yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia. Untuk itu,
salah satu kebijakan pemerintah dalam meningkatkan pelayanan kesehatan
menuju cakupan kesehatan semesta adalah dengan penekanan pada penguatan
pelayanan kesehatan dasar (Primary Health Care). Kebijakan tersebut
dilakukan untuk mendorong peningkatan upaya Kesehatan promotif dan
preventif yang didukung oleh inovasi dan terobosan dalam pemanfaatan
teknologi.
Selain itu, kendala lain yang dihadapi di bidang kesehatan adalah Berbagai
kebijakan yang mengatur mengenai sistem kesehatan nasional, teknologi
kesehatan, serta kesiapan transisi dari masa pandemi menuju endemi masih
memerlukan penguatan termasuk penyesuaian substansi regulasi. Adapun
substansi yang memerlukan penguatan, diantaranya adalah pengaturan khusus
tentang skema pembiayaan layanan kesehatan, standar mutu layanan
kesehatan digital, penguatan kompetensi tenaga kesehatan, kesiapan menyerap
dan mengadaptasi inovasi/teknologi kesehatan, serta koordinasi lintas sektoral
antar pemangku kepentingan dalam kerangka sistem kesehatan nasional.
1
Permasalahan paling fundamental berikutnya yang harus segera diatasi oleh pemerintah adalah
pengaturan dan integrasi data kesehatan nasional. Dengan total penduduk lebih dari 270 juta
jiwa memiliki catatan kesehatan atau rekam medis individual yang unik dan besar, tidak semua
tersedia dalam format digital serta terarsipkan dengan baik. Catatan tersebut juga tersebar di
berbagai instrumen pengelolaan data baik milik pemerintah pusat, pemerintah daerah, ataupun
sektor privat. Belum lagi potensi data preskripsi atau resep yang diterbitkan berbasis informasi
individu yang kompleks atau klaim pembayaran oleh fasilitas pelayanan kesehatan.
Tindakan antisipatif dari pandemi ke endemi belum sepenuhnya memanfaatkan sistem teknologi
digital yang memadai juga menjadi tantangan tersendiri. Dalam rangka penanganan dan
pengendalian pandemi Covid-19. Pemerintah telah membangun dan mengembangkan aplikasi
Peduli Lindungi yang dengan mudah dapat diakses oleh masyarakat. Namun demikian, aplikasi
tersebut belum sepenuhnya mampu menjawab permasalahan dan tantangan di atas.
Berpijak dari hal tersebut di atas, maka isu kebijakan yang paling fundamental dan aktual terkait
dengan transformasi teknologi digital kesehatan adalah data kesehatan yang terfragmentasi
karena banyaknya aplikasi layanan kesehatan serta keterbatasan regulasi dalam
mengatur standar dan integrasi data pada pelayanan primer maupun sekunder.
2
D alam upaya meningkatkan pelayanan Kesehatan kepada masyarakat. Pemerintah perlu segera
memprioritaskan dan mempercepat sistem integrasi data kesehatan nasional dengan berbasis pada
data kesehatan individu. Saat ini data tersebar baik pada pemerintah pusat, pemerintah daerah,
maupun pelaku industri kesehatan lainnya yang belum sepenuhnya berbasis data elektronik,
sehingga perlu segera didigitalisasi. Ini juga menjadi momentum yang tepat untuk melakukan
pengecekan serta pemutakhiran data kesehatan penduduk. Salah satu prospek membangun
integrasi sistem database kesehatan nasional yang akurat adalah melalui sistem aplikasi pelayanan
kesehatan terpadu seperti Indonesia Health Services (IHS) dan Citizen Health App sudah tercantum
dalam blueprint transformasi digital kesehatan yang diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan.
