Anda di halaman 1dari 4

Inovasi Infrastruktur Pelayanan Kesehatan Pasca Pandemi

G20 merupakan forum kerja sama multilateral yang terdiri dari 19 negara utama
dan Uni Eropa (EU). G20  melibatkan lebih dari 60% populasi yang ada di bumi, 75%
perdagangan global, dan 80% PDB dunia. Presidensi G20 Indonesia kali ini mengusung
tema “Recover Together, Recover Stronger” yang berarti Indonesia saat ini ingin
bersama-sama mengajak seluruh dunia untuk bahu-membahu serta bergotong royong,
saling mendukung untuk mewujudkan pemulihan ekonomi dan kesehatan dunia yang
inklusif.

Inisiatif G20 dalam penanganan pandemi mencakup penangguhan pembayaran


utang luar negeri negara berpenghasilan rendah, Injeksi penanganan Covid-19 sebanyak
>5 triliun USD (Riyadh Declaration), penurunan atau penghapusan bea dan pajak
impor, pengurangan bea untuk vaksin, hand sanitizer, disinfektan, alat medis dan obat-
obatan. Hal tersebut menunjukan adanya gotong-royong antar pemerintah dunia agar
bisa pulih kembali dari pandemi Covid-19.

Tahun 2020 sebagai dampak dari Pandemi dilakukan berbagai upaya untuk 
melakukan Reformasi Sistem Kesehatan Nasional 2021-2024, Fokus yang akan di
reformasi sesuai dengan arahan Presiden yaitu  penguatan sistem kesehatan sebagai
bagian dari Pembelajaran pasca COVID-19  dengan Melibatkan Banyak Kementarian
atau Lembaga seluruh Sub SKN (Upaya Kesehatan, Pemberdayaan masyarakat, Tenaga
Kesehatan, Farmalkes, Manajemen Kesehatan, Litbangkes dan Pembiayaan Kesehatan) 
dan Dukungan (regulasi, pendanaan tahundan kelembagaan).

Pemerintah perlu perencaan yang strategis dalam  memperkuat ketahanan sistem


kesehatan untuk memungkinkan para pelaku di berbagai sektor sistem kesehatan
mengambil tindakan untuk dapat merespons dan pulih dari wabah penyakit menular dan
bahaya alam.  Masih ada kebutuhan untuk mendefinisikan lebih lanjut konsep reformasi
sehingga sistem kesehatan dapat secara bersamaan mencapai transformasi berkelanjutan
dalam praktik kesehatan masyarakat dan pemberian layanan kesehatan serta
meningkatkan kesiapsiagaan untuk keadaan darurat. 
Oleh sebab itu, sebagai presidensi G20 kebijakan Pemerintah Indonesia menjadi
sorotan dunia, sebab Indonesia diharapkan bisa menjadi contoh dalam menerapkan
kebijakan di masa pandemi dan pasca pandemi, Salah satunya yaitu pemerintah
melakukan transformasi digital khususnya dalam hal pelayanan publik bidang
kesehatan. Seperti yang diketahui Covid-19 telah banyak memberikan dampak terhadap
beberapa bidang kehidupan salah satunya yang paling disorot yaitu kesehatan. Pandemi
telah mendorong inovasi-inovasi teknologi khususnya di bidang kesehatan melalui
layanan telemedis. Inovasi tersebut menjadi salah satu kebijakan dalam percepatan
transformasi digital.

Prof. Henry Subiakto, selaku Staf Ahli Bidang Hukum Kemenkominfo,


mewakili Johnny Gerard Plate S.E., selaku Menteri Komunikasi dan Informatika,
menjelaskan, pandemi COVID-19 membawa dampak positif bagi masyarakat karena
dapat menyebabkan masyarakat menjadi semakin terbiasa dengan berbagai aplikasi
daring. pandemi juga mengakibatkan transformasi digital menjadi lebih cepat karena
adanya keterpaksaan. “Oleh karenanya, Bapak Presiden sampai mengatakan bahwa
pandemi jangan disiakan sebagai pelajaran yang hanya memberikan krisis pada kita,
tetapi krisis ini harus membuahkan semacam lompatan kemajuan ke depan. Jadi,
jangan hanya membawa kemunduran secara ekonomi ataupun secara kesehatan, tapi
harus jadi momentum yang bisa kita bajak untuk lompatan ke depan,” ujar Prof.
Henry. Teknologi digital memberikan kemudahan untuk berbagi, mengolah, maupun
menyimpan informasi.

