Anda di halaman 1dari 7

Etika Pemerintahan dalam Era Digital

Hanny Rananda Putri. IP 4 D. Prodi Ilmu Pemerintahan.


Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifudin
Jambi

Abstrak
Etika pemerintahan dalam era digital memiliki peran yang penting dalam menjaga
nama baik dan kepercayaan publik. Dalam penelitian ini, dilakukan analisis deskriptif
dengan pengumpulan data dari berbagai sumber. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pemerintah harus memiliki keahlian relevan, integritas, dan kejujuran dalam tindakan dan
keputusan. Menerapkan etika tinggi, transparansi, dan menyampaikan informasi yang
benar kepada masyarakat merupakan hal yang penting. Solidaritas dan kerjasama dengan
semua pihak juga diperlukan. Dengan memenuhi tuntutan ini, pemerintah dapat
memperkuat hubungan dengan masyarakat dan menjalankan peran mereka sebagai
pelayan masyarakat dengan baik. dengan semua pihak juga diperlukan. Dengan
memenuhi tuntutan ini, pemerintah dapat memperkuat hubungan dengan masyarakat dan
menjalankan peran mereka sebagai pelayan masyarakat dengan baik.
Kata kunci: etika, pemerintah, birokrasi, teknologi, digital

Pendahuluan
Pemenuhan kebutuhan publik merupakan tugas dan pelayanan utama dari
pemerintahan. Hal ini sesuai dengan fungsi pemerintah sebagai pelayan dari pemenuhan
kebutuhan masyarakat. Proses pemenuhan kebutuhan publik bersifat istimewa karena
pilihan ditetapkan melalui kebijakan, diatur secara ketat dan diperlukan kekuasaan dan
kewenangan untuk menegakkan aturannya. Karena itu pelayanan publik merupakan
monopoli pemerintah atau badan praktek yang juga bersifat istimewa. Negara sebagai
bentuk organisasi masyarakat yang tertinggi berfungsi dan berkewajiban
menyelenggarakan segala keperluan masyarakat. Kewajiban ini didasari oleh anggapan
bahwa rakyat dalam negara demokrasi adalah pemegang kedaulatan negara tertinggi dari
negara, maka sudah sepantasnya rakyat yang merdeka mendapatkan pelayanan yang
setimpal dari negara atau pemerintahannya.
Di tengah perkembangan pesat teknologi informasi dan komunikasi, era digital
telah merubah lanskap pemerintahan secara fundamental. Pemerintah kini menghadapi
tantangan baru dalam mengelola dan menggunakan teknologi untuk meningkatkan
efisiensi, transparansi, dan pelayanan kepada masyarakat. Namun, dalam perjalanan
menuju pemerintahan yang lebih digital, muncul pula berbagai isu etika yang perlu
diperhatikan.
Etika pemerintahan digambarkan sebagai satu panduan norma bagi aparat
pemerintahan dalam menjalankan tugas pelayanan. Dwiyanto (2002) mengemukakan
etika pelayanan pemerintahan harus memprioritaskan kepentingan publik di atas
kepentingan pribadi, kelompok dan organisasinya. Etika pelayanan publik harus dalam
proses kebijakan dan implementasi kebijakan perlu diarahkan pada kepentingan publik,
kepentingan masyarakat.
Etika pemerintahan dalam era digital merupakan konsep yang sangat relevan dan
penting untuk dipahami. Dalam lingkungan digital, pemerintah bertanggung jawab untuk
memastikan bahwa penggunaan teknologi dilakukan dengan cara yang etis dan
memperhatikan kepentingan publik.Salah satu isu utama yang dihadapi pemerintahan
dalam era digital adalah perlindungan data pribadi masyarakat. Dalam mengumpulkan,
menyimpan, dan mengelola data masyarakat, pemerintah harus memastikan bahwa
privasi dan keamanan informasi tetap terjaga. Penggunaan data yang tidak etis atau
penyalahgunaan informasi pribadi dapat merusak kepercayaan publik dan mengancam
hak asasi manusia. Selain itu, etika pemerintahan juga melibatkan penggunaan teknologi
untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan keputusan.
Pemerintah perlu memastikan bahwa teknologi yang digunakan untuk keterlibatan publik
bersifat inklusif, terbuka, dan memperhatikan keragaman pendapat. Hal ini membantu
mewujudkan pemerintahan yang responsif dan akuntabel terhadap kebutuhan
masyarakat.
Tantangan lainnya adalah mengatasi kesenjangan digital dalam akses dan
pemanfaatan teknologi. Pemerintah harus memastikan bahwa semua lapisan masyarakat
memiliki kesempatan yang sama dalam mengakses dan memanfaatkan teknologi digital.
Pemerintah juga perlu memikirkan konsekuensi sosial dan ekonomi dari transformasi
digital, sehingga tidak ada kelompok yang tertinggal atau dirugikan.
Dalam konteks ini, penting bagi pemerintah untuk memiliki kerangka kerja yang
kuat dalam menghadapi isu-isu etika pemerintahan dalam era digital. Kode etik,
kebijakan privasi, perlindungan data, dan kerjasama dengan sektor swasta dan masyarakat
sipil menjadi elemen penting dalam menjaga integritas dan transparansi pemerintahan.
Dalam artikel ini, peneliti akan menjelajahi lebih dalam isu-isu etika
pemerintahan dalam era digital dan pentingnya mengembangkan prinsip-prinsip yang
berkelanjutan. Peneliti juga akan membahas contoh-contoh praktik terbaik yang dapat
diadopsi oleh pemerintah dalam menjalankan tugas mereka dengan tanggung jawab dan
keadilan di tengah kemajuan teknologi.

