Mahasiswa Program S1 Pemerintahan Integratif, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Mulawarman.
245
Pendahuluan
Permasalahan kemiskinan di Indonesia sudah sangat mendesak untuk
ditangani. Khususnya di wilayah yang sulit di jangkau oleh Pemerintah, salah
satu ciri umum dari kondisi fisik masyarakat miskin adalah tidak memiliki
akses prasarana dan sarana dasar lingkungan yang memadai, dengan kualitas
perumahan dan permukiman yang jauh dibawah standar kelayakan, serta mata
pencaharian yang tidak menentu. Masalah yang sedang dihadapi tersebut adalah
masalah kemiskinan karena masalah kemiskinan merupakan masalah pokok
nasional yang penaggulangannya tidak dapat ditunda dengan dalih apapun dan
harus menjadi prioritas utama dalam pelaksanaan pembangunan kesejahteraan
sosial dan sampai pada saat sekarang ini masih banyak masyarakat yang berada
dibawah garis kemiskinan. Kemiskinan menjadi salah satu masalah sosial yang
menjadi ukuran terpenting untuk mengetahui tingkat kesejahteraan suatu rumah
tangga.Sebagai suatu ukuran agregat, tingkatkemiskinan di suatu wilayah lazim
digunakan untuk mengukur tingkatkesejahteraan di wilayah tersebut. Dengan
demikian, kemiskinan menjadi salah satu tema utama pembangunan.
Keberhasilan dan kegagalan pembangunan acapkali diukur berdasarkan
perubahan pada tingkat kemiskinan. Permasalahan kemiskinan sangat kompleks
dan upaya penanggulangannya harusdilakukan secara komprehensif, mencakup
berbagai aspek kehidupan masyarakat,dan dilaksanakan secara terpadu.
Berhubungan dengan kebutuhan pokok, kebutuhan pokok tersebut
adalah sandang pangan dan papan. Sesuai pasal 28H Ayat 1 UUD 1945
Amandemen II menetapkan bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir
batin, bertempat tinggal, dan mendapat lingkungan hidup yang baik dan sehat,
serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.
Dengan adanya undang-undang tentang pemerintahan daerah maka
menjadikan rentan kendali pemerintah lebih dekat, yang dulunya harus melalui
pusat, namun kini lebih dekat karena daerah sudah bisa untuk menanganinya.
Kecuali beberapa hal yang tidak boleh ditangani oleh daerah, dan hanya pusat
yang mempunyai kewenangan untuk menanganinya. Sehingga dengan semakin
dekatnya rentan kendali pemerintah dengan masyarakatnya, diharapkan
pemerintah dapat memberikan pelayanan yang baik dan pro rakyat. Karena
seperti yang kita ketahui bahwa pemerintah diadakan bukan untuk melayani
kepentingannya sendiri melainkan untuk melayani masyarakat. Namun apa
yang menjadi harapan dan tujuan dari masyarakat terhadap pelayanan yang
diberikan tidaklah sejalan.
Dalam rangka mewujudkan hunian yang layak bagi semua orang
pemerintah bertanggung jawab untuk memberikan fasilitasi kepada masyarakat
agar dapat menghuni rumah yang layak, sehat, aman, terjamin, mudah diakses
dan terjangkau yang mencakup sarana dan prasarana pendukungnya. Untuk itu,
pemerintah perlu menyiapkan program-program pembangunan perumahan.
Pemerintah daerah (Pemda) memiliki peran yang penting dalam pembangunan
246
247
Penyebab Kemiskinan
Kemiskinan dapat disebabkan oleh faktor internal dan eksternal.
Internal lebih banyak melibatkan faktor sumberdaya manusianya, sedangkan
faktor eksternal menunjukan kondisi yang lebih kompleks karena satu dengan
yang lainnya saling mempengaruhi. Oleh karenanya, program penanggulangan
kemiskikan akan berjalan efektif apabila memperhatikan unsur kedua-duanya.
Kebijakan yang keliru dapat menyebabkan suatu keadaan kemiskinan yang
semakin mengkhawatirkan.
Oleh karena itu selain pemahaman tentang kemiskinan secara universal,
maka diperlukan pula pengertian kemiskinan pada tingkat lokal yang
ditentukan oleh komunitas setempat dan pemerintah daerah terkait. Dengan
demikian, kriteria kemiskinan, pendataan kemiskinan, penentuan sasaran,
pemecahan masalah dan upaya-upaya penanggulangan kemiskinan dapat lebih
obyektif dan tepat sasaran.
