Anda di halaman 1dari 23

METODE PENELITIAN KUANTITATIF

“Pengaruh Penerapan E-Warung Terhadap Peningkatan Kualitas Hidup


Masyarakat Miskin di Kecamatan Pineleng”

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Metode Penelitian Kuantitatif

Dosen Pengampuh :
Dr. Very Y. Londa, S.Sos,M.Si.CWM

Disusun Oleh :

Yunifye Christianti Gansalangi


(21010811010091)

UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
ILMU ADMINISTRASI NEGARA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kebijakan merupkan suatu proses penerapan atau penentuan yang


berkelanjutan dan saling berkaitan yang dikerjakan oleh pemerintah dan pendiri
kepentingan dalam mengatur, mengelola, dan menyelesaikan segala urusan publik,
masalah publik, dan sumber daya manusia yang ada untuk digunakan atau
dimanfaatkan. Kementerian Sosial Republik Indonesia (Kemensos), dahulu
bernama Kementerian Sosial (Depsos), adalah kementerian yang bertugas
melaksanakan dan menghubungkan urusan yang ada dalam negeri di lingkungan
pemerintahan dalam membantu presiden untuk melaksanakan pemerintahan
negara di bidang sosial. Kemensos bertugas melaksanakan urusan di bidang
rehabilitasi sosial, jaminan sosial, pemberdayaan sosial, perlindungan sosial, dan
pemerintahan untuk membantu presiden dalam penyelenggaraan pemerintahan
negara. Di departemen-departemen pemerintahan, hal ini ditangani langsung oleh
Dinas Sosial di seluruh wilayah Indonesia.

Pemerintah secara bertahap akan mengubah penyaluran Beras Sejahtera


(Restra) atau dahulu disebut Beras Miskin (Raskin) menjadi Bantuan Pangan Non
Tunai (BPNT) kedalam bentuk voucher elektronik. Penyebab utamanya adalah
penyaluran raskin yang dilakukan sejak tahun 1998 tidak tepat jumlah dan tidak
tepat sasaran. Namun, rencana ini masih menyisakan banyak masalah. Bisa saja
program BPNT sama dengan Raskin, atau bahkan lebih parah, karena pengadaan
beras dilimpahkan kepada mekanisme pasar dan peran Bulog sebagai stabilisator
harga beras kecil.

Kementerian Sosial (Kemensos) meluncurkan program Warung Elektronik


(e-Warung) berdasarkan Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia No. 25
Tahun 2016 tentang bantuan pengembangan dana perusahaan melalui Kelompok
usaha Warung Elektronik menggandeng PKH. Pasal 1 ayat 6 menyebutkan bahwa
kios elektronik adalah alat niaga yang di dirikan oleh KUBE di bidang jasa
sebagai alat penyaluran bansos berupa sembako atau uang elektronik, keperluan
usaha, dan penjualan hasil produksi anggota KUBE. pengertiannya, dapat
dijelaskan bahwa eWarung melayani 4 (empat) hal yaitu: layanan distribusi
kesejahteraan sosial nontunai berupa sembako secara elektronik, penyediaan
sembako bagi warga masyarakat sekitar, pemasaran produk penerima manfaat dan
koperasi yang mampu memberikan layanan simpan pinjam bagi
anggotanya (KPM).

Kebijakan program e-Warung merupakan program bantuan yang


merupakan penugasan dari pemerintah pusat dalam hal ini kementerian sosial
kepada daerah dalam hal ini dinas sosial untuk melaksanakan program yang
dibarengi dengan biaya, sarana dan prasarana, seperti serta sumber daya manusia
dengan kewajiban memberitahukan pengadaanya pada penanggung jawab.
Penetapan program E-Warung sebagaimana dimaksud dalam Permensos no. 25
Tahun 2016 pada pasal 2 ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga
penerima bantuan sosial dengan harapan dapat menurunkan angka
kemiskinan di Indonesia.

E-Warung merupakan program baru yang diluncurkan pemerintah untuk


memberikan subsidi kepada masyarakat kurang mampu agar kehidupannya dapat
lebih sejahtera. Program e-Warung diresmikan pada Januari 2017. Pada awalnya,
program e-Warung digembar-gemborkan sebagai langkah untuk menggantikan
pembagian sembako kepada masyarakat kurang mampu yang selama ini banyak
mengalami kendala untuk menjadi masyarakat mandiri dan sejahtera.