Pengembangan big data kesehatan nasional ini Terkait dengan hal-hal diatas, berikut adalah
adalah salah satu langkah terobosan yang urgent beberapa uraian analisa kebijakan yang
perlu segera dilakukan. Selanjutnya blockchain diekstraksi dari peraturan dan kebijakan
data digital kesehatan nasional tersebut dapat nasional yang berkaitan dengan kesehatan,
dimanfaatkan untuk kepentingan analisis khususnya sistem kesehatan nasional, kesiapan
kesehatan nasional berbasis machine learning tranformasi teknologi digital kesehatan dan
dan/atau artificial intelligence di bidang peningkatan kemampuan transisi pandemi
kedokteran dan farmasi yang berguna untuk menuju endemi.
pemetaan genomics, epidemologi, tindakan
pencegahan dan penyelamatan kesehatan a. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009
dengan pendekatan komunitas/populasi. Intinya tentang Kesehatan
peran data modelling maupun artificial Pasal 19 Undang-Undang Nomor 36 Tahun
intelligence sangat strategis dalam transformasi 2009 tentang Kesehatan mengamanatkan
digital kesehatan. Namun, perlu digarisbawahi bahwa pemerintah bertanggung jawab atas
bahwa integrasi dan pemanfaatan data kesehatan ketersediaan segala bentuk upaya kesehatan
individu perlu memperhatikan prinsip proteksi yang bermutu, aman, efisien, dan terjangkau.
kerahasiaan data pasien/pengguna layanan Dalam kaitannya dengan transformasi digital
kesehatan. kesehatan dapat diintepretasikan bahwa
Berikutnya, pemerintah perlu segera pemerintah menyediakan fasilitas layanan
menetapkan regulasi terkait dengan standar dan kesehatan yang mencakup aspek promotif,
operability aplikasi digital layanan kesehatan preventif, kuratif maupun rehabilitatif, yang
(telemedicine). Pengaturan ini penting bukan didalamnya juga mencakup penggunaan
hanya untuk kepentingan efisiensi ataupun teknologi kesehatan yang ditujukan untuk
efektivitas pelayanan kesehatan digital untuk membantu menegakkan diagnosa,
masyarakat tapi juga terkait dengan pencegahan, dan penanganan permasalahan
keterhubungan serta monitoring data kesehatan kesehatan manusia.
nasional yang sebelumnya telah dibahas. Meskipun demikian, pemerintah belum
Meskipun demikian, tinjauan dari penerapan secara spesifik mengatur tentang skema
layanan kesehatan di beberapa negara pembiayaan terkait dengan penyelenggaraan
menunjukkan adanya beberapa catatan penting layanan kesehatan digital, Skema
bagi penyusunan kebijakan dan penerapan pembiayaan tersebut akan berpengaruh
pelayanan digital kesehatan (telemedicine). terhadap upya pelaksanaan akselerasi
Selain itu pengelola maupun pengguna juga perlu reformasi teknologi digital kesehatan.
diberikan pemahaman serta edukasi yang jelas
dari awal bahwa dengan adanya layanan aplikasi
digital, ada kemungkinan jumlah konsultasi
klinis online yang tidak terkendali oleh
masyarakat, serta potensi overprescription dari
dokter cenderung meningkat. Kondisi tersebut
jelas akan mempengaruhi dan membebani
sistem farmasi.
