jumlah RW Jumlah RT
1 KRAJAN 1 6
2 SUKOREJO 1 3
3 TEGALSARI 1 4
4 NITEN 1 4
5 TALOK 1 5
6 KRAGOAN 1 4
7 DALAMAN 1 4
JUMLAH 7 30
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam peta sebagai berikut:
2. Luas Wilayah Desa
Desa Kenteng merupakan bagian dari wilayah Pemerintah Kecamatan Susukan
Kabupaten Semarang yang terletak di pinggir utara dengan luas wilayah 482.545
ha dengan kondisi tanah perbukitan.
3. Jumlah Penduduk
a. Berdasarkan jenis kelamin : 4.458 Jiwa
a. Laki laki : 2.293 Jiwa
b. Perempuan : 2.165 Jiwa
c. RTM : 336 KK
b. Jumlah Penduduk berdasarkan usia : 886 Jiwa
a. Usia 0-14 tahun : 2.454 Jiwa
b. Usia 15-49 tahun : 1.118 Jiwa
c. Usia 50 tahun ke atas : 4.458 Jiwa

c. Jumlah Kepala Keluarga : 1.264 KK


d. Pekerjaan Penduduk
a. Pegawai Negeri : 42 Orang
b. Swasta : 178 Orang
c. Petani punya sawah : 1.149 Orang
d. Buruh Tani : 571 Orang
e. Buruh bangunan : 178 Orang
f. Pedagang : 205 Orang
g. Lain-lain : 186 Orang
e. Tingkat Pendidikan
a. Tidak tamat SD / Tidak Sekolah : 62 Orang
b. Tamat SD : 1.602 Orang
c. Tamat SLTP : 1.401 Orang
d. Tamat SLTA : 493 Orang
e. Tamat D 1, 2, 3 : 28 Orang
f. Tamat Sarjana : 42 Orang
f. Pendapatan Perkapita Masyarakat : Rp. 10.000,- / Hari
g. Jumlah Kelompok yang mempunyai kegiatan Ekonomi : 7 Kelompok
4. Kondisi sarana / prasarana Desa saat ini
a. Jalan Tanah : 4.6 km
b. Jalan Keras : 8.8 km
c. Beton : 8 km
d. Jalan Aspal : 16.6 km
e. Lain lain () : km
5. Fasilitas Pendidikan yang ada :
a. Tamak Kanak-kanak : 3 Unit
b. SD / MI : 4 Unit
c. SMP / MTs : 1 Unit
6. Fasilitas Kesehatan yang ada :
a. Posyandu : 1 Unit
b. Polindes : Unit
c. Poli Klinik : Unit
d. Puskesmas Pembantu : 1 Unit
7. Potensi Desa :
a. Adanya Home Industri antara lain :
Gula Jawa hampir disetiap dusun
Keripik Pisang
Kerupuk Bawang
Pembuatan Tempe
Kripik Tempe
Gelek
Kacang Asangan
Kue Pia
b. Lahan Pertanian
c. Adanya Sarana Pendidikan tingkat menengah

8. Masalah di Bidang Pendidikan :


a. Kurangnya sarana dan prasarana yang memadahi
b. Banyak masyarakat yang tidak mampu untuk melanjutkan pendidikan ke
jenjang yang lebih tinggi
c. Kurangnya kesadaran masyarakat dalam bidang pendidikan
d. Masih adanya anak yang putus sekolah
9. Masalah di Bidang Kesehatan :
a. Kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan
b. Banyaknya rumah warga yang belum masuk dalam kategori rumah sehat
c. Banyaknya masyarakat yang belum memenuhi kriteria empat sehat lima
sempurna
d. Budaya masyarakat yang belum berprilaku hidup sehat
10. Pelaku PNPM MD Tingkat Desa : Kenteng
a. Kepala Desa : H. Sudarsono
b. Ketua BPD : Darmadi
c. Ketua LKMD : H. Sudjak Ahmadi
d. Ketua TPK : Giyanto, S.Ag
e. Sekkretaris TPK : Nur Habib, S.Kom
f. Bendahara TPK : Esti Robiah
g. KPMD Laki laki : Nuryanto, S.PdI
h. KPMD Perempuan : Purwaningsih
i. Tim Pemelihara Prasarana
11. Sumber Daya Alam
Desa Kenteng mempunyai beragam potensi perekonomian mulai dari pertanian,
perikanan, peternakan, serta potensi desa spt gula jawa, kripik pisang, krupuk
bawang, kripik tempe, kue pia dan masih banyak home industri yang lain.
Wilayah Desa Kenteng secara umum mempunyai ciri fisik penggunaan lahan
berupa lahan pertanian, terutama padi, Penjualan hasil pertanian biasanya
melalui tengkulak, tetapi ada juga patani yang menjual langsung kepada
konsumen di pasar.
Sektor pertanian berperan cukup besar dalam pembangunan suatu daerah, baik
peran langsung terhadap pembentukan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kabupaten Semarang, penyediaan lapangan kerja, sumber pendapatan
masyarakat, dan penciptaan ketahanan pangan, maupun peran tidak langsung
melalui penciptaan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan pembangunan dan
hubungan sinergis dengan subsektor dan sektor lain.
Selain pertanian, Desa Kenteng juga memiliki potensi di sektor perikanan,
perternakan, dan pertukangan. Di samping itu juga adanya pengelolaan pupuk
organik yang akan mendorong tumbuh kembangnya industri pupuk organik
secara menyeluruh yang diharapkan dapat menggerakkan kegiatan
perekonomian masyarakat, memperluas dan memeratakan lapangan kerja dan
kesempatan berusaha, meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan
masyarakat, mendukung perolehan Pendapatan Asli Desa Kenteng secara
optimal, serta membawa citra Desa di mata masyarakat di luar Desa Kenteng.
12. Karakteristik Desa
Perspektif budaya masyarakat di Desa Kenteng masih sangat kental dengan

budaya Jawa. Hal ini dapat dimengerti karena hampir semua desa di Kabupaten
Semarang masih kuat terpengaruh dengan adanya pusat kebudayaan Jawa yang
tercermin dari keberadaan Keraton Kasultanan maupun Pakualaman yang ada di
Yogyakarta. Dari latar belakang budaya, kita bisa melihat aspek budaya dan
sosial yang berpengaruh dalam kehidupan masyarakat. Di dalam hubungan
masyarakat di Desa Kenteng sebagian masyarakat sangat kental dengan tradisi
budaya Jawa seperti kenduri/kondangan yang sering dilaksanakan untuk
memperingati hari-hari besar maupun peringatan-peringatan lainnya.
Desa Kenteng memiliki kegiatan tradisional yang sudah menjadi kegiatan rutin
dan sudah menjadi agenda dari pemerintah Desa Kenteng yaitu Kegiatan
Upacara Adat yang dikenal dengan istilah merti deso
B. KONDISI EKONOMI
1. Struktur Perekonomian Desa
Struktur perekonomian Desa Kenteng terbagi menjadi beberapa sektor. Sektor
utama adalah sektor pertanian termasuk di dalamnya perikanan dan peternakan.
Untuk sektor perikanan didominasi di dusun yang berada di dataran rendah yaitu
Dusun Krajan, Dusun Sukorejo, dan Dusun Tegalsari dengan produk unggulan
berupa Perikanan Lele.
Sektor peternakan terdiri dari peternakan sapi, kerbau, kambing,
bebek/itik/Puyuh, dan ayam potong. Data mengenai potensi sektor peternakan
Desa Kenteng secara rinci dapat dilihat dalam tabel berikut :
Tabel potensi sektor peternakan Desa Kenteng tahun 2010
Jenis ternak Jumlah kandang Jumlah ekor rata-rata /kandang Jumlah total
Sapi 152 2 354
Kerbau 22 2 44
Kambing 160 3 480
Puyuh 1 5.000 5.000
Bebek/Itik 6 75 450
Ayam potong 11 7.500 80.500
Ayam Kampung 1.451 7 10.157
Sumber : Data Potensi Desa 2010
Dari tabel diatas terlihat bahwa ayam merupakan hewan ternak yang paling
banyak, hal ini disebabkan karena beternak ayam modalnya lebih terjangkau
oleh masyarakat dari pada ternak-ternak yang lain. Selain itu, hampir di setiap
keluarga mempunyai ayam karena harga ayam yang terjangkau dan
pemeliharanya mudah dan murah.
Potensi sektor kehutanan Desa Kenteng adalah pada jenis tanaman kayu jati,
dan tanaman pohon Sengon yang tersebar diseluruh Desa Kenteng baik yang
ditanam secara kelompok maupun ditanam sendiri oleh warga masyarakat.
Potensi sektor perkebunan di Desa Kenteng yang paling banyak berupa tanaman
Kopi, Cengkeh, Kelapa, dan Pisang yang hampir semua warga masyarakat Desa
Kenteng memiliki tanaman tersebut.
2. Lembaga-Lembaga Perekonomian Desa
Kegiatan perekonomian yang terdapat di Desa Kenteng di antaranya, kelompok
simpan pinjam disetiap RT dengan keanggotaan sekitar 40 orang. Selain itu,
terdapat berbagai macam usaha kelontong, anyaman bambu yang tersebar

disetiap Dusun yang ada di wilayah Desa Kenteng. selain itu juga banyak
kelompok-kelompok usaha perikanan, perkebunan, pengrajin, dan pertukangan.
Adapun di Desa Kenteng juga terdapat Usaha Keuangan Mikro (UKM), Koperasi,
dan Lembaga Keuangan diantaranya adalah :
a. Usaha Keuangan Mikro GAPOKTAN KARYA MANDIRI
b. Koperasi DHAMA SASANA
c. Koperasi WANITA TANI
d. Koperasi WANDANI
e. Lembaga Keuangan Desa
3. Kemampuan Keuangan Desa
Keadaan keuangan desa dan sumber-sumber keuangan desa tahun 2010 dapat
dijabarkan sebagai berikut:
PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA
DESA KENTENG KECAMATAN SUSUKAN
TAHUN ANGGARAN 2010
KODE URAIAN SEBELUM SETELAH BER KURANG BER TAMBAH
REK PERUBAHAN PERUBAHAN
1 PENDAPATAN 226.385.000 306.598.000 0 80.213.000
1,1 Pendapatan Asli Desa 113.710.000 113.710.000 0 0
1.1.1 Hasil Usaha Desa 2.250.000 2.250.000 0 0
1.1.1.1 Pemberian dan ligalisir Surat Keterangan 650.000 650.000 0 0
1.1.1.2 Badan Usaha Milik Desa 1.600.000 1.600.000 0 0
1.1.2 Hasil Pengelolaan Kekayaan Desa 75.450.000 75.450.000 0 0
1.1.2.1 Tanah Kas Desa 6.200.000 6.200.000 0 0
1.1.2.1.1 Tanah Bengkok Desa 68.000.000 68.000.000 0 0
1.1.2.1.2 Tanah Bondo Desa 1.200.000 1.200.000 0 0
1.1.2.2 Pasar Desa 50.000 50.000 0 0
1.1.2.3 Bangunan Desa 0 0 0 0
1.1.2.4 Lain-lain Kekayaan Milik Desa 0 0 0 0
1.1.3 Hasil Swadaya dan Partisipasi Masyarakat 22.010.000 22.010.000 0 0
1.1.4 Hasil Gotong-royong 14.000.000 14.000.000 0 0
1.1.5 Lain-lain Pendapatan Asli Desa yang sah 0 0 0 0
1,4 Bagian Dana Perimbangan Keuangan Pusat
dan Daerah 105.675.000 185.888.000 0 80.213.000
1.4.1 Bagi Hasil Pajak Daerah 0 0 0 0
1.4.2 Bagi Hasil Retribusi Daerah 0 0 0 0
1.4.3 DAUD 105.675.000 185.888.000 0 80.213.000
1,5 Bantuan Keuangan Pemerintah Provinsi, 7.000.000 7.000.000 0 0
Kabupaten/Kota dan Desa Lainya
1.5.1 Bantuan Keuangan Pemerintah 0 0 0 0

1.5.2 Bantuan Keuangan Pemerintah Provinsi


1.5.2.1 Percepatan Sarana dan Prasarana 5.000.000 5.000.000 0 0
1.5.2.2 Bantuan Sarana Arsip 2.000.000 2.000.000 0 0
1.5.3 Bantuan Keuangan Pemerintah Kabupaten/Kota 0 0 0 0
1.5.4 Bantuan Keuangan Desa Lainya 0 0 0 0
1,6 Hibah 0
1.6.1 Hibah
1.6.2 Hibah
1.6.3 Hibah
1.6.4 Hibah
1.6.5 Hibah

000
dari Pemerintah 0 0 0 0
dari Pemerintah Provinsi 0 0 0 0
dari Pemerintah abupaten/Kota 0 0 0 0
dari badan/Lembaga/organisasi swasta 0 0 0 0
dari Kelompok Masyarakat/Perorangan 0 0 0 0

1,7 Sumbangan dari Pihak Ketiga yang bersifat 0 0 0 0


tidak mengikat
1.7.1 0 0 0 0
JUMLAH PENDAPATAN 226.385.000 306.598.000 0 80.213.000
2 BELANJA DESA
2,1 Belanja Langsung 75.120.000 119.373.000 0 44.253.000
2.1.1 Belanja Perangkat Desa 2.060.000 3.030.000 0 970.000
2.1.1.1 Honorarium Pegawai/Perangkat Desa
2.1.1.1.1 Honorarium Panitia/Tim Pelaksana Kegiatan 870.000 1.160.000 290.000
2.1.1.1.2 Honorarium Pengelola Keuangan Desa 0 0 0 0
2.1.1.1.3 Honor KaDes, PJOK, PJAK, PANLAK DAUD 1.190.000 1.870.000 680.000
2.1.1.1.4 Honor BPD 0 0 0 0
2.1.1.1.5 Operasional BPD 0 0 0 0
2.1.2 Belanja Barang/Jasa 64.980.000 100.963.000 0 35.983.000
2.1.2.1 Belanja Bahan Habis Pakai 10.005.000 15.488.000 0 5.483.000
2.1.2.1.1 Belanja Alat Tulis Kantor 3.815.000 5.888.000 0 2.073.000
2.1.2.1.2 Belanja Alat Listrik dan Elektronik 900.000 900.000 0 0
2.1.2.1.3 Belanja Benda-benda Pos 250.000 500.000 0 250.000
2.1.2.1.4 Belanja Peralatan Pembersih dan Bhn Pembersih
300.000 500.000 0 200.000
2.1.2.1.5 Belanja Bahan Bakar Minyak/Gas 0 0 0 0
2.1.2.1.6 Belanja Pengisian Tabung Gas 300.000 400.000 100.000
2.1.2.1.7 Belanja Pengisian Air Minum 240.000 300.000 60.000
2.1.2.1.8 Belanja Bahan/Material 0 0 0 0
2.1.2.1.9 Belanja Rapat 4.200.000 7.000.000 2.800.000
2.1.2.2 Belanja Bahan/Material 25.320.000 45.320.000 0 20.000.000
2.1.2.2.1 Belanja Bahan Baku Bangunan 24.720.000 44.720.000 20.000.000
2.1.2.2.2 Belanja bahan / bibit tanaman 0 0 0 0
2.1.2.2.3 Belanja bibit ternak 0 0 0 0
2.1.2.2.4 Belanja bahan sembako 600.000 600.000

