Anda di halaman 1dari 9

https://pkh.kemsos.go.id/?

pg=tentangpkh-1

APA ITU PROGRAM KELUARGA HARAPAN

Program Keluarga Harapan yang selanjutnya disebut PKH adalah program pemberian
bantuan sosial bersyarat kepada Keluarga Miskin (KM) yang ditetapkan
sebagai keluarga penerima manfaat PKH.

Sebagai upaya percepatan penanggulangan kemiskinan, sejak tahun 2007 Pemerintah


Indonesia telah melaksanakan PKH. Program Perlindungan Sosial yang juga dikenal di
dunia internasional dengan istilah Conditional Cash Transfers (CCT) ini terbukti cukup
berhasil dalam menanggulangi kemiskinan yang dihadapi di negara-negara tersebut,
terutama masalah kemiskinan kronis.

Sebagai sebuah program bantuan sosial bersyarat, PKH membuka akses


keluarga miskin terutama ibu hamil dan anak untuk memanfaatkan berbagai fasilitas
layanan kesehatan (faskes) dan fasilitas layanan pendidikan (fasdik) yang tersedia di
sekitar mereka. Manfaat PKH juga mulai didorong untuk mencakup penyandang
disabilitas dan lanjut usia dengan mempertahankan taraf kesejahteraan sosialnya
sesuai dengan amanat konstitusi dan Nawacita Presiden RI.

Melalui PKH, KM didorong untuk memiliki akses dan memanfaatkan  pelayanan sosial


dasar kesehatan, pendidikan, pangan dan gizi, perawatan, dan pendampingan,
termasuk akses terhadap berbagai program perlindungan sosial lainnya yang
merupakan program komplementer secara berkelanjutan. PKH diarahkan untuk menjadi
episentrum dan center of excellence penanggulangan kemiskinan yang
mensinergikan berbagai program perlindungan dan pemberdayaan sosial nasional.

Misi besar PKH untuk menurunkan kemiskinan semakin mengemuka mengingat


jumlah penduduk miskin Indonesia sampai pada Maret tahun 2016 masih sebesar
10,86% dari total penduduk atau 28,01 juta jiwa (BPS, 2016). Pemerintah telah
menetapkan target penurunan kemiskinan menjadi 7-8% pada tahun
2019, sebagaimana tertuang di dalam RPJMN 2015-2019. PKH diharapkan dapat
berkontribusi secara signifikan untuk menurunkan jumlah penduduk miskin,
menurunkan kesenjangan (gini ratio) seraya meningkatkan Indeks Pembangunan
Manusia (IPM).

Hasil penelitian lain menunjukkan bahwa PKH memberikan dampak terhadap


perubahan konsumsi rumah tangga, seperti di beberapa negara pelaksana CCT
lainnya. PKH berhasil meningkatkan konsumsi rumah tangga penerima manfaat di
Indonesia sebesar 4,8%.
Gambar 1. Cakupan PKH Tahun 2007 s.d. 2018

 Pada PJP Tahun 2010 - 2014 terjadi peningkatan target beneficiaries dan alokasi


budget PKH, melampaui baseline target perencanaan
 Pelaksanaan PKH tahun 2016 sebanyak 6 juta keluarga miskin dengan anggaran
sebesar Rp. 10 Triliun
 Jumlah penerima PKH tahun 2017 sebanyak 6.228.810 keluarga dengan anggaran
sebesar Rp. 11,5 Triliun
 Jumlah penerima PKH tahun 2018 sebanyak 10.000.232 KPM dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 17,5 Triliun
 Target penerima PKH tahun 2019 sebanyak 10 juta KPM dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 32,65 Triliun

KPM PKH harus terdaftar dan hadir pada fasilitas kesehatan dan pendidikan terdekat.
Kewajiban KPM PKH di bidang kesehatan meliputi pemeriksaan kandungan bagi ibu
hamil, pemberian asupan gizi dan imunisasi serta timbang badan anak balita dan anak
prasekolah. Sedangkan kewajiban di bidang pendidikan adalah mendaftarkan dan
memastikan kehadiran anggota keluarga PKH ke satuan pendidikan sesuai jenjang
sekolah dasar dan menengah. Dan untuk komponen kesejahteraan sosial yaitu
penyandang disabilitas dan lanjut usia mulai 60 tahun.

