Anda di halaman 1dari 3

LEMBAR KERJA PSIKOLOGI KOMUNITAS

SHORT ARTICLE

Nama : Canjel Revina Putri R


Kelas : 2-A Pendidikan Masyarakat 2022
NIM : 2204432
Nomor Absen : 08
Mata Kuliah : Psikologi Pendidikan dant Bimbingan
Dosen Pengampu : Dr. Viena Rusmiati Hasanah, S.IP., M.Pd.

PENGABDIAN MASYARAKAT
Dalam perguruan tinggi memiliki ‘Tri Dharma’ yang dirancang secara berkelanjutan
dalam mencapai sasaran program jangka panjang (AIMS). Ketiga domain tri dharma
merupakan kesatuan yang utuh, sebagai sebuah sistem akademik yang tidak bisa dipisahkan
untuk mencapai tujuan pendidikan di perguruan tinggi.
1. Pendidikan Pengajaran (DIKJAR)
2. Penelitian Pengembangan (LITBANG)
3. Pengabdian Masyarakat (ABMAS)
Abdi masyarakat merupakan kegiatan yang bertujuan membantu masyarakat dalam
berbagai aktivitas tanpa mengharapkan imbalan dalam bentuk apapun. Tujuan dari abdi
masyarakat juga untuk meingkatkan percepatan proses peningkatan kemampuan sumber daya
manusia sesuai dengan laju pertumbuhan pembangungan. Bentuk layanan abdi masyarakat
dilaksanakan melalui konsultatif, bimbingan, pelatihan advokasi, penyuluhan, praktek kerja,
dsb. Abdi masyarakat diselenggarakan dengan menerapkan prinsip ‘To help people to help
them self (CBE), Colaboratif.’
Dalam Community Base Education (CBE) memfokuskan pada pentingnya pemahaman
masyarakat, mencakup karakteristiknya, kebutuhannya, kelemahan dan kekuatan yang
dimilikinya. Disisi lain, CBE menekankan; pada cara pemecahan masalah oleh masyarakat,
dengan memanpaatkan potensi lingkungan (to help people to help them self).
Peran mahasiswa sebagai Agent of Change dalam abdi masyarakat adalah sebagai
inisator, creator, fasilitator, motivator, dinamisator, mediator dan lainnya. Untuk proses
penyusunan program abdi masyarakat sendiri meliputi exploratif assesment, fakta lapangan,
penyadaran (inti proses), desain program (proposal), implementasi, konfirmasi, validasi,
rujukan, referensi dan kebijakan. Program abdi masyarakat juga dikelompokkan menjadi dua
kategori, yang pertama adalah mikro, dimana program pembelajaran (teaching learning
proces), dan kategori kedua adalah makro, yaitu satuan program secara utuh sesuai bentuk atau
jenis program abdi masyarakat.
Dalam memahami karakteristik dimensi pembelajaran masyarakat bahwa pengetahuan
dan keterimpilan lebih mudah untuk dikembangkan bila dibandingkan dengan konsep diri, sifat
bawaan dan motif.

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Pemberdayaan masyarakat adalah proses pemgembangan kemampuan sumber daya
manusia, sarana-prasarana, dan faktor lainnya termasuk pengembangan 3P (pendampingan,
penyuluhan, dan pelayanan). Dikatakan oleh Kindervatter, S. (1979) bahwa pemberdayaan
adalah sebuah konsep yang dengan mudah menyatu dengan dorongan menuju desentralisasi
struktur pemerintahandan peningkatan penekanan ditempatkan pada partisipasi sebagai
komponen penting dari bentuk pembangunan yang lebih adil.
Pemberdayaan merupakan sebuah konsep yang muncul sebagai bagian dari
perkembangan alam pikiran dan kebudayaan masyarakat barat, terutama di Eropa. Konsep ini
muncul sejak dekade 70-an dan kemudian terus berkembang sampai saat ini.
Secara empirik pemberdayaan di Indonesia dapat dibagi menjadi:
1. Era Sebelum Kemerdekaan
Pemberdayaan masyarakat sebenarnya jika kita telah hadir sebelum
Kemerdekaan Republik Indonesia sebagai bagian dari perjuangan bangsa ini.
Contohnya dalam pendidikan, munculnya pesantren-pesantran, munculnya
pergerakan masyarakat, kegiatan tradisi adat istiadat dll. Hanya saja saat itu
“pemberdayaan” masih belum muncul sebagai konsep yang menjadi kiblat
dalam pendorong kemandirian masyarakat dalam pembangunan.
2. Era Orde Lama
Pada masa ini kebijakan pemberdayaan masyarakat masih juga belum
dilakukan secara optimal. Tahun 1957 merupakan awal mula pergerakan
keluarga berencana di Indonesia yakni adanya organisasi keluarga berencana
dengan dibentuknya Perkumpulan Keluarga Berencana pada tanggal 23
Desember 1957 di gedung Ikatan Dokter Indonesia menjadi PKBI. Kebijakan
Pemerintah orde lama terkait dengan pengaturan Tanah Wakaf tertuang
dalam UU No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria
(UUPA).
3. Era Orde Baru
- Pemberdayaan masyarakat untuk penanggulangan kemiskinan
- Pemberdayaan masyarakat desa, seperti Inpres Desa Tertinggal (IDT) yang
dimulai pada tahun 1993/1994. Program ini merupakan manivestari dari
Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 1993 tentang Peningkatan
Penanggulangan Kemiskinan
- Pemberdayaan masyarakat adat, termasuk KAT
- Pemberdayaan UMKM
4. Era Reformasi:
- Sebelum Tahun 201
•Pemberdayaan masyarakat perkotaan, seperti , P2KP (Program
Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan) yang dilaksanakan
Departemen Pekerjaan Umum, mulai dilaksanakan tahun 1999
•Pemberdayaan bersifat kewilayahan (PNPM Perkotaan dan PNPM
perdesaan)
•Perberdayaan perempuan
•PP No. 47 Tahun 2012 tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan
Perseroan Terbatas
- Setelah tahun 2014
•UU nomor 23 tahun 2014 tentang Pemeritahan Daerah
•Permensos nomor 9 tahun 2020 tentang Tanggung Jawab Sosial dan
Lingkungan Badan Usaha, menggantikan Peraturan Menteri Sosial Nomor 6
Tahun 2016 tentang Tanggung Jawab Sosial Badan Usaha dalam
Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial.
•Padat Karya Infrastruktur Pasca Pademi Covid-19, dll

Dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang desa yakni, Desa berhak (1)
Mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat berdasarkan hak asal usul, adat
istiadat, dan nilai sosial budaya masyarakat desa, (2) Menetapkan dan mengelola
kelembagaan desa (3) Mendapatkan sumber pendapatan selain itu juga desa berkewajiban
untuk Melindungi dan menjaga persatuan, kesatuan serta kerukunan masyarakat
desa dalam rangka kerukunan nasional dan keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia, Meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat desa, Mengembangkan
kehidupan demokrasi, Mengembangkan pemberdayaan masyarakat desa, serta
Memberikan dan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat desa.

Tantangan & Tuntuan bagi Mahasiswa dalam Pemberdayaan Masyarakat


Tantangan:
1.Semakin banyaknya permasalahan dalam kehidupan masyarakat
2.Perubahan pandangan masyarakat terhadap pelestarian pemberdayaan
3.Kemajemukan karakteristik masyarakat
4.Dampak dari sebuah program terhadap keberlangsungan pemberdayaan masyarakat
Tuntutan:
5.Memiliki kemampuan yang adaptif
6.Memiliki kompetensi komunikasi yang efektif
7.Memahami permasalahan dalam satu wilayah pembinaan
8.Memahami regulasi dalam pembangunan dan pengemberdayaan masyarakat

Pemberdayaan masyarakat tentu berkaitan erat dengan profesi dari Pendidikan Masyarakat.
Fasilitator merupakan salah satu contohnya. Fasilitator adalah seseorang yang membantu
sekelompok orang memahami tujuan bersama mereka dan membantu mereka membuat
rencana guna mencapai tujuan tersebut. Fasilitator dalam pemberdayaan masyarakat
merupakan tenaga fasilitator yang bertugas untuk melakukan proses pemberdayaan masyarakat
di desa sasaran baru dalam hal sosialisasi program, perencanaan, pelaksanaan, dan pengelolaan
kegiatan secara aktif.
Tugas dan Tanggung Jawab Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat
- Meningkatkan kapasitas kelompok dampingan terkait serta memastikanketerlibatan para p
ihak
- Memotivasi masyarakat untuk berpartisipasi dalam seluruh kegiatan
- Berkoordinasi dengan UPT Kementerian/Lembaga dan
SKPD/Pemda terkaitdalam pelaksanaan kegiatan
- Memberikan pemahaman terkait dengan konservasi dan peran serta masyarakat
- Memberdayakan dan mendampingi masyarakat dalam penyusunan Rencana Kerja
- Membantu dan mendampingi masyarakat untuk melaksanakan seluruh rencanakegiatan y
ang telah disusun
- Memberdayakan dan mendampingi masyarakat mulai dari persiapan, pelaksanaan, perenc
anaan, pelaksanaan dan pemantauannya
- Melakukan pendampingan dalam hal kelembagaan dan manajemen pelaksanaan kegiatan.
- Melaksanakan pelatihan dan pendampingan kepada kelompok masyarakatdampingan, ter
masuk aparat desa
- Mendokumentasikan proses implementasi di lapangan
- Menyusun dan menyampaikan laporan pelaksanaan kegiatan dan laporan bulanan kepada
Program Manager.

Anda mungkin juga menyukai