Anda di halaman 1dari 2

MANAJEMEN SEKTOR PUBLIK

Oleh
Tio Pradena Putra 2220842002

1. Manajemen Kebijakan Pada Era Reformasi

Sejarah panjang perjalanan bangsa Indonesia sejak runtuhnya orde baru memasuki era
reformasi masih bergulat dengan try and error berbagai pendekatan yang paling tepat untuk
menyelesaikan pekerjaan rumah yang ditinggalkan orde baru. Salah satu masalah yang menjadi
perhatian pemerintah dalam 15 tahun terakhir adalah birokrasi. Pemerintah mendesain kebijakan
yang mengarah pada tata kelola pemerintahan yang baik di era reformasi ini. Semua bidang
dilakukan pembenahan di era reformasi sekarang ini seperti pendidikan, kesehatan, dan
kesejahteraan sosial.

Idealnya birokrasi mempunyai fungsi sebagai perantara pemerintah untuk memberikan


pelayanan kepada masyarakat dan tidak menjadi bagian dari kekuatan politik. Peran birokrasi
sangat dinamis menyesuaikan dengan visi dan misi kegiatan serta program pemerintah yang sedang
berkuasa. Tidak dapat disalahkan juga pandangan masyarakat yang cenderung negarif melihat
kinerja birokrasi. Birokrasi yang selalau dianggap menyulitkan, tidak efektif dan efisien, sedang
diupayakan untuk menjadi lebih baik melalui reformasi birokrasi. Reformasi birokrasi berkaitan
erat dalam peran birokrasi mengambil sebuah kebijakan. Pengambilan kebijakan harus didasarkan
oleh birokrasi yang bersih, kompeten dan melayani.

Komponen pendukung untuk merubah birokrasi menjadi lebih sehat adalah mengubah pola
pikir birokratnya. Revolusi mental adalah suatu gerakan untuk membentuk manusia agar menjadi
manusia baru, yang berhati putih, berkemauan baja, bersemangat elang rajawali, berjiwa api yang
menyala-nyala. Revolusi mental membawa kita untuk dapat mengubah cara berpikir kita
dimanapun kita berada.1 Reformasi birokrasi dan Revolusi mental semata mata untuk mewujudkan
tata kelola pemerintahan yang baik di era reformasi. Meningkatkan kualitas pelayanan publik sangat
dipengaruhi oleh komitmen pemimpin dan aparat penyelenggara pemenerintah. Perubahan
signifikan pelayanan publik akan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat dan berpengaruh terhadap
meningkatnya kepercayaan masyarakat kepada pemerintah. Terselenggaranya pelayanan publik
yang baik memberikan indikasi membaiknya kinerja manajemen pemerintah. Selain itu
menunjukkan adanya perubahan pola pikir yang berpengaruh terhadap perubahan yang lebih baik
terhadap sikap mental dan perilaku aparat pemerintah yang berorientasi pada pelayanan publik. 2

1
Ni wayan ari sudiartini.dkk, kebijakan Publik, (GetPress:2022), hal.83.
2
Sahya Anggara, Kebijakan Publik, (Bandung:2014), hal.214.
2. Kebijakan Proses Pembelajaran Blended Learning

Seperti yang telah saya paparkan diatas untuk mewujudkan tatakelola pemerintahan yang baik
diperlukan komitmen penyelenggara pemerintah. Upaya reformasi dibidang pendidikan masih
dilakukan pemerintah sampai sekarang ini. Secara pelayanan publik di perguruan tinggi sudah
didukung dengan ketersediaan SDM yang bagus dan teknologi informasi yang mengikuti
perkembangan jaman. Untuk itu civitas akademik sekarang ini dimudahkan dengan sistem
informasi yang serba digital. Memasuki tahun 2020 Indonesia terkonfirmasi wabah virus Covid-19,
pemerintah merespon dengan paket kebijakan kesehatan seperti vaksin dan penerapan protokal
kesehatan. Selain itu pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakan untuk mengendalikan
penyebaran virus Covid-19 dengan membatasi ruang gerak masyarakatnya.

Kebijakan Pembatasan Sosial Bersekala Besar (PSBB) sempat di terapkan karena laju infeksi
virus Covid-19 terus meningkat. Kebijakan yang diambil ini melumpuhkan sektor ekonomi dan
pendidikan. Dua sektor ini merupakan sektor vital yang harus terus berjalan, untuk itu pemerintah
mengeluarkan kebijakan lainnya seperti Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Tujuannya untuk melindungi sektor-sektor vital agar tidak lumpuh, sehingga masih bisa terus
berjalan ditengah pandemi Covid-19. Perguruan tinggi sempat meliburkan proses pembelajaran
tatap muka karena merespon peket kebijakan kesehatan yang dikeluarkan pemerintah tersebut.
Dampaknya wisuda dilaksanakan dengan sistem online, begitu juga dengan proses pembelajaran
yang dilakukan secara daring.

Universitas Andalas sebagai bagian dari sistem pendidikan tinggi di Indonesia mengeluarkan
panduan penyelenggaraan pembelajaran tahun akademik 2020/2021 pada masa pandemi Corona
Virus Disease 2019 (Covid-19). Peraturan rektor ini bertujuan untuk memberlakukan proses
pembelajaran secara online pada masa new normal. Hal ini diberlakukan untuk menjaga kesehatan
dan keselamatan peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, keluarga dan masyarakat.
Kewajiban melaksanakan proses belajar secara daring untuk mata kuliah teori, dan untuk mata
kuliah praktik sedapat mungkin tetap dilakukan dengan daring.

Covid-19 memasuki babak baru di Indonesia, penurunan pasien Covid-19 membuat suasana
seolah-olah menuju kearah yang lebih baik. Karenanya pemerintah mulai tidak konsisten
menerapkan kebijakan pengendalian Covid-19 di Indonesia. Asumsinya dengan menurunnya
penyebaran Covid-19 masyarakat memasuki fase adaptasi kebiasaan baru. Pendidikan tinggi ikut
menerapkan adaptasi kebiasaan baru, salah satu contohnya dengan mengeluarkan peraturan proses
pembelajaran di universitas. Universitas Andalas mengeluarkan kebijakan Peraturan Rektor No 7
Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Pendidikan. Dalam aturan tersebut proses pembelajaran dapat
dilaksanakan dengan cara menggabungkan pembelajaran (blended learning) antara tatap muka
dengan pembelajaran dalam jaringan.

Anda mungkin juga menyukai