Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Respon Publik ISSN: 2302-8432

Vol. 16, No. 10, Tahun 2022, Hal: 52-59

IMPLEMENTASI REHABILITASI SOSIAL RUMAH TIDAK LAYAK HUNI


(STUDI KASUS DESA TUMBRASANOM KECAMATAN KEDUNGADEM
KABUPATEN BOJONEGORO)

Jafitri Ayu Pramisya Milania1, Nurul Umi Ati 2, Sunariyanto 3


Jurusan Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Islam Malang
Jl. MT Haryono 193 Malang, 65144, Indonesia
E-mail: jftraprm@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan program kegiatan implementasi rehabilitasi
sosial rumah tidak layak huni (RTLH) di Desa Tumbrasanom Kecamatan Kedungadem Kabupaten
Bojonegoro, serta faktor-faktor pendukung dan penghambat yang mempengaruhi implementasi rehabilitasi
sosial rumah tidak layak huni (RTLH) di Desa Tumbrasanom Kecamatan Kedungadem Kabupaten
Bojonegoro. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dokumentasi dan penelusuran data online
sumber data menggunakan data primer dan sekunder, teknik analisis data dengan 4 tahap yang pertama
pengumpulan data, kedua reduksi data, ketiga penyajian data, dan keempat kesimpulan hasil penyajian data.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum implementasi rehabilitasi sosial rumah tidak layak huni
(RTLH) di Desa Tumbrasanom Kecamatan Kedungaedem Kabupaten Bojonegoro sudah cukup baik. Hal
tersebut ditinjau berdasarkan 4 indikator untuk mengetahui implementasi tersebut berjalan dengan baik atau
tidak yang dikemukakan oleh George C. Edward III (1980) yakni; Komunikasi, Sumber Daya, Disposisi,
Struktur Birokrasi. Faktor pendukung dalam implementasi rehabilitasi sosial rumah tidak layak huni (RTLH)
di lokasi tersebut yakni Sumber Daya Manusia (SDM). Adapun faktor penghambatnya ialah; Sumber Daya
Manusia, Waktu, dan Cuaca.

Kata Kunci: Implementasi, Rehabilitasi Sosial, Rumah Tidak Layak Huni

Pendahuluan sebagai pembina, pengawas, serta sebagai


Dalam Badan Pusat Statistik (BPS) untuk pengendali pembangunan perumahan
mengukur kemiskinan yakni dengan melakukan selayaknya dapat memahami fenomena ini
pendekatan dengan memenuhi kebutuhan dasar sejak awal, sehingga sesuai dengan
dengan pendekatan ini kemiskinan dipandang kewenangannya yang dapat melakukan tugas
sebagai ketidakmampuan secara ekonomi dan fungsinya dengan baik.
dianggap tidak mungkin untuk memenuhi Di beberapa Kota dan Kabupaten di
kebutuhan pangan pokok dan non pangan. Indonesia masalah kemiskinan menjadi hal
Kebutuhan non pangan tersebut meliputi yang utama untuk mensejahterakan masyarakat.
sandang, pendidikan, kesehatan, alat Program rehabilitasi sosial Rumah Tidak Layak
transportasi serta tempat tinggal yang layak. Huni di Kecamatan Sungai Kanan Kabupaten
Sehingga dapat dikatakan bahwa jiwa Labuhan Selatan yang menjadi faktor utama
penduduk miskin di Indonesia belum mampu keluarnya kebijakan tersebut yakni kemiskinan.
memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar seperti Selain di Kecamatan Sungai Kanan, di Kota
kebutuhan pangan, sandang, kesehatan, dan Serang juga banyak hunian kumuh dan rumah
tempat tinggal yang layak. yang sudah tidak layak dihuni, dan faktor
Kenyataan masyarakat di Indonesia masih utamanya adalah kemiskinan. Tetapi berbeda
banyak yang tidak mampu menjangkau rumah dengan Kabupaten Supiori dimana Kabupaten
atau kaveling yang legal, sehat, dan memenuhi ini yang menjadi faktor utama untuk memenuhi
syarat dari rumah layak huni, maka dalam hal hunian yang layak untuk dihuni yakni dengan
tersebut Pemerintah mengeluarkan Undang- menggunakan pendekatan hibrida dikarenakan
Undang Nomor 1 tahun 2011 tentang administrasi yang buruk, pendanaan yang tidak
Perumahan dan Kawasan Permukiman yang memadai, infrastruktur tidak mencukupi. Dalam
berisi tentang keinginan seluruh keluarga di hal ini Kabupaten Supiori membutuhkan
Indonesia menempati tempat tinggal yang pembangunan RLH dalam kerangka
layak, sehat, aman, dan legal. Pemerintah pengembangan wilayah.

