TIMUR
BAB 1. PENDAHULUAN
dikenal sebagai old public administration (OPA), adalah Woodrow Wilson dan
Leonard Dupee White yang menyatakan bahwa administrasi publik sangat layak
menjadi suatu kajian, mengingat bidang administrasi pada dasarnya sama dengan
dilakukan secara netral serta profesional agar mencapai tujuan yang ditentukan.
efektif, tidak efisien, serta tidak transparan, sehingga pemerintah gagal dalam
pemerintah untuk masyarakat adalah hal penting, dengan hal tersebut pemerintah
perlu mendobrak kebijakan yang tidak sesuai, dan memberi kewenangan pada
secara efektif dan efisien. Osborne dan Gaebler (1996) menganggap bahwa
menjadi smaller (kecil dan efisien), faster (bekerja cepat dan efektif), cheaper
manajemen bisnis, tapi Denhardt dan Denhardt (2003) menganggap bahwa prinsip
NPM tersebut telah gagal diterapkan pada negara berkembang seperti Indonesia
dan negara miskin seperti yang ada di benua afrika, karena tidak sesuainya dengan
prinsip ideologi, politik, ekonomi, serta sosial budaya. NPM harus diganti dengan
paradigm new public service (NPS) sebagai paradigma yang mengarah pada
democracy, pride and public citizen. Dalam konteks ini NPS menganggap bahwa
untuk menghindari konflik. Warga negara tidak ditempatkan sebagai entitas serta
obyek pada sistem hukum yang selalu diatur serta dikendalikan oleh suatu hak dan
kewajiban yang legal, tetapi ditempatkan sebagai aktor politik yang dapat
birokrasi sebagai alat rakyat harus tunduk pada suara rakyat yang rasional dan
3
ekonomi seperti maksud NPM, tapi juga mahluk sosial, politik, serta implementor
pelayanan publik. NPS yakin bisa memberi perubahan pada kondisi birokrasi
asas kekeluargaan. Hal ini menunjukkan bahwa negara ikut serta dalam
merupakan salah satu perwujudan untuk mencapai tujuan bangsa yang sudah
tertera dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 pasal
34 ayat 1 – 4 yang berisi kewajiban negara untuk memelihara fakir miskin dan
anak terlantar. Oleh karena itu, fakir miskin dan anak terlantar seperti yang
spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu
serta masyarakat dalam memenuhi kebutuhan dasar setiap warga negara meliputi
perlindungan sosial pada tahun 2023 sebesar 476 triliun untuk membantu
masyarakat miskin dan rentan untuk memenuhi kebutuhan dasarnya dan dalam
Selain itu, kementerian sosial juga menyusun program kerja untuk meningkatkan
Pangan (BPNT), Program Indonesia Pintar (PIP), dan Kartu Perlindungan Sosial
Saat ini, kesejahteraan sosial untuk warga lanjut usia menjadi isu penting
yang perlu menjadi perhatian pemerintah dalam pembangunan nasional. Hal ini
disebabkan karena jumlah penduduk lansia selalu meningkat setiap tahunnya dan
sebagian besar masih kekurangan sehingga mereka harus bekerja keras untuk
5
tahun 1998. Upaya kesejahteraan sosial lanjut usia diarahkan agar lanjut usia tetap
kesejahteraan sosial lanjut usia. Upaya ini bertujuan untuk memperpanjang usia
Indonesia serta lebih mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa.
sosial untuk lansia sesuai dengan kebutuhannya, antara lain program rehabilitasi
sosial dan perlindungan sosial. Program rehabilitasi sosial yang diluncurkan oleh
yang berusia di atas 80 tahun yang sudah tidak berdaya dan tidak memiliki
keluarga dengan bantuan diberikan sebanyak 21 ribu per hari pada tahun 2022.