2.1.2.3 Belanja Jasa Kantor 500.000 500.000 0 0


2.1.2.3.1 Belenja telephon 0 0 0 0
2.1.2.3.2 Belanja Air 0 0 0 0
2.1.2.3.3 Belanja Listrik 200.000 200.000
2.1.2.3.4 Belanja Surat Kabar/Majalah 0 0 0 0
2.1.2.3.5 Belanja Kawat/Faksimail/Internet 0 0 0 0
2.1.2.3.6 Belanja Paket/Pengiriman 0 0 0 0
2.1.2.3.7 Belanja Sertifikasi 0 0 0 0
2.1.2.3.8 Belanja Jasa Dekorasi/Dokumentasi/Publikasi 0 0 0 0
2.1.2.3.9 Belanja Transportasi dan Akomodasi (Pihak III) 0 0 0 0
2.1.2.3.10 Belanja Jasa Pemasangan Listrik/Air/Telephon 0 0 0 0
2.1.2.3.11 Belanja Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) 300.000 300.000
2.1.2.4 Belanja Premi Asuransi 0 0 0 0
2.1.2.4.1 Belanja Premi Asuransi Kesehatan 0 0 0 0
2.1.2.4.2 Belanja Asuransi Barang Milik Desa 0 0 0 0
2.1.2.5 Belanja Perawatan Kendaraan Bermotor 500.000 500.000 0 0
2.1.2.5.1 Belanja Jasa Servis 75.000 75.000
2.1.2.5.2 Belanja Penggantian Suku Cadang 250.000 250.000
2.1.2.5.3 Belanja Bahan Bakar Minyak/Pelumas 150.000 150.000
2.1.2.5.4 Belanja Jasa KIR 0 0 0 0
2.1.2.5.5 Belanja STNK 25.000 25.000
2.1.2.6 Belanja Cetak dan Penggandaan 0 0 0 0
2.1.2.6.1 Belanja Cetak 0 0 0 0
2.1.2.6.2 Belanja Penggandaan (Foto Copy atau Jilid) 0 0 0 0
2.1.2.7 Belanja Sewa Rumah / Gedung 0 0 0 0
2.1.2.7.1 Belanja Sewa Gedung/Kantor/Tempat 0 0 0 0
2.1.2.7.2 Belanja Sewa Ruang Rapat/Pertemuan 0 0 0 0
2.1.2.8 Belanja Sarana Mobilitas 0 0 0 0
2.1.2.8.1 Belanja Sewa Sarana Mobilitas Darat 0 0 0 0
2.1.2.9 Belanja Sewa Alat Berat 0 0 0 0
2.1.2.9.1 Belanja Sewa Eskavator 0 0 0 0
2.1.2.9.2 Belanja Sewa Buldoser 0 0 0 0
2.1.2.9.3 Belanja Sewa Stoom Wals 0 0 0 0
2.1.2.10 Belanja Sewa Perlengkapan& Perltan Kantor 0 0 0 0
2.1.2.10.1 Belanja Sewa Meja Kursi 0 0 0 0
2.1.2.10.2 Belanja Sewa Generator 0 0 0 0
2.1.2.10.3 Belanja Sewa Tenda 0 0 0 0
2.1.2.10.4 Belanja Sewa Sound System 0 0 0 0
2.1.2.10.5 Belanja Sewa Komputer dan Printer 0 0 0 0
2.1.2.10.6 Belanja Sewa Software/System 0 0 0 0

2.1.2.11 Belanja Makan dan Minum 4.200.000 10.300.000 0 6.100.000


2.1.2.11.1 Belanja makan dan minum rapat 4.200.000 7.300.000 3.100.000
2.1.2.11.2 Belanja makan dan minum tamu 0 500.000 0 500.000
2.1.2.12 Belanja Pakaian Dinas dan Pakaian Kerja 0 2.500.000 0 2.500.000
2.1.2.12.1 Belanja Pakaian Dinas 0 0 0 0
2.1.2.12.2 Belanja pakaian olah raga 0 0 0 0
2.1.2.12.3 Belanja Pakaian Batik/Lurik 0 2.500.000 0 2.500.000
2.1.2.13 Belanja Perjalanan Dinas 600.000 1.000.000 0 400.000
2.1.2.13.1 Belanja perjalanan dinas dalam daerah 600.000 1.000.000 400.000
2.1.2.13.2 Belanja perjalanan dinas luar daerah 0 0 0 0
2.1.2.14 Belanja Kursus, Pelatihan, Bimbingan Teknis 0 1.000.000 0 1.000.000
2.1.2.14.1 Belanja kursus-kursus/ pelatihan singkat 0 0 0 0
2.1.2.14.2 Belanja bimbingan teknis 0 1.000.000 0 1.000.000
2.1.2.15 Belanja Pemeliharaan 23.855.000 26.855.000 0 3.000.000
2.1.2.15.1 Belanja pemeliharaan jalan 23.030.000 23.030.000
2.1.2.15.2 Belanja pemeliharaan jembatan 0 0 0 0
2.1.2.15.3 Belanja pemeliharaan gedung/ kantor 0 3.000.000 0 3.000.000
2.1.2.15.4 Belanja pemeliharaan alat-alat dan perlengkapan kantor 825.000
825.000
2.1.3 BELANJA MODAL 8.080.000 12.880.000 0 4.800.000
2.1.3.1 Belanja Modal Pengadaan Tanah 0 0 0 0
2.1.3.1.1 Belanja modal pengadaan tanah untuk kantor 0 0 0 0
2.1.3.1.2 Belanja modal pengadaan tanah untuk pertanian 0 0 0 0
2.1.3.2 Belanja Modal Pengadaan Alat-alat Angkut Darat Bermotor 0 0 0 0
2.1.3.2.1 Belanja modal pengadaan mobil 0 0 0 0
2.1.3.2.2 Belanja modal pengaadaan sepeda motor 0 0 0 0
2.1.3.3 Belanja Modal Pengadaan Alat-alat Angkutan Darat Tidak Bermotor 0 0 0
0
2.1.3.3.1 Belanja modal pengadaan gerobag 0 0 0 0
2.1.3.3.2 Belanja modal pengadaan sepeda 0 0 0 0
2.1.3.4 Belanja Modal Pengadaan Alat Angkut di atas Air bermotor dan tidak
bermotor 0 0 0 0
2.1.3.4.1 Belanja modal pengadaan speed boat 0 0 0 0
2.1.3.4.2 Belanja modal pengadaan perahu 0 0 0 0
2.1.3.4.3 Belanja modal pengadaan rakit 0 0 0 0
2.1.3.5 Belanja Modal Pengadaan Alat-alat Perbengkelan 0 0 0 0
2.1.3.5.1 Belanja modal pengadaan mesin las 0 0 0 0
2.1.3.5.2 Belanja modal pengadaan mesin bubut 0 0 0 0
2.1.3.5.3 Belanja modal pengadaan mesin kompressor 0 0 0 0
2.1.3.5.4 Belanja modal pengadaan peralatan perbengkelan dan pertukangan 0 0
00

2.1.3.6 Belanja Modal Pengadaan Alat-alat Peralatan Kantor 150.000 150.000 0 0


2.1.3.6.1 Belanja Modal pengadaan mesin ketik 0 0 0 0
2.1.3.6.2 Belanja modal pengadaan mesin hitung 150.000 150.000
2.1.3.6.3 Belanja modal pengadaan tabung pemadam kebakaran 0 0 0 0
2.1.3.7 Belanja Modal Pengadaan Perlengkapan Kantor 2.000.000 2.000.000 0 0
2.1.3.7.1 Belanja modal pengadaan almari 0 0 0 0
2.1.3.7.2 Belanja modal pengadaan brankas 0 0 0 0
2.1.3.7.3 Belanja modal pengadaan falling cabinet 2.000.000 2.000.000
2.1.3.7.4 Belanja modal pengadaan white board 0 0 0 0
2.1.3.7.5 Belanja modal pengadaan alat penunjuk waktu 0 0 0 0
2.1.3.7.6
Belanja pengadaan elektronik kantor
0
0
0
0
2.1.3.7.7 Belanja modal diesel, genset 0 0 0 0
2.1.3.7.8 Belanja modal tratak 0 0 0 0
2.1.3.7.9 Belanja modal Televisi 0 7.000.000 0 7.000.000
2.1.3.8 Belanja Modal Pengadaan Komputer 900.000 900.000 0 0
2.1.3.8.1 Belanja modal pengadaan komputer 0 0 0 0
2.1.3.8.2 Belanja modal pengadaan printer 900.000 900.000
2.1.3.8.3 Belanja modal pengadaan UPS / Stabilizer 0 0 0 0
2.1.3.9 Belanja Modal Pengadaan Mebeulair 1.000.000 2.500.000 0 1.500.000
2.1.3.9.1 Belanja modal pengadaan meja kerja 0 1.000.000 0 1.000.000
2.1.3.9.2 Belanja modal pengadaan meja rapat 0 0 0 0
2.1.3.9.3 Belanja modal pengadaan kursi kerja 1.000.000 1.500.000 0 500.000
2.1.3.9.4 Belanja modal pengadaan kursi rapat 0 0 0 0
2.1.3.9.5 Belanja modal pengadaan sofa/ meja kursi tamu 0 0 0 0
2.1.3.9.6 Pengadaan modal kerja rak buku 0 0 0 0
2.1.3.9.7 Belanja modal pengadaan podium 0 0 0 0
2.1.3.10 Belanja Modal Pengadaan Peralatan Dapur 0 0 0 0
2.1.3.10.1 Belanja modal pengadaan tabung gas 0 0 0 0
2.1.3.10.2 Belanja modal pengadaan kompr gas 0 0 0 0
2.1.3.10.3 Belanja modal pengadaan lemari makan 0 0 0 0
2.1.3.10.4 Belanja makan pengadaan dispenser 0 0 0 0
2.1.3.10.5 Belanja makan pengadaan rak piring 0 0 0 0
2.1.3.10.6 Belanja modal pengadan peralatan makan 0 0 0 0
2.1.3.11 Belanja Modal Pengadaan Ruangan / Rumah Tangga 4.030.000
6.530.000 0 2.500.000
2.1.3.11.1 Belanja modal pengadaan lampu hias 0 0 0 0
2.1.3.11.2 Belanja modal jam dinding 30.000 30.000
2.1.3.11.3 Belanja modal modal pengadaan korden 0 2.500.000 0 2.500.000

2.1.3.12 Belanja Modal Pengadaan Alat-alat Studio


2.1.3.12.1 Belanja modal pengadaan kamera 4.000.000 4.000.000 0 0
2.1.3.13 Belanja Modal Pengadaan Alat-alat Komunikasi 0 0 0 0
2.1.3.13.1 Belanja Modal Pengadaan Telephone 0 0 0 0
2.1.3.13.2 Belanja modal pengadaan faximili 0 0 0 0
2.1.3.13.3 Belanja pengadaan radio 0 0 0 0
2.1.3.14 Belanja Modal Pengadaan Alat Ukur 0 0 0 0
2.1.3.14.1 Belanja modal pengadaan kompas 0 0 0 0
2.1.3.14.2 Belanja modal pengadaan timbangan 0 0 0 0
2.1.3.15 Belanja Modal Pengadaan Buku/ Kepustakaan 0 800.000 0 800.000
2.1.3.15.1 Belanja modal Pengadaan Buku paraturan perudang-undangan 0
800.000 0 800.000
2.1.3.15.2 Belanja modal pengadaan buku ilmu pengetahuan umum 0 0 0 0
2.1.3.15.3 Belanja modal Pengadaan peta / atlas 0 0 0 0
2,2 Belanja Tidak Langsung 151.265.000 187.225.000 0 35.960.000
2.2.1 Belanja pegawai / penghasilan tetap 139.165.000 167.125.000 0 0
2.2.1.1 Gaji dan Tunjangan 79.050.000 79.050.000 0 0
2.2.1.2 Gaji Perangkat / Penghasilan tetap dari bengkok desa 75.450.000
75.450.000
2.2.1.3 Tunjangan Perangkat dari PADesa 0 0 0 0
2.2.1.4 Tunjangan Sekretaris Desa 3.600.000 3.600.000 0 0
2.2.1.2 Tambahan Penghasilan/ Bantuan Peningkatan Kesejahteraan Perangkat
Desa 56.465.000 84.425.000 0 27.960.000
2.2.1.2.1 Bantuan Peningkatan Kesejahteraan Kades dan Perangkat Desa
56.465.000 84.425.000 0 27.960.000
2.2.1.3 Belanja Anggota BPD 3.650.000 3.650.000 0 0
2.2.1.3.1 Belanja uang kehormatan/ tunjangan Anggota BPD 1.650.000
1.650.000 0 0
2.2.1.3.2 Belanja operasional/ penunjang kegiatan BPD 2.000.000 2.000.000 0 0
2.2.2 Belanja Hibah 10.500.000 15.500.000 0 5.000.000
2.2.2.1 Belanja hibah kepada BUMDes 0 0 0 0
2.2.2.2 Belanja hibah kepada Badan / Lembaga 0 0 0 0
2.2.2.3 Belanja hibah kepada Kelompok / lembaga masyarakat / anggota
masyarakat 5.500.000 5.500.000 0 0
2.2.2.4 Bantuan Linmas 0 2.000.000 0 2.000.000
2.2.2.5 Pembangunan Masjid 0 0 0 0
2.2.2.6 Pemilihan Kadus Sukorejo 0 0 0 0
2.2.2.7 PKK 5.000.000 8.000.000 0 3.000.000
2.2.3 Belanja Bantuan Sosial 1.600.000 2.600.000 0 1.000.000
2.2.3.1 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) 0 1.000.000 0 1.000.000
2.2.3.2 Belanja sosial kepada lembaga kemasyarakatan desa 0 0 0 0
2.2.3.3 Belanja bantuan sosial kepada kelompok masyarakat 0 0 0 0

2.2.3.4 Belanja bantuan sosial kepada anggota masyarakat 1.600.000 1.600.000


00
2.2.4 Belanja Bantuan Keuangan 0 2.000.000 0 2.000.000
2.2.4.1 Belanja bantuan keuangan kepada lembaga kemasyarakatan desa 0
2.000.000 0 2.000.000
2.2.5 Belanja Tidak Terduga 0 0 0 0
2.2.5.1 Keadaan darurat 0 0 0 0
2.2.5.2 Bencana alam 0 0 0 0
JUMLAH BELANJA 226.385.000 306.598.000 0 80.213.000
3 PEMBIAYAAN
3,1 Penerimaan Pembiayaan 0 0 0 0
3.1.1 Sisa lebih perhitungan anggaran (SiLPA) tahun anggaran sebelumnya
3.1.2 Pencairan anggaran dana cadangan 0 0 0 0
3.1.3 Hasil penjualan kekayaan desa yang dipisahkan
3.1.4 Penerimaan pinjaman desa 0 0 0 0
3.1.5 Penerimaan kembali pemberian pinjaman desa 0 0 0 0
3.1.6 Penerimaan piutang desa 0 0 0 0
3,2 Pengeluaran Pembiayaan 0 0 0 0
3.2.1 Pembentukan dana cadangan 0 0 0 0
3.2.2 Penyertaan modal (investasi) Pemerintah Desa 0 0 0 0
3.2.3 Pembayaran pokok utang 0 0 0 0
3.2.4 Pemberian pinjaman desa 0 0 0 0
JUMLAH PEMBIAYAAN 0 0 0 0
4. Prasarana dan sarana ekonomi
Prasarana dan sarana ekonomi yang terdapat di Desa Kenteng yaitu 1 buah
Pasar Desa yang terdiri dari 10 kios, 66 buah warung. Sarana-sarana ekonomi
tersebut sangat bermanfaat bagi penduduk di Desa Kenteng sehingga
keberadaanya sangat dibutuhkan oleh masyarakat Kenteng. Dimana keberadaan
fasilitas ekonomi ini menjadi motor penggerak perekonomian desa dan
membantu pemenuhan kebutuhan masyarakat.
C. KONDISI SOSIAL BUDAYA
1. Kependudukan
Berdasarkan hasil pendataan Potensi Desa Data Penduduk Desa Kenteng tahun
2010, jumlah penduduk yang tercatat secara administrasi, jumlah total 4.458
jiwa, dengan rincian jumlah penduduk berjenis kelamin laki-laki adalah 2.293
jiwa, sedangkan yang berjenis kelamin perempuan sejumlah 2.165 jiwa. Jumlah
Kepala Keluarga di Desa Kenteng adalah 1.241 Kepala Keluarga.
Sedangkan jumlah migrasi penduduk di Desa Kenteng adalah sebanyak 128
orang dengan rincian jumlah penduduk datang laki-laki 38 orang, perempuan 46
orang dan jumlah penduduk pindah/keluar laki-laki 22 orang, perempuan 22
orang.