E-Warung melayani pelanggan khususnya pemegang Voucher Bantuan


Elektronik (eVoucher) sebesar Rp 110.000 dari Kemensos berupa kartu ATM yang
digunakan untuk membeli sembako sesuai kebutuhan masing-masing pengguna e-
Warung. Pengguna e-Warung sendiri merupakan masyarakat miskin yang
pendataannya dilakukan oleh Tim Nasional Percepatan Penanggulangan
Kemiskinan (TP2K) melalui koordinator wilayah Program Keluarga Harapan
(PKH) dan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS).

Sejak awal program E-Warung, terdapat beberapa permasalahan yang perlu


diselesaikan oleh Kementerian Sosial, sebagaimana dijelaskan oleh Sekretaris
Eksekutif Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K)
Bambang Widianto mengatakan sejak Evaluasi dilakukan pada bulan Januari
Tahun 2018 terungkap beberapa isu yang masih muncul dari program E-Warung
Ini. Kesiapan e-warung masih tambal sulam di sejumlah daerah. Kedua, mengenai
data penerima BPNT yang dikirimkan Kemensos kepada bank yang masih perlu
divalidasi, seharusnya bank tidak perlu lagi memvalidasi ulang data yang
diberikan Kemensos, tetapi ternyata bank sudah untuk memvalidasi kembali. -
Verifikasi data yang diterima dari Kemensos karena banyak perbedaan data.
bidang. Ketiga, pendaftaran ke bank pelaksana program masih belum efektif,
karena masih banyak masyarakat miskin yang kesulitan mendaftarkan program ke
bank pelaksana program.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan Latar Belakang yang dikemukakkan diatas maka dapat dilihat
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana Pengaruh Penerapan E-
Warung Terhadap Peningkatan Kualitas Hidup Masyarakat Miskin di Kecamatan
Pineleng?

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan Rumusan Masalah yang diatas maka tujuan yang ingin
dicapai yaitu untuk mengetahui Bagaimana Pengaruh Penerapan E-Warung
Terhadap Peningkatan Kualitas Hidup Masyarakat Miskin di Kecamatan Pineleng.
1.4 Manfaat Penelitian
 Manfaat Teoritis
Penelitian ini secara teori dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang
adanya penyaluran dana melalui dengan program sistem E-warung dan dapat
meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan penyaluran bantuan dana
melalui E-warung.

 Manfaat Praktis
Dengan demikian hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi
sebagai dasar pengambilan keputusan dan evaluasi dalam Pemerintah yang ada
dikecamatan Pineleng serta mengetahui Pengaruh Penerapan E-Warung Terhadap
Peningkatan Kualitas Hidup Masyarakat Miskin.

a. Bagi Masyarakat
Sebagai bahan informasi bagi masyarakat juga dan pembaca untuk mengetahui
Bagaimana Pengaruh Penerapan E-Warung Terhadap Peningkatan Kualitas Hidup
Masyarakat Miskin.

b. Bagi Peneliti Selanjutnya


Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan teori
mengenai Bagaimana Pengaruh Penerapan E-Warung Terhadap Peningkatan
Kualitas Hidup Masyarakat Miskin.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu


Penelitian ini didasari dari sebuah penelitian terdahulu,baik dari jenis penelitian
maupun teori yang digunakan, dan teknik metode penelitian yang di gunakan
penyelesaiannya dibawah ini sebagai berikut:

No Judul Peneliti Tujuan Penelitian

1. Implementasi Eny Program bansos pangan nontunai ini


Program Bantuan Mufatiroh, merupakan bantuan sosial yang
Pangan Non Tunai Susi disalurkan secara nontunai kepada
(BPNT) Melalui Ratnawati, Keluarga Penerima Manfaat (KPM).
E-Warung Di Bagus Ananda Sistem penyaluran bansos baru ini
Kelurahan Sumput Kurniawan telah diatur dalam Peraturan Presiden
Kecamatan Nomor 63 Tahun 2017 tentang
Sumput Penyaluran Bansos Non Tunai.
Kecamatan Pelaksanaan program BPNT di
Driyerjo Kecamatan Sumput telah dilaksanakan
sejak Januari 2019. Program Bantuan
Pangan Non Tunai melalui E-Warung
dibuat oleh pemerintah mengenai
bagaimana pelaksanaan program
tersebut jika dilihat dari model teoritis
pelaksanaan George Edward III
beserta faktor pendukung dan
penghambat dalam pelaksanaan
program tersebut di Desa Sumput
Kecamatan Driyerjo .
2. Peran Dinas Sosial Antonius Peran Dinas Sosial dalam pelaksanaan
didalam Richardo Ratu program E-Warung dengan program
pelaksanaan Dacosta, kelompok usaha Keluarga Harapan di
program E- Ignatius kota Malang telah dilaksanakan mulai
Warung Adiwidjaja tahun 2016. Dan disini menurut
Suharto (2014) peran pemerintah
disini akan diarahkan dan difokuskan
pada bantuan sosial agar Dinas Sosial
dapat menjalankan tugas dan
fungsinya dalam penyelenggaraan
sosial di Kota Malang dengan baik.
Dan untuk mengetahui peran Dinas
Sosial disini akan menggunakan teori
bantuan sosial yang berpusat pada
bidang tugas atau fungsi yaitu
leverage atau fasilitas untuk
mengetahui fasilitas apa saja yang
diberikan dalam kegiatan program E-
Warung ini, penguatan mengetahui
pendampingan dan pelatihan dalam
kegiatan sosial tersebut, perlindungan
untuk mengetahui apa yang diperoleh
dalam mengatasi permasalahan pada
anggota keluarga penerima program
E-warung, serta dukungan dalam
mengetahui peningkatan kemampuan
anggota program E-warung.