Pembahasan
Pelayanan Publik di Era Digital
Masyarakat semakin lama semakin smart dan semakin well informed sehingga
masyarakat memiliki kecenderungan “menuntut lebih” atas layanan publik yang diterima
atau dirasakannya. Selain itu, saat ini perubahan berjalan dengan begitu cepat dan bertubi-
tubi sehingga layanan yang dulu dibangga-banggakan bisa jadi sekarang sudah dianggap
usang atau sudah ketinggalan zaman. Kita sudah mulai terbiasa melakukan kegiatan di
berbagai bidang dengan bergantung pada teknologi seperti rapat melalui zoom.
Teknologi telah menggeser banyak hal dalam penyelenggaran pelayanan dan
kehidupan. Kita bisa menyaksikan bagaimana gojek, bukalapak, tokopedia dan lain-lain
telah merubah banyak hal dari sisi kehidupan. Ketanggapan dan keluwesan merupakan
suatu hal penting untuk dimiliki oleh organisasi pemerintah. Karena itu, perlu kaji ulang
atas pelayanan publik di era digital ini sehingga masyarakat memperoleh layanan sesuai
dengan harapan.
Perubahan semakin cepat karena tersedianya smartphone dan data yang tersedia
dengan harga yang terjangkau. Jumlah pengguna internet di Indonesia relatif tinggi.
Berdasarkan riset platform manajemen media sosial HootSuite dan agensi marketing
sosial We Are Social bertajuk "Global Digital Reports 2020" yang dirilis pada akhir
Januari 2020 menyebutkan bahwa jumlah penguna internet di Indonesia sudah mencapai
175,4 juta orang, sementara total jumlah penduduk Indonesia sekitar 272,1 juta.Karena
itu, 64,5% penduduk Indonesia sudah terhubung dengan internet. Dibanding tahun 2019
lalu, jumlah pengguna internet di Indonesia meningkat sekitar 17 persen atau 25 juta
pengguna.
Semakin mudahnya masyarakat memperoleh infromasi berdampak pada sikap
masyarakat yang semakin kritis akan layanan yang diterima dan dirasakannya. Karena itu
tidak mengherankan apabila isu-isu layanan publik akan dengan mudahnya menjadi topik
utama dan akan cepat berpengaruh ke reputasi pemerintah seperti penanganan wabah
covid 19 yang saat ini sedang diupayakan sebaik-baiknya oleh pemerintah. Besarnya
pengguna internet harus dapat dimanfaatkan dengan memberikan layanan berbasis
teknologi informasi sehingga layanan akan lebih cepat, mudah dan murah dengan tetap
memperhatikan transparansi dan akuntabilitas.