52
Jurnal Respon Publik ISSN: 2302-8432
Vol. 16, No. 10, Tahun 2022, Hal: 52-59

Selain itu permasalahan di Daerah Amis Santoso (1993) mendefinisikan


Kabupaten Bojonegoro dapat dikatakan sebagai kebijakan publik dari berbagai definisi yang
daerah yang juga memiliki banyak dikemukakan oleh para ahli yaitu pendangan
permasalahan yakni baik dalam kemiskinan kebijakan publik dapat dibagi dua kategori.
perekonomian maupun kesejahteraan Pertama, para ahli mendefinisikan kebijakan publik
masyarakat. Permasalahan yang sampai saat ini identik dengan tindakan yang dilakukan oleh
belum terselesaikan yang disebabkan oleh pemerintah. Kedua, pada pandangan kedua ini para
beberapa faktor yang menyebabkan daerah ahli mendefinisikan kebijakan publik yaitu terpusat
Kabupaten Bojonegoro menjadi salah satu pada implementasi kebijakan.
daerah miskin di Jawa Timur. Kondisi saat ini
Kabupaten Bojonegoro tidak memiliki akses
usaha yang memadai untuk keluar dari zona
kemiskinan daerah. Kondsisi geografis di Implementasi Kebijakan
Kabupaten Bojonegoro yang kurang Implementasi kebijakan adalah proses
mendukung sehingga menyebabkan usaha yang kebijakan. Kebijakan publik dapat dilihat sebagai
dijalankan seperti pertanian menjadi gagal. sebuah proses kegiatan yang dilaksanakan secara
Dapat dilihat dari data BPS (sumber: BPS berkesinambungan, saling membentuk, dan saling
Kabupaten Bojonegoro, Susenas 2003-2021) menentukan dalam (Mustari 2015).
bahwa kemiskinan di Kabupaten Bojonegoro Menurut George C. Edward III (1980)
dari tahun 2003-2021 mengalami naik turun implementasi kebijakan dipengaruhi oleh 4 faktor :
dalam presentase angka kemiskinan di 1. Komunikasi merupakan keadaan yang
Kabupaten Bojonegoro. Selain itu dapat dilihat ditujukan untuk penyampaian informasi,
di periode tahun 2020-2021 jumlah penduduk kejelasan serta konsistensi informasi yang
miskin meningkat dari 12,87 persen menjadi dapat dipahami oleh masyarakat. Dijelaskan
13,27 persen di tahun 2021. Dimana di tahun dalam Mustari (2015) bahwa menurut
2021 presentase angka kemiskinan mengalami Edwards menyebutkan terdapat tiga indikator
kenaikan hingga sebesar 3,36 persen. yang dapat digunakan dalam faktor :
Dengan penyelesaian satu per satu masalah a. Transmisi merupakan sumber penyaluran
untuk mengentas kemiskinan pemerintah pesan yang diberikan kepada pemerintah
Kabupaten Bojonegoro melakukan beberapa atau pelaksana dan masyarakat umum.
program dengan tujuan untuk meningkatkan taraf b. Kejelasan, merupakan keutamaan dalam
hidup masyarakat, salah satunya yakni program penyampaian komunikasi. Para pelaksana
rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni kebijakan membutuhkan fleksibelitas
(RTLH). Menurut Peraturan Bupati Kabupaten dalam pelaksanaannya.
Bojonegoro Nomor 16 Tahun 2021 tentang c. Konsistensi, perintah yang dilakukan oleh
Pedoman Penggelolaan Hibah dan Bantuan pembuat kebijakan haruslah mempunyai
Sosial Yang Bersumber Dari Anggaran kejelasan serta konsisten. Jika perintah
Pendapatan Dan Belanja Daerah. yang diberikan mudah berubah-ubah
Berdasarkan masalah yang telah maka dapat menjadi sebuah penghambat
dijabarkan di atas, faktor pendukung dalam dalam implementasi kebijakan bagi
implementasi RTLH di Desa Tumbrasanom pelaksana.
yakni Sumber Daya Manusia (SDM) selain itu 2. Sumber Daya merupakan hal yang sangat
faktor penghambat program RTLH di Desa penting dalam segala hal, khususnya dalam
Tumbrasanom yakni SDM, waktu, dan cuaca suatu kebijakan yang sangat membutuhkan
yang tidak menentu. sumber daya dalam pelaksanaannya. Sumber
daya memiliki empat komponen dalam proses
Rumusan Masalah implementasinya yaitu :
1. Bagaimana Implementasi Rehabilitasi a. Staf; Staff yang tidak mencukupi ataupun
Sosial Rumah Tidak Layak Huni Desa tidak kompeten dibidangnya bisa menjadi
Tumbrasanom Kecamatan Kedungadem alasan utama gagalnya
Kabupaten Bojonegoro? pengimplementasian kebijakan. Diikuti
2. Apa saja Faktor Pendukung dalam oleh jumlah staff yang mencukupi, maka
Implementasi Rehabilitasi Sosial Rumah proses implementasi kebijakan dapat
Tidak Layak Huni Desa Tumbrasanom terlaksana dengan baik.
Kecamatan Kedungadem Kabupaten b. Informasi; Informasi tentang data
Bojonegoro? kepatuhan dari para pelaksana kebijakan
terhadap regulasi pemerintah.
Tinjauan Pustaka Implementor harus mengetahui apakah
Kebijakan Publik setiap orang yang terlibat didalam