3
Ketidakmampuan pemerintah dalam Meskipun secara implementasi belum
menanggung dan/atau mengatur pembiayaan optimal, Sistem Kesehatan Nasional (SKN)
untuk layanan kesehatan akan berdampak yang diatur dalam peraturan ini merupakan
pada disparitas fasilitas kesehatan khususnya pondasi penting untuk penerapan
pada masyarakat marginal, dan hal ini sangat transformasi teknologi digital kesehatan,
bertentangan dengan prinsip penyediaan meliputi aspek inovasi atau terobosan ilmu
layanan kesehatan yang mengedepankan pengetahuan dan teknologi yang etis serta
prinsip nondiskriminatif, partisipatif, dan terbukti bermanfaat dalam penyelenggaraan
berkelanjutan. pembangunan kesehatan. Lampiran
Pasal 42 mengamanatkan bahwa, teknologi dan Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012
produk teknologi kesehatan diadakan, diteliti, Bab IV butir C.100 menyatakan, bahwa
diedarkan, dikembangkan, dan dimanfaatkan pengelolaan penelitian dan pengembangan
bagi kesehatan masyarakakat mencakup segala kesehatan terbagi atas penelitian dan
metode dan alat yang digunakan untuk pengembangan biomedis dan teknologi
mencegah terjadinya penyakit, mendeteksi dasar kesehatan, teknologi terapan
adanya penyakit, meringankan penderitaan kesehatan dan epidemiologi klinik, teknologi
akibat penyakit, menyembuhkan, memperkecil intervensi kesehatan masyarakat, dan
komplikasi, dan memulihkan kesehatan setelah humaniora, kebijakan kesehatan, dan
sakit. Dalam upaya penyediaan layanan pemberdayaan masyarakat. Selanjutnya butir
kesehatan digital, pemerintah perlu C.122 juga menyebutkan, bahwa dari segi
menetapkan dan menjamin standar mutu pengadaan data, informasi, dan teknologi
pelayanan kesehatan sebagaimana diatur
komunikasi untuk penyelenggaraan upaya
dalam Pasal 55, termasuk mengoptimalkan
peran lembaga yang bertugas dan berwenang kesehatan, pengembangan sumber daya
melakukan penapisan, pengaturan, manusia, dan kegiatan lainnya, yang
pemanfaatan, serta pengawasan terhadap kegiatannya dapat dikelompokkan, antara
penggunaan teknologi dan produk teknologi lain: a. pengelolaan sistem informasi; b.
sebagaimana diatur dalam Pasal 43. pelaksanaan sistem informasi; c. dukungan
sumber daya; dan d. pengembangan dan
b. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 peningkatan sistem informasi kesehatan.
tentang Tenaga Kesehatan
Tenaga kesehatan memiliki peran yang d. Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2019
strategis dalam upaya percepatan integrasi tentang Peningkatan Kemampuan Dalam
data kesehatan nasional. Dalam kaitannya Mencegah, Mendeteksi, dan Merespons
dengan rencana integrasi data kesehatan Wabah Penyakit, Pandemi Global, dan
nasional tersebut, Pasal 70 dalam undang- Kedaruratan Nuklir, Biologi, dan Kimia
undang ini menyatakan bahwa setiap tenaga Upaya percepatan transformasi teknologi
kesehatan yang melaksanakan pelayanan digital kesehatan, terutama sebagai respons
kesehatan perseorangan wajib membuat rekam atas transisi masa pandemi Covid-19 menuju
medis penerima pelayanan kesehatan dan endemi dapat dihubungkan dengan Instruksi
disimpan dan dijaga kerahasiaannya oleh
Presiden ini, terdapat klausul yang mengatur
tenaga kesehatan dan pimpinan fasilitas
pelayanan kesehatan. Oleh karena itu peningkatan kemampuan untuk
pembangunan dan pengembangan data mengantisipasi pandemi dalam ketahanan
kesehatan menjadi sangat urgent untuk diatasi. kesehatan. Upaya antisipasi dan penanganan
kondisi pandemi dan/atau endemi seringkali
c. Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012 masih bersifat sektoral, keterbatasan ini
tentang Sistem Kesehatan Nasional perlu diperbaiki dengan penguatan
Peraturan ini menjadi payung hukum ketahanan kesehatan yang menjadi tanggung
penyelenggaraan pengelolaan kesehatan yang jawab bersama pemerintah pusat,
mencakup pengelolaan administrasi kesehatan, pemerintah daerah, publik dan mitra swasta,
informasi kesehatan, sumber daya kesehatan, lembaga swadaya masyarakat, serta
pembiayaan kesehatan, peran serta dan akademisi. Koordinasi lintas sektoral
pemberdayaan masyarakat, ilmu pengetahuan tersebut juga perlu didasarkan pada
dan teknologi di bidang kesehatan, serta koordinasi teknis pelaksanaan International
pengaturan hukum kesehatan secara terpadu Health Regulations (IHR) 2005.
dan saling mendukung.