Bantuan sosial PKH pada tahun 2019 terbagi menjadi dua jenis yaitu Bantuan Tetap
dan Bantuan Komponen yang diberikan dengan ketentuan sebagai berikut:

A. Bantuan Tetap untuk Setiap Keluarga

1. Reguler          : Rp.     550.000,- / keluarga / tahun


2. PKH AKSES  : Rp. 1.000.000,- / keluarga / tahun

B. Bantuan Komponen untuk Setiap Jiwa dalam Keluarga PKH

1. Ibu hamil                  : Rp. 2.400.000,-


2. Anak usia dini          : Rp. 2.400.000,-
3. SD                            : Rp.    900.000,-
4. SMP                         : Rp. 1.500.000,-
5. SMA                         : Rp. 2.000.000,-
6. Disabilitas berat       : Rp. 2.400.000,-
7. Lanjut usia               : Rp. 2.400.000,-

Bantuan komponen diberikan maksimal untuk 4 jiwa dalam satu keluarga

https://www.cermati.com/artikel/program-keluarga-harapan-apa-manfaat-yang-ditawarkan

Program Keluarga Harapan (PKH) adalah program perlindungan sosial yang


memberikan bantuan uang tunai kepada Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM)
dengan syarat dapat memenuhi kewajiban terkait pendidikan dan kesehatan. PKH,
bertujuan mengurangi beban RTSM dan diharapkan dapat memutus mata rantai
kemiskinan antar-generasi, sehingga generasi berikutnya dapat keluar dari kemiskinan.
PKH juga mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Millenium atau Millenium
Development Goals (MDGs). Program ini dikenal sebagai Program Bantuan Tunai
Bersyarat. Persyaratan tersebut berupa kehadiran di fasilitas pendidikan (anak usia
sekolah) maupun kehadiran di fasilitas kesehatan (anak balita dan ibu hamil).
Program ini sangat mulia, dengan tujuan, manfaat dan segala hal terkait program
seperti uraian berikut ini:

Tujuan Program Keluarga Harapan


Tujuan PKH adalah mengurangi angka kemiskinan dan memutus rantai kemiskinan
antar-generasi, meningkatkan kualitas sumber daya manusia, serta mengubah perilaku
yang kurang mendukung peningkatan kesejahteraan. Secara khusus, tujuan PKH
adalah:

1. Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan pendidikan dan kesehatan peserta


PKH,
2. Meningkatkan taraf pendidikan peserta PKH,
3. Meningkatkan status kesehatan dan gizi peserta PKH.
Untuk mendukung program pemerintah ini, telah menetapkan lokasi uji
coba program PKH dan dimulai sejak tahun 2007. Lokasi
penyelenggaraannya dijalankan di 7 Provinsi (Sumatera Barat, DKI Jakarta, Jawa
Barat, Jawa Timur, Sulawesi Utara, Gorontalo, dan Nusa Tenggara Timur), 48
Kabupaten/Kota, dan melayani 387.928 RTSM (Rumah Tangga Sangat Miskin). Tahun
2011, PKH dikembangkan di 25 Provinsi, 118 Kabupaten/Kota, dan melayani 1,1 juta
RTSM. PKH akan dilaksanakan di seluruh Provinsi dan jumlah peserta PKH akan
ditingkatkan secara bertahap hingga menjangkau seluruh Keluarga Sangat Miskin
atau KSM, dengan menyesuaikan kemampuan negara.

Sasaran PKH yang sebelumnya berbasis Rumah Tangga menjadi berbasis Keluarga.
Perubahan ini bertujuan untuk mengakomodasi prinsip keluarga yaitu 1 orang tua yang
memiliki tanggung jawab terhadap pendidikan, kesehatan, kesejahteraan, dan masa
depan anak. Sehingga keluarga adalah unit yang relevan untuk peningkatan kualitas
sumber daya manusia dalam upaya memutus rantai kemiskinan antar generasi.
Beberapa keluarga dapat berkumpul dalam 1 rumah tangga.

