Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

PKH adalah program pemberian bantuan sosial bersyarat kepada keluarga

miskin (KM) yang ditetapkan sebagai kelurga penerima manfaat. PKH juga

sebagai upaya percepatan penanggulungan kemiskinan. Sejak tahun 2007

Pemerintah Indonesia telah melaksanakan PKH. Program perlindungan sosial

yang juga dikenal di dunia Internasional dengan istilah Conditional Cash Transfer

(CCT) ini terbukti cukup berhasil dalam menanggulangi kemiskinan yang

dihadapi dinegara-negara tersebut, terutama masalah kemiskinan kronis.Sebagai

sebuah program bantuan bersyarat, PKH membuka akses keluarga miskin

terutama ibu hamil dan anak untuk memanfaatkan berbagai fasilitas layanan

kesehatan (fakses) dan fasilitas layanan didorong untuk mencakup penyandang

disabilitas dan lanjut usia dengan mempertahankan taraf kesejahteraan sosialnya

sesuai dengan amanat konstitusi dan Nawacita Presiden Republik Indonesia

Tahun 2020 Jokowidodo. (Sumber: Pedoman Pelaksanaan PKH Tahun 2019).

Provinsi Jawa Barat memiliki jumlah keluarga miskin terbanyak di

Indonesia. Jumlah nya mencapai 1,59 juta keluarga, kondisi ini menjadikan

provinsi ini sebagai penerima bantuan PKH terbesar ke-tiga se-Indonesia.

Pemerintah Kabupaten Subang melalui Dinas Sosial berencana memasang

stiker “Keluarga Tidak Mampu” diseluruh rumah warga penerima bantuan sosial

(bansos) Program keluarga harapan (PKH) di Kabupaten Subang.Kepala Dinas

1
2

Sosial (Kadinsos) Kabupaten Subang berharap, dengan adanya pemasangan stiker

tersebut akan adanya keterbukaan data penerima PKH serta dapat saling

monitoring jika ada penerima PKH yang tidak tepat sasaran, sehingga bagi

keluarga penerima manfaat (KPM) PKH yang mampu dapat secara sadar

mengundurkan diri dari kepesertaan (graduasi).

Menurut Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan

Sosial dan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial

yaitu Program Keluarga Harapan diatur dengan peraturan Mentri Sosial Republik

Indonesia Nomor 01 Tahun 2018.Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun

2000 tentang Program Pembangunan Nasional, kemiskinan ditandai dengan

munculnya masyarakat miskin lemah yang tidak memiliki kemampuan dalam

berusaha serta mempunyai akses yang terbatas pada kegiatan sosial ekonomi.

Sebagai negara berkembang jumlah kemiskinan di Indonesia sampai sekarang

masih sangat tinggi.

Masalah kemiskinanmerupakan masalah sosial yang senantiasa relavan

untuk dikaji terus menerus. Ini bukan saja karena masalah kemiskinan telah ada

sejak lama dan masih hadir ditengah-tengah kita saat ini, tetapi karena kini

gejalanya semankin meningkat sejalan dengan krisis multidimensional yang masih

dihadapi bangsa Indonesia. Hal ini juga dikarenakan Indonesia merupakan salah

satu negara yang sedang berkembang dengan jumlah penduduk yang terus

meningkat setiap tahun, sehingga tingkat kesejahteraan rakyatnya masih jauh

dibawah tingkat kesejahteraan negara-negara maju. (Suharto,2009:131)


3

Masalah kemiskinan merupakan salah satu persoalan mendasar yang

menjadi pusat perhatian di berbagai daerah. Khususnya Kabupaten Subang.

Subang pada Tahun 2019 mencatat jumlah kemiskinan mencapai 644.496 ribu,

sedangkan keluarga miskin yang mendapat bantuan dari Program Keluarga

Harapan pada Tahun 2020 sebanyak 64.383 ribu keluarga di Kabupaten Subang.

