Anda di halaman 1dari 4

Nama : Masyitha Diva Syaharani

Nim : 210910301051
Kelas : Kebijakan Sosial (D2)

Program Keluarga Harapan Sebagai Bagian Dari Kebijakan Sosial Pengentasan


Kemiskinan di Indonesia

1. Latar Belakang Kebijakan Sosial Pengentasan Kemiskinan di Indonesia

Kemiskinan merupakan permasalahan umum yang dihadapi oleh negara- negara yang
sedang berkembang di dunia. Indonesia sebagai salah satu negara yang sedang berkembang
terus berupaya untuk menyelesaikan permasalahan kemiskinan bagi warga negaranya.
Apabila dipandang dari sisi ekonomi, Sharp (1996) dalam Kuncoro menyatakan penyebab
kemiskinan dapat dilihat dari 3 (tiga) hal, yaitu:

 Secara mikro, kemiskinan muncul karena adanya ketidaksamaan pola kepemilikan


sumberdaya yang menimbulkan distribusi pendapatan yang timpang;
 Kemiskinan muncul akibat perbedaan dalam kualitas sumberdaya manusia;
 Kemiskinan muncul akibat perbedaan akses dalam modal.

Sementara menurut Ginandjar, faktor- faktor yang menyebabkan timbulnya kemiskinan


di antaranya; "rendahnya tingkat pendidikan,rendahnya derajat kesehatan, terbatasnya
lapangan kerja, dan kondisi keterisolasian."
Salah satu langkah nyata adalah melalui penerbitan kebijakan pemerintah melalui
dokumen peraturan perundang-undangan yang mendukung pengentasan kemiskinan yang
kemudian dituangkan ke dalam program-program pengentasan kemiskinan.
Sebagaimana amanat Undang-Undang Dasar Tahun 1945 Pasal 34 bahwa "fakir miskin dan
anak terlantar dipelihara oleh negara", maka Pemerintah Indonesia sejak zaman orde lama
hingga saat ini mengupayakan masyarakat Indonesia yang berada di bawah garis kemiskinan
dapat menurun jumlahnya.
Program penanggulangan kemiskinan di Indonesia sudah dilaksanakan pemerintah
semenjak orde lama tepatnya sejak tahun 1960-an melalui strategi pemenuhan kebutuhan
pokok rakyat yang tertuang dalam Pembangunan Nasional Berencana Delapan Tahun
(Penasbede). Berdasarkan TAP MPRS No. II/MPRS/1960 tentang Garis-garis Besar Pola
Pembangunan Nasional Semesta Berencana Tahapan Pertama 1961-1969, pola pembangunan
pada masa itu lebih ditujukkan untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat yang merata.
Pembangunan pada saat itu berorientasi pada peningkatan pendapatan nasional yang
membentuk kemakmuran rakyat Indonesia.

Berdasarkan kebijakan pemerintah yang dituangkan di dalam peraturan perundang-


undangan, diketahui bahwa pada masa pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla, pemerintah
mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 166 Tahun 2014 tentang Program Percepatan
Penanggulangan Kemiskinan. Dalam Peraturan Presiden ini disebutkan bahwa untuk
mempercepat penanggulangan kemiskinan, pemerintah menetapkan program perlindungan
sosial yang meliputi: (a) Program Simpanan Keluarga Sejahtera; (b) Program Indonesia
Pintar; (c) Program Indonesia Sehat.