PKH diberikan kepada KSM, di mana seluruh KSM dalam 1 rumah tangga berhak
menerima bantuan apabila memenuhi kriteria kepesertaan program dan mampu
memenuhi kewajibannya. Data KSM diperoleh dari Basis Data Terpadu dan sewaktu
registrasi memenuhi sedikitnya satu kriteria kepesertaan PKH, yaitu:

1. Ibu hamil/nifas/anak balita,


2. Anak pra sekolah/belum masuk pendidikan dasar (usia 5-7 tahun),
3. Anak sekolah SD/MI/Paket A/SDLB (usia 7-12 tahun),
4. Anak sekolah SLTP/MTs/Paket B/SMLB (Usia 12-15 tahun),
5. Anak usia 15-18 tahun yang belum menyelesaikan pendidikan dasar.

Bantuan uang tunai PKH diberikan kepada ibu atau perempuan dewasa (nenek, bibi,
atau kakak perempuan) yang disebut Pengurus Keluarga. Uang yang diberikan kepada
pengurus keluarga lebih efektif meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan.
Apabila tidak ada perempuan dewasa dalam keluarga maka digantikan kepala
keluarga. Sebagai bukti kepesertaan PKH, KSM diberikan Kartu Peserta PKH. Uang
bantuan dapat diambil Pengurus Keluarga di Kantor Pos terdekat dengan membawa
Kartu Peserta PKH dan tidak dapat diwakilkan.

Demi kelancaran penyaluran program, masyarakat diminta memahami hak dan


kewajiban berikut ini:

Hak yang akan diterima oleh para peserta PKH antara lain sebagai berikut:

1. Menerima bantuan uang tunai,


2. Menerima pelayanan kesehatan (ibu dan bayi) di Puskesmas, Posyandu, Polindes
sesuai ketentuan yang berlaku,
3. Menerima pelayanan pendidikan (anak usia wajib belajar Pendidikan Dasar 9 tahun)
sesuai ketentuan yang berlaku.
Selain itu, peserta PKH diwajibkan memenuhi persyaratan dalam kegiatan pendidikan
anak dan kesehatan keluarga (ibu dan anak).

Kesehatan
KSM diwajibkan memenuhi persyaratan kesehatan sebagai berikut:

 Bayi Baru Lahir (BBL) harus mendapat IMD, pemeriksaan segera saat lahir, Vitamin K,
HBO, salep mata, konseling menyusui,
 Anak usia 0-28 hari harus diperiksa 3 kali: pertama 6-48 jam, kedua 3-7 hari, ketiga 8-28
hari,
 Anak usia 0-6 bulan harus diberikan ASI ekslusif,
 Anak usia 0–11 bulan harus diimunisasi lengkap (BCG, DPT, Polio, Campak, Hepatitis
B) dan ditimbang secara rutin setiap bulan,
 Anak usia 6-11 bulan harus mendapatkan Vitamin A sebanyak 2 kali dalam setahun
(Februari dan Agustus),
 Anak usia 12–59 bulan harus mendapatkan imunisasi tambahan dan ditimbang secara
rutin setiap bulan,
 Anak usia 5-6 tahun harus ditimbang secara rutin setiap bulan dan mengikuti program
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) apabila di Posyandu terdekat terdapat PAUD.
 Ibu hamil harus melakukan pemeriksaan sebanyak 4 kali: sekali pada usia kehamilan 0-
3 bulan, sekali pada usia kehamilan 4-6 bulan, dua kali pada kehamilan 7-9 bulan, dan
mendapatkan suplemen tablet Fe,
 Ibu melahirkan harus ditolong oleh tenaga kesehatan,
 Ibu nifas harus melakukan pemeriksaan dan mendapat pelayanan KB pasca persalinan
setidaknya 3 kali pada minggu I, IV dan VI setelah melahirkan,
 Anak penyandang disabilitas dapat memeriksakan kesehatan di dokter spesialis atau
psikolog sesuai jenis kecacatan.