2. Kesehatan
Kesehatan adalah sesuatu yang penting yang dapat mencerminkan tingkat
kesejahteraan masyarakat. Berdasarkan data potensi Desa Kenteng tahun 2010,
maka dapat dilihat fasilitas-fasilitas kesehatan yang ada dan dimanfaatkan oleh
masyarakat, seperti jumlah puskesmas sebanyak 1 buah, jumlah posyandu balita
sebanyak 7 buah.
3. Kesejahteraan Sosial
Kesejahteraan sosial dapat dlihat dari pemberdayaan kelembagaan yang ada di
Desa Kenteng, seperti LPMD (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa), BPD
(Badan Permusyawaratan Desa), KPMD (Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa),
TP2K (Tim Pengelola dan Pengendali Kegiatan) dan PKK. Melalui lembagalembaga tersebut diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan sosial
dengan program-programnya.
KPMD (Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa) dan TP2K (Tim Pengelola dan
Pengendali Kegiatan) merupakan bagian dari PNPM yang merunjuk pada
pemberantasan kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat melalui Lembaga ini
di harapkan dapat meningkatkan perekonomian serta kesejahteraan masyarakat.
Sedangkan Lembaga yang beranggotan dari partisipasi ibu-ibu yaitu lembaga
PKK, melalui lembaga ini aspirasi dan pemberdayaan perempuan ditingkatkan
untuk mencapai kesetaraan Gender. Aktivitas lembaga ini meliputi, simpan
pinjam, demo masak, dan sebagainya.
4. Pendidikan
Pendidikan merupakan upaya dasar untuk menyiapkan peserta didik melalui
bimbingan, pengajaran, dan atau peranannya di masa yang akan datang.
Pendidikan adalah satu hal penting dalam memajukan tingkat kesejahteraan
pada umumnya, dan tingkat perekonomian pada khususnya. Dengan tingkat
pendidikan akan mendorong tumbuhnya keterampilan kewirausahaan. Dan pada
gilirannya mendorong munculnya lapangan pekerjaan baru. Dengan sendirinya
akan membantu program pemerintah untuk pembukaan lapangan kerja baru
guna mengatasi pengangguran. Pendidikan biasanya akan dapat mempertajam
sistematika pikir atau pola pikir individu, selain itu dapat mempermudah
penerimaan informasi yang lebih maju.
Peran pendidikan dalam pembangunan sangat penting dalam rangka upaya
penyiapan sumber daya manusia yang berkualitas, mampu berkompetisi dalam
tatanan kehidupan global serta menghadapi persaingan dimasa depan. Dalam
bidang pendidikan ini kita menyadari bahwa Desa Kenteng masih dihadapkan
pada berbagai persoalan yang menyangkut kualitas yang masih
memprihatinkan. Banyak faktor yang mempengaruhi kondisi tersebut, antar lain
mutu guru, sarana dan prasarana yang ada, manejemen pendidikan dan
peranserta masayarakat. Namun disisi lain program-program pelayanan
pendidikan yang dikembangkan antar pemerintah dan masyarakat secara
bertahap sedang berupaya meningkatkan pelayanan kegiatan belajar mengajar.
Untuk mengetahui lebih lanjut keadaan bidang pendidikan, di bawah ini terdapat
tabel yang menunjukkan kondisi pendidikan secara umum di Desa Kenteng:Tabel
Jumlah Jenis Fasilitas Pendidikan Desa Kenteng
No Jenis Gedung Jml Siswa Jumlah Guru
1 PAUD 2 51 4

2 TK / RA 3 56 8
3 SD / MI 4 380 40
4 MTs 1 160 19
5 SMA 1 118 18
6 PONPES 3 130 28
7 TPQ 3 210 15
Jumlah 17 1105 132
Selain fasilitas tersebut, masih terdapat fasilitas pelayanan publik yang ada di
Desa Kenteng berupa Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) yaitu sekolah
Minggu untuk agama Budha yang mempunyai warga belajar sebanyak 61 orang.
5. Ketenagakerjaan
Mata pencaharian penduduk sangat berpengaruh terhadap kesejahteraan
penduduk. Semakin bagus mata pencaharian maka semakin sejahtera penduduk
tersebut. Mata Pencaharian penduduk Desa Kenteng beraneka ragam.
Diantaranya adalah :
a. Pegawai Negeri : 42 Orang
b. Swasta : 178 Orang
c. Petani punya sawah : 1.149 Orang
d. Buruh Tani : 571 Orang
e. Buruh bangunan : 178 Orang
f. Pedagang : 205 Orang
g. Lain-lain : 186 Orang
Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa sebagian besar penduduknya
bekerja sebagai buruh tani, yaitu 1.149 jiwa. Hal ini disebabkan karena adanya
sistem fragmentasi lahan pertanian yaitu adanya sistem pewarisan lahan
pertanian sehingga semakin lama lahan pertanian yang dimiliki oleh petani
semakin kecil dan tidak subur sehingga para petani gurem tersebut tidak bisa
mengandalkan pencaharian dari hasil pertaniannya, sehingga banyak warga
masyarakat yang menambah penghasilan dengan usaha lain maupun dengan
menambah garapan lahan dengan cara menjadi buruh tani.
6. Kesenian dan Kebudayaan
Di desa Kenteng ini terdapat beberapa jenis kesenian daerah yang masih ada
sampai sekarang. Kesenian jathilan merupakan kesenian asli daerah Kenteng.
Selain hal tersebut penduduk di Desa Kenteng banyak yang masih tertarik
dengan kesenian jathilan sehingga sampai saat ini keberadaan kesenian jathilan
masih exist Selain itu, masyarakat juga masih mempertahakan adat seperti;
masih menjalankan berbagai upacara tradisi yang berkaitan dengan daur hidup
atau live circle, diantaranya adalah :
1. Upacara Mitoni, yaitu selamatan pada saat usia kehamilan mencapai genap
tujuh bulan.
2. Upacara puputan, yaitu upacara selamatan pada saat tali pusar bayi sudah
lepas/ mengering.
3. Jagongan, yaitu acara wungon ( tidak tidur semalam suntuk )atau bertandang
di rumah keluarga yang baru melahirkan bayi pada malam hari selama kurang
lebih 7 malam ( satu minggu ).
4. Selapanan, yaitu acara kenduri atau Selamatan bertepatan dengan usia bayi

35 ( tiga puluh lima hari ) sebagai ungkapan rasa syukur .


5. Upacara kematian, dari surtanah, upacara kenduri tiga hari, tujuh hari, 40 hari,
setahun, dua tahun sampai 1000 hari.
6. Upacara khitanan, yaitu tanda bahwa anak lelaki sudah mulai menginjak aqil
balig berangkat menjadi laki-laki dewasa .
7. Upacara merti dusun atau Derti Desa, yaitu upacara adat guna mengucapkan
syukur kepada Tuhan YME supaya dijauhkan dari berbagai macam penyakit dan
diberikan hasil yang banyak dari hasil pertanian.
8. Upacara pernikahan, dengan berbagai urutan pernak pernik tradisi jawa,
seperti siraman, midodareni, ijab, panggih dan resepsi.
Desa Kenteng mempunyai sebuah peninggalan Gedung pertemuan yang terletak
di Dusun Krajan Desa Kenteng yang disebut dengan Balai Desa.
7. Agama
Jumlah penduduk berdasarkan agama/penghayat terhadap Tuhan Yang Maha
Esa, adalah sebagai berikut:
Islam : 70 %
Kristen : 0.4 %
Katholik : 0 %
Hindu : 0 %
Budha : 29.6 %
Mayoritas penduduk di Desa Kenteng menganut agama Islam yaitu sebesar 70 %
dan sedang untuk Agama Kristen sebesar 0.4 % dan untuk Agama Budha
sebesar 29.6 % dan tidak ada penduduk yang beragama Hindu dan Khatolik.
8. Sejarah Desa
Nama Kenteng berasal dari sebuah kisah pertarungan antara Kiai Kebo Pelet
( seorang dari keluarga kraton Mataram) yang mewakilkan ajudannya yang
bernama Kiai Potro Joyo yang menggunakan senjata Lumpang dan Alu (alat
penumbuk padi dari batu) dengan pendatang yang mumpuni dari Desa Beji yang
menggunakan senjata lesung (alat penumbuk padi dari kayu berbentuk
memanjang). Dan dalam pertarungan tersebut dimenangkan oleh Kiai Potro Joyo
dengan senjatanya yaitu Lumpang dengan nama Lumpang Kenteng.
Dan dengan kemenangan tersebut senjata dari Kiai Potro Joyo bisa pulang sendiri
dan Alu (alat penumbuk) di buat sabuk oleh Kiai Potro Joyo, sehingga sampai
sekarang disebut dengan Kiai Sabuk Alu. Berangkat dari kisah tersebut maka
Lumpang Kenteng dijadikan sebagai nama Desa yaitu Desa Kenteng.
Saat ini perangkat desa terdiri dari :
1. Kepala Desa
2. Sekretaris Desa
3. Kaur Pemerintahan
4. Kaur Pembangunan
5. Kaur Kesejahteraan Rakyat
6. Kasi Keuangan
7. Kasi Umum
8. Kepala Dusun
Selanjutnya kepala desa yang pernah memimpin yakni :

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Kades
Kades
Kades
Kades
Kades
Kades

I : H. Abdul Fatah (. 1926 )


II : Kerto Didjojo (1926 -1979)
III : Roesmanto (1980 1989)
IV : Soegeng Soetedjo (1990 1999)
V : Thoha ( 1999 2007)
VI : H. Sudarsono (2007 sekarang)

Sehingga dari awal terbentuknya Desa Kenteng, desa ini baru dipimpin oleh
enam orang kepala desa.
BAB III
VISI DAN MISI
A. DASAR FILOSOFIS
Penyusunan rencana pembangunan jangka menengah memerlukan suatu filosofi
yang memiliki wawasan yang luas yang mampu menjadi pedoman bagi desa
dalam menentukan visi, misi dan arah pembangunan. Filosofi harus digali dari
filosofi luhur yang tumbuh dan berkembang di masyarakat. Dalam hal ini dasar
filosofi yang dapat digunakan adalah Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madyo
Mangun Karso, Tutwuri Handayani yang memiliki makna sebagai berikut :
Ing Ngarso Sung Tulodho : implementasi dari seorang pemimpin / tokoh /
perangkat yang harus mempunyai moralitas yang luhur sehingga harus mampu
memberikan contoh/teladan dalam segala kegiatan untuk mencapai
kesejahteraan masyarakat.
Ing Madyo Mangun Karso : sebagai warga masyarakat harus menjunjung tinggi
dan melaksanakan jiwa kebersamaan, kegotongroyongan, bahu membahu dalam
pelaksanaan kegiatan yang sudah direncanakan bersama.
Tutwuri Handayani : seluruh elemen masyarakat yang ada harus memberikan
dorongan/support pada suatu kegiatan agar pelaksanaan kegiatan yang sudah
direncanakan dapat dilaksanakan dengan baik.
Berdasarkan filosofi tersebut rencana pembangunan jangka menengah Desa
Kenteng selama 5 tahun dapat disepakati bersama yang tertuang dalam visi dan
misi pembangunan Desa Kenteng.
B. VISI
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa Tahun 2010-2014 menetapkan
visi yang merupakan cita-cita yang ingin dicapai, yaitu : Kenteng membangun
Masyarakat Agamis Berwawasan Mandiri dan Tangguh berbasis pada usaha
Pertanian, Perikanan dan Peternakan menjadi desa yang Maju dan Sejahtera
(KENTENG MAWAS DARMA). Penjelasan visi adalah sebagai berikut:
MASYARAKAT AGAMIS : Maknanya bahwa Desa Kenteng ingin membangun
masyarakat yang memiliki perilaku dan sifat sesuai dengan yang diajarkan
didalam agama
MASYARAKAT BERWAWASAN : Maknanya bahwa Desa Kenteng ingin membangun
masyarakat yang memiliki kemauan untuk memperluas pengetahuan sehingga
mampu mendorong kesejahteraan diri, keluarga dan masyarakat
MASYARAKAT MANDIRI : Maknanya bahwa Desa Kenteng ingin membangun
masyarakat yang mandiri dengan asas swadaya dan gotong royong untuk
membangun kehidupan yang lebih baik

