Anda di halaman 1dari 2

Nama : Hendri Pradika

NPM : 1921121008
Kelas : IP191
Matkul : Pemerintahan Nasional

Jawab!
1. Pandemi Covid-19 memberikan dampak positif bagi perkembangan tata kelola
(governance) di Indonesia. Utamanya, pandemi ini menjadi stimulus bagi
terwujudnya praktik good governance yang mengedepankan principle based. Digital
governance yg menggunakan sistem Egovernment ini dapat dilihat dengan munculnya
praktek good governance yang mengedepankan nilai-nilai integritas, transparan serta
kejujuran pada setiap praktek transaksi online. Nilai-nilai tersebut sangat dijaga dalam
setiap kali bertransaksi. Dunia digital mampu menerapkan prinsip-prinsip governance
karena kuatnya kontrol di antara stakeholders terkait serta berlakunya kesadaran
secara prinsip atau principle base. Pendekatan principle base ini sangat berbeda
dengan pendekatan ruled based yang sekarang ini masih digunakan di Indonesia untuk
menerapkan governance. Di dalam rule base lebih mengedepankan aturan tapi tidak
fokus pada output. Sebaliknya, pada pendekatan principle base, output hasil pekerjaan
menjadi fokus utama. Di era globalisasi seperti saat ini, tidak heran apabila kemajuan
teknologi informasi dan komunikasi dapat menjanjikan efisiensi, kecepatan
penyampaian informasi, keterjangkauan, dan transparansi, tidak terkecuali pada
pemerintahan. Terlebih, dalam era otonomi daerah saat ini perlu untuk mewujudkan
pemerintahan yang baik (good governance) dengan menggunakan teknologi informasi
dan komunikasi atau biasa disebut e-government. Melalui e-government pula,
peningkatan pelayanan publik dapat terwujud. Dengan dilaksanakannya e-government
akan mempermudah penyelenggaraan pelayanan publik. Selain itu, pengawas
pelayanan publik seperti Ombudsman Republik Indonesia maupun perwakilan akan
lebih mudah dalam proses pengawasannya. Misalnya, dengan adanya pengelolaan
pengaduan yang berbasis online sehingga masyarakat mudah mengakses dan
Ombudsman Republik Indonesia dapat mengawasinya. E-government sangat penting
diterapkan pada kondisi saat ini. Namun, hal tersebut harus didukung dengan
beberapa hal, yaitu pertama, komitmen pemimpin, hal ini sangat penting untuk
mendukung setiap proses dan kegiatan pelayanan publik berbasis elektronik (e-
service). Hal tersebut karena pemimpin atau dalam hal ini penyelenggara ataupun
pelaksana layanan publik dapat berkomitmen dan mengambil keputusan untuk
memberikan pelayanan publik yang prima dengan menerapkan E-government. Kedua,
sarana dan prasarana, dukungan sarana dan prasarana juga menjadi penting karena
tanpa hal tersebut, maka pelayanan berbasis elektronik akan sulit terwujud. Adapun
sarana dan prasarana tersebut adalah ketersediaan komputer/laptop, jaringan internet,
dan sebagainya. Ketiga, sumber daya manusia, apabila komitmen pemimpin dan
sarana prasarana sudah memadai, namun sumber daya manusia yang dapat
mengeksekusi pelayanan berbasis elektronik tidak ada, maka hal tersebut akan sulit
terwujud. Sehingga dibutuhkan kemampuan sumber daya manusia (pegawai instansi
dan sebagainya) diperlukan dalam proses pelaksanaan e-government. Oleh karena itu,
di tengah kondisi COVID-19 ini bukan lagi sebagai penghambat bagi penyelenggara
dan/atau pelaksana pelayanan publik dalam memberikan layanan kepada masyarakat,
melainkan semakin dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam pelayanan
publik.

2. Kerjasama pemerintah dengan sektor swasta bukanlah hal baru di Indonesia terutama
di Bali, namun dokumentasi mengenai contoh nyata kerjasama tersebut dalam situasi
darurat bencana masih sangat jarang. Pada saat pandemi COVID-19, koordinasi antar
pihak termasuk dengan sektor swasta merupakan salah satu aspek penting untuk
mengurangi dampak buruk terutama kesehatan, ekonomi dan sosial. Dalam rangka
terwujudnya good governance pada situasi pandemi di bali, sektor swasta atau
kelompok masyarakat dapat menjadi aktor pendukung dalam pelaksanaan good
governance tersebut. Berbagai kelompok masyarakat berinisiatif melakukan gerakan
sosial dengan mendistribusikan alat kesehatan, melakukan inovasi sesuai dengan
kebutuhan di masa pandemi, pemberdayaan UKM, serta memberikan bantuan
sembako. Sebagai contoh bank BNI sejak wabah virus Corona merebak di Bali,
menunjukkan kepeduliannya membantu tugas-tugas pencegahan dan penanganan
COVID-19. Bantuan dalam bentuk Corporate Social Responsibility (CSR) ini
disalurkan mulai dari alat pelindung diri (APD) untuk petugas medis dan bantuan
bahan pokok untuk warga terpapar COVID-19 di Bali. Program ini digulirkan sebagai
wujud keprihatinan dan dukungan kemanusiaan ke pemerintah bersama Gugus Tugas
Percepatan Penanganan COVID-19 dalam membasmi penyebaran virus berbahaya itu.
Menurut direktur bank BNI khusus untuk bantuan beras dan telur ayam, sepenuhnya
dibeli dari petani dan peternakan di Bali. Ini dilakukan sejalan dengan arahan
gubernur agar komoditas pertanian dan peternakan di Bali dapat terserap di masa
pandemi ini. Dengan demikian, para petani dan peternak dapat tetap menggeluti usaha
taninya. Selain itu, warga yang membutuhkan bantuan bahan pokok akan terbantu,
sehingga kebutuhan bahan pangan di keluarga mereka terpenuhi meskipun masih
menghadapi masa darurat pandemi COVID-19. Peran serta seluruh elemen
masyarakat hingga pihak swasta dalam mempercepat pencegahan Covid-19 terus
dilaksanakan oleh Pemkot Denpasar. Keterlibatan pihak swasta turut serta dalam
memberikan bantuan terus bersinergi mendukung pencegahan Covid-19. Pelaksanaan
sosialisasi protokol kesehatan (prokes) melibatkan tim penggerak PKK desa/lurah
setempat hingga kepala dusun di seluruh wilayah.

Anda mungkin juga menyukai