Contoh Pelayanan Publik di Era Digital


Dalam era digital yang terus berkembang, pelayanan publik oleh pemerintah
mengalami transformasi yang signifikan. Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi
telah membuka peluang baru bagi pemerintah untuk memberikan layanan yang lebih
efektif, efisien, dan terjangkau kepada masyarakat. Pemanfaatan teknologi digital dalam
pelayanan publik telah membawa perubahan yang signifikan dalam cara pemerintah
berinteraksi dengan masyarakat.Berikut adalah beberapa contoh pelayanan publik
pemerintah di era digital:
1. Pendaftaran Online: Pemerintah menyediakan layanan pendaftaran online
untuk berbagai keperluan, seperti pendaftaran SIM, pembuatan paspor, atau
pendaftaran pemilih. Masyarakat dapat mengakses situs web atau aplikasi
resmi untuk mengisi formulir secara elektronik, mengunggah dokumen yang
diperlukan, dan melakukan pembayaran secara online.
2. Pembayaran Pajak Online: Pemerintah memfasilitasi pembayaran pajak
secara online melalui portal atau aplikasi resmi. Masyarakat dapat membayar
pajak penghasilan, pajak properti, atau pajak lainnya dengan mudah melalui
transfer bank elektronik atau menggunakan layanan pembayaran online.
3. Pelayanan Kesehatan Digital: Pemerintah menyediakan layanan kesehatan
digital, seperti aplikasi atau situs web yang memungkinkan masyarakat untuk
membuat janji temu dengan dokter, mengakses catatan medis mereka, atau
mendapatkan konsultasi medis secara online. Hal ini membantu
mempermudah akses dan meminimalkan waktu tunggu dalam layanan
kesehatan.
4. Pengaduan dan Layanan Pengaduan Online: Pemerintah menyediakan
platform online untuk masyarakat mengajukan pengaduan atau melaporkan
masalah terkait pelayanan publik. Masyarakat dapat mengisi formulir
pengaduan secara online dan mengunggah bukti yang relevan. Pemerintah
kemudian merespons dan menindaklanjuti pengaduan tersebut dengan lebih
efisien.
5. Informasi Publik dan Transparansi: Pemerintah menyediakan portal informasi
publik yang mencakup kebijakan, program, anggaran, dan laporan kinerja
pemerintah. Masyarakat dapat mengakses informasi ini secara online,
sehingga meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pemerintah.
6. Layanan Publik Digital Berbasis Lokasi: Pemerintah menyediakan aplikasi
atau situs web berbasis lokasi yang memungkinkan masyarakat menemukan
lokasi pelayanan publik terdekat, seperti kantor pelayanan pajak, kantor polisi,
atau fasilitas kesehatan. Informasi seperti jam operasional, petunjuk arah, dan
kontak juga disediakan untuk memudahkan akses masyarakat.
7. Program Edukasi dan Kesadaran Masyarakat: Pemerintah menggunakan
media sosial, video edukatif, atau kampanye digital lainnya untuk
meningkatkan pemahaman masyarakat tentang kebijakan publik, hak-hak
mereka, atau perubahan yang terjadi. Hal ini membantu meningkatkan
partisipasi dan kesadaran masyarakat dalam proses pelayanan publik.