3. Muh. Yusril, Untuk menunjukkan efektifitas


Rahmah Muin penyaluran Bantuan Pangan Non
,Baharuddin Tunai (BPNT) di desa Paku
Kecamatan Binuang Kabupaten
Polewali Mandar sudah terlaksana
dengan baik dan terlihat bahwa
penyaluran ini berdasarkan data yang
benar, tepat sasaran, tepat waktu, adil
harga dan administrasi yang adil.
2.2 Konsep Teori

2.2.1 Pengaruh

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:849), “Pengaruh adalah


kekuatan yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang turut
membentuk watak, keyakinan atau perbuatan seseorang.” Sedangkan Surakhmad
(1982:7) menyatakan bahwa pengaruh adalah kekuatan yang muncul dari suatu
objek atau orang dan juga fenomena internal yang dapat mengubah apa yang ada
di sekitarnya. Jadi, dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pengaruh
adalah suatu kekuatan atau kekuatan yang timbul dari sesuatu, baik manusia
maupun benda dan segala sesuatu yang ada di alam sehingga mempengaruhi apa
yang ada disekitarnya.

2.2.2 Penerapan

Penerapan adalah Tindakan pengimplementasian suatu teori, metode, dan


lain-lain dalam mencapai tujuan tertentu dan untuk suatu kepentingan yang
diinginkan oleh kelompok atau kelompok yang telah direncanakan dan disusun
sebelumnya. Penerapan atau implementasi diarahkan pada kegiatan dan perbuatan
atau metode dari suatu sistem. Pelaksanaan bukan hanya sekedar kegiatan,
melainkan kegiatan yang direncanakan dan untuk mencapai tujuan suatu kegiatan.
Menurut Setiawan (2004) implementation (implementasi) adalah pelaksanaan
kegiatan yang saling mengatur proses interaksi antara tujuan dan tindakan untuk
mencapainya dan memerlukan jaringan pelaksana, birokrasi yang efektif.

2.2.3 Kesejahteraan

Menurut Prabawa dalam arti luas kesejahteraan sering diartikan sebagai


kebahagiaan dan kualitas hidup manusia pada tingkatan individu, keluarga dan
kelompok masyarakat tertentu. Kondisi sejahtera mampu dibuktikan dengan
kemampuan dalam mencari sumber daya keluarga dalam memenuhi kebutuhan
barang serta jasa yang sering dianggap penting dalam kehidupan keluarga.
Kesejahteraan dengan demikian merupakan kepuasan semua kebutuhan untuk
memenuhi kebutuhan keluarga. Ada dua versi pengukuran kesejahteraan ditingkat
Nasional, yaitu pengukuran kesejahteraan Badan Pusat Statistik (BPS) dan Badan
Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Menurut (Badan Pusat
Statistik, 2013) untuk mengukur tingkat kesejahteraan dapat dilihat dari 7
indikator antara lain :

a. Kependudukan
b. Pendidikan
c. Kesehatan
d. Fertilitas dan Keluarga Berencana
e. Pola Konsumsi
f. Ketenagakerjaan
g. Perumahan

Kesejahteraan adalah tatanan kehidupan dan kehidupan sosial, baik secara


material maupun spiritual, yang dipenuhi dengan rasa aman, kesusilaan, dan
kedamaian lahir batin yang memungkinkan setiap warga negara dapat memenuhi
kebutuhan fisik, spiritual, dan sosialnya dengan sebaik-baiknya. dirinya,
keluarganya dan masyarakat yang menjunjung tinggi hak dan kewajiban manusia
sesuai dengan Pancasila. Menurut Prabawa sejahtera dapat ditunjukkan dengan
kemampuan mencari sumber daya keluarga untuk memenuhi kebutuhan akan
barang dan jasa yang dianggap penting dalam kehidupan keluarga, oleh karena itu
dapat disimpulkan bahwa kesejahteraan adalah terpuaskannya segala kebutuhan,
baik barang maupun komoditas barang-barang pelayanan untuk memenuhi
kebutuhan keluarga.