MASYARAKAT TANGGUH : Maknanya Desa Kenteng ingin membangun masyarakat


yang memiliki jiwa pekerja keras, tidak pantang menyerah dalam menghadapi
kerasnya kehidupan
MAJU DAN SEJAHTERA : Maknanya melalui masyarakat yang agamis berwawasan
mandiri dan tangguh berbasis pada usaha pertanian, perikanan dan peternakan
akan mampu mendorong masyarakat untuk hidup lebih maju dan sejahtera
Sedangkan berbasis pada usaha pertanian, perikanan dan peternakan memiliki
makna bahwa Desa Kenteng dalam mencapai kehidupan yang maju dan
sejahtera memaksimalkan potensi pertanian, perikanan dan peternakan yang
ada. Hal ini dikarenakan sebagian besar penggunaan lahan yang ada digunakan
dalam bidang pertanian serta potensi perikanan dan peternakan yang melimpah
belum termanfaatkan secara optimal.
C. MISI
Misi Desa Kenteng merupakan penjabaran yang lebih operasional dari visi.
Dengan mempertimbangkan potensi dan permasalahan yang ada di Desa
Kenteng maka disusunlah misi untuk mencapai visi yang telah ditetapkan
sebagai berikut :
1. Mendorong serta mendukung berbagai kegiatan keagamaan yang ada di
masyarakat.
2. Membangun dan mendorong terciptanya pendidikan yang murah, berkualitas
dan mudah diakses oleh semua warga.
3. Menggali sumber-sumber pandapatan potensial desa yang ditujukan untuk
kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.
4. Membangun industri kecil dan menengah serta kerajinan rakyat yang
bertumpu pada potensi ekonomi daerah.
5. Membangun serta mendorong kemitraan dalam upaya pengembangan
terutama dalam bidang pertanian, perikanan dan peternakan.
6. Menjamin terciptanya pembangunan yang berkelanjutan dengan
memperhatikan aspek kebencanaan.
7. Meningkatkan dan mendorong sikap masyarakat yang bertanggung jawab,
ramah dan mandiri.
8. Menumbuhkan semangat gotong royong masyarakat dalam membangun desa.
9. Mendorong keikutsertaan masyarakat dalam berbagai program desa baik dari
aspek perencanaan maupun pelaksanaan.
D. STRATEGI
Untuk mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan sebelumnya maka
dibutuhkan strategi-strategi untuk mencapai hal tersebut. Adapun strategi yang
disusun pada dokumen rencana pembangunan jangka menengah Desa Kenteng
dalam upaya merealisasikan visi dan misi terdiri atas tiga hal yakni Bina
Infrastruktur, Bina Ekonomi dan Bina Sosial atau dengan kata lain strategi yang
digunakan adalah TRI BINA dengan penjelasan sebagai berikut :
1. Bina Infrastruktur
Pembangunan infrastruktur secara berkala untuk menunjang kemajuan desa
dengan mengedepankan transparansi dana, keikutsertaan masyarakat serta
asas keberlanjutan. Selain itu infrastruktur yang ada sebelumnya secara berkala

dilakukan perbaikan dan pemeliharaan agar dapat digunakan bersama dan


bertahan dalam waktu yang lama.
2. Bina Ekonomi
Perekonomian masyarakat memanfaatkan potensi sumberdaya lokal dengan
dukungan pemerintah setempat terutama dalam hal bantuan modal, pembinaan
serta upaya membangun jaringan dengan pihak luar. Dengan demikian
masyarakat dapat mandiri dalam membangun perekonomiannya tanpa harus
selalu bergantung dengan bantuan maupun pihak luar.
3. Bina Sosial
Kehidupan sosial memiliki peran penting dalam membangun masyarakat. Jiwa
kegotongroyongan merupakan modal yang harus tetap dipertahankan ditengah
arus globalisasi. Selain itu pendidikan menjadi fokus untuk membangun
masyarakat yang berwawasan. Selain itu dukungan dan pembinaan terhadap
kehidupan beragama akan menciptakan masyarakat yang berakhlak dan
lingkungan yang aman sejahtera.
BAB IV
PERMASALAHAN, POTENSI dan PROGRAM PEMBANGUNAN
A. PERMASALAHAN DAN POTENSI
A.1. Identifikasi/Penggalian
Dalam Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa Kenteng
didasarkan pada permasalahan dan potensi yang ada di masing-masing dusun
dengan melakukan penjaringan yang dilaksanakan oleh seluruh masyarakat baik
lembaga maupun tokoh-tokoh masyarakat untuk memberikan masukkan. Oleh
karena itu dalam pengidentifikasian/penggalian permasalahan maupun potensi
dilakukan melalui :
1. Pemetaan / Sketsa / Potret Desa
Penggalian permasalahan dan potensi dilakukan melalui berbagai peta yang
disusun. Dengan melihat peta tersebut dengan mudah kita dapat mengetahui
permasalahan tersebut terletak di wilayah mana, Misalnya dari pembuatan peta
jalan dapat diketahui gambaran umum dari kondisi jalan yang ada di desa
tersebut. Selain itu melalui peta dapat dikaji mengenai dampak dari posisi
geografis desa misalnya terkait dengan aksesibilitas.
2. Kalender Musim
Kalender musim desa merupakan salah satu metode untuk menggali potensi dan
masalah desa khususnya yang terkait dengan masalah yang terjadi pada musim
tertentu. Dengan adanya kalender musim diharapkan masalah-masalah yang
ada di desa pada suatu musim tertentu akan bisa terungkap sehingga bisa dicari
alternatif pemecahan masalah yang tepat dan sesuai sasaran mengacu pada
potensi desa yang ada agar potensi tersebut pada akhirnya bisa dimanfaatkan
semaksimal mungkin untuk mengatasi masalah yang ada di desa tersebut.
3. Bagan Kelembagaan
Bagan kelembagaan merupakan salah cara untuk menggali permasalahan yang
ada di tingkat kelembagaan baik tingkat Rt, RW, Dusun dan Desa sehingga
dengan berbagai masukan yang ada dapat diketahui permasalahn yang

berkaitan dengan kelembagaan yang ada. Dengan demikian arah pembangunan


yang berkaitan dengan permasalahan kelembagaan dapat diketahui, karena
lembaga merupakan intitusi / kelompok yang sangat mendukung percepatan
perkembangan pembangunan disuatu wilayah
A.2 PENGELOMPOKAN MASALAH
A.2.1. Permasalahan dan Potensi Dari Kalender Musim
Pada penyusunan RPJM Desa Kenteng ini pada tabel kalender musim tanda
bintang menunjukkan seberapa kuat intensitas masalah tersebut terjadi pada
suatu bulan tertentu. Semakin banyak bintang menunjukkan semakin tinggi
tingkat intensitas masalah tersebut terjadi pada bulan tertentu. Bila pada bulan
lainnya tidak terdapat tanda bintang, hal itu menunjukkan masalah itu tidak
terjadi pada bulan tersebut.
Tabel 4.1 : Kalender Musim
Desa Kenteng Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang
No Masalah Kegiatan Keadaan Panca Roba Musim Kemarau Musim Penghujan
Mar Apr Mei Jun Jul Ags Spt Okt Nov Des Jan Feb
1 Menyusutnya debit air yang berpengaruh pada sektor pertanian * *** ** *
*
2 Air untuk irigasi sangat kurang
*** ** *
3 Kekeringan menimbulkan tanah sulit untuk ditanami ***
4 Hasil panen merosot ** ***
5 Hasil panen sering gagal *** *
6 Berkembangnya bibit penyakit dan serangga yang merugikan manusia dan
dapat menimbulkan penyakit * ** *** * * * ** ***
7 Menurunnya kualitas pakan ternak yang berasal dari tumbuhan karena
kekurangan suplai air * *** ** * *
10 Kurangnya sanitasi lingkungan, sehingga menimbulkan pencemaran
lingkungan * ** *** **
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa ada beberapa masalah yang timbul terkait
dengan adanya musim baik itu musim kemarau, musim penghujan, maupun
musim pancaroba. Masalahnya antara lain adalah sebagai berikut : Menyusutnya
debit air pada musim kemarau. Menyusutnya air disebabkan karena rendahnya
intensitas curah hujan pada musim kemarau. Akibatnya pada musim kemarau air
untuk irigasi sangat kurang. Hal tersebut berpengaruh pada sektor pertanian
karena air sangat dibutuhkan untuk pengairan sawah. Selain itu kekeringan
menyebabkan tanah sulit untuk ditanami.
Disamping itu karena minimnya suplai air pada musim kemarau untuk tanaman
pertanian, hal itu menyebabkan sering terjadinya kemerosotan hasil panen pada
musim kemarau dan jika suda sampai pada level yang sangat parah bisa terjadi
kegagalan panen. Kualitas pakan ternak yang berasal dari tumbuhan juga
menurun pada muaim kemarau karena kekurangan suplai air.
Sektor perikanan pun tidak lepas dari masalah keterbatasan air ketika musim
kemarau. Akibatnya pada musim kemarau terjadi kurangnya suplai air untuk

pemeliharaan perikanan air tawar.


Pada musim pancaroba, masalah yang terjadi berbeda dengan masalah yang
terjadi pada musim kemarau. Pada musim pancaroba bibit penyakit dan
serangga yang merugikan manusia berkembang dan dapat menimbulkan
penyakit. Meskipun demikian, Desa Kenteng bukan merupakan desa dengan
penyakit endemik tertentu. Selain itu pada saat pancaroba / pertengahan musim
tanam kadang tanaman padi yang sudah mulai berisi sering diserang hama tikus
sehingga mengakibatkan penurunan bahkan gagal panen.
Selain penggalian masalah dengan menggunakan metode kalender musim, perlu
juga dilakukan penggalian potensi terkait dengan masalah tersebut untuk
mengetahui potensi apa yang bisa dimanfaatkan untuk mengatasi masalah
tersebut. Adapun perinciannya adalah sebagai berikut :
Tabel 4.2 : Daftar Masalah dan Potensi Kalender Musim
No Masalah Potensi
1 Menyusutnya debit air pada musim kemarau, yang berpengaruh pada sektor
pertanian Sapras irigasi memadai
Swadaya tenaga masyarakat
Dinas dan penyuluh
2 Pada musim kemarau air untuk irigasi sangat kurang Sapras irigasi memadai
Swadaya tenaga masyarakat
Sumber mata air di luar desa
3 Kekeringan menimbulkan tanah sulit untuk ditanami Dinas Pertanian
PPL
4 Pada musim kemarau hasil panen sering gagal Lahan luas
Sapras irigasi memadai
Kelompok tani
5 Berkembangnya bibit penyakit dan serangga yang merugikan manusia dan
dapat menimbulkan penyakit saat pancaroba Puskesmas
Posyandu
Apotek hidup
6 Menurunnya kualitas pakan ternak yang berasal dari tumbuhan karena
kekurangan suplai air pada musim kemarau Pakan ternak non tumbuhan
Dinas pertanian
7 Kurangnya suplai air untuk pemeliharaan perikanan air tawar pada musim
kemarau Bendungan
Sumber air dari daerah lain
8 Kurangnya sanitasi lingkungan, sehingga menimbulkan pencemaran
lingkungan pada musim penghujan Adanya swadaya masyarakat dalam bentuk
dana dan tenaga
Lahan
Kebanyakan masalah pada musim kemarau terkait pada kurangnya air baik
untuk kegiatan di sektor pertanian, perikanan maupun untuk kebutuhan rumah
tangga. Kurangnya air untuk pertanian kadang menyebabkan gagal panen atau
jumlah panenan yang merosot baik panen dibidang pertanian maupun
perikanan. Musim kemarau juga menyebabkan menurunnya kualitas pakan

ternak yang berasal dari tumbuhan karena kekurangan suplai air.


Untuk mengatasi masalah tersebut perlu digali pula potensi-potensi yang ada.
Potensi yang ada di Desa Kenteng harus diberdayakan semaksimal mungkin agar
potensi ini dapat dimanfaatkan sesuai tujuan. Beberapa potensi yang telah ada
diantaranya adalah adanya sarana prasarana irigasi yang memadai.
Swadaya tenaga masyarakat dan partisipasi masyarakat juga tinggi untuk
membangun daerahnya. Hal-hal tersebut merupakan suatu modal pembangunan
yang cukup potensial untuk dikembangkan guna menyelesaikan permasalahan
yang ada. Dinas penyuluhan dan PPL merupakan pihak yang membantu dalam
memberikan penyuluhan dan pengetahuan kepada para petani untuk dapat
bekerja dengan lebih baik.
A.2.2 Identifikasi/Penggalian
Dari berbagai metode tersebut, maka didapatkan berbagai potensi dan
permasalahan yang ada di Desa Kenteng sebagai berikut :
a. Bidang Pendidikan
Pendidikan merupakan simbol dari Sumber Daya Manusia (SDM), sehingga dapat
dikatakan bahwa orang yang berpendidikan merupakan SDM yang berkualitas.
Saat ini kondisi pendidikan di Indonesia masih memprihatinkan, terutama
menyangkut masalah biaya sekolah. Sehingga dilema pendidikan sering dialami
oleh penduduk tingkat bawah. Selain karena faktor biaya, masih banyak juga
masyarakat yang beranggapan bahwa pendidikan sampai pada tingkat atas
bukan merupakan hal yang penting, sehingga banyak orang yang memutuskan
untuk tidak melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi.
Hal ini kemudaian memunculkan permsalahan pengangguran, karena
sebenarnya mereka merupakan usia produktif. Banyak dari mereka yang hanya
bekerja seadanya, banyak diantaranya hanya menjadi buruh lepas. Masalah
pendidikan yang rendah ini juga berpengaruh terhadap jiwa kewirausahaan.
Semakin minim pendidikan seseorang, maka biasanya jiwa kewirausahaannya
juga semakin rendah, sehingga sangat sulit untuk membangun perekonomian.
Bidang pendidikan merupakan bagian dari RPJMDes karena pendidikan
merupakan aspek yang sangat penting dalam pembangunan. Oleh karena itu,
dalam penyusunan perencanaan pembangunan, perlu memperhatikan berbagai
persoalan mengenai aspek pendidikan. Secara makro, kondisi pendidikan
masyarakat di Desa Kenteng sudah cukup baik. Namun secara mikro bidang
pendidikan di Desa Kenteng masih mempunyai banyak masalah. Sebagian besar
masalah yang ada adalah mengenai beratnya biaya pendididkan karena tingkat
perekonomian masyarakat yang lemah.
Dari berbagai masalah yang ada, dapat dilihat pula berbagai potensi ataupun
peluang yang diperkirakan dapat mengatasi masalah yang terjadi. Salah satunya
adalah adanya bantuan BOS (Bantuan Operasional Sekolah), yang diharapkan
mampu mengurangi tingkat putus sekolah bagi penduduk miskin. Untuk lebih
jelasnya mengenai masalah pendidikan di Desa Kenteng, dapat dilihat pada tabel
di bawah ini:
Tabel 4.3 : Potensi dan Permasalahan Bidang Pendidikan

No Masalah Potensi Lokasi


1 Kurang biaya untuk kuliah/ meneruskan ke perguruan tinggi Minat untuk
meneruskan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi cukup besar
Adanya Program pelatihan dan penyuluhan keterampilan yang diselenggarakan
oleh Pemerintah Desa dan Dinas terkait
Bantuan dana dari donator
Penduduk Se Desa Kenteng
2 Kebanyakan lulusan SLTA/SMK lebih memilih bekerja dari pada meneruskan
sekolah
Adanya Program pelatihan dan penyuluhan keterampilan dan kewirausahaan
yang diselenggarakan oleh Pemerintah Desa dan Dinas terkait
Adanya kredit lunak dan pinjaman dari koperasi dan pemerintah untuk memulai
usaha di desa Kenteng. Seluruh Penduduk Desa Kenteng
3 Belum ada jam belajar masyarakat
Lahan dan tempat tersedia untuk pembuatan plang jam belajar masyarakat
Partisipasi masyarakat terutama perangkat Dusun untuk mendukung program
Adanya jam belajar masyarakat sampai tingkat RT Seluruh Dusun
4 Hampir seluruh warga masyarakatnya berhenti di SMA yang mengakibatkan:
Tidak adanya keahlian khusus
Sulit mendapat pekerjaan
Kurang efektifnya masa pendidikan karena mata pencaharian setelah mereka
lulus SMA hanya sebagai petani
Kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan tinggi
Jarak sekolah dengan dusun dekat
Seluruh Dusun
b. Bidang Kesehatan dan Lingkungan
Kesehatan dan lingkungan merupakan dua hal yang sangat terkait erat.
Sehingga dapat dikatakan bahwa kondisi lingkungan yang sehat, kondusif dan
nyaman akan berpengaruh langsung terhadap kesehatan masyarakat yang ada
di dalamnya. Semakin baik kesehatan dan kualitas lingkungan suatu masyarakat
maka akan berpengaruh baik juga terhadap kualitas SDM yang ada di dalamnya.
Untuk itu penyusunan perencanaan pembangunan perlu memperhatikan
berbagai masalah yang berkaitan dengan kesehatan dan lingkungan masyarakat
di dalamnya.
Secara makro, kondisi kesehatan dan lingkungan di Desa Kenteng sudah cukup
baik. Dari hasil penjaringan dalam rangka penyusunan program ini, masalah
kesehatan dan lingkungan yang masih banyak dirasakan oleh masyarakat adalah
masalah MCK (Mandi Cuci Kakus) dan SPAL (Saluran Pembuangan Air Limbah).
Dalam masyarakat masih dijumpai beberapa keluarga yang belum mempunyai
sarana MCK maupun SPAL. Untuk itu, dalam RPJMDes ini akan dibahas mengenai
berbagai masalah dan potensi dari bidang kesehatan dan lingkungan secara
lebih rinci dijelaskan dalam tabel di bawah ini :
Tabel 4.4 : Potensi dan Permasalahan Bidang Kesehatan dan Lingkungan