(Sumber: Dinas Sosial Kabupaten Subang Tahun 2020)

Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Oprasional Sekolah (BOS)

Program Bantuan Siswa Miskin (BSM), Program Jaminan Kesehatan Masyarakat

(JAMKESMAS), Program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), merupakan

program-program mengenai pengentasan kemiskinan, dimulai oleh pemerintah

dengan menerbitkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 15 Tahun

2010, tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan. Maka dibentuklah Tim

Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K)ditingkat pusat, dan

pemangku kepentingan lainnya. Selanjutnya, ditingkat provinsi dan

kabupaten/kota, dibentuk Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK)

Provinsi dan Kabupaten/Kota.(Sumber: Program Pengentasan Kemiskinan

Kabinet Indonesia Bersatu II)

Untuk meminimalisir permasalahan kesejahteraan sosial, khususnya

kemiskinan yang terus bertambah dari hari ke hari maka pemerintah Indonesia

melalui kementerian sosial mengeluarkan Program Keluarga Harapan (PKH).

Program ini dilaksanakan oleh dinas sosial yang merupakan salah satu instansi

yang bergerak dibidang sosial. Program ini berupaya meningkatkan kesejahteraan

sosial terhadap warga miskin di Indonesia.


4

Program Keluarga Harapan (PKH) dijalankan sebagai pelaksanaan dari

Peraturan Mentri Sosial Nomor 1 Tahun 2018 tentang Program Keluarga

Harapan, UU Nomor 11 Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan Sosial, Inpres Nomor

3 Tahun 2010 Tentang Program pembangunan yang berkeadilan, Peraturan

Presiden Nomor 15 Tahun 2010 Tentang pencapaian penanggulangan kemiskinan,

peraturan Mentri Keuangan Nomor 254/PMK.05/2015 tentang Belanja Bantuan

Sosial pada Kementrian Negara/Lembaga (Berita Negara Republik

IndonesiaTahun 2015 Nomor 2047) sebagaimana telah diubah dengan peraturan

Mentri Keuangan Nomor 228/PMK.05/2016 tentang perubahan atas Peraturan

Mentri Keuangan NOMOR 254/PMK.05/2016 tentang Belanja Bantuan Sosial.

(Sumber:Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 2147).

Program ini memberikan bantuan uang tunai kepada Rumah Tangga

Sangat Miskin (RTSM) setiap tiga bulan sekali, penerima PKH memiliki berbagai

kewajiban yang harus dipenuhi khususnya kewajiban kesehatan dan pendidikan.

Kewajiban itu adalah pemeriksaan kesehatan, pemberian asupan gizi dan

imunisasi anak balita, kewajiban menyekolahkan anak ke sekolah dasar dan

lanjutan (SD-SMP). PKH akan memberi manfaat pendek dan panjang. Untuk

jangka pendek Program Keluarga Harapan (PKH) akan memberikan (income

effect) kepada KPM melalui pengurangan beban pengeluaran rumah tangga.

Untuk jangka panjang memutus rantai kemiskinan antara generasi melalui

peningkatan kualitas kesehatan/nutrisi, pendidikan dan kapasitas pendapatan anak

dimasa depan (price effect) serta memberikan kepastian kepada si anak akan masa

depannya (insurance effect).


5

Program Keluarga Harapan (PKH) ini diselenggarakan oleh pemerintah,

dalam rangka untuk membantu penduduk miskin kluster terbawah berupa bantuan

bersyarat. Pelaksanaan PKH juga mendukung upaya mempercepat pencapaian

Tujuan Pembangunan Milenium (Milenium Development Goals atau MDGs).

Dengan PKH diharapkan RTSM memiliki akses yang lebih baik untuk

memanfaatkan pelayanan sosial dasar kesehatan, pendidikan, pangan dan gizi

termasuk menghilangkan kesenjangan sosial, ketidakberdayaan dan ketersaingan

sosial yang selama ini melekat pada diri warga miskin. Khusunya di Kecamatan

Pagaden barat karena masih banyak keluarga yang membutuhkan bantuan berupa

uang tunai untuk kebutuhan pendidikan ataupun kesehantan dan gizi.