53
Jurnal Respon Publik ISSN: 2302-8432
Vol. 16, No. 10, Tahun 2022, Hal: 52-59

pelaksanaan kebijakan patuh terhadap Sedangkan Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak


hukum atau tidak. Layak Huni adalah salah satu aktivitas penanganan
c. Wewenang; Kewenangan merupakan hak fakir miskin yang diselenggarakan oleh
yang diberikan kepada para pelaksana Kementerian Sosial dengan tujuan untuk
dalam menjalankan suatu kebijakan secara menaikkan kualitas tempat tinggal fakir miskin
politik. Jika tidak ada kewenangan, maka melalui perbaikan atau rehabilitasi kondisi tempat
hak para implementor untuk melakukan tinggal tidak layak huni dengan memprioritaskan
sebuah kebijakan dimata publik akan atap, lantai, dan dinding serta fasilitas MCK
diragukan. (Mandi, Cuci, Kakus).
d. Fasilitas; Dengan adanya fasilitas yang Maka dari hal tersebut dapat disimpulkan
memadai, maka proses bahwa menurut Kemensos RI rehabilitasi sosial
pengimplementasian kebijakan tentunya RTLH yakni salah satu kegiatan dalam
akan berjalan dengan lebih mudah dan penangganan fakir miskin yang diselenggarakan
optimal. oleh Kementrian Sosial Republik Indonesia dengan
3. Disposisi merupakan adalah pelaksanaan tujuan untuk meningkatkan kualitas tempat tinggal
kebijakan, pemahaman terhadap standar, isi fakir miskin melalui perbaikan atau rehabilitasi
dan tujuan kurikulum haruslah dipahami oleh kondisi rumah yang tidak layak untuk dihuni.
para agen pelaksana untuk menghantarkan Adapun Kriteria dan Syarat dari Kementrian
pelaksana pada implementasi kebijakan yang Sosial Republik Indonesia antara lain :
jelas. a. Kriteria :
4. Struktur Birokrasi menurut Edwards dalam 1. Dinding dan atap dalam kondisi rusak
Mustari (2015) adalah bahwa struktur 2. Dinding dan atap terbuat dari bahan mudah
birokrasi berkenaan dengan kesesuaian rusak dan sudah lapuk
organisasi birokrasi yang menjadi 3. Lantai yang terbuat dari tanah, papan,
penyelenggara implementasi kebijakan publik. bambu
4. Tidak memiliki MCK (Mandi, Cuci,
Kriteria Pengukuran Implementasi Kebijakan Kakus)
Kebijakan, organisasi dan lingkungan menjadi 5. Luas lantai kurag dari 7,2
alat ukur implementasi dalam keputusan-keputusan b. Syarat
pemerintah, prestasi pelaksanaan-pelaksanaan 1. Keluarga fakir miskin yang terdaftar pada
pemerintah dapat ditinjau dalam aspek “kebijakan data miskin
organisasi dan lingkungan” menurut Grindle (1980) 2. Belum pernah mendapatkan bantuan
dan Quande (1984). Pemerintah pada setiap unit rehabilitasi sosial rumah tidak layak huni
kerja dari daerah hingga pada taraf tertinggi 3. Memiliki KTP dan KK
mampu menentukan penerimaan luas pada putusan- 4. Sertifikat tanah atau surat keterangan desa
putusan pemerintah dengan kekuatan tugas, serta atas nama pribadi
tanggung jawab juga dapat diperkuat menggunakan
kualitas organisasi pemerintah selaku Peningkatan Kualitas Rumah Tidak Layak
implementator yang dinilai handal. Kesempurnaan Huni
program pemerintah dimulai dengan melalui Peningkatan kualitas rumah tidak layak huni
keterbukaan serta kejujuran tinggi dalam bertujuan untuk meningkatkan kualitas rumah huni
pelaksanaan program-program yang dikeluarkan sesuai dengan persyaratan dan standar rumah layak
oleh kebijakan. Dengan itu, rendahnya keterbukaan huni. Hakikat dari rumah layak huni adalah rumah
serta kejujuran terhadap kebijakan yang akan yang menjamin keamanan serta kenyamanan bagi
diambil pemerintah yang akan menjadi dasar penghuninya. Sedangkan rumah tidak layak huni
penolakan, minimal menjadi program yang adalah rumah yang membuat penghuninya tidak
diabaikan oleh pelaksananya. Pembuatan aman dan nyaman. Penyebab rumah huni tidak
kebijakan yang baik harus didukung dengan : nyaman dan tidak aman untuk ditempati yakni
1. Anggaran yang cukup dapat disebabkan oleh lokasi yang rawan bahaya
2. Kebijakan dan keterbukaan atau bangunan itu sendiri karena adanya kerusakan
3. Kebijakan dengan kualitas tinggi pada konstruksi bangunan tersebut, serta bahan
bangunan yang tidak berkualitas ataupun luas ruang
Program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak yang tidak cukup dan sanitasi yang buruk.
Layak Huni Dalam buku Peningkatan Kualitas Rumah
Dalam skripsi (Siregar, 2021) dijelaskan Tidak Layak Huni (2016) dijelaskan jenis
menurut Binanto (2009:1) program adalah peningkatan kualitas rumah tidak layak huni yakni:
pendeskripsian instruksi-instruksi tersendiri yang a. Perbaikan komponen atau bagian rumah,
biasanya disebut sebagai Souce Code yang dibuat dalam hal ini dapat dilihat dari kerusakan
oleh programmer. rumah hunian yang dapat terjadi pada
bagian-bagian rumah meliputi bagian bawah