No
Masalah
Potensi Lokasi
1 Sebagian besar masyarakat belum punya MCK
Swadaya masyarakat cukup besar
Lahan yang tersedia cukup luas
Bantuan dana dari pemerintah desa
Adanya sumber daya alam batu dan pasir untuk pembangunan
Dusun Kragoan
Dusun Talok
2 Jaminan kesehatan yang belum merata Adanya puskesmas induk,
Pengecekan kesehatan di posyandu dan penyuluhan
Seluruh Dusun di Desa Kenteng
4 Minimnya kesadaran masyarakat akan lingkungan yang sehat
Adanya penyuluhan dari kader-kader PKK dan Posyandu eluruh Dusun di Desa
Kenteng
5 Pemberian gizi balita masih kurang. Adanya puskesmas induk
Pengecekan kesehatan di posyandu
Terdapatnya Kader kesehatan puskesmas,
Terdapatnya Kader posyandu
eluruh Dusun di Desa Kenteng
6 Kebun masyarakat yang luas susah dijaga kebersihannya
Kuatnya kegiatan gotong royong untuk membersihkan dan memelihara
kebersihan lingkungan dusun eluruh Dusun di Desa Kenteng
7 Biaya kesehatan yang mahal mahal
Tersedianya Puskesmas induk yang memberikan pelayanan kesehatan.
Adanya posyandu dan kader yandhu yang juga membantu memberikan info
pelayanan kesehatan bagi masyarakat.
eluruh Dusun di Desa Kenteng
c. Bidang Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana merupakan aspek penting dalam suatu wilayah.
Kelengkapan sarana dan prasarana dapat menjadi faktor pendorong majunya
suatu wilayah. Oleh karena itu sarana dan prasarana sangat penting untuk
menjadi perhatian. Sebagian besar permasalahan di bidang sarana prasarana
Desa Kenteng yaitu belum baiknya fasilitas jalan yang merupakan denyut nadi
utama transportasi meliputi perkerasan serta masih banyak jalan yang perlu di
rehabilitasi akibat kerusakan seperti lubang-lubang di jalan. Tentunya
permasalahan jalan yang rusak sudah seharusnya menjadi perhatian. Jalan
sebagai sendi utama dalam segala hal terutama dalam memperlancar
pergerakan barang, jasa dan orang sehingga nantinya mampu untuk
menggerakkan perekonomian desa.
Jika melihat kondisi di lapangan banyak terlihat jalan yang berlubang. Hal ini
mengganggu aktivitas warga yang akan melewati jalan tersebut. Selain itu pula
dimungkinkan jika musim penghujan datang, maka kondisi jalan akan tergenang
air dan sulit untuk dilewati kendaraan bermotor. Tentunya hal ini secara tidak
langsung menghambat perekonomian desa. Sebenarnya jika melihat potensi

yang ada, di Desa Kenteng tersedia banyak potensi untuk memecahkan


permasalahan tersebut diantaranya adalah tersedianya swadaya masyarakat
cukup besar dan bantuan dana dari pemerintah. Adanya potensi yang sangat
mendukung ini, tentunya harus dimanfaatkan dengan baik oleh pemerintah desa
terutama potensi swadaya masyarakat yang cukup besar.
Untuk lebih jelasnya mengenai masalah dapat dilihat dengan tabel berikut:
Tabel 4.5. : Potensi dan Permasalahan Bidang Sarana dan Prasarana
No Masalah Potensi Lokasi
1 Perlu pembangunan dan perbaikan saluran irigasi Swadaya masyarakat cukup
besar
Bantuan dana dari pemerintah
Lembaga, Kelompok Tani Dusun Tegalsari, Krajan
2 Perlu pengerasan dan pembangunan jalan: Swadaya masyarakat cukup besar
Bantuan dana dari pemerintah desa Dusun Talok, Dusun Tegalsari, Dusun Niten,
Dusun Kragoan
3 Pembuatan dan perbaikan talud Jalan dan saluran Swadaya masyarakat cukup
besar
Bantuan dana dari pemerintah desa Seluruh Dusun Di Desa Kenteng
4 Perbaikan / Perawatan Tempat Ibadah Swadaya masyarakat cukup besar
Bantuan dana dari pemerintah desa Seluruh Dusun Di Desa Kenteng
5 Pembangunan bendungan untuk pengairan sawah / kolam Swadaya
masyarakat cukup besar
Bantuan dana dari pemerintah desa Dusun Tegalsari dan Dusun Krajan
7 Pengelolaan limbah RT masih buruk karena dibuang sembarangan
Lingkungan Dusun cukup bersih Seluruh Dusun Di Desa Kenteng
8 Pos ronda /kamling ada yang rusak Tanah yang ditempati akan didirikan
bangunan, Lahan tersedia, Swadaya, Gotonroyong Seluruh Dusun Di Desa
Kenteng
d. Bidang Sosial Budaya dan Kelembagaan
Bidang sosial budaya dan kelembagaan dalam penyusunan RPJM Desa Kenteng
meliputi segala aspek sosial budaya dan kelembagaan yang mendampingi
kehidupan masyarakat desa dalam kesehariannya, lingkungan, dan tradisi. Desa
Kenteng merupakan desa yang penuh dengan keragaman potensi sosial budaya
dan kelembagaan. Permasalahan yang ada terkait dengan bidang sosial budaya
dan kelembagaan tersebut perlu dipecahkan dan diselesaikan dengan segera.
Banyak tersimpan potensi sosial budaya di Desa Kenteng. Perspektif budaya
masyarakat di desa ini masih sangat kental dengan budaya Jawa. Hal ini dapat
dimengerti karena hampir semua desa di Kabupaten Semarang masih kuat
terpengaruh dengan adanya pusat kebudayaan Jawa yang tercermin dari
keberadaan Keraton Kasultanan maupun Pakualaman yang ada di Yogyakarta.
Dari latar belakang budaya, kita bisa melihat aspek budaya dan sosial yang
berpengaruh dalam kehidupan masyarakat. Di dalam hubungannya dengan
agama yang dianut misalnya, Islam sebagai agama mayoritas dianut
masyarakat, dalam menjalankannya sangat kental dengan tradisi budaya Jawa

seperti kenduri/kondangan yang sering dilaksanakan untuk memperingati harihari besar Islam maupun peringatan-peringatan lainnya.
Di desa Kenteng ini terdapat beberapa jenis kesenian daerah yang masih ada
sampai sekarang. Misalnya kesenian kuda lumping merupakan salah satu
kesenian yang tetap bertahan dari dulu hingga sekarang di daerah Kenteng.
Permasalahan yang ada yang terkait dengan bidang sosial budaya di Desa
Kenteng meliputi masih ada konflik interen karena masalah sosial, masih ada
kesenjangan sosial dalam masyarakat, kurangnya pementasan seni di tingkat
Dusun, kurangnya kesadaran akan partisipasi untuk turut merawat bangunan
publik/fasilitas umum, kurangnya minat, terutama generasi muda, akan kesenian
lokal dan pemeliharaannya, kurangnya tenaga pengajar untuk TPA, sehingga
kegiatan TPA tidak bisa berjalan dengan maksimal.
Sedangkan potensi kelembagaan atau kesejahteraan sosial dapat dilihat dari
pemberdayaan kelembagaan yang ada di Desa Kenteng, seperti LPMD (Lembaga
Pemberdayaan Masyarakat Desa), KPD (Kader Pembangunan Desa)KPMD (Kader
pemberdayaan masyarakat Desa) TP2K (Tim Pengelola dan pengendaki
kegiatan ) dan PKK. Melalui lembaga-lembaga tersebut diharapkan mampu
meningkatkan kesejahteraan sosial dengan program-programnya.
Permasalahan yang ada yang terkait dengan bidang kelembagaan di Desa
Kenteng meliputi masih ada kelompok pemuda yang tidak aktif, SDM pengurus
kelembagaan yang masih rendah serta tidak semua pengurus aktif, kurang
terkoordinasikannya kerjasama antar RT/RW, organisasi pemuda
kepengurusannya kurang jelas, kegiatan banyak yang langsung diselenggarakan
di RT masing-masing, kurangnya ilmu mengenai kelembagaan, dan organisasi
PKK ada yang masih pasif.
Dari berbagai permasalahan sosial, budaya dan kelembagaan, permasalahan
yang diangkat menjadi prioritas adalah permasalahan yang paling banyak
ditemukan di dusun-dusun di Desa Kenteng, yaitu kurangnya minat, terutama
generasi muda, akan kesenian lokal dan pemeliharaannya. SDM pengurus
kelembagaan yang masih rendah serta tidak semua pengurus aktif.
Permasalahan ini rata-rata terdapat di seluruh Dusun.
Berikut tabel rincian permasalahan dan potensi di bidang sosial, budaya dan
kelembagaan di Desa Kenteng beserta lokasinya:
Tabel 4.6. : Potensi dan Masalah Bidang Sosial Budaya Kelembagaan
No. Masalah Potensi Lokasi
1. Menurunnya rasa kegotong -royongan masyarakat Organisasi kelembagaan
berjalan dengan baik, kerukunan masyarakat cukup baik, keinginan untuk
membangun lingkungan cukup tinggi Semua Dusun diwilayah Desa Kenteng
2. Masih ada kelompok pemuda yang tidak aktif Organisasi kelembagaan di
Dusun sudah baik, misalnya: Perkumpulan PKK, Arisan,karang taruna.
Solidariatas tinggi
Gotong royong bagus Semua Dusun diwilayah Desa Kenteng
4. Masih ada kesenjangan sosial dalam masyarakat Organisasi kelembagaan di
semua Dusun rata-rata berjalan dengan baik,.
Solidariatas tinggi
Gotong royong bagus

Tidak ada keributan dalam Dusun maupun antar Dusun Semua Dusun diwilayah
Desa Kenteng
5. SDM pengurus kelembagaan yang masih rendah serta tidak semua pengurus
aktif Jumlah SDM yang cukup tinggi
Terdapatnya program pelatihan dan penyuluhan tentang organisasi kepemudaan
Jumlah pengurus yang cukup proporsional
Struktur Pengurus lengkap
Dukungan dari masyarakat Semua Dusun diwilayah Desa Kenteng
6. Kurangnya pembinaan seni di tingkat Dusun Minat masyarakat terhadap
kesenian tradisional masih cukup tinggi
Adanya program revitalisasi kebudayaan yang diselenggarakan oleh pemerintah
kabupaten Semua Dusun diwilayah Desa Kenteng
7. Kurangnya kesadaran akan partisipasi untuk turut merawat bangunan
publik/fasilitas umum Terdapat struktur organisasi dalam masyarakat
Kelompok tani LPMD RT/RW PKK
Takmir Masjid
Adat istiadat lokal masih cukup terjaga (kenduren, mitoni, yasinan, dll)
Rendahnya tingkat kesenjangan sosial yang terjadi Semua Dusun diwilayah Desa
Kenteng
8. Kurangnya minat, terutama generasi muda, akan kesenian lokal dan
pemeliharaannya Struktur kelembagaan masyarakat tersusun baik
Adat istiadat masyarakat masih terjaga dengan baik
Masyarakat Dusun sangat kompak
Masih berjalannya kegiatan kerjabakti masyarakat
Solidaritas atau swadaya masyarakat untuk pembangunan dusun sangat tinggi
Semua Dusun diwilayah Desa Kenteng
9. Kurang terkoordinasikannya kerjasama antar RT / RW Adanya kelompok tani
Sering adanya rembuk dusun sebagai ajang untuk mengaspirasikan pendapat
Semua Dusun diwilayah Desa Kenteng
10. Organisasi pemuda kepengurusannya kurang jelas Kesadaran pemuda untuk
berorganisasi cukup tinggi, sudah ada wadah bagi kegiatan pemuda.
Mempunyai solidaritas tinggi Semua Dusun diwilayah Desa Kenteng
11. Kurangnya ilmu mengenai kelembagaan (tupoksi). Perangkat dan sarana
dusun lengkap.Terdapat Dasawisma, PKK, LPMD, RT/RW
Organisasi pemuda kepengurusannya jelas.
Terdapat anggota dari masyarakat yang aktif dalam organisasi formal di tingkat
universitas. Yang dapat menularkan ilmu-ilmu kelembagaan Semua Dusun
diwilayah Desa Kenteng
12. Kegiatan banyak yang langsung diselenggarakan di RT / RW masing-masing
Masyarakat relatif kompak Semua Dusun diwilayah Desa Kenteng
13. Adanya kekerasan dalam rumah tangga serta banyaknya anak muda yang
mabuk-mabukan Kepedulian dan Kesadaran warga Semua Dusun diwilayah Desa
Kenteng

e. Bidang Sosial Kependudukan


Perencanaan merupakan aspek penting dalam pembangunan. Perencanaan yang
baik tentunya membutuhkan berbagai data untuk menjelaskan kondisi dari suatu
wilayah termasuk didalamnya data mengenai kondisi sosial di wilayah tersebut.
Data sosial dalam hal ini terkait dengan kondisi kependudukan baik berupa
ketenagakerjaan, mata pencaharian, kesejahteraan penduduk, kualitas
penduduk maupun beberapa hal yang masih terkait.
Permasalahan yang paling dirasakan dalam bidang sosial yakni upaya pekerja
rendah dan pengangguran tinggi serta pendapatan perkapita masih rendah.
Selain itu terdapat beberapa permasalahan lain yang juga banyak dirasakan di
beberapa dusun yakni terkait dengan mata pencaharian penduduk serta
sumberdaya manusia yang ada.
Dengan demikian dapat diketahui bahwa permasalahan dalam bidang sosial
kependudukan di Desa Kenteng yakni pengangguran yang cukup tinggi.
Pengangguran yang ada dapat disebabkan oleh kurangnya keahlian ataupun
dikarenakan tidak adanya kemauan untuk bekerja. Tentunya hal ini menjadi
permasalahan yang harus diselesaikan. Pengangguran dapat menjadi beban
masyarakat dan dikhawatirkan dapat menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan.
Meskipun demikian permasalahan ini bukan tidak dapat dipecahkan. Desa
Kenteng kaya akan sumberdaya alam yang potensial untuk dikembangkan.
Dengan semangat wirausaha dan kreativitas, sumberdaya alam yang ada dapat
dimanfaatkan untuk membuka lapangan kerja baru. Selain itu adanya bantuan
pinjaman modal dari Kelompok, koperasi dan instansi lainnya bagi masyarakat
yang akan melakukan usaha merupakan solusi bagi mereka yang terkendala
masalah modal.
Dalam hal ini pemerintah desa juga memfasilitasi melalui program pelatihan dan
penyuluhan keterampilan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Desa dan Dinas
terkait. Untuk lebih jelasnya berbagai permasalahan dan potensi dalam bidang
sosial di Desa Kenteng dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.7. : Potensi dan Permasalahan Bidang Sosial Kependudukan
No Permasalahan Potensi Lokasi
1. Pendapatan perkapita yang masih rendah Adanya bantuan pinjaman modal
dari kelompok, koperasi dan instansi lainnya bagi masyarakat yang akan
melakukan usaha
Semangat masyarakat untuk gotong royong tinggi
Kebersamaan dan kekompakan masyarakat tinggi.
Jumlah penduduk usia produktif yang cukup tinggi
Banyaknya lapangan pekerjaan di luar Kenteng, terutama di daerah perkotaan
Yogyakarta
Adanya kegiatan/proyek padat karya yang diselengarakan oleh pemerintah
Semua Dusun diwilayah Desa Kenteng
2. Upah pekerja rendah dan
Pengangguran tinggi Adanya Program pelatihan dan penyuluhan keterampilan
yang diselenggarakan oleh Pemerintah Desa dan Dinas terkait
Tersedianya bangunan dan tempat yang cukup luas untuk usat kegiatan
pelatihan