6
Hal ini diberikan karena lansia tunggal (lansia yang hidup sendiri) menjadi
pemberian bantuan tidak hanya berupa pemberian uang, tetapi juga bantuan
menteri sosial juga mengusulkan untuk pendirian layanan terpadu untuk lansia
2023).
lansia miskin dan atau sebatangkara dengan meluncurkan program yang bernama
“Rantang Kasih”.
kabupaten Banyuwangi sejak tahun 2017 dan masih terus berjalan sampai
sekarang. Dalam program Rantang Kasih para lansia yang miskin mendapat
kiriman makanan siap saji setiap harinya dengan gratis. Adapun uniknya program
ini yaitu memiliki sebuah aplikasi digital yang bernama Jalin Kasih, yang dimana
isi dalam aplikasi ini yaitu data seluruh permasalahan tentang kemiskinan dengan
sesuai program bantuan kemiskinan yang sesuai untuk masing-masing. Selain itu
juga dalam aplikasi ini seluruh warga yang ingin berpatisipasi bisa melalui
aplikasi ini. Pada tahun 2019 program ini masuk dalam 99 inovasi pelayanan
Pelayanan Publik (KIPP) dan pada tahun 2020 program ini mendapat rekor
program rantang kasih dalam bidang kemanusiaan dan lingkungan hidup karena
menjadi daerah yang pertama di dunia yang memberikan ribuan dhuafa makanan
fokus dalam memuliakan lansia miskin terlantar sebatang kara dan dalam
Rantang Kasih Bagi Lanjut Usia Miskin Sebatang kara, dan di perbarui dengan
lansia miskin dan atau sebatangkara yang diberikan setiap hari. Adapun kendala
yang dihadapi selama program ini berjalan yaitu mengenai pagu anggaran yang
dipatok hanya sebesar Rp. 15.000 (belum potong pajak) untuk 2 (dua) kali makan.
Dengan melihat kondisi ekonomi dan bahan – bahan pokok mengalami kenaikan
pajak, jasa antar makan, keuntungan warung dan untuk 2 kali makan sehari.
Selain itu juga perlu pengadaan terkait rantang tempat makan karena saat ini
gratis kepada setiap lanjut usia (lansia) yang hidup sebatangkara dan kaum
dhuafa.
dan inovasi radikal yang dipicu oleh inovasi konseptual (Windrum & Koch,
2008). Inovasi kebijakan merupakan perubahan yang dapat terjadi pada tujuan
kebijakan dan sarana kebijakan. Inovasi kebijakan salah satunya dilakukan dengan
ditentukan oleh pendekatan yang dilakukan oleh pemerintah, metode, dan desain
4.828 orang lansia miskin sebatang kara. Mereka memenuhi kebutuhan hidupnya,
usia 65 tahun ke atas. Penduduk yang hari ini masih tergolong aman secara sosial
ekonomi belum tentu tetap aman di masa depan, karena pendapatan mereka
mengalami perubahan dan krisis/bencana kecil saja dapat dengan mudah membuat
penduduk lansia menjadi miskin. Selain itu lansia juga memerlukan biaya
kesehatan yang lebih tinggi, sehingga keluarga yang menanggung biaya penduduk
lansia tersebut dapat mengalami kesulitan atau beban keuangan yang signifikan.
Kabupaten Banyuwangi pada awal diadakan program rantang kasih dalam kurun
waktu 2017 hingga 2019. Akan tetapi, akibat merebaknya virus COVID-19
usia lanjut usia juga semakin meningkat. Berikut merupakan data lansia dalam
yang semakin meningkat juga. Hal ini dikarenakan lansia mengalami proses
oleh lansia (Wahyudin et al., 2019). Berdasarkan hal tersebut dapat dilihat bahwa
inklusif bagi lansia karena kebijakan ini akan menjangkau seluruh lansia yang
Tidak banyak penelitian yang membahas terkait perlindungan lansia saat ini
hal yang sangat penting dan layak untuk diteliti. Salah satu penelitian terkait
perlindungan lansia adalah yang dilakukan oleh Yanuardi, Kurnia Nur Fitriana,
Pada penelitian tersebut menjelaskan Persoalan lansia DIY tidak hanya pada
jumlah lansia yang tinggi tetapi juga dihadapkan pada titik kritis eksistensi sosial
LUT dan kesejahteraan sosial lansia. Persoalan lansia seharusnya menjadi agenda
Kebijakan sosial terhadap LUT di DIY masih belum dapat mencapai hasil yang
baik di dalam maupun di luar lingkup balai yang menggunakan anggaran pusat
kebijakan tersebut sudah dilaksanakan dengan baik dan tepat sasaran sehingga
menjadi inovasi kebijakan publik inklusif terhadap lansia yang dilakukan oleh
faktor apa saja yang mendukung implementasi program tersebut agar dapat
Beberapa batasan masalah dalam penelitian ini antara lain adalah sebagai
berikut ini.
Kasih di Banyuwangi.
