Anda di halaman 1dari 8

Analisis Implementasi BLT di Surabaya

Disusun Oleh :

Kelompok 12 :

1. Kumala Sukma Iskandar 18041010043

2. Hasyim Asy’Ari MB 18041010127

3. Muhammad Aulia Yahya 18041010153

4. Amrisa Nur Fajri 18041010155

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PUBLIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

TAHUN 2020
DAFTAR ISI

COVER

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

1.2 RUMUSAN MASALAH

1.3 TUJUAN PEMBAHASAN

1.4 MANFAAT PEMBAHASAN

BAB II PEMBAHASAN

BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

3.2 SARAN

DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha kuasa karena telah memberikan kesempatan pada
penulis untuk menyelesaikan makalah ini, sehingga atas rahmat dan penyertaan-Nya penulis
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Analisis Implementasi BLT di Surabaya “ dengan
baik dan tepat waktu.

Makalah “ Analisis Implementasi BLT di Surabaya “ ini disusun guna memenuhi Tugas dari
dosen mata kuliah Pengembangan Organisasi di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi
pembaca tentang ancaman terhadap keahlian akibat perubahan organisasi sebagai dampak dari
berkembang pesatnya teknologi.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak/Ibu selaku dosen mata kuliah
Metode Penelitian Administrasi. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan
dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada
semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini. Penulis menyadari makalah
ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan
penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.
BAB 1 Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Masa krisis perekonomian dunia sedang menurun oleh karena itu pemerintah harus
mengantisipasi dengan memberikan bantuan dana terhadap keluarga miskin untuk
menghidupkan ekonomi rakyat. bahwa ekonomi rakyat adalah sistem ekonomi yang
mengikutsertakan seluruh lapisan masyarakat dalam proses pembangunan dimana seluruh
lapisan tersebut tanpa terkecuali sebagai penggerak pembangunan, serta perkembangan
ekonomi kelompok masyarakat yang mengikut sertakan seluruh lapisan masyarakat dalam
proses pembangunan yang berkaitan erat dengan aspek keadilan, demokrasi ekonomi,
keberpihakan pada ekonomi rakyat yang bertumpu pada mekanisme pasar yang adil dan
mengikutsertakan seluruh lapisan masyarakat dalam proses pembangunan, serta berperilaku
adil bagi seluruh masyarakat, dengan tujuan untuk peningkatan kesejahteraan ekonomi secara
keseluruhan atau mayoritas masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat di
Indonesia juga membutuhkan bantuan dari Pemerintah untuk mengatasi permasalahan
ekonomi mereka.

Dalam masa pemerintahan Presiden Jokowi periode kedua membuat program dalam bentuk
perlindungan sosial dengan pemberian Bantuan Langsung Tunai (BLT), melihat dari
program pemerintah tersebut, upaya pemberantasan kemiskinan di negara Indonesia ini
cukup menarik simpati masyarakat. Bantuan langsung tunai (BLT) mulai terlaksana melalui
Instruksi Presiden Nomor 12 tahun 2005 , tentang “pelaksanaan Bantuan Langsung Tunai
kepada rumah tangga miskin” dan Instruksi Presiden Republik Indonesia No.3 Tahun 2008,
tentang “pelaksanaan Bantuan Langsung Tunai untuk rumah tangga sasaran”.

Kebijakan pemerintah ini upaya untuk membantu masyarakat miskin atau keluarga miskin di
masa pandemic wabah corona yang disebut covid – 19, pandemic covid – 19 ini memberikan
dampak pada sector perekonomian dengan banyaknya perusahaan atau pengusaha terpaksa
gulung tikar dan ratusan ribu karyawan di PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) dari tempat
kerjanya. Dengan hasil penelitian dilapangan sekitar lingkungn para pekerja dan tetangga
yang terkena dampak tersebut bahwa Bantuan Langsung Tunai yang diberikan pemerintah
belum efektif yang diberikan oleh pemerintah karena masih banyaknya dilakukannya
penyalahgunaan dana dan belum tepat sasaran kepada masyarakat.

Rendahnya angka ketergantungan membuat penduduk usia produktif akan berperan


lebih banyak dalam kegiatan perekonomian. Kebijakan perlindungan sosial ini juga harus
disesuaikan dalam kondisi sosial masyarakat yang mengalami dampak ekonomi, perubahan
ekonomi pada masyarakat ini juga sebagai sebuah permasalahan yang harus diselesaikan
dengan penduduk yang menjadi target dari perlindungan sosial.

Bantuan BLT dan BPJS Ketenagakerjaan merupakan kebijakan sosial yang cukup populis
yang dikeluarkan oleh pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono Aspek dan makna politik
tidak terlepas dari kedua program tersebut termasuk di dalam Timing politik di dalamnya.
Dan hal ini bisa diberikan kepada semua masyarakat yang mempunyai BPJS
Ketenagakerjaan atau yang sudah mendaftar melalui website pra kerja bagi masyarakat yang
tidak bekerja atau sudah di PHK, namun kedua hal tersebut sangat kurangnya bentuk
pengawasan dalam pendaftaran diri di data pusat pemerintah maka bisa disalahgunakan dana
BLT yang seharusnya ditujukan kepada masyarakat yang benar – benar tidak mampu
keluarga miskin tetapi bisa didapatkan pula oleh orang yang sudah mampu atau yang masih
bekerja. Kurangnya sosialiasi juga berdampak pada masyarakat pinggiran yang belum
mendapatkan karena kurangnya informasi secara langsung dilapangan yang bahkan mereka
sendiri sangat membutuhkan bantuan dana tersebut.