Standar operasi prosedur (SOP) dari kecamatan untuk menyalurkan

bantuan sosial secara tunai, diawali dengan: (1). Pendaftaran peserta Keluarga

Penerima Manfaat (KPM) yang dilakukan oleh pegawai Kementrian Sosial

(Kemensos) di Kecamatan Pagaden Barat, (2). Calon Keluarga Penerima Manfaat

(KPM) akan mendapat surat pemberitahuan berisi teknis pendaftaran ditempat

yang telat ditentukan, (3). Kemudian data yang sudah diisi oleh calon penerima

program ini lalu di proses secara pararel dan sinergis oleh bank yang tergabung

dalam Himpunan Bank Milik Negara (Himbara), kantor kelurahan dan kantor

walikota/kabupaten, (4). Setelah verifikasi data selesai, penerima bantuan sosial

akan dibukakan rekening di bank dan mendapatkan Kartu Keluarga Sejahtera

(KKS) yang berfungsi sebagai kartu non tunai untuk menarik/mencairkan bantuan

sosial, (5). Penerima bantuan sosial yang telah memiliki Kartu Keluarga Sejahtera
6

(KKS) dapat langsung datang ke e-warong (Elektronik Warung Gotong Royong)

terdekat untuk mencairkan bantuan sosial.

E-warong (Elektronik Warung Gotong Royong) adalah agen bank, yang

telah bekerjasama dengan Bank BRI,BNI,MANDIRI, dan BTN selaku penyalur

dan ditentukan sebagai tempat menarik/mencairkan bantuan oleh KPM. Transaksi

dilakukan secara non tunai mengacu pada jumlah saldo yang tersimpan pada chip

KKS. Lewat sistem yang terhubung dengan perbankan ini, penyalur bantuan akan

mendaptkan laporan rinci seputar jumlah dana yang ditarik oleh penerima, jumlah

dana yang tersisa dan berapa penerima yang belum menarik bantuannya.

Salah satu tujuan akhir PKH adalah meningkatkan partisipasi sekolah anak

khususnyaSD dan SMP, serta untuk mengurangi pekerja dibawah umur di

Indonesia. Untuk mencapai tujuan ini PKH berupaya memotivasi RTSM agar

mendaftarkan anak-anaknya ke sekolah-sekolah dan mendorong mereka untuk

memenuhi komitmen kehadiran dalam proses belajar. Minimal 85% dari hari

efektif sekolah dalam sebulan, selama satu tahun berlangsung. (Direktorat

Jaminan Sosial.2003:9)

Penyaluran bantuan Program Keluarga Harapan mulai dilaksanakan pada

tahun 2007. Untuk melaksanakan upaya sebagaiamana dimaksud, dibutuhkan

pedoman bagi para penyelamggara kegiatan Oleh karena itu, diperlukan adanya

Pedoman Pelaksanaan Penyaluran Program Keluarga Harapan sebagai tuntunan,

arahan, atau rambu-rambu teknis dalam pelasanaan dilapanagn. Adapun pedoman

pelaksanaan ini berlaku pada tahun anggaran 2007 dan dimaksudkan untuk

digunakan oleh pelaksana program yaitu: Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah,


7

Bank Penyalur Program Keluarga Harapan, e-warong sebagai agen penyalur

bantuan sosial secara non tunai.

Dari hasil temuan dilapangan khususnya di Kecamatan Pagadan Barat

Kabupaten Subang yang merupakan daerah yang sedang dilakukan penelitian oleh

penulis. Program Keluarga Harapan ini diharapkan bisa optimal dan bisa

membantu warga miskin di Kecamatan Pagaden Barat, yaitu total nya 1.218

keluarga yang terdaftar di program Keluarga Harapan di Kecamatan Pagaden

Barat, bantuan tersebut berupa uang tunai yang di berikan dalam kurun waktu tiga

bulan sekali, bantuan tersebut sangat bernilai dan membantu bagi warga miskin di

Kecamatan Pagaden Barat yang dapat diambil di beberapa E-warong yang ada

disetiap Desa di Kecamatan Pagaden Barat.