Angkatan kerja yang ada tidak pilih-pilih untuk bisa berkarya


Adanya fasilitas kredit dan pinjaman dari koperasi, pemerintah, BMT, dan
lembaga lainnya untuk modal usaha. Semua Dusun diwilayah Desa Kenteng
3. SDM rendah, terutama pada rendahnya kualitas angkatan kerja dan Angkatan
kerja yang ada belum sesuai dengan kebutuhan permintaan
Tingkat pendidikan masyarakat yang sebagian besar sudah lolos wajib belajar.
Angkatan kerja yang ada tidak pilih-pilih untuk bisa berkarya
Adanya Program pelatihan dan penyuluhan keterampilan yang diselenggarakan
oleh Pemerintah Desa dan Dinas terkait Semua Dusun diwilayah Desa Kenteng
4. Sebagian besar mata pencaharian warga ialah sebagai buruh utamanya buruh
tani, namun ada juga sebagian warga jika musim kemarau beralih menjadi
penambang pasir, nyetrum ikan Adanya bantuan pinjaman modal dari kelompok,
koperasi dan instansi lainnya bagi masyarakat yang akan melakukan usaha
Adanya penyuluhan pelatihan kerja dari kelurahan dan dinas terkait
Lahan pertanian di wilayah desa Kenteng luas dan berpotensi untuk
dikembangkan secara mandiri
Adanya tambang pasir untuk pekerjaan sampingan
Adanya Aliran Sungai progo yang banyak ikannnya Semua Dusun diwilayah Desa
Kenteng
5. Masyarakat usia non-produktif banyak KB berjalan mandiri
Partisipasi pengguna KB tinggi
Pertumbuhan penduduk rendah
Semua Dusun diwilayah Desa Kenteng
6. Jumlah pengangguran banyak dan sebagian besar adalah penganggur
terselubung Adanya bantuan pinjaman modal dari Kelompok, koperasi dan
instansi lainnya bagi masyarakat yang akan melakukan usaha
Adanya penyuluhan pelatihan kerja dari kelurahan dan dinas terkait
Tersedianya lapangan kerja yang dapat dilakukan secara wirausaha dan swasta
Semua Dusun diwilayah Desa Kenteng
7. Skill/ keterampilan ibu rumah tangga rendah Terdapatnya kader penyuluh PKK
di tingkat Dusun
Adanya Program pelatihan dan penyuluhan keterampilan yang diselenggarakan
oleh Pemerintah Desa dan Dinas terkait
Tersedianya bangunan dan tempat yang cukup luas untuk usat kegiatan
pelatihan
Adanya fasilitas kredit dan pinjaman dari koperasi, pemerintah, BMT, dan
lembaga lainnya untuk modal usaha.
Semua Dusun diwilayah Desa Kenteng
8. Tingkat kreativitas usaha relatif rendah Terdapatnya kader penyuluh PKK
ditingkat Dusun
Adanya Program pelatihan dan penyuluhan keterampilan yang diselenggarakan
oleh Pemerintah Desa dan Dinas terkait
Adanya fasilitas kredit dan pinjaman dari koperasi, pemerintah, BMT, dan
lembaga lainnya untuk modal usaha. Semua Dusun diwilayah Desa Kenteng
9. Sebagian besar penduduk ialah penduduk miskin (penerima BLT)
Turunnya angka kemiskinan di Kenteng Semua Dusun diwilayah Desa Kenteng

10 Adanya rumah tinggal yang tidak layak huni


Batu, Pasir, Swadaya dan Gotongroyong Semua Dusun diwilayah Desa Kenteng
f. Bidang Ekonomi Produktif
Perencanaan pembangunan sudah selayaknya dicanangkan secara komprehensif
mencakup segala bidang. Untuk itu penting pula bagi berbagai pihak terkait
dalam proses perencanaan memperhatikan potensi dan permasalahan yang
terjadi di wilayahnya terkait bidang ekonomi masyarakat. Dengan mengetahui
potensi dan permasalahan dalam bidang ekonomi maka diharapkan dapat
disusun upaya pemecahan masalah sehingga dapat mendorong kesejahteraan
masyarakat.
Permasalahan yang paling banyak dirasakan dalam bidang ekonomi produktif di
Desa Kenteng antara lain masih adanya pengangguran dan permasalahan
modal. Selain itu ada satu permasalahan yang sudah selayaknya menjadi
perhatian bersama yakni aktivitas penambangan pasir yang tidak terkontrol
telah menimbulkan kerusakan lingkungan. Disatu sisi aktivitas penambangan
merupakan sumber perekonomian warga, akan tetapi disisi lain aktivitas ini telah
meninggalkan lubang bekas galian yang tidak termanfaatkan. Oleh karena itu
diperlukan tindakan yang tepat agar mata pencaharian penduduk tidak hilang
dan lingkungan tetap terjaga kelestariannya.
Untuk mengatasi atau paling tidak mengurangi berbagai permasalahan yang ada
maka sebenarnya terdapat berbagai potensi yang dapat dioptimalkan. Potensi
yang ada di Desa Kenteng terutama dengan luasnya lahan pertanian dan
peternakan di Desa Kenteng untuk di kelola, adanya bantuan dana dari
pemerintah, yang sudah tersalur dengan baik serta adanya pemanfaatan hasil
dan sisa pertanian dalam bentuk integrated farming system. Selain berbagai
permasalahan dan potensi yang telah disebutkan diatas, terdapat berbagai
permasalahan dan potensi lain. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
berikut ini :
Tabel 4.8. : Potensi dan Permasalahan Bidang Ekonomi Produktif
No Masalah Potensi Lokasi
1. Hampir terdapat Penganguran terselubung 40% dan 25% setengah
penganggur
Sudah terdapat perkumpulan ternak dan tani
Terdapat unit kegiatan masyarakat (UKM) di tiap-tiap dusun
Luasnya lahan pertanian dan peternakan di desa Kenteng untuk di kelola
Terdapat sentra kerajinan shingga mampu menyerap tenaga kerja
Tingkat pendidikan masyarakat yang sebagian besar sudah lolos wajib belajar.
Semua Dusun di wilayah Desa Kenteng
2. Terbatasnya dana untuk pembuatan kesekretariatan UKM dan kelompok tani
Kegiatan di tiap-tiap dusun sudah terjadwal dan sudah rutin dilakukan
Minat membuka usaha dan wiraswasta tinggi
Bantuan dana dari pemerintah yang sudah tersalur dengan baik
Banyak kegiatan peternakan yang dilakukan dalam skala rumah tangga.
Ada perkumpulan tani yang bermanfaat yang banyak, seperti adanya

penyuluhan dan bantuan bibit sebagai stimulan, yang memberi penyuluhan


adalah perwakilan dari dinas pertanian
Terdapat berbagai kegiatan industri kecil
Semua Dusun di wilayah Desa Kenteng
3. Cukup tingginya tingkat kerusakan lingkungan akibat pertambangan
Tersedianya sumber daya alam dan sumber tenaga
Pemanfaatan lahan terutama disektor pertanian dan perkebunan sangat
potensial Semua Dusun di wilayah Desa Kenteng
4. Pupuk untuk pertanian susah didapat Adanya pemanfaatan hasil dan sisa
pertanian dalam bentuk integrated farming system
Adanya teknologi pembuatan sapronak (sarana produksi ternak) secara mandiri
Adanya fasilitas kredit dan pinjaman dari koperasi, pemerintah, BMT, dan
lembaga lainnya
Semua Dusun di wilayah Desa Kenteng
5. Keterbatasan pemilikan lahan, terutama oleh masyarakat lokal
Penyewaan lahan dari tempat lain Semua Dusun di wilayah Desa Kenteng
6. Intensitas penyuluhan pertanian yang masih jarang Terdapatnya kelompok
tani dn peternak sebagai fasilitator utama pengadaan penuluhan pertanian
Tersedianya tenaga penyuluh di tingkat kecamatan
Semua Dusun di wilayah Desa Kenteng
7. Terbatasnya dana dan modal usaha yang dimiliki untuk melakukan kegiatan
pertanian, peternakan, dan ekonomi produktif lainnya Adanya fasilitas kredit dan
pinjaman dari koperasi, pemerintah, BMT, dan lembaga lainnya
Kelompok ternak yang aktif dalam melakukan kegiatan
Adanya pemanfaatan hasil dan sisa pertanian dalam bentuk integrated farming
system
Jalinan kerjasama dengan perusahaan besar(nasioanal) sebagai mitra binaan
Pemberdayaan disektor ekonomi tinggi
Semua Dusun di wilayah Desa Kenteng
8. Keterampilan dan skill yang terbatas dari masyarakat, terutama dalam
kewirausahaan Jumlah penduduk usia produktif tinggi
Tingkat pendidikan warga masyarakat yang cukup tinggi (rata-rata tamatan
SMU)
Adanya pelatihan keterampilan yang diselenggarakan oleh pemerintah desa
bekerjasama dengan dinas-dinas terkait.
Minat membuka usaha dan wiraswasta tinggi
Semua Dusun di wilayah Desa Kenteng
9. Pendapatan dari sektor pertanian rendah karena biaya produksi yang semakin
tinggi Adanya fasilitas kredit dan pinjaman dari koperasi, pemerintah, BMT, dan
lembaga lainnya
Kelompok ternak yang aktif dalam melakukan kegiatan
Adanya pemanfaatan hasil dan sisa pertanian dalm bentuk integrated farming
system
Adanya teknologi pembuatan sapronak (sarana produksi ternak) secara mandiri
Semua Dusun di wilayah Desa Kenteng
10. Penerapan teknologi pertanian yang masih tradisional dan terbatasnya

ketersedian informasi terbaru di bidang pertanian dan peternakan


Adanya penyuluh pertanian, peternakan, di masing-masing kecamatan
Adanya kelompok ternak yang aktif melakukan kegiatan
Adanya penyuluh pertanian, peternakan, di masing-masing kecamatan
Adanya kelompok pertanian yang aktif
Adanya media informasi pertanian yang berkelanjutan dan dikelola oleh
pemerintah desa
Seluruh Dusun di Desa Kenteng
11. Belum ada perkumpulan pengrajin swadaya masyarakat cukup besar
Adanya Pengrajin rumahan
Seluruh Dusun di Desa Kenteng
12. Jenis pekerjaan masyarakat mayoritas musiman sehingga banyak KK yang
tidak tetap pendapatannya dan Penghasilan rata-rata masyarakat tersebut masih
dibawah UMR
Lahan dapat ditanami sayur sayuran dan palawija
Tingginya minat masyarakat tentang wiraswasta
Ada perkumpulan tani yang bermanfaat banyak, seperti adanya penyuluhan dan
bantuan bibit sebagai stimulan, yang memberi penyuluhan adalah perwakilan
dari dinas pertanian
Terdapat berbagai kegiatan industri kecil Seluruh Dusun di Desa Kenteng
13. Keterbatasan modal dari warga sehingga belum mampu memciptakan usaha
sendiri
Keinginan masyarakat untuk bekerja sangat tinggi
Seluruh Dusun di Desa Kenteng
A.2.3 Pengelompokkan dan Penentuan Peringkat Masalah
Dalam rencana pembangunan jangka menengah (RPJM) Desa Kenteng, setelah
data diidentifikasi dan dikelompokkan dalam enam bidang yaitu bidang
pendidikan, kesehatan lingkungan, sarana dan prasarana, ekonomi produktif,
sosial kependudukan dan sosial budaya kelembagaan, metode selanjutnya yang
digunakan untuk membuat RPJM Desa yaitu pengelompokan dan penentuan
peringkat masalah.
Dalam pengelompokan dan penentuan peringkat masalah, data yang sudah
diidentifikasikan dalam tabel sebelumnya di bakukan dan jumlah permasalahan
di kelompokkan berdasarkan prioritas dan tingkat urgensi suatu permasalahan
tersebut, kemudian tiap masalah di skoring dengan cara penilaian dengan
menggunakan angka skala dari 1-5. Angka skala 1 merupakan angka skala yang
paling kecil, hal ini dapat diartikan bahwa tingkat intensitas permasalahan
sangat kecil, sedangkan angka lima pada tabel merupakan angka yang paling
tinggi. Hal ini berarti bahwa suatu permasalahan dengan tingkat skala 5 memiliki
intensitas yang sangat tinggi. Sedangkan variabel klasifikasi identifikasi yang
digunakan dalam skoring yaitu dirasakan oleh banyak orang yang merasakan,
tingkat keparahan, menghambat tingkat pendapatan, sering terjadi, dan tersedia
potensi untuk memecahkan masalah.
Dari kelima variabel tersebut, angka skoring dijumlahkan untuk mendapatkan
peringkat. Masalah dengan jumlah skoring yang paling tinggi akan mendapatkan
prioritas pertama, hal ini dapat diartikan bahwa masalah dengan peringkat kecil

(1, 2, 3, ) di identifikasikan dalam masalah dengan prioritas yang sangat


penting dan perlu menadapat perhatian yang lebih intens. Tingkat intensitas dan
penentuan peringat juga dipengaruhi oleh jumlah dusun yang terdapat dalam
permasalahan tersebut. Dari data dapat diidentifikasikan beberpa permasalahan
yang ditemukan di lapangan, seperti yang terlihat dalam tabel berikut :
Tabel 4.9 : Pengelompokkan dan Penentuan Peringkat Masalah
No Masalah Dirasakan oleh banyak orang Sangat Parah Menghambat
Peningkatan Pendapatan Sering Terjadi Tersedia Potensi Untuk Memecahkan
Masalah Jml Nilai Urutan Peringkat
Lokasi
1 Jembatan dan Jalan mulai rusak dan perlu perbaikan. 4 3 4 2 4 17 11 Semua
Dusun Di Desa Kenteng
2 Badan jalan terancam erosi, perlu pembuatan Talud jalan 4 2 3 2 3 14 23
Semua Dusun Di Desa Kenteng
3 Jalan Dusun yang belum diaspal 4 2 3 2 4 15 18 Dusun Kragoan, Dusun
Tegalsari
4 Jalan Desa yang menghubungkan antar Dusun 5 2 3 2 3 15 18 Semua Dusun Di
Desa Kenteng
5 Jalan Desa yang menghubungkan antar Desa 5 2 2 2 3 14 23 Dusun Niten
6 Kurangnya pelatihan / penyuluhan keterampilan bagi para pengangguran dan
masyarakat 5 4 4 3 4 20 4 Semua Dusun Di Desa Kenteng
7 Sebagian masyarakat tingkat pendidikan tergolong rendah 4 2 3 2 3 14 23
Semua Dusun Di Desa Kenteng
8 Masih sedikitnya pelatihan dan penyuluhan keterampilan dengan kerjasama
antara pemerintah desa dan dinas terkait 4 3 3 2 3 15 18 Semua Dusun Di Desa
Kenteng
9 Tingkat kebersihan lingkungan masih kurang 5 4 3 3 4 19 6 Semua Dusun Di
Desa Kenteng
10 Tempat pembuangan limbah yang belum layak dan menimbulkan
pencemaran lingkungan 4 3 2 3 4 16 15 Semua Dusun Di Desa Kenteng
11 Bangunan masjid dan mushola banyak yang usang 3 2 2 2 3 12 32 Dusun
Tegalsari
12 Masih kurangnya penerangan jalan 5 4 3 3 4 19 6 Semua Dusun Di Desa
Kenteng
13 Saluran irigasi banyak yang rusak 5 5 4 4 4 22 2 Dusun Tegalsari, Dusun
Krajan
14 Belum adanya drainase 5 3 2 2 3 15 18 Semua Dusun Di Desa Kenteng
15 Menyusutnya debit air pada musim kemarau, yang berpengaruh pada sektor
pertanian 5 5 5 5 4 24 1 Dusun Tegalsari, Dusun Krajan, Dusun Dalaman
16 Perlunya peningkatan Gizi Balita 5 2 2 2 4 15 18 Semua Dusun Di Desa
Kenteng
17 Produksi hasil pertanian masih rendah 5 4 5 4 4 22 2 Semua Dusun Di Desa
Kenteng
18 Pada musim penghujan terjadi luapan air sehigga jalan becek 5 3 3 3 3 17 11

