BAB I
PENDAHULUAN
atau wilayah tertentu atau dengan kata lain, epidemi yang menyebar luas melintasi
negara, benua, atau populasi yang besar kemungkinan seluruh dunia. Pandemi
di seluruh dunia. Penyakit ini disebabkan oleh virus Corona jenis baru yang diberi
pada aspek birokrasi pemerintahan. Tatanan baru dalam birokrasi dan perubahan
pola kerja untuk melakukan pelayanan publik pada masa new normal. Kebijakan
belajar, dan beribadah dari rumah atau Work From Home (WFH), kebijakan
1
https://www.kompas.com/skola/read/2020/03/18/150000269/pandemi-apa-itu.
2
diterapkan memiliki tujuan agar memutus rantai penularan Covid-19 yang ada di
minus sekitar 1,3 persen. Berdasarkan data dari BPS (Badan Pusat Statistik),
tahun sebelumnya, mencapai 262.78 jiwa atau 9,98% naik 1 % atau (26,3 ribu
jiwa) dari Tahun 2019 sebanyak 235,19 jiwa atau 8,98%. Persentase penduduk
miskin masih berada di atas rata-rata Jawa Barat 8,43% serta di bawah nasional
10,16%, tahun 2020 Kabupaten Garut berada di kuadran I dengan jumlah warga
miskin diatas rata-rata provinsi (145,2 ribu jiwa) dan memiliki peningkatan angka
kemiskinan di atas rata-rata (19,3 ribu jiwa) . Tentu hal ini tidak diharapkan oleh
19 masih jauh dari harapan. Sekitar empat bulan setelah Covid-19 ditetapkan
2
T. Taufik, Warsono, H. 2020, Birokrasi Baru Untuk New Normal: Tinjauan Model Perubahan
Birokrasi Dalam Pelayanan Publik Di Era Covid-19, Dialogue : Jurnal Ilmu Administrasi Publik, vol.
2, no. 1, pp. 1-18, Jun. https://doi.org/10.14710/dialogue.v2i1.8182
3
https://garutkab.bps.go.id
3
deindustrialisasi kian menguat, dilihat dari kontribusi sektor industri non migas
terhadap produk domestik bruto (PDB) dengan tren menurun. Berdasarkan data
Badan Pusat Statistik, sektor industri pengolahan berkontribusi hingga 27% pada
tahun 2000, namun tahun 2019 hanya di kisaran 19 persen. Pada sisi lain,
pengembangan industri berbasis usaha mikro, kecil dan menengah yang ramah
menumbuhkan perekonomian jauh lebih tinggi dari investasi usaha besar. Praktik
harus siap melangkah untuk mengawal dengan lebih baik lagi terhadap pemulihan
berhubungan dengan tujuan bersama yang ingin dicapai dan digunakan untuk
mengorganisasikan pekerjaan secara teratur. Hal itu dalam suatu negara sangat
maka dapat dibayangkan bahwa pemerintah itu sendiri akan berjalan secara
4
https://www.greenpeace.org/indonesia/siaran-pers/5612/reorientasi-pembangunan-untuk-
solusi-pemulihan-ekonomi-bukan-birokrasi-baru/
4
manajemen yang buruk terjadi korupsi, kolusi, dan nepotisme serta permasalahan
padahal birokrasi itu bisa terjadi di organisasi pemerintah maupun pada organisasi
besar agar diperoleh pengelolaan yang efisien, rasional dan efektif. Pada
dengan segala sesuatu yang serba lamban, berbelit-belit dan serba formalitas.
lama dan tenaga sehingga segala urusan menjadi tertunda penyelesaiannya. Kalau
akan lebih tertib, sehingga tidak akan terjadi penyimpangan atau penyelewengan.
birokrasi sebagai konsekuensi logis dari tugas utama negara (pemerintahan) untuk
untuk terlibat secara langsung dalam memproduksi barang dan jasa yang
diperlukan oleh rakyatnya (public goods and services), baik dalam keadaan
tertentu negara memutuskan apa yang yang terbaik bagi rakyatnya. Untuk itu
5
Risnawan, Wawan, 2018, Manajemen Strategik Birokrasi Dalam Era Disruption, Jurnal Ilmu
Administarasi Publik (Dinamika) Vol. 5, No.4.