Pendidikan
Peserta PKH diwajibkan memenuhi persyaratan pendidikan dan mengikuti kehadiran di
satuan pendidikan atau rumah singgah minimal 85% dari hari sekolah dalam sebulan
selama tahun ajaran berlangsung  dengan catatan sebagai berikut:

 Anak usia 7-15 tahun diwajibkan untuk terdaftar pada lembaga pendidikan dasar (SD/MI
sederajat atau SMP/MTs sederajat). Apabila anak berusia 5-6 tahun sudah masuk sekolah
dasar, maka yang bersangkutan dikenakan persyaratan pendidikan.
 Anak penyandang disabilitas yang masih mampu mengikuti pendidikan reguler dapat
mengikuti pendidikan SD/MI atau SMP/MTs, sedangkan yang tidak mampu dapat mengikuti
pendidikan non reguler yaitu SDLB atau SMLB.
 Anak usia 15-18 tahun dan belum menyelesaikan pendidikan dasar, maka diwajibkan
didaftarkan ke lembaga pendidikan reguler atau non-reguler (SD/MI dan SMP/MTs atau Paket A
dan Paket B).
 Anak yang bekerja atau telah meninggalkan sekolah cukup lama, maka harus mengikuti
program remedial yaitu mempersiapkannya kembali ke lembaga pendidikan. Program remedial
adalah layanan rumah singgah yang dilaksanakan Kementerian Sosial untuk anak jalanan dan
Kemenakertrans untuk anak pekerja.
Apabila kedua persyaratan di atas dilaksanakan secara konsisten oleh Peserta PKH,
maka mereka akan memperoleh bantuan secara teratur. Apabila tidak memenuhi
kewajiban, maka jumlah bantuan yang diterima akan dikurangi bahkan dapat
dihentikan.

Jika kewajiban sudah dipenuhi maka peserta PKH berhak mendapatkan bantuan
sebesar berikut ini:

Besaran Bantuan Tunai Bersyarat untuk keluarga Peserta PKH Tahun 2015 ditunjukkan
oleh tabel berikut:

Skema Bantuan Indeks Bantuan per-KSM/T

Bantuan tetap Rp500.000,-

Bantuan bagi Peserta PKH dengan komponen: Rp1.000.000,-

a.    Ibu Hamil/Menyusui/Nifas/Anak usia dibawah 6 tahun Rp450.000,-

b.    Anak SD dan Sederajat Rp750.000,-

c.    Anak SMP dan Sederajat Rp1.000.000,-

d.    Anak SMA dan Sederajat

Bantuan Minimun per KSM Rp950.000,-

Bantuan Maksimum per KSM Rp3.700.000,-

Perbedaan komposisi anggota keluarga Peserta PKH membuat besaran bantuan yang
diterima Peserta PKH akan bervariasi, baik per tahun maupun per triwulan,
berdasarkan komposisi anggota keluarga. Apabila Peserta PKH tidak memenuhi
kewajiban kepesertaan dalam 3 bulan, maka dilakukan pengurangan bantuan tunai.
Pemotongan langsung dikenakan terhadap total bantuan pada periode tersebut.

Penggunaan bantuan tidak diatur, tetapi diprioritaskan untuk pendidikan dan kesehatan.
Penggunaan bantuan tidak diperbolehkan untuk konsumsi yang merugikan seperti
rokok, minuman keras, judi dan lainnya. Besaran bantuan ini akan dievaluasi dan
disesuaikan dengan tingkat harga dan kemampuan keuangan negara.

Peserta PKH berhak mendapatkan program Bantuan Sosial lainnya. Karena Peserta
PKH merupakan kelompok yang paling miskin, maka secara otomatis mendapatkan
program lainnya, seperti Jaminan Kesehatan, Bantuan Pendidikan Siswa Miskin, dan
Beras Rumah Tangga Miskin. Siswa dari Rumah Tangga Peserta PKH mendapatkan
program Bantuan Siswa Miskin (BSM), hal ini telah dicantumkan dalam Pedoman
Umum BSM Kemendikbud dan Kemenag.

Dengan adanya PKH masyarakat bisa semakin berkembang sehingga kepesertaan


PKH ini sifatnya temporary. Berikut ini penjelasannya:

PKH termasuk program jangka panjang, namun kepesertaan PKH tidak permanen.
Kepesertaan PKH selama 6 tahun, selama masih memenuhi persyaratan, apabila tidak
lagi memenuhi persyaratan maka mereka harus keluar secara alamiah . Untuk peserta
PKH yang tidak keluar alamiah, setelah 6 tahun diharapkan terjadi perubahan perilaku
dalam bidang pendidikan, kesehatan dan peningkatan status sosial ekonomi.
Tahun kelima kepesertaan PKH akan dilakukan resertifikasi, yaitu pendataan ulang
pada tahun kelima kepesertaan rumah tangga dengan menggunakan metoda tertentu.
Resertifikasi melihat kondisi sosial ekonomi serta syarat kepesertaan PKH. Rumah
tangga yang tidak memenuhi persyaratan akan keluar dari program (Lulus), sementara
yang masih memenuhi persyaratan akan menerima tambahan program 3 tahun
(Transisi).