2. Model implementasi yang akan dipakai dalam penelitian ini adalah model
Bertitik tolak dari latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan
“Rantang Kasih” serta faktor pendukung dan penghambat program tersebut dalam
berikut :
Kebijakan publik.
kembali atau review suatu pustaka yang berkaitan atau relevan dengan topik
publik, teori inovasi kebijakan, dan Undang-Undang No. 23 Th. 2014 dan PP No.
38 Th. 2017.
2.2.1 Implementasi
ini teori implementasi yang dijabarkan adalah teori implementasi Mazmanian &
Sabatier (1983), Edward III (1980), dan Grindle (1980). Berikut merupakan
karena pendekatan ini membagi suatu proses menjadi serangkaian bagian yang
yaitu:
a) Variabel Independen
(1) Variabel kemampuan dalam melihat masalah dilihat dari aspek tingkat
dukungan dari pejabat atasan, sikap dan sumber daya yang dimiliki
b) Variabel Intervening
kejelasan.
c) Variabel Dependen
Gambar 2.1
dilihat dari empat faktor internal organisasi yang terdampak dari suatu kebijakan.
menjadi efektif dan efisien. Adapun keempat faktor tersebut menurut Edward III
1) Komunikasi
2) Sumber Daya
menunjang pelayanan.
3) Disposisi (Sikap)
dengan senang hati. Namun, jika implementor berbeda pandangan denga nisi
4) Struktur Birokrasi
Hal yang tak kalah penting selain ketiga faktor yang sudah disebutkan
Model implementasi kebijakan Edward III dapat dilihat pada gambar 2.2
berikut:
Gambar 2.2
yang dapat diteliti pada tingkat program tertentu. Proses implementasi suatu
kebijakan dimulai jika tujuan dan sasaran telah ditentukan, program kegiatan telah
program dan kegiatan. Hal tersebut membuat Model Grindle menjadi lebih
implementasi yaitu dari isi kebijakan (policy content) dan dari konteks
19
berikut:
e) Pelaksana program
masing-masing implementor.
kebijakan.
dengan dua masalah yang timbul dari interaksi antar lingkungan dan
berikut:
Gambar 2.3
Model implementasi yang akan dipakai dalam penelitian ini adalah model
implementasi Grindle (1980) meliputi isi kebijakan (policy content) dan dari
merupakan salah satu bagian dari pemerintahan yang menjadi sarana untuk
oleh profesional yang memiliki pendidikan tinggi dan keahlian khusus. Proses
pemerintah yang tidak terlepas dari hukum dan badan legislatif melalui proses
publik yang baik mencakup majanemen ekonomi, efisiensi, dan efektivitas yang
saling terkait satu sama lain. administrasi publik juga mencakup prinsip keadilan,
kegunaan, yang pertama sebagai disiplin ilmu dan kedua sebagai suatu proses atau
sebagai satu bidang studi yang berkaitan dengan sarana untuk melaksanakan nilai-
nilai atau keputusan politik. Fokus dari administrasi negara tidak lepas dari
publik akan barang dan jasa yang harus diberikan oleh sejumlah organisasi yang
Inovasi secara umum didefinisikan sebagai gagasan atau ide yang dimiliki
oleh sebuah organisasi terkait produk, proses, dan sistem organisasi (Exposito &
dan layanan yang diberikan (Bashir & Farooq, 2019). Inovasi diimplementasikan
sebelumnya. Pandangan tersebut akan membawa perubahan baik dari segi input
maupun output yang dimiliki oleh sebuah organisasi (Chen et al., 2019). Inovasi
menuju yang baru terkait dengan produk, proses dan bentuk organisai layanan
pembelajaran kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah dan inovasi radikal yang
dipicu oleh inovasi konseptual (Windrum & Koch, 2008). Inovasi kebijakan
merupakan perubahan yang dapat terjadi pada tujuan kebijakan dan sarana
pendekatan yang dilakukan oleh pemerintah, metode, dan desain alat kebijakan
Daerah. (2) Penataan Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditujukan
meningkatkan daya saing nasional dan daya saing Daerah; dan f. memelihara
keunikan adat istiadat, tradisi, dan budaya Daerah. (3) Penataan Daerah
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas Pembentukan Daerah dan
Daerah. (2) Persyaratan dasar kewilayahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
wilayah; d. Cakupan Wilayah; dan e. batas usia minimal Daerah provinsi, Daerah
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b adalah kemampuan Daerah untuk
menjaga etika dan norma dalam hubungan kerja dengan lembaga lain dalam
pemilihannya.
kode etik; h. menjaga etika dan norma dalam hubungan kerja dengan lembaga lain
26
daerah pemilihannya.