54
Jurnal Respon Publik ISSN: 2302-8432
Vol. 16, No. 10, Tahun 2022, Hal: 52-59

bangunan atau pondasi, bagian tengah Pembahasan


bangunan atau dinding, bagian atas Implementasi Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak
bangunan atau atap. Layak Huni Desa Tumbrasanom Kecamatan
b. Perluasan rumah sesuai standar luasan lantai Kedungadem Kabupaten Bojonegoro
per orang, ketidaksesuaian standar dalam Menurut George C. Edward III (1980). Pada
kecukupan luas ruangan untuk rumah bagi faktor internal yaitu terdiri dari karakteristik
setiap orang dapat terjadi akibat awal implementator, serta kecenderungan
perencanaan ataupun adanya penambahan implementator. Sedangkan implementasi yang
jumlah penghuni yang dapat dilakukan dikenalkan oleh Edwards hanya fokus pada
penyesuaian melalui perluasan bangunan. masalah internal dalam pelaksanaan kebijakan
c. Pencegahan penurunan kualitas kembali publik. Dalam hal ini implementasi rehabilitasi
terhadap bangunan yang telah diperbaiki sosial rumah tidak layak huni di Desa
bertujuan agar ciri dan karakter suatu Tumbrasanom Kecamatan Kedungadem Kabupaten
bangunan sesuai denganstandar kualitas yang Bojonegoro dilaksanakan sesuai dengan
dapat dioperasikan secara maksimal. karakteristik serta kecenderungan implementator.
Pencegahan ini dapat dilakukan dengan cara Hal diatas menjadi acuan Kabupaten
pemeliharaan terhadap komponen- Bojonegoro dalam membuat kebijakan pada
komponen bangunanyakni atap, dinding, dan Peraturan Bupati Nomor 16 Tahun 2021 tentang
lantai. Pedoman Hibah Dan Bantuan Sosial Yang
Bersumber APBD dimana dalam Perbup No 16
Faktor Pendukung Implementasi Rehabilitasi Tahun 2021 ini menjadi acuan Dinas Perumahan
Sosial Rumah Tidak Layak Huni Kawasan Permukiman dan Cipta Karya dalam
Dapat dijelaskan bahwa faktor pendukung pembuatan Renstra serta Petunjuk Teknis. Siregar
merupakan faktor yang memfasilitasi perilaku (2021) menjelaskan bahwa program rehabilitasi
individu atau kelompok atau termasuk keterampilan. sosial rumah tidak layak huni (RTLH) adalah
Faktor ini meliputi ketersediaan, keterjangkauan, program kesejahteraan sosial bagi fakir miskin
prioritas dan komitmen masyarakat danpemerintah, serta masyarakat yang memiliki penghasilan sangat
serta tindakan yang berkaitan dengan program atau rendah guna mewujudkan rumah yang layak untuk
kegiatan yang akan dilaksanakan. dihuni. Kegiatan rehabilitasi sosial tidak hanya
Dalam hal ini fakor pendukung dalam berfokus pada aspek fisik rumah saja, namun ada
implementasi kebijakan rehabilitasi sosial rumah yang lebih penting dan harus dilakukan. Hal
tidak layak huni di Kabupaten Bojonegoro yakni tersebut dilakukan agar dapat tercapainya
Sumber Daya Yang Memadai. kesejahteraan keluarga dan dapat berdampak pada
peningkatan aspek-aspek sosial dan kesehatan.
Faktor Penghambat Implementasi Rehabilitasi Menurut Kementrian Sosial Republik
Sosial Rumah Tidak Layak Huni Indonesia mengenai rehabilitasi sosial rumah tidak
Faktor penghambat adalah segala sesuatu hal layak huni beranggotakan 5 orang anggota kepala
yang memiliki sifat menjadi pengendala serta keluarga dan maksimal 15 orang anggota kepala
dapat menghalangi keberhasilan suatu program. keluarga dalam satu kelompok. Dalam pernyataan
Ada beberapa hal yang dapat menghalangi tersbut rehabilitasi sosial rumah tidak layak huni di
keberhasilan program bantuan rehabilitasi sosial Desa Tumbrasanom Kecamatan Kedungadem
rumah tidak layak huni (RTLH) di Kabupaten Kabupaten Bojonegoro tidak dibuat kelompok.
Bojonegoro khususnya di Desa Tumbrasanom Dimana setiap desa dapat mengusulkan lebih dari
Kabupaten Bojonegoro : 15 orang anggota kepala keluarga.
1. Sumber Daya Manusia (SDM); 1. Komunikasi; Dalam komunikasi terdapat tiga
2. Waktu; indikator yang mendukung berhasilnya
3. Cuaca; komunikasi :
Metode Penelitian a) Transmisi; Menurut Edward (1980)
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian transmisi adalah sumber penyaluran pesan
ini yakni menggunakan metode kualitatif dengan tersebut diberikan oleh pemerintah
pendekatan deskriptif. Sumber data yang digunakan ataupun pelaksana kegiatan dan juga
yakni data primer dan data sekunder. Dengan masyarakat umum. Dalam hal tersebut
menggunakan analisis data triangulasi yaitu sumber penyaluran pesan yang
observasi, wawancara, dan dokumentasi. disampaikan oleh pihak pelaksana
program bantuan RTLH di Informasikan
melalui sosialisasi tatap muka secara
langsung dengan mengundang Camat dan
Kepala Desa di Kabupaten Bojonegoro.
Dalam memberikan informasi tentang
adanya program bantuan RTLH di