Rumah Tangga Transisi diwajibkan mengikuti kegiatan Pertemuan Peningkatan


Kemampuan Keluarga (P2K2) untuk memperoleh pengetahuan Ekonomi, Pendidikan,
Kesehatan dan Kesejahteraan Keluarga. Rumah Tangga yang Lulus direkomendasikan
menerima program perlindungan sosial lainnya.

Ayo Dukung Program Keluarga Harapan!


Demikian ulasan PKH yang dimaksudkan untuk membantu keluarga sangat miskin,
sehingga memperoleh pelayanan pendidikan dan kesehatan yang memadai. Sehingga
generasi berikutnya diharapkan menjadi generasi yang lebih sehat, berpendidikan, dan
terlepas dari kemiskinan. Mari kita bersama mendukung PKH untuk Indonesia yang
lebih baik.
https://semarang.bisnis.com/read/20191105/535/1167052/sebanyak-40-ribu-warga-jateng-tak-lagi-
jadi-penerima-pkh

Bisnis.com, SEMARANG - Sebanyak 40.000 masyarakat prasejahtera di


Jawa Tengah tergraduasi atau bukan lagi sebagai Keluarga Penerima
Manfaat (PKM) Program Keluarga Harapan (PKH).

Puluhan warga tersebut telah keluar dari PKM PKH karena sudah dapat
mencukupi kebutuhan secara mandiri serta mengundurkan diri atas
kesadaran sendiri.

Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen pun mengapresiasi PKH Jateng
yang turut berkontribusi dalam penanggulangan kemiskinan di Jateng.
Sebanyak 40.000 keluarga yang telah keluar sebagai KPM PKH merupakan
penurunan angka kemiskinan yang cukup bagus.

“Saya minta pemasangan papan informasi daftar warga miskin penerima


bantuan pemerintah lebih dioptimalkan. Karena ternyata pemasangan stiker di
rumah warga penerima manfaat sangat efektif. Setelah pemasangan stiker
sebagai tanda warga penerima PKH, banyak warga yang mengundurkan diri
karena merasa malu dan sadar dirinya tidak berhak menerima bantuan,”
katanya Selasa (5/11/2019).

Korwil PKH Jateng II M Arif Rohman Muis menyebutkan, hingga Oktober


2019 tercatat sebanyak 40 ribu dari 1.500 KPM PKH di Jateng graduasi atau
telah keluar sebagai PKM PKH. Rinciannya, sebanyak 24.000 KPM PKH
adalah graduasi kategori mampu dan 16.000 graduasi mandiri.

“Graduasi mampu artinya sudah mampu secara ekonomi dan layak keluar
sebagai KPM PKH. Sedangkan graduasi mandiri, karena keluarnya atas
kesadaran sendiri. Mereka sadar bahwa sudah tidak layak mendapatkan
bantuan PKH,” jelasnya.

Menurutnya, penempelan stiker PKH di setiap rumah penerima bantuan


pemerintah tersebut cukup efektif. Tidak sedikit penerima PKH yang kondisi
ekonominya mampu, telah mengundurkan diri sebagai KPM PKH dengan
kesadaran sendiri.
“Kami juga memasang papan informasi daftar penerima bantuan PKH yang
dipasang di depan balai desa, sehingga masyarakat pun mengetahui dan
memantau siapa saja warga yang mendapat bantuan,” terangnya.

Sementara itu, berbagai program terus digencarkan. Di antaranya


menyelenggarakan pelatihan pengemasan makanan ringan dan membuat
beragam produk kerajinan berbahan bambu. 

Program pelatihan yang telah dilaksanakan di Kabupaten Magelang tersebut


merupakan kerjasama Kemensos dengan Kementerian Perindustrian.

“Selain upaya pemberdayaan masyarakat, kami juga mengajak warga


prasejahtera berwirausaha. Setelah usaha membuka usaha, selanjutnya akan
dibantu pendampingan dan permodalan untuk mengembangkan usaha,”
katanya.

Anda mungkin juga menyukai