Transformasi tersebut perlu dilakukan sebagai bentuk upaya pencegahan yang


dilakukan oleh instasnsi pemerintah. Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G.
Plate memberikan pemaparan bahwa layanan kesehatan jarak jauh memungkinkan
pasien dan tenaga medis tanpa harus bertatapan secara langsung. Hal itu tentunya
memberikan dampak positif dikarena dapat memberikan keefisienan dalam hal
pelayanan publik. Transformasi digital tentunya akan terus berguna meskipun pandemi
telah usai, Hal ini juga sebagai salah satu bentuk pendukung era industry 4.O.

Tidak hanya itu, BPJS Kesehatan juga yang sebelumnya telah menerapkan
pelayanan berbasis daring yaitu Mobile JKN. Tetapi di masa pandemi ini kembali
mengembangkan inovasi terhadap pelayanan kesehatan berbasis teknologi yang
Bernama CHIKA dan Pandawa. Nama CHIKA berasal dari singkatan Chat Asistant
JKN yang menerapkan pelayanan informasi melalui percakapan robot atau tokoh virtual
yang dikembangkan dengan Artificial Intelligence (AI). Robot tersebut akan menirukan
percakapan manusia melalui pesan suara dan chat. Kemudian pelayanan akan
dilanjutkan ke platform Pelayanan Administrasi Melalui Whatsapp atau disingkat
menjadi Pandawa.

Selanjutnya yaitu Telemedicine. Telemedicine merupakan pelayanan kesehatan


yang dilakukan oleh tenaga medis maupun Dokter dengan menggunakan teknologi
informasi dan komunikasi yang berfungsi untuk mendiagnosis, mengobati bahkan
mencegah ataupun memberikan evaluasi terhadap kondisi pasien yang besangkutan
sesuai dengan kompetensi dan kewenangannya, kemudian dibuktikan dengan Surat
Tanda Registrasi atau disebut dengan STR. Tetapi tentunya tetap harus memperhatikan
pelayanan dan keselamatan pasien.

Upaya kesehatan yang menekankan pada upaya promotif dan preventif,


pentingnya kerjasama multi-sektor, peningkatan peran swasta dalam mempercepat
pembangunan infrastruktur dan pelayanan kesehatan di berbagai wilayah, peningkatan
peran serta masyarakat, penguatan kapasitas daerah dalam mengelola pembangunan
kesehatan di wilayah, penguatan regulasi serta penguatan sistem informasi untuk
mendukung percepatan pembangunan kesehatan.

Dengan adanya pemanfaatan teknologi informasi yang berbasis transformasi


digital diharapkan dapat menunjang penyelenggaraan pelayanan publik di masa
pandemi agar dapat berjalan dengan optimal. Di samping sebagai upaya pencegahan dan
pengendalian Covid-19, juga meminimalisir pertemuan atau kontak langsung selama
pelayanan berlangsung, sehingga masyarakat tetap mendapatkan pelayanan secara
optimal. Sebagai dampak pasca pandemi, transformasi digital telah memberikan radical
improvement, memberikan value yang semakin baik bagi customer untuk bisa
mendapatkan layanan yang lebih cepat, lebih baik, dan lebih murah.

Dan perlu ditekankan bahwa kebiasaan baru di bidang kesehatan ini menjadi
salah satu indikator kuat bahwa pandemi Covid-19 adalah katalis atau faktor yang
mempercepat transformasi digital dan juga transformasi digital menjadi sarana
perbaikan infrastruktur layanan kesehatan agar lebih siap menghadapi pandemi atau
yang akan datang di kemudian harinya.

Anda mungkin juga menyukai