Semua Dusun Di Desa Kenteng


19 Gorong-gorong rusak sehingga saluran air tidak lancar dan mengganggu
produksi 4 3 4 3 3 17 11 Semua Dusun Di Desa Kenteng
20 Pelestarian Kebudayaan dan pengembangannya 4 4 4 3 3 18 9 Semua Dusun
Di Desa Kenteng
21 Adanya kekerasan dalam Rumah Tangga perlu adanya penyuluhan 1 2 1 2 1 7
39 Semua Dusun Di Desa Kenteng
22 Peningkatan Keamanan dan Ketertiban 5 3 3 3 3 17 11 Semua Dusun Di Desa
Kenteng
23 Kurangnya pembinaan / pelatihan menajemen kelompok sehingga kelompok
ekonomi produktif sulit berkembang 5 3 3 3 4 18 9 Semua Dusun Di Desa
Kenteng
24 Kurangnya pemberdayaan lembaga sehingga pengurus belum mengetahui
tentang tupoksinya 4 2 3 2 3 14 23 Semua Dusun Di Desa Kenteng
25 Pada saat musim panca roba banyak timbul berbagai macam penyakit dan
hama 3 2 2 2 3 12 32 Semua Dusun Di Desa Kenteng
26 Minimnya Fasilitas sarana prasarana pendidikan dan terjadinya putus sekolah
3 2 2 2 3 12 32 Semua Dusun Di Desa Kenteng
27 Adanya rumah tinggal yang tidak layak huni 3 2 2 2 3 12 32 Semua Dusun Di
Desa Kenteng
28 Perlunya Pembangunan Balai Dusun 3 3 2 2 3 13 28 Semua Dusun Di Desa
Kenteng
29 Perlunya Pemberdayaan dan Peningkatan Aparat Pemerintah Desa 4 3 3 3 3
16 15 Semua Dusun Di Desa Kenteng
30 Perlunya Peningkatan Prestasi Olahraga 3 2 3 2 2 12 32 Semua Dusun Di Desa
Kenteng
31 Kurangnya peran tokoh Agama dalam kegiatan Pemerintahan 3 2 3 3 2 13 28
Semua Dusun Di Desa Kenteng
32 Perlunya Penataan berkaitan dengan Tanah Kas Desa maupun Tanah
Masyarakat 4 3 4 2 3 16 15 Semua Dusun Di Desa Kenteng
33 Perlunya Peningkatan Sistem Pelayanan dan Kelembagaan Desa 4 2 3 2 3 14
23 Semua Dusun Di Desa Kenteng
34 Perlunya Penanggulangan kemiskinan, Pengangguran dan PHK akibat krisi
ekonomi 5 4 5 3 3 20 4 Semua Dusun Di Desa Kenteng
35 Mulai menurunya rasa kegotong royongan masyarakat 3 3 2 2 2 12 32 Semua
Dusun Di Desa Kenteng
36 Perlunya penataan pagar pekarangan / jalan lingkungan 3 2 2 2 2 11 38
Semua Dusun Di Desa Kenteng
37 Bantuan, Pembinaan dan kegiatan Lembaga Desa perlu ditingkatkan 3 2 3 2 3
13 28 Semua Dusun Di Desa Kenteng
38 Perlunya Perubahan Sistem pola tanam dalam megantisipasi kekuranga air,
pupuk maupun saprodi dalam usha meningkatkan hasil pertanian secara
keseluruhan 5 3 4 3 4 19 6 Semua Dusun Di Desa Kenteng
39 Penataan Wilayah Desa dan tata ruangnya 3 3 2 2 3 13 28 Semua Dusun Di
Desa Kenteng

A.2.4 Pemecahan Masalah dan Penentuan Prioritas Tindakan


Setelah data di skoring, didapatkan peringkat permasalan, kemudian data
diurutkan berdasarkan peringkat prioritas permasalahan yang kemudian
dilakukan identifikasi:
1. Penyebab permasalahan,
Penyebab permasalahan yaitu asal masalah itu terjadi dan direkomendasikan
oleh warga masyarakat mulai dari tingkat RT/ RW hingga perangkat desa. Dari
tiap permasalahan yang didapat semuanya di identidikasikan penyebabnya
untuk menentukan tindakan yang layak yang harus dilakukan.
2. Potensi permasalahan,
Potensi permasalahan yaitu suatu hal yang dapat mendukung dalam
menentukan pemecahan permasalahan, potensi permasalahan dapat berupa
lembaga yang direkomendasikan untuk menyelesaikan masalah, sumber dana
manusia, sumberdaya alam yang mendukung terselesaikannya masalah.
3. Pemecahan permasalahan
Pemecahan permasalan didapat setelah penyebab dan potensi permasalahan di
tentukan. Pemecahan permasalahan merupakan tindak lanjut dari variabel
potensi permasalahan yang di tampilkan dalam bentuk konsep seperti
pengadaan sarana dan prasarana fisik, bantuan yang diberikan pihak terkait
seperti, dana/finansial, relasi, dan dan tenaga pelatih dan penyuluh.
4. Tindakan yang layak
Merupakan tindak lanjut dan kegiatan kongkrit yang diusulkan untuk menjadi
kegiatan di lapangan untuk menyelesaikan masalah yang ada. Tindakan yang
direkomendasikan dapat berupa penyuluhan, pembuatan dan perbaikan sarana
dan prasarana fisik (jalan, SPAL, tempat ibadah, dll), bantuan kredit dan modal
usaha
Tabel 4.10 : Pemecahan Masalah dan Penentuan Prioritas Tindakan
No Masalah Penyebab Potensi Alternatif Tindakan Pemecahan Masalah Tindakan
Yang Layak
1 Menyusutnya debit air pada musim kemarau, yang berpengaruh pada sektor
pertanian Berkurangnya debit air, banyaknya saluran yang mulai rusak/bocor
Sungai yang belum Optimal, P3A, Kelompok Pertanian, Gotong royong dan
Swadaya Pembuatan/Pengeboran Mata air Bawah Tanah Untuk menamabah
Kolam, Pembangunan/rehap saluran yang bocor/rusak Pembuatan/Memperbaiki
Saluran irigasi / drainase
2 Saluran irigasi banyak yang rusak Keterbiasaan dari Masyarakat, Kurangnya
perhatian dari Dinas Terkait Luas Lahan, Gotong royong, P3A, Swadaya,
Kelompok Memperbaiki saluran irigasi Perbaikan Saluran Irigasi
3 Produksi hasil pertanian masih rendah Kekurangan air, Pupuk Sulit, Adanya
serangan hama Lahan Pertanian, P3A, Kelompok Tani, Swadaya dan
Gotongroyong, PPL, KUD Melakukan pembinaan tentang sistem pola tanam yang
baik, serta Penggunaan Pupuk Kandang/ organik Penyuluhan dan Pembinaan
Kelompok Tani
4 Kurangnya pelatihan / penyuluhan keterampilan bagi para pengangguran dan
masyarakat Tidak memiliki ketrampilan yang cukup, memilih-milih dalam
mencari pekerjaan, Usia produktif tinggi SDM, Info Lowongan Kerja, BLK

Pembinaan, Penyuluhan dan pelatihan Ketrampilan Pembinaan dan Pelatihan


Ketrampian
5 Perlunya Penanggulangan kemiskinan, Pengangguran dan PHK akibat krisi
ekonomi Adanya PHK perusahaan, banyak Warga miskin SDM, Swadaya
Pemberdayaan dan Pelatihan ketrampilan kepada masyarakat Pemberdayaan
dan Pelatihan ketrampilan Usaha Ekonomi Produktif
6 Tingkat kebersihan lingkungan masih kurang Kesadaran waraga membuang
limbah keluarga masih rendah PKK, LPMD, Swadaya, gotongroyong Pembuatan
SPAL, MCK dan Jamban Keluarga Pembuatan SPAL, MCK dan Jamban Keluarga
7 Masih kurangnya penerangan jalan Tingkat swadaya masih kurang Keamanan
dan ketertiban Pemasangan Lampu Penerangan Pemasangan lampu penerangan
8 Erosi oleh Aliran Sungai Kalongan Terjadinya pengikisan oleh airan sungai
Kalongan Kelompok Swadaya, Gotong royong, Melakukan penanaman tanaman
keras disepajang DAS Kalongan, Pemasangan Bronjong pengaman Pemasangan
Bronjong dan menanam tanaman penahan erosi
9 Perlunya Perubahan Sistem pola tanam dalam megantisipasi kekuranga air,
pupuk maupun saprodi dalam usha meningkatkan hasil pertanian secara
keseluruhan Hasil produksi pertanian yg rendah, sering terjadinya gagal panen,
pupuk sulit didapat dan debit air yang kecil saat musim kemarau Lahan
Persawahan, Irigasi, Kelompok, PPL, Swadaya, Gotong royong Penyuluhan,
Pelatihan / Study Banding tentang pola tanam, Pembuatan kompos organik
Penyuluhan, Pelatihan / Study Banding tentang pola tanam, Pembuatan kompos
organik
10 Sebagian masyarakat tingkat pendidikan tergolong rendah Kurangnya biaya
untuk melanjutkan sekolah, Jam Belajar belum berjalan, Letak Sekolah yang jauh
Usia pelajar banyak, kesadaran masyarakat tinggi, akses jalan bagus
Pemasangan Plakat jam belajar, Mengadaan Kelompok Belajar / bermain Program
Pendidikan Kejar paket
11 Kurangnya pemberdayaan lembaga sehingga pengurus belum mengetahui
tentang tupoksinya Kepengurusan Tidak aktif, tidak ada kegiatan pertemuan dan
kesibukan pengurus SDM, pengurus lengkap, Swadaya, Kesadaran Warga untuk
berkumpul tinggi Pembinaan / bantuan tentang kelembagaan
Pembinaan/bantuan kelembagaan
12 Perlunya Peningkatan Sistem Pelayanan dan Kelembagaan Desa Adanya
tuntutan masyarakat serta kemajuan IT, SDM, Perangkat IT ada Pembinaan,
pelatihan, Study tentang sistem pelayanan Pembinaan, pelatihan, Study tentang
sistem pelayanan
13 Jembatan dan Jalan mulai rusak dan perlu perbaikan. Jembatan sudah aus,
Kualitas jalan aspal kurang baik Batu, Pasir, Swadaya, Bantuan dari pemerintah
Membangun, memperbaiki, memperkeras jalan yang rusak Membangun,
memperbaiki, memperkeras jalan yang rusak
14 Pelestarian Kebudayaan dan pengembangannya Peminat turun, kurang
mendapat perhatian, kegiatan macet, tanggapan kecil, kurang publikasi
Peralatan lengkap, Pelatih ada, Pemuda banyak, semangat ada, tempat latihan
memadai Pembinaan dan pelestarian Kebudayaan Pembinaan dan pelestarian
Kebudayaan
15 Kurangnya pembinaan / pelatihan menajemen kelompok sehingga kelompok

ekonomi produktif sulit berkembang Keterbatasan biaya Kelompok, Koperasi,


Swadaya, Batuan pemerintah Pembinaan / Pelatihan Ketrampilan Ekonomi
Produktif Pembinaan / Pelatihan Ketrampilan Ekonomi Produktif
16 Gorong-gorong dan Saluran Irigasi rusak sehingga saluran air tidak lancar dan
mengganggu produksi Gorong-gorong aus dan tersumbat Kelompok, P3A,
Swadya, gotongroyong, bantuan pemerintah Pmbangunan, Perbaikan dan
pemeliharaan Gorong-gorong dan saluran Irigasi Pmbangunan, Perbaikan dan
pemeliharaan Gorong-gorong dan saluran Irigasi
17 Peningkatan Keamanan dan Ketertiban Adanya pemuda Yang Mabukmabukan, Adanya perjudian, Kesadaran Masyarakat Rendah Polsek, Linmas,
Polmas, FKDM, Babinkamtibmas, Swadaya, Gotongroyong Memberikan sosialisai
tentang keamanan dan hukum Penyuluhan tentang keamanan dan hukum
18 Jalan Desa yang menghubungkan antar Dusun Kesadaran Masyarakat
Rendah, Kurang perhatiannya dari masyarakat dan pemerintah karena dianggap
kurang produktif Kelompok, Swadaya, Gotong royong, Bantuan pemerintah
Mengusulkan kepada pemerintah Mengusulkan kepada pemerintah
19 Tempat pembuangan limbah yang belum layak dan menimbulkan
pencemaran lingkungan Masyarakat kurang sadar akan kebersihan lingkungan
PKK, LPMD, Swadaya, gotongroyong, Puskesmas, kader kesehatan, Bantuan
pemerintah Manggalakan kegiatan kebersihan lingkungan dan penyuluhan
kesehatan Penyuluhan kesehatan dan Lingkungan serta pembuatan SPAL, MCK,
Jamban Keluarga
20 Perlunya Pemberdayaan dan Peningkatan Aparat Pemerintah Desa
Ketrampilan dan pemahaman tentang tupoksi masih kurang, kesejahteraan yang
belum seimbang Perangkat masih muda, Pendidikan cukup, Sumber dana ada
Melakukan pembinaan dan pelatihan terhadap aparat serta meingkatkan
kesejahteraanya Pembinaan dan Peningkatan kesejahteraan perangkat
21 Perlunya Penataan berkaitan dengan Tanah Kas Desa maupun Tanah
Masyarakat PAD kecil, Banyak TKD yang diserobot oleh masyarakat, Adanya
permasalahan diantara batas-batas tanah Program Larasita, Notaris, Swadaya,
Gotong royong Inventarisasi Tanah Kas Desa Inventarisasi Tanah Kas Desa
22 Badan jalan terancam erosi, perlu pembuatan Talud jalan Adanya Erosi akibat
guyuran air hujan Lembaga, Kelompok, Swadaya, Gotongroyong Penalutan jalan
Penalutan Jalan
23 Jalan Dusun yang belum diaspal Jalan becek dan menggangu transportasi
hasil produksi Lembaga, Swadaya, Gotongroyong, Bantuan pemerintah
Pengaspalan dengan kualitas baik Pengaspalan Jalan
24 Masih sedikitnya pelatihan dan penyuluhan keterampilan dengan kerjasama
antara pemerintah desa dan dinas terkait Banyak usia produktif belum punya
ketrampilan Usia produktif banyak, BLK, Info Lowongan Pembinaan dan Pelatihan
ketrampilan Pembinaan dan Pelatihan ketrampilan
25 Belum adanya drainase Adanya genangan air, luapan air dari pekarangan
sehingga jalan becek Swadaya, gotongroyongBantuan dari pemerintah
Pembuatan drainase Pembuatan drainase
26 Perlunya peningkatan Gizi Balita Pengertian Gizi yang baik masih kecil,
banyaknya balita Kesadaran masyarakat tinggi, Puskesmas, Kader
posyandu/kesehatan Pembinaan/bantuan pos yandu Pembinaan/bantuan pos