Pasal 250 (1) Perda dan Perkada sebagaimana dimaksud dalam Pasal 249
ayat (1) dan ayat (3) dilarang bertentangan dengan ketentuan peraturan
(2) Bertentangan dengan kepentingan umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat mengadakan kerja sama yang didasarkan pada pertimbangan efisiensi dan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan oleh Daerah dengan: a.
Daerah lain; b. pihak ketiga; dan/atau c. lembaga atau pemerintah daerah di luar
dengan Daerah lain sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a dikategorikan
Pasal 391 ayat (1) huruf a memuat informasi perencanaan pembangunan Daerah
dimaksud pada ayat (1), sasaran Inovasi Daerah diarahkan untuk mempercepat
Daerah.
28
akan berjalan efektif, (3) Disposisi, adalah watak dan karakteristik yang
berusia lanjut yang mana sudah tidak produktif untuk bekerja. Upaya yang
khususnya lansia yang sudah tidak produktif atau tidak mampu adalah
bahan yang digunakan untuk dianalisis. Sumber data adalah tempat, orang
tentang hal-hal yang berkenaan dengan variabel yang diteliti. Data dapat
data yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari dua jenis yaitu data
1. Data Primer
32
sumber utama dapat melalui survei, wawancara, focus grup discussion, atau
observasi (Sekaran & Bougie, 2017). Data primer yang digunakan pada
penelitian ini berupa hasil wawancara dengan informan yang mengerti dan
pedoman wawancara.
2. Data Sekunder
dikumpulkan dari sumber yang telah ada. Data sekunder dapat berupa catatan
2017). Data sekunder yang digunakan pada penelitian ini adalah referensi
berupa buku ataupun jurnal yang terkait dengan topik bahasan penelitian ini
bahasan penelitian.
START
Pertanyaan Penelitian:
“Bagaimana implementasi program rantang kasih serta apa saja
faktor pendukung dan penghambat program tersebut dalam
memberikan kesejahteraan kepada lansia?”
Penelitian Kualitatif
Analisis Data
Pembahasan
Hasil Pembahasan
Kesimpulan
SELESAI
Instrumen penelitian lain yang digunakan pada penelitian ini antara lain
Creswell, 2018). Uji keabsahan data atau validitas data pada penelitian
yang telah diperoleh. Uji keabsahan data pada penelitian ini dilakukan
sumber data lain yang telah ditentukan sebelumnya (Creswell & Creswell,
2018). Adapun teknik triangulasi data dapat dilakukan dengan tiga tahapan
berikut ini:
1. Triangulasi Teknik
36
triangulasi teknik dengan tujuan untuk menguji apakah data yang diperoleh
dengan berbagai teknik pengambilan data dapat dipercaya atau tidak untuk
mengetahui kebenaran data yang sama dengan teknik pengumpulan data yang
yang diperoleh dari wawancara informan dengan data yang diperoleh melalui
wawancara dan kemudian dicek kembali dengan data yang diperoleh melalui
teknik dokumentasi.
2. Triangulasi Sumber
Berdasarkan teknik pengumpulan data yang sama akan diperoleh data dari
3. Triangulasi Waktu
dilakukan untuk mengetahui apakah subjek konsisten terhadap data dan fakta
data. Analisis data adalah proses pengolahan data dan penafsiran data yang
dipahami oleh orang lain (Creswell & Creswell, 2018). Adapun proses
analisis data dalam penelitian kualitatif terdiri dari tiga bagian yaitu
sebagai berikut:
1. Reduksi Data
data-data yang tidak sesuai dengan fokus penelitian. Pada tahap reduksi data
memberikan label pada unit teks yang selanjutnya akan dikelompokkan dan
diubah menjadi kategori. Coding akan membantu pola dalam data, hubungan
antar data, dan penyusunan data menjadi kategori yang koheren. Selanjutnya,
2. Penyajian Data
keseluruhan dari data yang telah diperoleh pada tahap sebelumnya. Pada
3. Penarikan Kesimpulan
dengan teori yang digunakan dalam penelitian (Sekaran & Bougie, 2017).
39
DAFTAR PUSTAKA