55
Jurnal Respon Publik ISSN: 2302-8432
Vol. 16, No. 10, Tahun 2022, Hal: 52-59

Kabupaten Bojonegoro dimana Kepala barang dan jasa konsultan/konstruksi


Desa Tumbrasanom memberikan tugas melalui pengadaan langsung atau lelang.
tersebut kepada masing-masing Kepala Dengan solusi tersebut maka
Dusun agar sosialisasi bantuan program implementasi kebijakan menjadi efektif
RTLH dapat dipahami dan jelas oleh dengan didukung oleh jumlah staff yang
para masyarakat, sosialisasi tersebut memadai pada masing-masing pekerjaan
diinformasikan pada saat pertemuan RT. serta tingginya dalam motivasi bekerja.
Masyarakat desa Tumbrasanom sangat b) Informasi; Sesuai tugas Dinas Perumahan
mendukung adanya bantuan ini akan Kawasan Permukiman dan Cipta Karya
tetapi masyarakat berharap agar tidak Kabupaten Bojonegoro yakni melakukan
adanya salah sasaran dalam program monitoring dan melaporkan pencapaian
tersebut. Kepala Dusun juga menjelaskan program kepada Bupati. Selain itu Dinas
bahwa sasaran yang akan dituju dalam Perumahan Kawasan Permukiman dan
program bantuan RTLH ini yakni yang Cipta Karya Kabupaten Bojonegoro
memiliki atap, dinding, dan lantai (aladin) melakukan informasi kepada seluruh
yang sudah rusak dan sudah tidak layak Kepala Desa di Kabupaten Bojonegoro.
untuk digunakan. Dalam hal ini disampaikan juga mengenai
b) Kejelasan; Menurut Edward (1980) kriteria dan syarat penerima bantuan
kejelasan menjadi bagian utama proses RTLH di Kabupaten Bojonegoro antara
penyampaian komunikasi. Kejelasan lain:
tersebut juga diperkuat dengan petunjuk 1. Syarat
teknis pelaksanaan bantuan rumah tidak a. Indentitas calon penerima (KK
layak huni Dinas Perumahan Kawasan & KTP)
Permukiman dan Cipta Karya Kabupaten b. Data Kepemilikan lahan dan foto
Bojonegoro dengan arahan Peraturan rumah calon penerima yang
Bupati Nomor 16 Tahun 2021 tentang disertai surat keterangan
Pedoman Hibah Dan Bantuan Sosial kepemilikan lahan.
Yang Bersumber Dari Anggaran c. Titik koordinat lokasi rumah
Pendapatan Belanja Daerah. Dimana tidak (GPS).
ada perubahan aturan dalam pelaksanaan d. Surat keterangan tidak mampu
secara teknis yang dilakukan oleh dan surat keterangan lain yang
pelaksana program. mendukung, disahkan oleh pihak
c) Konsistensi; Menurut Edward (1980) Desa/Kelurahan dan Kecamatan.
konsistensi merupakan perintah yang 2. Kriteria
dilakukan oleh pembuat kebijakan a. Sasarannya terhadap keluarga
haruslah jelas serta konsistensi. Jika berpenghasilan rendah/keluarga
perintah yang disampaikan berubah-ubah miskin yang bertempat tinggal
maka dapat menghambat pelaksanaan tetap serta memiliki identitas
kebijakan tersebut. Dari arahan Peraturan maayarakat Kabupaten
Bupati Nomor 16 Tahun 2021 tentang Bojonegoro yang belum pernah
Pedoman Pengelolaan Hibah Dan mendapatkan bantuan sejenis.
Bantuan Sosial Yang Bersumber Dari b. Rumah yang dimiliki dan
APBD sesuai dengan petunjuk teknis yang ditempati adalah rumah tidak
dibuat oleh Dinas Perumahan Kawasan layak huni yang tidak memenuhi
Permukiman dan Cipta Karya dalam syarat kesehatan, keamanan, dan
pelaksanaan bantuan RTLH berisi tentang sosial dengan kondisi sebagai
syarat dan kriteria penerima, pelaksanaan berikut :
bantuan rumah tidak layak huni, 1) Tidak permanen/rusak
monitoring dan evaluasi. 2) Dinding yang sudah
2. Sumber Daya; Dalam hal ini sumber daya lapuk/rusak
dalam implementasi memiliki empat 3) Lantai tanah
komponen yaitu : 4) Tanah hak milik sendiri
a) Staf; Diakui bahwa hambatan dan kendala 5) Rumah harus menjadi
SDM menjadi salah satu faktor rumah utama
penghambat yang dihadapi dalam bantuan 6) Rumah harus difungsikan
program RTLH. Maka dengan itu solusi sebagai tempat tinggal
yang diberikan Dinas Perumahan c) Wewenang; Dalam hal ini yang menjadi
Kawasan Permukiman dan Cipta Karya penanggungjawab yakni Bupati
Kabupaten Bojonegoro yakni KabupatenBojonegoro. Dimana perantara
bekerjasama dengan pengadaan penyedia kebijakan bantuan program RTLH adalah

