EKOLOGI ADMINISTRASI
Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
19.11.021356
2021/2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Program bantuan sosial merupakan salah satu komponen Program Jaminan
Sosial yang menjadi bentuk ekspresi tanggung jawab pemerintah atau pemerintah
daerah yang sangat peduli terhadap kondisi masyarakat yang miskin dan terlantar.
Program ini merupakan implementasi Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 34 ayat (1)
yang menyatakan bahwa fakir miskin dipelihara oleh Negara.
Salah satu program pemerintah dalam upaya penanganan fakir miskin yaitu
melalui pelaksanaan program sembako yang merupakan transformasi dari pemberian
Bantuan Sosial Pangan Non Tunai ( BPNT ) pada tahun 2019 dengan penambahan
nominal bantuan bagi KPM. Dengan adanya penambahan jumlah nominal diharapkan
terdapat penambahan jenis bahan pangan untuk pemenuhan gizi masyarakat dan
mengurangi angka stunting pada Masyarakat.
Program ini telah berjalan di seluruh kabupaten/kota di Kalimantan Tengah.
Meskipun demikian, masih terdapat beberapa permasalahan yang di temui lapangan
sehingga diperlukan penanganan dan pengawasan secara berkesinambungan. Hal ini
diperlukan agar solusi dan kebijakan yang ditempuh dalam mengatasi permasalahan
tersebut dapat berjalan sesuai dengan aturan yang berlaku serta mampu diterapkan di
seluruh Kalimantan Tengah
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Peran Dinas Sosial sebagai Regulator Dalam Penanganan Fakir
Miskin di kota Palangka Raya?
2. Bagaimana Peran Dinas Sosial sebagai Dinamisator Dalam Penanganan Fakir
Miskin di Kota Palangka Raya?
3. Bagaimana Peran Dinas Sosial sebagai Fasilitator Dalam Penanganan Fakir
Miskin di kota Palangka Raya?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan ini dibuat dibuat agar para pembaca mengetahui bahwa penerimaan
bantuan pada lansia serta ada anggota keluarga yang menyandang disabilitas dapat
diberikan jaminan hidup yang lebih dari pemerintah.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk menambah wawasan dan
pemahaman serta menjadi aplikasi ilmu pengetahuan yang telah didapatkan
selama perkuliahan.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada pihak-pihak yang
mempunyai perhatian dalam penanganan Fakir miskin serta perkembangannya,
bagi Dinas Sosial Kota Palangka Raya diharapkan dapat memberikan sumbangan
serta saran dalam penanganan fakir miskin di Kota Palangka Raya.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Penyaluran bantuan sosial yang dilaksanakan oleh Dinas Sosial Kota Palangkaraya
berbagai macam penyelenggaraannya. Dalam penelitian ini membahas mengenai
program pemerintah dalam upaya penanganan fakir miskin yaitu melalui pelaksanaan
program sembako yang merupakan transformasi dari pemberian Bantuan Sosial
Pangan Non Tunai ( BPNT ) pada tahun 2019 dengan penambahan nominal bantuan
bagi KPM.
BAB II
A. Tinjauan Teori
1. Pengertian Peran
peran merupakan seperangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh orang
yang berkedudukan di masyarakat. Seseorang yang mempunyai kedudukan
tertentu dapat dikatakan sebagai pemegang peran. Suatu hak sebenarnya
merupakan wewenang untuk berbuat atau tidak berbuat, sedangkan kewajiban
adalah beban atau tugas. Peran dalarn suatu lembaga berkaitan dengan tugas dan
fungsi, yaitu dua hal yang tidak dapat dipisahkan dalam pelaksanaan pekerjaan
oleh seseorang atau lembaga.Tugas merupakan seperangkat bidang pekerjaan
yang harus dikerjakan dan melekat pada seseorang atau lembaga sesuai dengan
fungsi yang dimilikinya.
2. Teori Kinerja
Teori kinerja merupakan pembahasan yang akan di jelaskan dengan detail pada
artikel berikut ini. Adapun didalam artikel teori kinerja menyangkut aspek
beberapa mata pelajaran yakni seperti materi ekonomi manajemen, pembangunan,
administrasi publik, materi manajemen sumberdaya manusia dan semua mata
pelajaran yang menyangkut dengan ketenagakerjaan dan kinerja pegawai.
Kinerja pegawai secara umum adalah sebuah perwujudan kerja yang dilakukan
oleh karyawan yang biasanya digunakan sebagai dasar atau acuan penilaian
terhadap karyawan didalam suatu organisasi. Kinerja yang baik merupakan suatu
langkah untuk menuju tercapainya tujuan organisasi oleh karena itu, kinerja juga
merupakan sarana penentu dalam mencapai tujuan organisasi sehingga perlu
diupayakan untuk meningkatkan kinerja karyawan.
Menurut Rivai (2005:309) konsep kinerja adalah perilaku nyata yang ditampilkan
setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan
perannya dalam perusahaan.
Berdasarkan dari beberapa pendapat ahli di atas, maka dapat ditarik sebuah
kesimpulan yakni arti kinerja merupakan hasil yang dicapai oleh seseorang dalam
melaksanakan tugas atau beban tanggung jawab menurut ukuran atau standar yang
berlaku pada masing-masing organisasi.