2.2.4 Program

Program Ini adalah desain struktural, kode skematik atau bentuk lain yang
diatur menurut alur algoritme dengan tujuan memfasilitasi suatu masalah. sebuah
program juga biasa disebut dengan aplikasi, tujuannya adalah untuk
mempermudah pekerjaan agar pekerjaan bisa lebih produktif dan efisien. Program
adalah instrumen kebijakan yang memuat satu atau beberapa kegiatan yang
dilakukan oleh suatu instansi atau lembaga pemerintah untuk mencapai tujuan atau
sasaran dan memperoleh alokasi anggaran untuk kegiatan masyarakat yang
dikoordinasikan oleh badan masyarakat.

2.2.5 E-Warung (Elektronik Warung)

E-warung adalah program cashless (non tunai) penyaluran bansos kepada


masyarakat yang kurang mampu dan bertujuan menjangkau 6 juta keluarga.
Dengan sistem penyaluran cashless, mencegah penyaluran bantuan sosial yang
tidak datang tepat waktu dan tidak tepat sasaran. Dengan e-warung, masyarakat
yang kurang mampu dapat berbelanja empat kebutuhan pokok yang disubsidi
menggunakan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS), yaitu beras, minyak goreng,
tepung terigu, dan gula.

Program e-Warung ini bekerjasama dengan empat bank pemerintah, yaitu


BNI, Bank Mandiri, BRI dan BTN sebagai sarana penyedia sistem belanja non
tunai bagi penerima bantuan sosial(bansos). Sementara Bulog merupakan
penyedia kebutuhan pokok yang dijual di e-Warung. e-Warung adalah Sarana
usaha yang didirikan oleh KUBE di bidang jasa sebagai sarana pencairan bansos
berupa bahan pangan pokok atau uang tunai secara elektronik, kebutuhan usaha,
serta pemasaran hasil produksi anggota KUBE.

2.2.6 Masyarakat

pengertian masyarakat secara umum merupakan sekelompok orang yang


hidup berdampingan dan bekerjasama dalam menhasilkan kebutuhan bersama
yang telah memiliki susunan kehidupan, norma serta adat istiadat yang dihormati
di sekitarnya. Society berasal dari bahasa inggris “society” yang memiliki arti
“perusahaan”. kata society juga berasal dari kata latin “society” yang berarti
“teman”. Sedangkan orang dalam bahasa arab adalah musyarak.
Definisi luas tentang masyarakat, lingkungan, bangsa, dll. Ini adalah
seluruh hubungan hidup bersama tanpa dibatasi oleh Pengertian masyarakat dalam
arti sempit meliputi golongan, bangsa, daerah, dan lain-lain. Sekelompok individu
terbatas pada Definisi masyarakat juga diartikan sebagai sekelompok orang yang
terorganisir karena mereka mempunyai tujuan yang sama. Definisi sederhana
masyarakat merupakan sekelompok orang yang bersosialisasi atau berbaur demi
kepentingan yang sama. Hariono (2007: 155), masyarakat terbentuk ketika orang
menggunakan pikiran, perasaan serta keinginannya untuk bereaksi
terhadap lingkungan.

Masyarakat adalah sekelompok orang yang memiliki kebiasaan (aturan,


ketentuan, ketentuan, batasan) tertentu dan identitas tertentu yang hidup di daerah
tertentu, dari kebiasaan dan identitas tertentu, masyarakat dapat dikategorikan
dalam bentuk kelompok, seperti kelompok berdasarkan tempat mereka tinggal,
kehidupan, pekerjaan, status sosial dan ekonomi.

2.2.7 Peningkatan

Peningkatan atau upgrade merupakan proses mengganti produk yang sama


ke versi yang lebih baru. Dalam komputasi dan elektronik konsumen,
pemutakhiran biasanya merupakan pergantian perangkat keras, perangkat lunak,
atau firmware ke versi yang lebih baru atau lebih baik untuk memperbarui sistem
untuk meningkatkan fungsinya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
arti kata perbaikan merupakan perbaikan proses, metode, tindakan (usaha,
kegiatan, dan sebagainya).