Korelasi Etika Dan Budaya Digital


Kesadaran individu ASN bahwa ketika memasuki era digital dan ber-transformasi
digital, maka secara otomatis dirinya telah menjadi warga negara digital. Dalam konteks
korelasi antara etika dan budaya digital, dapat disimpulkan bahwa kesadaran individu
ASN tentang peranannya dalam era digital dan transformasi digital menjadi kunci dalam
menjadi seorang warga negara digital. Etika digital menjadi kemampuan yang harus
dimiliki oleh individu ASN untuk dapat menyesuaikan diri, memberikan contoh,
merasionalkan, mempertimbangkan, dan mengembangkan tata kelola etika digital
(netiquette) dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Etika digital mencakup kemampuan individu ASN untuk mengikuti tata cara,
kebiasaan, dan budaya yang berkembang di dunia maya karena adanya teknologi yang
memungkinkan interaksi sosial dan budaya secara lebih luas dan global. Dalam
menghadapi fenomena ini, individu ASN diharapkan mampu memahami dan
menghormati norma-norma, aturan, dan nilai-nilai yang berlaku dalam lingkungan
digital.
Dengan memiliki etika digital yang kuat, individu ASN dapat membantu
membangun lingkungan digital yang positif dan bermanfaat. Mereka menjadi kontributor
yang bertanggung jawab dalam memastikan bahwa interaksi dan komunikasi di dunia
maya dilakukan dengan penghargaan, toleransi, dan kesadaran terhadap dampak
sosialnya.
Oleh karena itu, penting bagi individu ASN untuk memahami hubungan yang erat
antara etika dan budaya digital. Dengan mempraktikkan etika digital dalam kehidupan
sehari-hari mereka, individu ASN dapat berperan aktif dalam membentuk budaya digital
yang inklusif, saling menghormati, dan membangun kesadaran akan pentingnya nilai-
nilai moral dan etika dalam interaksi di dunia maya.

Etika Pemerintahan dalam Era Digital


Dalam era digital, Aparatur Sipil Negara (ASN) memiliki tanggung jawab yang
penting dalam menjalankan tugas-tugas mereka dengan etika yang tinggi. Berikut adalah
beberapa etika yang harus dilakukan oleh ASN di era digital:
1. Keterbukaan dan Transparansi: ASN harus berkomitmen untuk keterbukaan
dan transparansi dalam menjalankan tugas pelayanan publik. Mereka harus
memberikan akses yang mudah dan transparan terhadap informasi publik,
kebijakan, dan proses pengambilan keputusan. Transparansi ini membantu
membangun kepercayaan masyarakat terhadap ASN dan pemerintah.
2. Perlindungan Data Pribadi: ASN harus menjaga kerahasiaan dan melindungi
data pribadi yang mereka tangani. Mereka harus mematuhi kebijakan privasi
yang berlaku, menggunakan langkah-langkah keamanan yang sesuai, dan
hanya menggunakan data pribadi sesuai dengan tujuan yang ditentukan. ASN
juga harus berperan aktif dalam melindungi data pribadi masyarakat dari
penyalahgunaan dan kebocoran.
3. Etika Komunikasi Digital: ASN harus menghormati etika komunikasi digital
dalam interaksi online. Mereka harus menggunakan bahasa yang sopan dan
hormat terhadap pengguna lain. Mereka harus menghindari penggunaan
media sosial untuk menyebarkan informasi yang tidak benar atau merugikan.
ASN juga harus memisahkan kehidupan pribadi dan profesional mereka
dalam ruang digital.
4. Netralitas dan Tidak Diskriminatif: ASN harus menjaga netralitas dan tidak
melakukan diskriminasi dalam menjalankan tugas-tugas mereka. Mereka
harus memberikan layanan publik dengan adil dan setara kepada semua
individu, tanpa membedakan berdasarkan ras, agama, gender, atau latar
belakang lainnya. ASN juga harus menghindari prasangka dalam pengambilan
keputusan dan memberikan perlakuan yang sama kepada semua warga negara.
5. Kompetensi Digital: Di era digital, ASN harus memiliki kompetensi digital
yang memadai. Mereka harus memahami teknologi yang digunakan dalam
menjalankan tugas-tugas mereka, menjaga keamanan data, dan menggunakan
teknologi dengan efektif untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas layanan
publik. ASN juga harus terus mengembangkan dan meningkatkan
kemampuan digital mereka sesuai dengan perkembangan teknologi.
6. Integritas dan Anti-Korupsi: ASN harus menjaga integritas dalam semua
aspek pekerjaan mereka. Mereka harus menghindari konflik kepentingan,
tidak menerima suap, dan bertindak dengan jujur, adil, dan profesional. ASN
harus menjadi teladan dalam pemberantasan korupsi dan melaporkan praktik-
praktik yang tidak etis yang mereka temui.
7. Pendidikan dan Kesadaran Publik: ASN juga memiliki tanggung jawab untuk
meningkatkan pendidikan dan kesadaran publik tentang penggunaan
teknologi digital, keamanan siber, dan etika digital. Mereka harus berperan
aktif dalam menyampaikan informasi yang akurat dan relevan kepada
masyarakat, sehingga masyarakat dapat menghadapi tantangan dan risiko
yang terkait dengan era digital.
ASN di era digital harus mempraktikkan etika yang meliputi keterbukaan,
perlindungan data pribadi, etika komunikasi digital, netralitas, kompetensi digital,
integritas, dan anti-korupsi. Dengan menjalankan etika ini, ASN dapat memberikan
pelayanan publik yang berkualitas, menjaga kepercayaan masyarakat, dan mendukung
kemajuan negara dalam era digital.