2. Definisi Program Keluarga Harapan Sebagai Bagian Dari Kebijakan Sosial


Pengentasan Kemiskinan

Program Keluarga Harapan (PKH) adalah program bantuan sosial yang diperkenalkan
oleh pemerintah Indonesia. Tujuan utama dari program ini adalah untuk mengurangi tingkat
kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan keluarga yang berada dalam kondisi ekonomi
yang rentan. Program ini dimulai pada tahun 2007 dan terus berkembang sejak itu.
PKH memberikan bantuan berupa uang tunai kepada keluarga miskin dan rentan dengan
syarat-syarat tertentu, seperti memastikan anak-anak menerima pendidikan dan layanan
kesehatan yang cukup.
Sebagai sebuah program bantuan sosial bersyarat, PKH membuka akses
keluarga miskin terutama ibu hamil dan anak untuk memanfaatkan berbagai fasilitas layanan
kesehatan (faskes) dan fasilitas layanan pendidikan (fasdik) yang tersedia di sekitar mereka.
Manfaat PKH juga mulai didorong untuk mencakup penyandang disabilitas dan lanjut usia
dengan mempertahankan taraf kesejahteraan sosialnya sesuai dengan amanat konstitusi dan
Nawacita Presiden RI.
Selain bantuan uang tunai, PKH juga memberikan insentif kepada peserta yang aktif
dalam kegiatan produktif, seperti mengikuti pelatihan keterampilan atau program pendidikan.
Program ini bertujuan untuk memberikan dorongan kepada keluarga miskin agar dapat
mengatasi kemiskinan jangka panjang.
Program Keluarga Harapan bertujuan untuk memberikan jalan keluar dari kemiskinan
jangka panjang dan membantu keluarga meraih kesejahteraan ekonomi.
Misi besar PKH untuk menurunkan kemiskinan semakin mengemuka mengingat
jumlah penduduk miskin Indonesia sampai pada Maret tahun 2016 masih sebesar 10,86%
dari total penduduk atau 28,01 juta jiwa (BPS, 2016). Pemerintah telah menetapkan target
penurunan kemiskinan menjadi 7-8% pada tahun 2019, sebagaimana tertuang di dalam
RPJMN 2015-2019. PKH diharapkan dapat berkontribusi secara signifikan untuk
menurunkan jumlah penduduk miskin, menurunkan kesenjangan (gini ratio) seraya
meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
Di tahun 2023 ini, bantuan PKH diberikan dalam empat tahap, yakni Januari-Maret
2023, April-Juni 2023, Juli-September 2023, dan Oktober-Desember 2023 Ada sekitar 10 juta
Keluarga Penerima Manfaat yang menerima bantuan PKH.

3. Hubungan PKH dengan Ilmu Kesejahteraan Sosial

Program Keluarga Harapan atau yang biasa disingkat menjadi (PKH) merupakan
bagian dari bantuan sosial implementasi dari kebijakan sosial. Kebijakan sosial sendiri ada
dengan tujuan membantu hidup masyarakat, meminimalisir angka pengangguran, tunawisma
dan lain sebagainya yang dianggap sebagai masalah sosial.
Program Keluarga Harapan merupakan salah satu upaya dalam ilmu kesejahteraan
sosial dimana pemerintah, melalui kebijakannya membantu menyejahterakan masyarakatnya
melalui program-program yang dilakukan.

4. Kelebihan Program Keluarga Harapan

 program yang berkelanjutan


 PKH diberikan pada Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang telah diseleksi ketat
 PKH tak hanya menyalurkan uang, tapi juga mendidik Keluarga Penerima Manfaat
(KPM)
 PKH terbukti meringankan beban ekonomi Keluarga Penerima Manfaat (KPM)
 PKH terbukti meningkatkan kualitas pendidikan Keluarga Penerima Manfaat
 PKH membantu para penyandang disabilitas dan warga lanjut usia
 PKH membuka lapangan pekerjaan baru dan pendamping

5. Kekurangan

 data yang terkadang masih menggunakan data lama


 Kurangnya slot untuk warga pendatang
 Masih ada beberapa elemen yang luput dari basis data mereka sebagai KPM, misalnya
keluarga napi dan mantan napi
 Kurang meratanya bansos pada daerah-daerah tertentu
 Masih ada pelanggaran bansos PKH yang dilakukan

6. Cara Mengatasi Kekurangan PKH (Rekomendasi/Saran)

 Pemerintah harus bisa meregenerasi data pada setiap awal tahun sehingga data yang
digunakan tetap fresh dan meminimalisir ketidak merataan bantuan sosial
 Pemerintah melihat warga pendatang bukan sebagai warga asing dan membuat
peraturan baru terkait warga pendatang sehingga mereka juga bisa mendapatkan PKH
tanpa harus direpotkan untuk kembali ke daerah asal mereka terlebih dahulu
 Pemerataan bansos kepada semua elemen masyarakat yang dianggap tidak sejahtera
sekalipun itu keluarga napi dan mantan napi
 Pemerintah melakukan pengetatan terkait siapa saja yang bertanggung jawab atas
berjalannya bantuan sosial ini, dan memberikan hukuman atau sanksi yang berat jika
benar ditemukan ada kecurangan sehingga tidak lagi ada oknum-oknum yang
meresahkan

Anda mungkin juga menyukai