2.2.8 Kualitas

Mutu atau kualitas adalah tingkat baik atau buruk tingkat sesuatu. Istilah
ini sering digunakan dalam bisnis, teknik, dan manufaktur yang sehubungan
dengan teknik dan konsep dalam meningkatkan kualitas produk atau jasa yang
akan dihasilkan. Kata “kualitas” sering digunakan dalam dunia bisnis sebagai
ukuran relatif suatu produk (barang atau jasa), yang terdiri dari kualitas desain dan
kualitas Produk.
kualitas merupakan kesesuaian dengan kriteria atau standar yang sudah
ditetapkan. Yang artinya suatu produk dianggap berkualitas jika sudah memenuhi
kriteria kualitas yang telah ditentukan.

2.2.9 Miskin

Kemiskinan adalah keadaan ketidakmampuan dalam memenuhi kebutuhan


dasar seperti pangan, sandang, papan, Pendidikan serta kesehatan. Kemiskinan
bisa disebabkan karena sulitnya mengakses pendidikan dan pekerjaan.
Kemiskinan merupakan masalah global. Beberapa orang memahami istilah ini
secara subyektif dan komparatif, sementara yang lain melihatnya dari sudut
pandang moral dan evaluatif, dan yang lain melihatnya dari sudut pandang ilmiah
mapan dan seterusnya. Kemiskinan dipahami dengan cara yang berbeda.
Pemahaman kunci meliputi :
Deskripsi kekurangan bahan, yang biasanya mencakup kebutuhan sehari-
hari untuk makanan, pakaian, tempat tinggal, dan layanan kesehatan. Kemiskinan
dalam pengertian ini dipahami sebagai situasi kelangkaan barang dan jasa dasar.
Deskripsi kebutuhan sosial, termasuk isolasi sosial, ketergantungan dan
ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Termasuk edukasi dan
informasi. Isolasi sosial biasanya berbeda dengan kemiskinan karena mencakup
masalah politik dan moral dan tidak terbatas pada bidang ekonomi. Gambaran
kemiskinan semacam ini lebih mudah diatasi dibandingkan dengan dua gambaran
lainnya.
Deskripsi kurangnya pendapatan dan kekayaan yang memadai. Arti
"memadai" di sini sangat bervariasi di semua bagian dunia politik dan ekonomi.
Kerangka ini dapat diatasi dengan mencari objek penghasilan di luar profesi
secara halal. Pengecualian jika institusi tempat Anda bekerja melarangnya

2.3 Kerangka Berfikir


program E- Kesejahteraan
Dampak
Warung Masyarakat

2.4 Hipotesis

E-Warung adalah fasilitas perusahaan yang didirikan dan dioperasikan oleh


Kube Jasa sebagai sarana penyaluran bantuan kesejahteraan berupa sembako
dan/atau uang tunai, kebutuhan usaha, serta pemasaran produk secara elektronik
kepada anggota Kube. Program E-Warung merupakan alternatif dan inovasi baru
yang dikeluarkan oleh Kementerian Sosial (Kemensos) untuk dapat meningkatkan
pelayanan dari segi kualitas dan kuantitas bantuan sosial. Fungsi e-Warung adalah
tempat menjual makanan murah dan berkualitas. eWarung adalah tempat menjual
(distributor) kebutuhan. sembako (beras, gula) murah dan berkualitas, artinya
sembako yang didistribusikan oleh eWarung adalah sembako dengan harga murah
dan kualitas bagus, dimana beras yang digunakan di setiap e-Warong adalah beras
yang kualitasnya bagus.
Dengan adanya e-Warung, KPM dapat memperoleh kebutuhan pokok
tersebut dengan lebih aman, murah dan dalam jumlah yang tepat (sesuai regulasi).
dari segi harga, beras di e-Warung lebih murah dibandingkan di tempat lain. dari
segi kualitatif beras yang diperoleh cukup baik (tidak ada kutu, tidak berbau). e-
Warung memberikan pelayanan yang tepat waktu dan memberikan pelayanan
yang baik. setelah memiliki e-Warung, KPM dapat memperoleh kebutuhan pokok
tersebut dengan lebih pasti, dengan harga yang lebih murah dan jumlah yang tepat
dibandingkan sebelum adanya e-Warung yang seringkali menyebabkan
terhambatnya distribusi barang, dalam hal ini Rastra dan jumlahnya sering
berubah. Dari segi harga, beras di e-Warung lebih murah dibanding tempat lain.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 OBJEK PENELITIAN