3. Teori Kebijakan
Kebijakan atau policy berkaitan dengan perencanaan, pengambilan dan
perumusan keputusan, pelaksanaan keputusan, dan evaluasi terhadap dampak dari
pelaksanaan keputusan tersebut terhadap orang-orang banyak yang menjadi
sasaran kebijakan (kelompok target). Kebijakan merupakan sebuah alat atau
instrument untuk mengatur penduduk dari atas kebawah. Menurut Heinz Eulau
dan Kenneth Prewith, kebijakan adalah keputusan tetap yang dicirikan konsistensi
dan pengulangan tingkah laku dari mereka yang mematuhi keputusan-keputusan.
Dengan cara memberi reward dan sanctions. Secara sentralistik, kebijakan adalah
instrumen teknis, rasional, dan action-oriented untuk menyelesaikan masalah.
Kebijakan adalah cetak biru bagi tindakan yang mengarah dan mempengaruhi
perilaku orang banyak yang terkena dampak keputusan tersebut. Kebijakan
sengaja disusun dan dirancang untuk membuat perilaku orang banyak yang dituju
(kelompok target) menjadi terpola sesuai dengan bunyi dan rumusan kebijakan
tersebut.
8. Pengertian Kemiskinan
Kemiskinan adalah suatu keadaan dimana seseorang tidak sanggup
memelihara dirinya sendiri sesuai dengan taraf kehidupan kelompok dan juga
tidak mampu memanfaatkan tenaga mental maupun fisik dalam kelompok tersebut
(Soerjono Soekanto, 1982, Sosiologi:suatu Pengantar , Rajawali Press).
Sedangkan Menurut Ragnar Nurske (1952, Problems of Capital Formation in
Underdeveloped (Contries, Oxford:Basil Blackwell) lingkaran kemiskinan atau
perangkap kemiskinan (Vicious Cycles of Povety) adalah hal yang sering menjadi
masalah diberbagai negara atau daerah berkembang.
Akibat kapasitas yang kecil dalam tabungan mengakibatkan income riil yang
rendah, dimana income riil yang rendah menunjukkan produktivitas yang rendah
pula. Hal ini berputar lebih besar dan mengakibatkan kekurangan kapital.
Kekurangan modal inilah yang menyebabkan tingkat kapasitas tabungan yang
kecil. Riil income yang rendah menurut Nurske, merupakan refleksi dari
rendahnya produktivitas Uni Eropa umumnya mendifinisikan penduduk miskin
adalah mereka yang mempunyai pendapatan perkapita dibawah 50 persen dari
median (rata- rata) pendapatan.Ketika median atau rata-rata pendapatan
meningkat, garis kemiskinan relative juga rneningkat.
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Jenis metode penelitian yang digunakan pada studi ini adalah metode kualitatif
dengan menggunakan metode deskriptip. Metode penelitian kualitatif merupakan
suatu jenis penelitian dengan cara mengumpulkan data melalui wawancara, observasi,
dan dokumentasi dari berbagai data yang di deskripsikan menggunakan kata-kata
sedemikian rupa dalam pemecahan masalah sehingga menjadi mudah dipahami.
Dengan demikian, hasil penelitian ini secara umum akan berwujud deskripsi berupa
kata-kata dan kalimat baik dalam penjelasan maupun kesimpulan sesuai dengan
kondisi dilapangan.
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini bertempat di kantor Dinas Sosial Kota Palangkaraya yang beralamat di
Jl.Ir. Soekarno komplek Pemerintah Kota Palangkaraya.
4. Sumber Data
Jenis sumber data dalam penelitian ini menggunakan data primer. Data primer
merupakan data yang diperoleh dari keterangan langsung informan yang ditunjuk oleh
penulis. Dalam penelitian ini, data primer diperoleh dari keterangan langsung oleh
peneliti melalui wawancara.
1) Reduksi Data
Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul dari
catatan- catatan tertulis dari lapangan. Reduksi data berlangsung terus menerus
sejalan pelaksanaan tertulis dari lapangan. Proses reduksi data akan terus
berlangsung hingga laporan akhir penelitian lengkap dapat tersusun dengan
benar.
2) Penyajian Data
Langkah berikutnya setelah proses reduksi data berlangsung adalah penyajian
data, yaitu sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan
adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dengan mencermati
penyajian data ini, peneliti akan lebih memahami apa yang sedang terjadi dan
apa yang harus dilakukan. Artinya apakah peneliti meneruskan analisisnya
atau mencoba untuk mengambil sebuah tindakan dengan memperdalam
temuan tersebut.
3) Verifikasi dan Penarikan Kesimpulan
Tahap akhir proses pengumpulan data adalah verifikasi dan penarikan
kesimpulan, yaitu sebagai penarikan arti data yang telah ditampilkan.
Beberapa cara yang dapat dilakukan dalam proses ini adalah dengan
melakukan pencatatan untuk pola-pola dan tema yang sama, pengelompokan.
Kemudian penarikan kesimpulan berdasarkan pada pemahaman terhadap data
yang disajikan dan dibuat dalam pernyataan singkat dan mudah dipahami
dengan mengacu pada pokok permasalahan yang diteliti.
BAB IV
KESIMPULAN