4
Uraian di atas terkait isu dan existing
condition dari konsepsi kebijakan dan Upaya percepatan transformasi digital
pengembangan arsitektur teknologi untuk
mendukung transformasi digital kesehatan, kesehatan di Indonesia, terutama dalam
beserta celah (gap) yang perlu diselesaikan menyiapkan langkah antisipatif untuk
oleh pemerintah, telah menghadirkan narasi transisi pandemi menuju endemi masih
alternatif kebijakan yang mendukung terhalang oleh beberapa permasalahan
akselerasi transformasi digital di Indonesia, kebijakan dan regulasi yang mengatur
yang saat ini masih berada di tahapan inisial. tentang pembangunan sistem kesehatan
Implikasi dari kebijakan ini diharapkan nasional yang adaptif, penyelenggaraan
sejalan dengan semangat pemerataan akses
dan peningkatan kualitas layanan kesehatan layanan kesehatan digital yang inovatif, serta
untuk mencapai Visi Indonesia Sehat. Adapun ketersediaan infrastruktur dan sumber daya
alternatif kebijakan tersebut adalah: pendukung transformasi digital kesehatan.
a. Mendorong percepatan penyusunan
peraturan perundang-undangan yang
mengakomodasi strategi transformasi
teknologi digital kesehatan, mencakup: Guna mengakselerasi transformasi teknologi
pengintegrasian data kesehatan nasional,
digital kesehatan dalam mendorong
standarisasi mutu aplikasi layanan
kesehatan, peningkatan kualifikasi dan terbangunnya integrasi layanan kesehatan
kompetensi tenaga kesehatan, serta primer dan sekunder sebagai langkah
pengembangan inovasi di bidang antisipatif menuju transisi pandemi menjadi
kesehatan; endemi, maka ;
b. Membentuk atau mengoptimalkan a. Pemerintah perlu segera merevisi
lembaga yang bertugas dan berwenang Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun
melakukan penapisan, pengaturan, 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional
pemanfaatan, serta pengawasan terhadap
penggunaan teknologi dan produk yang mengakomodasi kebijakan
teknologi; transformasi teknologi digital kesehatan;
c. Mengoptimalkan ekosistem transformasi b. Penguatan blueprint strategi
teknologi digital kesehatan dengan transformasi digital kesehatan
pelibatan pemerintah pusat, pemerintah (pengintegrasian data kesehatan,
daerah, swasta, industri standarisasi aplikasi dan ekosistem);
kesehatan/farmasi, masyarakat, c. Penyiapan sumber daya manusia yang
organisasi profesi kesehatan, serta
akademisi. berkemampuan intelligence digital skill,
serta penyiapan skema pembiayaan
dengan memprioritaskan penyediaan
infrastruktur untuk mempercepat sistem
integrasi data kesehatan nasional yang
berbasis data kesehatan individu.
Dalam rangka mengakselerasi transformasi teknologi digital kesehatan di Indonesia, diperlukan langkah
konkret, antara lain :
a. Menyiapkan langkah administratif sesuai dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang Undangan sebagaimana diubah dengan Undang- Undang Nomor 15
Tahun 2019 dalam mendukung penyusunan peraturan perundangan-undangan di bidang kesehatan;
b. Mengimplementasikan kebijakan transformasi teknologi digital kesehatan melalui penyusunan blue
print strategi transformasi digital kesehatan nasional 2024;
c. Mengusulkan strategi transformasi digital kesehatan sebagai salah satu agar masuk dalam agenda
prioritas nasional;
d. Menyiapkan dukungan sumber daya yang diperlukan dalam membangun transformasi teknologi digital
kesehatan, meliputi: skema pembiayaan, kompetensi SDM kesehatan, dan infrastruktur teknologi digital
kesehatan.
5