Program Keluarga Harapan dilakukan untuk meningkatkan efektifitas dari

ketetapan sasaran program, serta untuk mendorong inklusi keuangan. Penyaluran

bantuan Program Keluarga Harapan dilaksanakan bertahap mulai 2007 pada

beberapa daerah terpilih di Indonesia dengan akses dan fasilitas memadai.

Penyaluran bantuan Program Keluarga Hrapan diterapkan memberi dampak bagi

peningkatan kesejahteraan dan kemampuan ekonomi penerima manfaat melalui

akses yang lebih luas terhadap layanan keuangan.

Efektivitas adalah pengukuran dalam arti tercapainya sasaran atau tujuan

yang telah ditentukan. Jadi apabila tujuan tersebut telah dicapai, baru dapat

dikatakan efektif. (Emerson dalam Handayaningrat (1996:16)


8

TABEL 1.1

DESA-DESA PENERIMA BANTUAN PKH 2018-2020

NO Desa Jumlah Keluarga Jumlah Keluarga Jumlah Keluarga


Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020
1. Balimbing 165 147 149
2. Bendungan 121 131 132
3. Cidadap 171 163 167
4. Cidahu 141 147 152
5. Margahayu 49 55 57
6. Mekarwangi 90 101 105
7. Munjul 49 52 57
8. Pangsor 158 215 224
9. Sumurgintung 149 174 175
(Sumber: Pendamping PKH Kecamatan Pagaden Barat Tahun 2020)

Berdasarkan Tabel 1.1 di atas diketahui bahwa penerima bantuan dari

Program Keluarga Harapan (PKH) di Kecamatan Pagaden Barat sebanyak 1.093

keluarga dan Program Keluarga Harapan (PKH) ini memberikan bantuan berupa

uang tunai yang diberikan kepada Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM),

penerima PKH memiliki berbagai kewajiban khususnya kewajiban kesehatan dan

pendidikan. Dengan demikian program ini seharusnya mengurangi beban

pengeluaran rumah tangga.

Adapun TUPOKSI Tugas Pokok dan Fungsi di Kecamatan Pagaden Barat

dalam Program Keluarga Harapan yaitu : (1). Merencanakan Program PKH, (2).

Melaksanakan ProgramPKH, (3). Mengendalikan sosialisasi, (4). Menerima

pengaduan rumah tangga sangat miskin, (5). Pemantauan Program PKH, (6).

Evaluasi Program Keluarga Harapan di tingkat Kecamatan, (7). Melaporkan hasil

Program Keluarga Harapan (PKH) kepada Dinas Sosial di Kabupaten Subang.


9

Program Keluarga Harapan (PKH) di Kecamatan Pagaden Barat masih

belum efektif sepenuhnya, yaitu karna masih adanya masalah-masalah yang

membuat program tidak berjalan dengan efektif contohnya sering terjadi

gangguan ataupun kesalahan yang membuat program tidak berjalan efektif, seperti

gangguan sinyal yang membuat saldo tidak terkirim dari bank rekening KPM

hingga menyebabkan KPM tersebut tidak mendapatkan bantuan, dengan demikian

itu termasuk pada indikator tepat jumlah yang tidak efektif. Hal tersebut

bersumber dari wawancara yang telah dilakukan oleh saya dengan aparatur

Kecamatan Pagaden Barat di bidang Kesejahteraan sosial (Kesos) yaitu Pak Dedi

Rudini.

Alasan dari penulis mengambil locus penelitian tentang Program Keluarga

Harapan di Kecamatan Pagaden Barat karna Kecamatan Pagaden Barat adalah

hasil pemekaran dari Kecamatan Pagaden, serta adanya keluhan-keluhan warga

penerima bantuan terhadap Program Kelurga Harapan di Kecamatan Pagaden

Barat, dan ditemukan sebuah masalah masalah yang membuat Program Keluarga

Harapan tidak efektif.