Banyak yang belum mengetahui terkait BLT dan BPJS Ketenagakerjaan ini yang dulunya
pernah dilakukan oleh Presiden SBY dan sekarang dilanjutkan oleh Presiden Jokowi,
program ini menjadi pro dan kontra karena mengandung aspek politis didalamnya yang
menjadi perhatian oleh masyarakat bahwa pemerintah atau pemimpin negara sangat peduli
pada kesejahteraan rakyatnya. Ada 3 hal juga yang turut menentukan apakah seseorang benar
– benar miskin yaitu kepastian dalam kebutuhan dasar, jaringan sosial atau lingkungan
sosialnya, terakhir cara berfikir. Dengan ini menunjukkan bahwa orang tersebut memerlukan
bantuan yang relative besar atau tidak
Setiap masyarakat memiliki beberapa tujuan bersama yang dicapai dengan usaha bersama
memerlukan rencana-rencana yang dituangkan dalam kebijakan oleh pihak berwenang dalam
hal ini pemerintah. Bentuk dari kebijakan sosial tidak hanya berupa peraturan perundang-
undangan saja, kebijakan sosial juga dapat berbentuk program-program pelayanan sosial dan
sistem perpajakan sebagai instrument kebijakan. Klaim terhadap program – program yang
berhasil dapat menjadi sarana keberhasilan dari program BLT dan BPJS sendiri tidak bisa
lepas dari kepentingan politik,

Dalam konteks pandemi Covid-19,BLT diberikan kepada masyarakat miskin untuk


mempertahankan daya beli dan kepada kelompok pelaku usaha untuk kelangsungan
usaha dan meminimalkan dampakpemutusan hubungan kerja (PHK). Dengan
mempertimbangkan beragamnya karakteristik warga miskin dan rentan di Indonesia,
pemerintah tidak bisa menerapkan satu mekanisme penetapan sasaran dan penyaluran
BLT.

UU No. 1 Tahun 2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem
Keuangan untuk PenangananPandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dan/atau
dalam Rangka Menghadapi Ancaman yang Membahayakan Perekonomian Nasional
dan/atau Stabilitas Sistem Keuangan, pemerintah Indonesia melakukan upaya
penanganan kesehatan, penanganan dampak sosial dan penyelamatan perekonomian
nasional.

Penyalahgunaan atau salah sasaran ini dikarenakan kurangnya pengawasan data di Pemkot
Surabaya karena adanya sejumlah data warga yang masih menerima bansos ataupun BLT
yang bahkan sudah meninggal dunia dan ini menjadi evaluasi Pemerintah untuk membaharui
data warga dalam daftar masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Dengan ini jangan
sampai bansos dan BLT disalurkan ke warga Surabaya pada masa pandemic Covid – 19 tidak
tepat sasaran, pendataan orang yang dulunya tidak MBR sekarang menjadi MBR itu juga
penting karena pada saat pandemi pandemi COVID-19 banyak warga yang mendadak jatuh
miskin.
Gugus tugas percepatan penanganan Covid – 19 sudah memastikan daftar penerima bantuan
sosial untuk warga terdampak COVID-19 sudah bisa dicek oleh masyarakat umum melalui
papan pengumuman di kantor kecamatan dan kelurahan di Kota Surabaya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Sudahkah pemerintah melakukan sosialisasi pelaksanaan pembagian BLT kepada
masyarakat dengan baik ?
2. Apakah pengawasan terhadap BLT di Surabaya tepat sasaran dan tidak
disalahgunakan?
1.3 Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui apakah pemerintah sudah melakukan sosialisai dengan baik
kepada masyarakat terkait pelaksanaan pembagian BLT
2. Untuk mengetahui apakah pengawasan terhadap BLT di Surabaya tepat sasaran dan
tidak disalahgunakan

1.4 Manfaat Pembahasan

1.4.1 Bagi Pembaca

Penulisan makalah ini diharapkan dapat membantu para pembaca, khususnya organisasi dan
anggota organisasi, untuk dapat memahami……………………

1.4.2 Bagi Universitas

Penulisan makalah ini diharapkan dapat berguna untuk seluruh keluarga civitas akademika atau
universitas, yaitu digunakan sebagai referensi sumber pengajaran oleh dosen ataupun referensi
pembelajaran bagi mahasiswa terkait pemahaman dalam konteks…………………….

1.4.3 Bagi Penulis

Penulisan makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis, serta
membuat penulis memahami seperti apakah………………….
Daftar Pustaka
- A.Z. Fachri Yasin, dkk, Petani, Usaha Kecil Dan Koperasi Berwawasan Ekonomi
Kerakyatan, (Pekanbaru : Unri Press, 2002). h.2-3
- Budiarjo, Miriam, 2008, “Dasar-Dasar Ilmu Politik”,Jakarta, Gramedia, hlm 20
- 6 Suharto, Edi, Op.Cit hlm 11
- Iqbal, Hasbi. (2008). “Implementasi Kebijakan Program Bantuan Langsung Tunai
Tahun 2008 di Kabupaten Kudus”. Universitas Dipenogoro
- Murdiyana danMulyana, “Analisis Kebijakan Pengentasan Kemiskinan di Indonesia”,
JurnalPolitik Pemerintahan, Volume 10, No. 1, Agustus 2017.
- Mohamad Ijudin, Covid-19, Dampak Ekonomi dan Potensi Konflik
Sosial,Pasundannews.COM, Edisi 8 April 2020

Anda mungkin juga menyukai