Objek penelitian ini adalah sesuatu yang menjadi perhatians dalam suatu
penelitian karena objek penelitian merupakan tujuan yang ingin dicapai guna
memperoleh jawaban dan solusi yang ada. Menurut Sugiyono (2012:144)
pengertian objek penelitian adalah sebagai berikut: objek penelitian ini adalah
tujuan ilmiah untuk memperoleh data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang
sesuatu yang objektif, valid dan reliabel tentang sesuatu (beberapa variabel ).
Objek penelitian dalam penelitian ini adalah pengaruh implementasi
program E-Warung sebagai variabel bebas (x) dan peningkatan kualitas hidup
masyarakat miskin sebagai variabel terikat (y), kedua variabel dalam penelitian ini
bersifat kuantitatif. Objek dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat miskin
atau menengah ke bawah di kecamatan Pineleng yang mendapatkan manfaat dari
program E-Warung. Alasan pemilihan objek sebagai sumber data dalam penelitian
ini adalah untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang pengaruh penerapan e-
warung terhadap peningkatan kualitas hidup masyarakat miskin di
Kecamatan Pineleng.

3.2 Jenis Penelitian


Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif.
Sugiyono (2017) penelitian kuantitatif adalah “metode penelitian yang didasarkan
pada filosofi positivisme dan digunakan untuk meneliti populasi atau sampel
tertentu, mengumpulkan data dengan menggunakan alat penelitian, analisis data
bersifat kuantitatif atau statistik, dengan tujuan menguji hipotesis yang telah
ditetapkan. Alasan peneliti memilih penelitian kuantitatif karena tujuannya adalah
untuk mengetahui pengaruh suatu perlakuan yang kemudian akan diuji
melalui hipotesis.
3.3 definisi operasional
Variabel operasional didefinisikan sebagai pemecahan variabel menjadi
sub-variabel atau dimensi. Subvariabel atau dimensi secara umum dipecah lagi
menjadi apa yang disebut indikator. menurut silalahi (2009:201) dalam hamdi dan
ismaryarti (2014:4,5) variabel operasional merupakan bagian dari proses
pengukuran. pengukuran adalah proses yang menghubungkan definisi konseptual
dengan definisi operasional.

a.Variabel independen (x)


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 849), “Pengaruh adalah daya yang
ada atau timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang ikut membentuk watak,
kepercayaan atau perbuatan seseorang.”
Sedangkan pengaruh penerapan adalah daya yang timbul yang dapat mengubah
tindakan pelaksanaan di bidang pendidikan untuk suatu tujuan yang khusus

1. Program

Program merupakan suatu rancangan struktur, desain, kode skema, maupun bentuk
dan lainnya yang kemudian disusun sesuai alur Algoritma dengan tujuan
mempermudah suatu permasalahan yang ada.

2. E-warong

E-Warung merupakan program penyaluran bantuan sosial kepada masyarakat


kurang mampu secara non tunai dengan sasaran 6 juta KK. Dengan sistem
penyaluran non tunai mencegah distribusi bansos yang tidak tepat waktu dan tidak
tepat sasaran.

3. Kualitas Hidup

Kualitas hidup adalah persepsi individual terhadap posisinya dalam kehidupan,


dalam konteks budaya, sistem nilai dimana mereka berada dan hubungannya
terhadap tujuan hidup, harapan, standar, serta kesejahteraan fisik dan kemampuan
aktifitas dalam kehidupan sehari-hari.
4. Masyarakat Miskin

Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita
perbulan di bawah Garis Kemiskinan (GK), yang diperoleh dari hasil survei
(sampel).

a. variabel dependen (y)


Pengelolaan adalah proses yang membantu merumuskan kebijakan dan tujuan
organisasi atau proses yang memberikan pengawasan pada semua hal yang terlibat
dalam pelaksanaan kebijaksanaan dan pencapaian tujuan (Poerwadarminta, 2006)

Tabel
Operasional Variabel
Variabel Dimensi Indikator
1. Fasilitas 1. Pemanfaatan Teknologi
2. Pelayanan Komunikasi yang
baik dan mudah dipahami

2. Ketepatan penyaluran 1.Penyaluran E-Warung kepada


KPM
2.Penyaluran sesuai dengan
Pengaruh penerapan data yang tepat
program E-Warung
(variabel X)
3.controling 1. pengawasan pemerintah
terhadap penyaluran program
E-Warung kepada Kelompok
Penerima Manfaat (KPM)
2. Ketepatan penyaluran
program E-Warung
1.Kualitas Produk 1.Standart mutu produk yang
baik
2.Bahan Baku berkualitas
3.Harga terjangkau
4.Ketersediaan Bahan Baku

2.Kualitas Pelayanan 1.Kecepatan dan Ketepatan


pelayanan kepada konsumen
2.Kelengkapan Produk
Peningkatan Kualitas
3.Kemudahan dalam
Hidup pembelian
(Variabel Y)