yandu
27 Pada musim penghujan terjadi luapan air sehigga jalan becek Saluran tidak
ada/rusak, tanah tidak boleh untuk di buat saluran lembaga, Swadaya,
Gotongroyong, bantuan pemerintah pembuatan saluran/drainase pembuatan
saluran/drainase
28 Perlunya Pembangunan Balai Dusun Diperlukannya balai pertemuan di Dusun
Lembaga Dusun, Swadaya, Gotongroyong Pembangunan Balai Dusun
Pembangunan Balai Dusun
29 Kurangnya peran tokoh Agama dalam kegiatan Pemerintahan Kurangnnya
pertemuan antara Tokoh agama dengan pemerintah desa Tokoh agama, Fasilitas
Bantuan / Pembinaan terhadap lembaga / pengurus keagamaan Bantuan /
Pembinaan kepada pengurus keagamaan
30 Bantuan, Pembinaan dan kegiatan Lembaga Desa perlu ditingkatkan
Kembagaan masih banyak yang belum aktif dan tidak ada pertemuan dan
kurang mengethui tentang tupoksinya Kelembagaan ada, pengurus lengkap,
Swdaya Bantuan / Pembinaan lembaga Bantuan / Pembinaan lembaga
31 Jalan Desa yang menghubungkan antar Desa Transportasi terganggu, Jalan
berlobang dan rusak, Terkikis oleh aliran sungai Swadaya, Gotongroyong,
bantuan pemerintah Melakukan perbaikan jalan, membuat talud saluran dan
jalan Melakukan perbaikan jalan / aspal
32 Perbaikan/perawatan Tempat Ibadah Bangunan kurang terawat Jamaah besar,
Pengurus lengkap, Swdaya, Gotongroyong, bantuan pemerintah Menggalakkan
kebersihan lingkungan masjid dan Viharra Melakukan perbaikan
33 Pada saat musim pancaroba banyak timbul berbagai macam penyakit dan
hama Adanya perubahan iklim, Puskesmas, Posyandu, swadaya gotong royong,
bantuan pemerintah Penyuluhan kesehatan Penyuluhan kesehatan
34 Minimnya Fasilitas sarana prasarana pendidikan dan terjadinya putus sekolah
Beban biaya hidup yang tinggi, pendapatan yang rendah Usia Sekolah Banyak,
bantuan pemerintah Bantuan Pemerintah Bantuan Pemerintah
35 Adanya rumah tinggal yang tidak layak huni Kemampuan ekonomi /
pendapatan yang rendah Swadaya, gotongroyong, Lembaga, Bantuan
pemerintah Bantuan Pugar Rumah Bantuan Pugar Rumah
36 Perlunya Peningkatan Prestasi Olahraga Prestasi olah raga masih kecil Klub
Olahraga ada, pemuda banyak, fasilitas ada Pembinaan Olahraga Pembinaan
Olahraga
37 Mulai menurunya rasa kegotong royongan masyarakat Pengaruh budaya,
kesibukan dari setiap warga kesadaran warga tinggi, Pembinaan melalui
pertemuan pentingnya gotongroyong Pembinaan melalui pertemuan
38 Adanya kekerasan dalam Rumah Tangga perlu adanya penyuluhan Pengaruh
budaya, kurangnya pengetahuan tentang KDRT, Himpitan/Kebutuhan Ekonomi
Perempuan dan anak banyak, swadaya, kesadaran masyarakat tinggi
Penyuluhan dan pembinaan tentang KDRT Penyuluhan dan pembinaan tentang
KDRT
39 Perlunya penataan pagar pekarangan / jalan lingkungan Jalan becek dan
menggangu transportasi Swadaya, Gotongroyong, Bantuan pemerintah
Pembangunan pagar pekarangan / jalan dan drainase Pembangunan pagar
pekarangan / jalan dan drainase

BAB V
RENCANA PEMBANGUNAN DESA TAHUN 2011-2015
Data program pembangunan jangka menengah Desa Kenteng disusun
berdasarkan alternatif tindakan yang layak yang disusun pada tabel sebelumnya.
Kemudian dari tiap tindakan tersebut dikelompokkan kedalam tipe ataupun jenis
program yang memiliki tema dan bersifat lebih global. Secara umum, program
yang ada pada RPJM Desa Kenteng dikelompokkan dalam tiga bidang, yaitu
pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan.
Setelah jenis kegiatan terbentuk, kemudian dilakukan pendataan lokasi yang
akan menjadi fokus kegiatan yang akan dilakukan. Lokasi yang ada meliputi
dusun-dusun di Desa Kenteng sehingga dapat ditentukan banyak tidaknya
masyarakat dusun yang mengikuti dan membutuhkan kegiatan tersebut.
Langkah berikutnya yaitu penentuan sifat dan sasaran kegiatan. Sifat kegiatan
dibedakan menjadi kegiatan yang bersifat lama, baru, lanjutan atau rehap. Sifat
kegiatan lama yaitu kegiatan yang sudah pernah dicanangkan oleh pemerintah
desa. Dengan demikian kegiatan yang bersifat lama hanya melanjutkan program
pemerintah desa agar program desa dapat berjalan secara berkesinambungan.
Sedangkan program yang bersifat baru yaitu kegiatan yang belum dicanangkan
oleh pemerintah. Kegiatan yang akan direkomendasikan merupakan kegiatan
yang masih baru dan perlu diadakan pengkajian lebih lanjut. Dengan demikian
diharapkan program tersebut walaupun masih bersifat baru dapat berjalan
berkesinambungan. Pendataan sasaran kegiatan dapat diartikan sebagai
komunitas penerima kegiatan yang nantinya dapat merasakan dampak dari
kegiatan yang dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung. Sasaran
kegiatan meliputi sarana dan prasarana fisik, komunitas atau perkumpulan
masyarakat, dll.
Setelah bidang, tema program, kegiatan sifat dan sasaran terbentuk, di susunlah
target untuk tiap-tiap kegiatan berdasarkan data kebutuhan program setiap
tahunnya. Target kegiatan tersebut meliputi tiga variabel, yaitu:
1. Volume
Yaitu banyaknya variabel baik komunitas orang, jumlah bahan, total kebutuhan
dalam pembangunan sarana dan prasarana fisik yang disertai dengan
perhitungan rancangan biaya. Biaya ini didapat berdasarkan keperluan
pengeluaran berdasarkan anggaran yang ada.
2. Harga
Yaitu biaya yang diperlukan untuk penyelesaian kegiatan dalam satu variabel
waktu atau banyaknya bahan baku (untuk kegiatan sarana dan prasarana fisik)
dalam satu satuan tertentu.
3. Biaya
Yaitu jumlah harga di kalikan jumlah volume yang dapat berupa variabel
komunitas dan jumlah agenda pertemuan (bila kegiatan tersebut diadakan lebih
dari satu kali dalam lima tahun).
Setelah target di tentukan, maka tindakan yang selanjutnya dilakukan adalah
penentuan post anggaran (sumber biaya) yang dapat digunakan dalam
melaksanakan kegiatan tersebut. Sumber biaya tersebut meliputi:
I. PAD (pendapatan anggaran desa)

PAD adalah post finansial/ pendapatan desa yang akan digunakan sebagai
anggaran kegiatan yang berada di desa, PAD untuk desa Kenteng dari tahun
ketahun selalu berubah.
II. APBD II (Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Tingkat Kabupaten)
APBD II yaitu pos anggaran dari pemerintah Kabupaten Semarang yang nantinya
dapat digunakan untuk kegiatan di tingkat desa, sehingga dengan rancangan
anggaran kegiatan yang menggunakan sumber dana dari pemerintah kabupaten
Semarang menggunakan mekanisme pangajuan proposal maupun dapat
berwujud bantuan yang memang sudah dianggarkan untuk keperluan
pemerintah desa.
III. APBD I (Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Tingkat Provinsi)
APBD I yaitu pos anggaran dari pemerintah provinsi Jawa Tengah yang nantinya
dapat digunakan untuk kegiatan di tingkat desa, sehingga dengan rancangan
anggaran kegiatan yang menggunakan sumber dana dari pemerintah provinsi
Jawa Tengah menggunakan mekanisme pangajuan proposal maupun dapat
berwujud bantuan yang memang sudah dianggarkan untuk keperluan
pemerintah desa.
IV. APBN (Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Tingkat Pusat)
APBN yaitu pos anggaran dari pemerintah pusat yang nantinya dapat digunakan
untuk kegiatan di tingkat desa, sehingga dengan rancangan anggaran kegiatan
yang menggunakan sumber dana dari pemerintah pusat menggunakan
mekanisme pangajuan proposal maupun dapat berwujud bantuan yang memang
sudah dianggarkan untuk keperluan pemerintah desa.
V. Swadaya warga Desa Kenteng
Yaitu seberapa besar pembiayaan yang berasal dari masyarakat Desa Kenteng
yang dapat berupa tenaga dan biaya. Post dana yang digunakan dari swadaya
yaitu kegiatan yang bersifat sukarela dan hanya berada dalam lingkup dusun.
VI. Bantuan Lain Yang Sah
Yaitu seberapa besar pembiayaan yang berasal dari bantuan pihak lain seperti
perusahan, LSM, dan lainya baik berupa barang atau pun berupa yang lain yang
semuanya dipergunakan untuk kepentingan pembangunan di wilayah Desa
Kenteng baik itu yang langsung di ketahui oleh Pemerintah Desa maupun yang
langsung diberikan ke Dusun / Kelompok yang ada.
5.1. Bidang Pemerintahan
Salah satu bidang dalam rencana pembangunan jangka menengah desa yang
menjadi fokus dalam pembangunan desa adalah bidang pemerintahan. Bidang
pemerintahan merupakan kegiatan-kegiatan atau program yang melibatkan
perangkat desa. Jenis kegiatan yang ada meliputi :
Peningkataan Profesionalisme Perangkat Desa
Peningkatan keamanan dan ketertiban
Peningkatan tertib penguasaan, pemanfaatan dan penggunaan tanah
Peningkatan Pelayanan Kepada masyarakat
Perlindungan Perempuan dan Anak
5.2. Bidang Pembangunan
Bidang pembangunan merupakan salah satu fokus dalam rencana pembangunan
jangka menengah Desa Kenteng. Rencana anggaran biaya (RAB) bidang

pembangunan adalah salah satu anggaran bidang di dalam RPJM yang dilakukan
oleh pemerintah desa adapun untuk kegiatan pembanguna secara garis besar
terdiri dari:
Peningkatan Prasarana dan sarana perumahan dan permukiman dan
Lingkungan
Pembangunan sarana perdagangan dan sistem distribusi (Pemasaran)
Peningkatan dan Pemeliharaan Jalan dan Jembatan (Perhubungan)
Peningkatan dan pemeliharaan prasarana dan sarana pengairan (Produksi)
Peningkatan Pembangunan Prasarana Pemerintah Desa
Peningkatan Pembangunan Prasarana Kelembagaan
Peningkatan pembangunan Prasarana Sosial
Kegiatan pembanguna ini terbagi antara pembangunan fisik dan non fisik,
Sedangkan sumber dana ini direncnakan berasal dari berbagai sumber baik
swadaya, APBDes, APBD II, APBD I maupun APBN karena kita menyadari setiap
pembangunan bertujuan untuk selalu mensejahterakan masyarakat sehingga
peran serta dari masyarakat merupakan salah satu modal utama keberhasilan
dari pelaksanaan pembangunan yang kita rencanakan.
Dengan demikian untuk mewujudkan hal tersebut swadaya dari masyarakat
sangat diperlukan. Apalagi saat ini paradigma pembangunan sudah berganti dari
top-down menjadi bottom-up, yakni masyarakat dituntut untuk lebih aktif dan
partisipatif dalam pembangunan dan salah satu caranya ialah dengan
menggerakan swadaya masyarakat. Secara umum khusus untuk bidang
pembangunan semua kegiatan yang ada membutuhkan dana yang tidak sedikit,
sebab pembangunan fisik memang membutuhkan biaya yang cukup besar.
5.3. Bidang Kemasyarakatan
Pembangunan dalam rangka memajukan desa tidak hanya diartikan sebagai
pembangunan fisik. Akan tetapi pembangunan dapat berarti pula membangun
masyarakat yang berwawasan dan memiliki moral. Dengan demikian
pembangunan yang ada akan tercapai secara menyeluruh. Dalam rencana
pembangunan jangka menengah Desa Kenteng kegiatan dalam bidang
kemasyarakatan meliputi
Peningkatan Kesehatan Masyarakat
Peningkatan Pendidikan
Peningkatan Pembinaan Genersai Muda, Olahraga dan Penyalahgunaan Napza
Penanganan permasalahan Sosial, Kemiskinan dan peran perempuan (gender)
Peningkatan kualitas hidup masyarakat dan keagamaan
Peningkatan / pelestarian nilai luhur budaya
BAB VI
PENUTUP
Demikianlah Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa Kenteng Tahun
2010-2014 ini disusun sebagai acuan arah kebijakan pembangunan lima
tahunan. Dengan tersusunnya RPJMDes ini diharapkan program kegiatan
pembangunan di Desa Kenteng dapat terwujud sesuai dengan potensi dan
permasalahan sehingga mampu mendorong kesejahteraan serta kemajuan desa.
RPJM Desa Kenteng ini memuat program pembangunan dalam tiga bidang yakni

bidang pemerintahan, bidang pembangunan dan bidang kemasyarakatan.


Semoga laporan ini dapat menjadi pegangan bagi pihak-pihak terkait.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Desa ini banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu saran dan kritik
yang membangun sangat kami harapkan.
Kenteng, 31 Desember 2010
Tim Perumus RPJMDes
Ketua
GUNTUR HARISTANTO
LAMPIRAN LAMPIRAN
1. Lampiran 1 : Matrik Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa
2. Lampiran 2 : Data Aparatur Pemerintah Desa Kenteng
3. Lampiran 3 : Rekapitulasi Perencanaan PembangunanDesa Tahun 2011 -2015
4. Lampiran 4 : Berita Acara MUsyawarah Rencana Pembangunan Desa
(Musrenbang Desa)
5. Lampiran 5 : Berita Acara Musyawarah Dusun / Penggalaian Gagasan
6. Hasil Penggalian Gagasan / Usulan dari Dusun
7. Hasil Pendataan Potensi Umum Dusun
8. Hasil Pendataan Rumah Tangga Misikin Tiap Dusun
9. Peta Sosial Dusun
10. Hasil Penyusunan Kalender Musim
Sukai ini:

Catetan:
1 yen males survei meneh ngo makalah
ki tinggal di edit2 di bagi2 wae
2 ku njaluk tulung di ketik ulang soal e
rak so d ganti rata kanan kiri
3 meh ngarap kpn ? neng ndi ?
4 di pilih i ndi wae seng meh d ngo
5 di cicil sek

Anda mungkin juga menyukai