56
Jurnal Respon Publik ISSN: 2302-8432
Vol. 16, No. 10, Tahun 2022, Hal: 52-59

Dinas Perumahan Kawasan Permukiman penting dalam proses tercapainya tujuan


dan Cipta Karya serta Camat dan Kepala implementasi rehabilitasi sosial RTLH Kabupaten
Desa di Kabupaten Bojonegoro. Bojonegoro. SDM pada pelaksanaanya sudah diatur
d) Fasilitas; Fasilitas merupakan indikator dengan baik oleh pihak Dinas Perumahan Kawasan
yang harus dipenuhi dalam implementasi Permukiman dan Cipta Karya dengan bekerjasama
program rehabilitasi sosial RTLH di dengan Penyedia Jasa Konsultan Kabupaten
Kabupaten Bojonegoro. Besar bantuan Bojonegoro.
yang diberikan kepada masyarakat untuk
merenovasi atap, lantai dan dinding atau Faktor Penghambat dalam Implementasi
melakukan pembuatan baru dengan Peraturan Daerah Kota Malang No 2 Tahun
ukuran 4x6 2 yakni Rp. 20.000.000 per 2017 tentang Pengelolahan Air Limbah
Kartu Keluarga. Domestik
3. Disposisi Ada beberapa hal yang dapat menghalangi
Pelaksanaan program rehabilitasi sosial keberhasilan program bantuan rehabilitasi sosial
RTLH di Kabupaten Bojonegoro rumah tidak layak huni (RTLH) di Kabupaten
menggunakan penyedia jasa konsultan. Bojonegoro khususnya di Desa Tumbrasanom
Dimana Dinas Perumahan Kawasan Kabupaten Bojonegoro :
Permukiman dan Cipta Karya menyediakan 1. Sumber Daya Manusia
fasilitas bagi masyarakat dengan adanya Sumber daya manusia (SDM) sangat berperan
penyedia jasa konsultan yang membantu penting dalam implementasi kebijakan
menyukseskan program rehablitasi sosial program bantuan RTLH. Dalam hal ini yang
RTLH di Kabupaten Bojonegoro khususnya di menjadi faktor penghambat dalam program ini
Desa Tumbrasanom Kecamatan Kedungadem. yaitu penerima bantuan RTLH yang mana
4. Struktur Birokrasi sudah sepakat tetapi hasil yang dilihat tidak
Berdasarkan Perbup No. 16 Tahun 2021 sesuai. Padahal sudah ada kesepakatan dari
tentang Pedoman Pengelolaan Hibah dan awal, jika dana bantuan tersebut hanya cukup
Bantuan Sosial Yang Bersumber Dari APBD. untuk beberapa meter rumah saja, bukan
Perbup sebagai SOP dalam implementasi keseluruhan rumah jika rumahnya terlalu
RTLH dapat dilihat bahwa berdasarkan Perbup besar. Pernyataan tersebut harus lebih teliti
No. 16 Tahun 2021 dapat menerbitkan lagi oleh pihak Dinas Perumahan Kawasan
Petunjuk Teknis dalam program rehabilitasi Permukiman dan Cipta Karya dalam
sosial RTLH di Kabupaten Bojonegoro. memberikan penjelasan informasi kepada
Dinas Perumahan Kawasan Permukiman masyarakat desa Tumbrasanom sebagi
dan Cipta Karya mempunyai SOP yakni penerima bantuan program RTLHdikarenakan
sebagai berikut : faktor usia yang memang notabene orang tua
a. Merenovasi rumah sesuai syarat yang kebanyakan lupa apa yang disampaikan
telah dituliskan dalam petunjuk teknis. kemarin. Hal tersebut harus lebih dimengerti
b. Diberikan dua pilihan merenovasi rumah dalam segala sisi.
atau membuatkan baru. Jika pembuatan 2. Waktu
baru sesuai dengan ketentuan ukuran Manajemen waktu merupakan kemampuan
2 untuk menggunakan waktu secara efektif dan
yang sudah disiapkan yakni 4x6
dengan memiliki lahan kosomg efisien sehingga memperoleh manfaat
disamping rumah. maksimal (Akram, 2022). Berdasarkan hal
c. Pelaksanaan dilakukan oleh penyedia jasa tersebut maka waktu yang digunakan secara
konsultan yang sudah bekerjasama efektif dan efisien akan memperoleh tujuan
dengan pihak Dinas Perumahan Kawasan yang akan dicapai pada pelaksanaan RTLH di
Permukiman danCipta Karya. Desa Tumbrasanom Kecamatan Kedungadem
Kabupaten Bojonegoro kendala yang
Faktor Pendukung dalam Implementasi ditemukan dalam ketidaksesuaian penyelesaian
Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni pembangunan rehabilitasi RTLH juga
Desa Tumbrasanom Kecamatan Kedungadem ditemukan pada implementasi program.
Kabupaten Bojonegoro Meskipun tidak semua datang dari masyarakat
Menurut Mangkunegara (2013) berpendapat atau pihak pemerintah. Ketidaksesuaian waktu
bahwa sumber daya manusia (SDM) merupakan dari pengiriman proposal hingga pelaksanaan
suatu perencanaan, pengorganisasian, berjarak hingga bertahun-tahun. Dalam hal itu
pengkoordinasian, pengadaan, pengembangan, masyarakat menunggu setelah adanya
pemberian balas jasa, pengintegrasian, informasi sebagai calon penerima serta
pemeliharaan dan pemisahan tenaga kerja dalam penyerahan proposal, dikarenakan banyaknya
rangka mencapai tujuan organisasi. Berdasarkan desa yang ada di Kabupaten Bojonegoro dan
pendapat diatas bahwa SDM merupakan hal APBD yang tidak dapat mencukupi jika semua