Sedangkan alasan penulis memilih focus penelitian tentang Program

Keluarga Harapan karena dalam kegiatan dilapangan program tersebut tidak

berjalan lancar sebagaimana rencana awal yang telah ditetapkan dan diharapkan

oleh pemerintah. Hal ini menarik bagi penulis untuk melakukan penelitian tentang

Program Keluarga Harapan di Kecamatan Pagaden Barat.

Berdasarkan hasil penjajagan awal yang penulis lakukan di Kecamatan

Pagaden Barat Kabupaten Subang ditemukan bahwa Program Keluarga Harapan


10

(PKH) di Kecamatan Pagaden Barat Kabupaten Subang belum efektif, terlihat

dari beberapa indikator sebagai berikut:

1. Pemahaman Program

Masihterdapat Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang tidak mengetahui

dan tidak paham hak dan kewajibannya.Dan juga ada5 sampai 7 keluarga

penerima bantuan PKH yang mendapatkan saldo kosong, contohnya di

tahap pertama KPM mendapat kan bantuan, namun di tahap kedua isi

saldo KPM kosong. Itu sering terjadi di Kecamatan Pagaden Barat.

(Sunber:Kecamatan Pagaden Barat bagian Kesejahteraan Sosial, tahun

2020).

2. Tepat sasaran penerima PKH yang masih belum efektif, karena masih

adanya beberapa keluarga miskin yang telah terdaftar tetapi tidak

mendapat bantuan dari Program Keluarga Harapan tersebut yang

seharusnya mendapat bantuan per tiga bulan sekali. Berdasarkan data

yang penulis dapatkan bahwa;

 Keluarga yang terdaftar dalam Program Keluarga Harapan di

Kecamatan Pagaden Barat berjumlah 1.218 keluarga. Dari 1.218

keluarga ada kurang dari 10 keluarga yang tidak mendapat

bantuan.(Sumber: Kecamatan Pagaden Barat bagian Kesejahteraan

Sosial, tahun 2020).

Berdasarkan latar belakang dan masalah tersebut penulis tertarik untuk

mengadakan penelitian lebih lanjut yang akan dipaparkan dalam bentuk Skripsi
11

dengan judul: “EFEKTIVITAS PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH)

DI KECAMATAN PAGADEN BARAT KABUPATEN SUBANG”.

1.2 Identifikasi Masalah

Bertitiktolak dari latar belakang penelitian yang telah dikemukakan di atas maka

mengidentifikasi masalah yaitu: Mengapa Program Keluarga Harapan (PKH) Di

Kecamatan Pagaden Barat Kabupaten Subang belum efektif?

1.3 Tujuan Dan Kegunaan Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian yang penulis lakukan adalah sesuai dengan rumusan

masalah yang telah dikemukakan diatas, yaitu sebagai berikut:

1. Untuk mendeskripsikan Efektivitas Program Keluarga Harapan (PKH) di

Kecamatan Pagaden Barat.

2. Untuk menganalisis faktor-faktor yang menghambat Efektivitas Program

Keluarga Harapan (PKH) di Kecamatan Pagaden Barat.

1.3.2 Kegunaan Penelitian

1. Kegunaan Teoritis, sebagai bahan untuk mengumpulkan, mengklarifikasi,

menganalisis dan menuangkan ide/gagasan berdasarkan teori Efektivitas,

juga sebagai bahan tambahan dan pengetahuan serta perbandingan antara

teori dan kenyataan dilapangan khususnya pada topikEfektivitas.

2. Kegunaan praktis, diharapkan bisa memberikan masukan yang bermanfaat

bagi Kantor Kecamatan Pagaden Barat Kabupaten Subang serta menjadi


12

aset yang berharga bagi Universitas Subang sebagai hasil karya ilmiah dari

tugas akhir studi Administrasi Publik yang dapat disosialisasikan menjadi

sumber pengetahuan bagi segenap civitas akademika dalam tolak ukur

pengembangan penyempurnaan karya ilmiah ke arah yang lebih baik ke

depannya.

Anda mungkin juga menyukai