Penutup
Dalam era digital, sebagai pelayan publik, pemerintah dituntut untuk mampu
menjaga nama baik dan memiliki keahlian yang relevan serta memperlihatkan
objektivitas, integritas, kompetensi, dan kejujuran dalam setiap tindakan dan keputusan
yang diambil. Pemerintah juga diharapkan mampu menegakkan etika yang tinggi dan
menghormati kode etik yang berlaku, serta memberikan informasi kepada masyarakat
dengan cara yang benar, tepat, dan akurat. Dalam hal transparansi, pemerintah perlu
menjalankan tugasnya secara terbuka dan menghargai serta menghormati semua pihak,
baik itu instansi pemerintah maupun individu, serta membina solidaritas dalam rangka
membangun kerjasama yang baik dan saling mendukung. Dengan mengikuti prinsip-
prinsip ini, pemerintah akan memperkuat hubungan dengan masyarakat, meningkatkan
kepercayaan publik, dan menjalankan tanggung jawabnya sebagai pelayan masyarakat
dengan baik.

Referensi
Dwiyanto, Agus. 2000. Pemerintah Yang Baik, Tanggap, Efesien Dan Akuntabel,
Kontrol Atau Etika, Seminar Forum Kebijakan Publik. Yogyakarta: Pascasarjana
UGM.
Kumorotomo, Wahyudi. 2007. Etika Administrasi Negara. Jakarta: Raja Grafindo
Persada
Kumorotomo, Wahyudi. 2008. Akuntabilitas Birokrasi Publik, Sketsa Pada Masa
Transisi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Limburg, Val. E. 2008. Etika Media Elektronik. (terjemahan). Boston: Pustaka Pelajar
Sofianto, Arif. 2019. Inovasi Manajemen Pemerintahan Berbasis Aplikasi Digital di
Provinsi Jawa Tengah. Matra Pembaruan. 3. 99-108. 10.21787/mp.3.2.2019.99-
108.
Erick S. Holle. 2011. Pelayanan publik melalui electronic government: upaya
meminimalisir praktek maladministrasi dalam meningkatan public service. Jurnal
Sasi Vol.17 No.3 Bulan Juli-September 2011

Anda mungkin juga menyukai