57
Jurnal Respon Publik ISSN: 2302-8432
Vol. 16, No. 10, Tahun 2022, Hal: 52-59

langsung diproses. Di Tumbrasanom sendiri Tumbrasanom Kecamatan Kedunagden


pengiriman proposal sudah diberikan dan Kabupaten Bojonegoro yakni Sumber Daya
masyarakat menunggu kurang lebih 5 tahunan. Manusia, Waktu, dan Cuaca.
3. Cuaca
Menurut Kartasapoetra (2010) cuaca Saran
merupakan keadaan atmosfer pada waktu Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan, dan
tertentu yang sifatnya berubah-ubah setiap kesimpulan yang telah diuraikan, maka peneliti
waktu atau dari waktu ke waktu. Cuaca yang menyampaiakan beberapa saran yang dapat
kita rasakan setiap hari mulai dari panas, diberikan yaitu :
dingin, mendung, hujan dan sebagainya. 1. Pihak pelaksana program RTLH Dinas
Dalam program bantuan rehabilitasi sosial Perumahan Kawasan Permukiman dan Cipta
rumah tidak layak huni (RTLH) cuaca menjadi Karya Kabupaten Bojonegoro dapat lebih
salah satu hambatan dalam waktu pelaksanaan menjelaskan sejelas-jelasnya perkara APBD
pengerjaan rumah. Dapat disimpulkan bahwa yang dicairkan hanya untuk merenovasi atap,
cuaca sangat penting bagi pelaksanaan bantuan lantai dan dinding (Aladin) atau membuatkan
RTLH. Ketika cuaca yang tidak menentu maka rumah di lahan baru dengan ukuran 4x6 .
akan menghambat proses pengerjaan RTLH, Sehingga dapat diterima oleh pihak penerima
maka akan dapat mengundur estimasi dari 2 bantuan RTLH dengan paham dan jelas.
bulan harus menyelesaikan 10 unit akan 2. Dalam pelaksanaan rumah tidak layak huni
menjadi lebih dari 2 bulan. (RTLH) lebih dimatangkan ladi dalam masa
pengiriman proposal dan pengerjaan RTLH,
Kesimpulan agar tidak terjadi hal-hal yang dapat
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, berpengharuh buruk dalam kebijakan
maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: rehabilitasi sosial RTLH dipikiran masyarakat
1. Implementasi rehabilitasi sosial rumah tidak Desa Tumbrasanom.
layak huni Desa Tumbrasanom Kecamatan 3. Dalam masa pengerjaan tersebut harus
Kedungadem Kabupaten Bojonegoro sudah ditambahkan kembali waktu yang telah
memenuhi empat indikator yang harus ditentukan. Dikarenakan cuaca yang tidak
dipenuhi dalam mengimplementasikan mendukung akan menjadikan pengerjaan
kebijakan menurut George C. Edward III semakin lamban.
(1980) yaitu Komunikasi (Transmisi,
Kejelasan, dan Konsistensi), Sumber Daya Daftar Pustaka
(Staf, Informasi, Wewenang, Fasilitas), Agustina, & Wijaya, A, (2013), Analisis faktor-
Disposisi dan Struktur Birokrasi. Komunikasi faktor yang mempengaruhi yang
yang dilakukan oleh Dinas Perumahan mempengaruhi return saham, Jurnal
Kawasan Permukiman dan Cipta Karya Agribisnis, 2(2), 183–201,
Kabupaten Bojonegoro bersama Kepala Desa Hutagaol, D, T,(2021), UNIVERSITAS
serta Masyarakat yakni dengan cara sosialisasi SUMATERA UTARA Poliklinik
tatap muka dengan transmisi, jelas serta UNIVERSITAS SUMATERA UTARA,
konsistensi. Selain itu untuk sumber daya Jurnal Pembangunan Wilayah&Kota, 1(3),
pihak pelaksana Dinas Perumahan Kawasan 82–91,
Permukiman dan Cipta Karya Kabupaten Kawer, O, F, S,, Baiquni, M,, Keban, Y, T,, &
Bojonegoro melakukan kerjasama dengan Subarsono, A, (2018), Implementasi
pihak ketiga/konsultan agar implementasi Kebijakan Pembangunan Rumah Layak
dapat terlaksana dengan baik dan maksimal. Huni Dengan Pendekatan Hibrida Di
Selanjutnya disposisi pada program RTLH ini Kabupaten Supiori Provinsi Papua,
yakni dengan adanya kerjasama yang Sosiohumaniora, 20(3), 245,
dilakukan oleh pihak pelaksana bersama https://doi,org/10,24198/sosiohumaniora,v2
konsultan yang telah bekerjasama. SOP yang 0i3,18489
dimiliki oleh Dinas Perumahan Kawasan Kementrian Sosial, 2017, Peraturan Menteri Sosial
Permukiman dan Cipta Karya yakni tertuang Nomor 20, Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak
dalam petunjuk teknis program rehabilitasi Layak Huni dan Sarana Prasarana
sosial rumah tidak layak huni tahun 2021. Lingkungan, BN,2017/NO,1489,
2. Fakor pendukung dalam implementasi jdih,kemsos,go,id : 19 hlm,
rehabilitasi sosial rumah tidak layak huni Desa https://peraturan,bpk,go,id/Home/Details/13
Tumbrasanom Kecamatan Kedunagden 0320/permensos-no-20-tahun-2017,
Kabupaten Bojonegoro yakni memiliki sumber Mulia, R,A, & Nika, S, (2020), Analisis Faktor-
daya manusia yang memadai. Faktor Yang Mempengaruhi Kesejahteraan
3. Fakor penghambat dalam implementasi Masyarakat Kota Padang, Padang, Jurnal
rehabilitasi sosial rumah tidak layak huni Desa El-Riyasah Volume 11 Nomor 1, Analisis