5
karena itu pelayanan bagian dari sektor publik juga diharpakan mengikuti
timbul antara lain, karena birokrasi tidak mempunyai tujuan dan misi yang jelas,
kelembagaan, prosedur dan pembinaan sumber daya aparatur, sehingga citra dan
fungsi pelayanan dapat dikembalikan kepada aparatur sebagai abdi negara dan
penyaluran dana bantuan sosial, kualitas pelayanan selama pandemi maupun hal-
yang tanggap, sementara pada sisi lain penggunaan teknologi informasi untuk
memperkuat digitalisasi pelayanan maupun bekerja dari rumah atau Working from
Home (WFH) berbenturan dengan karakter lama bersifat rule driven menghambat
6
Habibuddin Siregar, “Analisi Kinerja Aparatur Biorkrasi”. Vol, 1. No, 1. Juni 2011. Halm 51
6
birokrasi untuk berubah secara lebih cepat, overload dan gap beban kerja pada
tataran operasional dan pragmatis serta pola komunikasi yang tidak efektif dalam
kerumunan, telur bantuan sosial (bansos) sebanyak 4 ton dari provinsi yang
vaksinasi yang menimbulkan antrian yang panjang dan seterusnya menjadi bahan
adalah model ideal untuk mencapai tujuan organisasi yang juga mengunggulkan
peranserta berbagai pihak dalam struktur untuk bekerja sesuai dengan kapasitas
faktor yang menghambat, aatara lain, birokrasi tidak cukup memberikan peluang
timbul tidak terduga dalam pelaksanaan kegiatan. Dengan kata lain, birokrasi
pola komunikasi dalam institusi pemerintah yang bersifat top – down, juga tetap
menjadi satu bagian dalam alur sebuah kegiatan organisasi, baik secara
pembangun dari birokrasi organisasi yang komplek dan hirarkis. Untuk itu
mengenal komunikasi formal, yang terbentuk dari kepada siapa kita berbicara atau
samping itu, dalam birokrasi organisasi juga terbangun komunikasi informal yang
Pola komunikasi dapat diartikan sebagai pola hubungan antara dua orang
atau lebih dalam pengiriman dan penerimaan pesan dengan cara yang tepat
regulasi yang jelas dan transparan pada setiap level birokrasi pemerintahan
Oleh karenanya birokrasi harus tanggap dan terbuka serta mampu menyerap
senantiasa berarientasi kepada publik yang dilayaninya, sejalan dengan itu maka
10
Ardiyanti, Handrini. 2020. Komunikasi Pemerintahan Dalam Penanganan Pandemi Covid-19.
Kajian Singkat Terhadap Isu Aktual Dan Strategis. Vol. XII, No.15/I/Puslit/Agustus/2020. Pusat
Penelitian Badan Keahlian DPR RI.
9
(care), nilai sikap kebijakan (share) serta nilai keadilan dan kepentingan umum
yang pernah diperoleh komunikan. Dengan kata lain Tjahya (1996) menyatakan
makna dalam pesan yang diterima komunikan. Hal tersebut seperti yang
Gambar 1.1.
Pola Komunikasi
CARE SHARE
LINGKUNGAN
INTERNAL
BIROKRASI
10
FAIR
MASYARAKAT
(Supriatna, 1996 )
konteks pelayanan publik yang berkualitas dan efektif bila aparatur birokrasi
tersedianya sarana dan media yang memadai serta terbangunnya iklim komunikasi
yang kondusif. Hal tersebut dapat terlihat pada gambar berikut ini:
Gambar 1.2
Proses Komunikasi
PESAN ( MESSAGE )
DECODE
ENCODE
KOMUNIKATOR KOMUNIKAN
INTERPRETED INTERPRETED
topografi daerah. Kabuptaten Garut dengan beberapa wilayah yang terjauh seperti
acapkali sukar untuk dijangkau oleh media digital atau sejenisnya. Hal tersebut
minim informasi dan akses pelayanan yang terkadang menimbulkan antrian yang
desa. Terakhir kali pada tahun 2011 telah melakukan penambahan jumlah desa
mempunyai wilayah terluas mencapai 6,97% dari wilayah Kabupaten Garut atau
11
http://sipinter.bappeda.garutkab.go.id/doc-sipinter/Kajian-Potensi-Unggulan-BPMPT-2015.pdf,
diakses pada tanggal 30 Agustus 2021, jam 22.25 WIB
12
pola kumunikasi birokrasi yang efisien dan efektif menjadi suatu hal yang tidak
dapat dipungkiri sebagai upaya dari pemerintah pusat terutama Kabupaten Garut
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah “
sebagai berikut:
1. Aspek Teoritis
dan peneliti lain yang mempunyai minat yang sama yaitu untuk mengkaji
Kabupaten Garut.