3.pemanfaatan
1.Dapat menyalurkan bantuan
dengan tepat
2.Penyaluran bantuan lebih
mudah dan tepat sasaran

3.4 Populasi & Sampel


1. Populasi
Populasi adalah Bidang generalisasi terdiri dari setiap subjek/objek dengan
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditentukan untuk dipelajari oleh peneliti,
dan karenanya ditarik kesimpulan. (Sigiono, 2011). Populasi dalam penelitian ini
adalah Pemerintah Kecamatan Pineleng, seluruh masyarakat pengelola E-Warong
dan masyarakat penerima manfaat. Sebanyak 170 keluarga yang akan menjadi
populasi dsri penelitian ini.
2. Sampel
Menurut Sujarweni (2015:81), Bidang generalisasi terdiri dari setiap subjek/objek
dengan kualitas dan karakteristik tertentu yang ditentukan untuk dipelajari oleh
peneliti, dan karenanya ditarik kesimpulan. (Sigiono, 2011).
Populasi dalam penelitian ini adalah Pemerintah Kecamatan Pineleng, seluruh
masyarakat pengelola E-Warong dan masyarakat penerima manfaat. Sebanyak 170
keluarga yang akan menjadi populasi dsri penelitian ini.

3. Teknik Pengumpulan Data


Adapun teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:

a. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam
sesi tanya jawab dari peneliti kepada responden. Dalam Teknik ini dilakukan agar
informasi yang diperoleh peneliti lebih jelas dan tepat. Teknik ini akan sangat
berguna apabila diterapkan pada seseorang atau responden yang dipercaya banyak
mengetahui tentang apa yang peneliti pelajari. Disini peneliti akan melakukan
wawancara dengan kepala pengelola E-Warung di kecamatan Pineleng. Hal-hal
yang diwawancarai terkait pengaruh penerapan E-Warung terhadap peningkatan
kualitas hidup masyarakat miskin di kecamatan Pineleng oleh dinas sosial, apakah
dilaksanakan dengan benar atau tidak, kemudian peneliti kaitkan dengan informasi
disediakan oleh anggota masyarakat yang berbeda.

b. Observasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan
metode pengamatan (mengamati) suatu objek penelitian. Dalam penelitian ini,
peneliti akan melakukan pengamatan terhadap subjek penelitian yaitu Pemerintah
Kecamatan Pineleng yang bertugas menyalurkan bantuan, serta masyarakat
pengelola E-warung dan masyarakat penerima manfaat.
c. Telaah Dokumen
Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan
struktur dalam mengabadikan suatu momen. Teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini dilakukan dengan dokumentasi berupa wawancara mendalam
dengan sifat yang terstruktur sehingga dalam pelaksanaannya itu lebih bebas dari
wawancara yang terstruktur. Untuk melengkapi pengumpulan data primer di atas
maka harus juga dilakukan pengumpulan data sekunder. Pengumpulan data ini
diperoleh melalui sumber data literatur dari suatu instansi tertentu, informasi pers,
atau informasi yang relevan seperti laporan temuan penelitian sejenis, jurnal,
buku, dan literatur lain yang sesuai.

4. Uji Validitas Dan uji Reabilitas

1.Uji Validitas
Teknik pemeriksaan validitas dibantu dengan menggunakan program
komputer SPSS for Windows versi 16 dengan ketentuan jika nilai rHitung > Tabel
dengan huruf signifikan (α) adalah 10% maka instrumen dinyatakan valid, namun
jika rHitung < Tabel dengan taraf signifikan (α) 10% maka instrumen
dinyatakan valid.

r = n.∑xy-∑x∑y√[N.∑x2-(∑X)2][N.∑Y2-(∑Y)2]

b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dipakai untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah alat
ukur yang digunakan dapat dipercaya dan tetap konsisten jika pengukuran
dilakukan berulang kali. Teknik Cronbach Alpha digunakan untuk uji reliabilitas,
dimana suatu instrumen dapat dipercaya jika memiliki reliabilitas atau koefisien
alpha 0,6 atau lebih.
5. Teknik Analisis Data
Teknik Analisis Korelasi Moment-Produk Untuk menganalisis data yang
terkumpul, peneliti akan menggunakan analisis korelasi sederhana untuk
mengetahui korelasi dan sejauh mana pengaruh variabel Kualitas Pelayanan (X)
terhadap variabel Kepuasan Masyarakat (Y). Analisis korelasi sederhana yang
digunakan adalah Pearson Product Moment dengan rumus: rxy= n∑xy - (∑x)(∑y)