58
Jurnal Respon Publik ISSN: 2302-8432
Vol. 16, No. 10, Tahun 2022, Hal: 52-59

Faktor Kesejahteraan sosial,pdf


Mustari, N, (2015), Pemahaman Kebijakan Publik:
formulasi, implementasi & evaluasi
kebijakan publik, 5–4,
https://library,unismuh,ac,id/uploaded_files/t
emporary/DigitalCollection/MDI4NW
NlNmU0YzM0YWEyMDUxMWM0NjQz
NjQ2NTIxZTkxNzJjOWU5Ng==,pdf
Nugroho, B, E,, & Pradana, G, (2021), Peran
Pemerintah Dalam Meningkatkan Kualitas
Hidup Masyarakat Melalui Progam
Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak
Huni Kota Surabaya, Hal 155–166,
Pelatihan, Kepala Pusat Pendidikan dan Jalan,
Perumahan, Permukiman danWilayah,
Pengembangan Infrastruktur,2016,
Peningkatan Kualitas Rumah Tidak Layak
Huni, Bandung, Hal, 18-20,
Peraturan Bupati Nomor 16 Tahun 2021, Pedoman
Pengelolaan Hibah dan Bantuan SosialYang
Bersumber Dari APBD,
http://jdih,bojonegorokab,go,id/upload/186/
perbup_16_th_2021_ttg_pedom_hibah_
bansos_bjn,pdf,
Putri, Y, E, (2018), Manajemen Program
Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak
Huni Tahun 2016 Oleh Dinas Perumahan
Kawasan Permukiman dan Cipta KaryaKota
Serang (Studi Kasus Kecamatan Kasemen),
Skripsi, 1–78,
Prof, Dr, Sugiyono, (2018), Metode Kuantitatif
Kualitatif dan R&D,Yogyakarta,
Alfabeta,cv,
Siregar, M, (2021), Implementasi Program
Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak
Huni Dalam Meningkatkan Kualitas Tempat
Tinggal Fakir Miskin Di Kecamatan Sungai
Kanan,
http://222,124,3,202/handle/123456789/156
93
Sholikhah, I & Muslim, S (2018), Pemenuhan
Kesejahteraan Sosial Melalui Optimalisasi
Ruang Terbuka Hijau Di Kawasaan
Perkotaan Dalam Perspektif Hukum Dan
Kebijakan, Jakarta Selatan,Sosio Informa
Vol, 4,, Pemenuhan Kesejahteraan
Sosial,pdf
Syafie, I (2015), Landasan Teori Implementasi
Kebijakan, Malang,
http://eprints.umm.ac.id/35898/3/jiptummpp
-gdl-aanwidiast-47496-3-babii.pdf.
Undang-undang Nomor 1 Tahun 2011 Tentang
Perumahan dan Kawasan Permukiman,
Ln,2011/No, 7, Tln No, 5188, Ll Setneg:
89Hlm,
https://peraturan,bpk,go,id/Home/Details/39
128/uu-no-1-tahun-2011

59

Anda mungkin juga menyukai