Dimana:
rxy: koefisien korelasi n: jumlah
responden x: jumlah skor setiap
item y: jumlah skor total seluruh
item (x)² : kuadrat jumlah skor
item x x² : jumlah kuadrat skor
item x (y)²: kuadrat jumlah skor
item y y² : jumlah kuadrat skor
item y

Uji Regresi Linier Sederhana


Analisis data dilakukan pada proses pengujian hipotesis yang dimulai dari
deskripsi data variabel pencarian berupa distribusi frekuensi dan uji validitas, uji
reliabilitas dan uji normalitas, serta penentuan persamaan regresi.
Analisis regresi linier sederhana dengan rumus persamaan regresi sebagai berikut:
Y=a+bX+e Dimana:

Y: Kepuasan Masyarakat

X: Kualitas Pelayanan

a: konstanta b: koefisien regresi atau slope garis


regresi Y atas X c: epsilon, galat regresi yang
terjadi secara acak.
Kuesioner

Variabel X

No Pernyataan SS S N TS STS

1. Masyarakat mengerti teknologi

2. Adanya pelayanan komunikasi yang baik


dan mudah dipahami

3. Ketepatan penyaluran E-Warung

4. Adanya pengawasan Pemerintah kepada


KPM

5. Proses Penyaluran sesuai dengan data yang


tepat

6. Tidak adanya kecurangan dalam proses


penyaluran bantuan
Variabel Y

No Pernyataan SS S N TS STS

1. Memberikan Standart mutu produk yang


baik

2. Menyediakan baku yang berkualitas

3. Memberikan harga yang terjangkau

4. Menyediakan bahan baku yang lengkap

5. Mempunyai kecepatan dan ketepatan dalam


melakukan pelayanan kepada konsumen

6. Bahan baku selalu tersedia

7. Memberikan kemudahan dalam pembelian

8. Dapat menyalurkan bantuan dengan tepat

9. Penyaluran bantuan lebih mudah dan tepat


sasaran
DAFTAR PUSTAKA

Alamin, T., & Uyun, A. A. (2022). Analisis Modal Sosial dalam Pengentasan
Kemiskinan Melalui Program E-Warung Di Kota Kediri. Realita: Jurnal
Penelitian dan Kebudayaan Islam, 20(2), 199-219.
Amanda, A., Sari, L. A., & Azriah, T. (2022). Komunikasi Dan Sumber Daya
Dalam Implementasi Program E-Warong Kube Pkh. Economics, Social,
And Humanities Journal (Esochum), 1(2), 83-94.
AZWAR, D. (2018). Sosialisasi Penggunaan Aplikasi e-Warung Sebagai Bantuan
Pangan Non Tunai Pada Masyarakat Oleh Dinas Sosial Kota Pekanbaru
(Studi Pada Kecamatan Tampan Pekanbaru) (Doctoral dissertation,
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau).
Da Costa, A. R. R., & Adiwidjaja, I. (2019). Peran Dinas Sosial Dalam
Pelaksanaan Pemberdayaan Masyarakat Miskin Melalui Program
Elektronik Warung Kelompok Usaha Bersama Program Keluarga Harapan
Di Kota Malang. Jurnal Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik (Jisip), 7(1).
Hutabarat, T. (2022). Analisis Implementasi Pelaksanaan Program Usaha E-
Warong Di Tarutung Kabupaten Tapanuli Utara Provinsi Sumatera Utara.
Intan, I. S. (2022). EFEKTIVITAS PROGRAM E-WARUNG TERHADAP
UPAYA PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DALAM
PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM (Studi Pada Desa Sri Purnomo
Kecamatan Kalirejo Kabupaten Lampung Tengah) (Doctoral dissertation,
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG).
Mufatiroh, E., Ratnawati, S., & Kurniawan, B. A. (2021). Implementasi Program
Bantuan Pangan Non Tunai (Bpnt) Melalui E-Warung Di Kelurahan
Sumput kecamatan Driyorejo. Jurnal Administrasi Publik Dan Ilmu
Komunikasiintelektual, 151-158.
Mercuri, A. N., Kartika, T., & Hardayani, Y. Implementasi Program Bantuan
Pangan Non Tunai Di Kelurahan Kampung Bali Kota Bengkulu.
Saputra, Baskoro (2019), Dampak Program E-Warung Terhadap Kesejahteraan
Masyarakat Kota Pekanbaru Tahun 2017 Vol. 6: EdisiIi
Solekhah, N. (2019). Eksistensi E-Warong Kube Pkh Di Tengah Urbanisasi.
Media Informasi Penelitian Kesejahteraan Sosial, 43(3), 271278.

Anda mungkin juga menyukai