Kebijakan
Secara etimilogis istilah policy (kebijakan) berasal dari bahasa
Yunani, Sansekerta, dan Latin. Akar kata dalam bahasa Yunani dan
Sansekerta/polis (negara-kota) dan pur (kota) dikembangkan dalam bahasa
Latin menjadi politia (Negara) dan akhirnya dalam bahasa Inggris Pertengahan
menjadi policie yang berarti menangani masalah-masalah publik atau
administrasi pemerintahan (dalam Dunn 2003:51).
Kebijakan merupakan suatu keputusan yang digunakan untuk mengatasi
masalah atau memecahkan suatu masalah tingkahlaku secara umum. Baik
kepada pemerintah yang membuat keputusan maupun kepada yang tidak
membuat suatu kebijakan tersebut.
Menurut Pasolong (2007:39), bahwa pada umumnya kebijakan dapat
dibedakan atas empat bentuk, yaitu: (1) Regulatory, yaitu mengatur perilaku
orang, (2) Redistributive, yaitu mendistribusikan kembali kekayaan yang ada,
atau mengambil kekayaan dari yang kaya lalu memberikannya kepada yang
miskin, (3) Distributive, yaitu melakukan distribusi atau memberikan akses
yang sama terhadap sumber daya tertentu, dan (4) Constituent, yaitu ditujukan
untuk melindungi negara.
248
Pelaksanaan ( Implementasi )
Menurut Kamus Webster (dalam Abdul Abdul Wahab 2005:64)
implementasi secara pendek berarti penyediakan sarana untuk melaksanakan
sesuatu, menimbulkan dampak/akibat terhadap sesuatu. Jika lihat makna
implementasi berarti suatu proses melaksanakan keputusan kebijaksanaan
biasanya dalam bentuk undang-undang, peraturan pemerintah, keputusan
peradilan, perintah eksekutif atau dekrit presiden.
Hakikat dari implementasi merupakan rangkaian kegiatan yang
terencana dan bertahap yang dilakukan oleh instansi pelaksana dengan
didasarkan pada kebijakan yang telah ditetapkan oleh otoritas berwenang.
Sebagaimana rumusan dari Mazmanian dan Sabartier (dalam Wahab 2005:6869) mengemukakan implementasi adalah pelaksanaan keputusan
kebijaksanaan dasar, biasanya dalam bentuk Undang-undang namun dapat pula
berbentuk perintah-perintah atau keputusan-keputusan eksekutif yang penting
atau keputusan badan peradilan. Proses tersebut berlangsung setelah melalui
sejumlah tahapan tertentu, biasanya diawali dengan tahapan pengesahan
Undang-undang kemudian output kebijakan dalam bentuk pelaksanaan
keputusan oleh badan (instansi) pelaksana, dan akhirnya perbaikan-perbaikan
penting terhadap Undang-undang atau peraturan yang bersangkutan.
Proses pelaksanaan pada umumnya terlihat cenderung mengarah pada
pendekatan yang bersifat sentralis atau dari atas ke bawah. Apa yang
dilaksanakan adalah apa yang telah diputuskan. Kebijakan publik merupakan
kebijakan pemerintah, tapi semua kegiatan hasil akhir dari kegiatan itu harus
dapat dipertanggung jawabkan kepada rakyat. Kebijakan dan pelaksanaan dari
kebijakan harus mengindahkan penerimaan rakyat.
Dapat di simpulkan bahwa yang dimaksud dengan implementasi adalah
rangkaian kegiatan terencana dan bertahap yang dilakukan oleh pelaksana
instansi yang telah mendapat kewenangan atau perintah dari eksekutif atau
dekrit presiden dalam bentuk undang-undang, peraturan pemerintah dan
keputusan peradilan yang saling mempengaruhi dalam pelaksanaan kegiatan.
Pengertian Pembangunan
Dalam pemahaman sederhana pembangunan diartikan sebagai proses
perubahan kearah yang lebih baik, melalui upaya yang dilakukan secara
terencana. Pembangunan dalam sebuah negara sering dikaitkan dengan
pembangunan ekonomi (economic development). Pembangunan ekonomi
adalah suatu proses kenaikan pendapatan total dan pendapatan perkapita
dengan memperhitungkan adanya peningkatan jumlah dan produktifitas sumber
daya, termasuk pertambahan penduduk, disertai dengan perubahan fundamental
dalam struktur ekonomi suatu negara serta pemerataan pendapatan bagi
249
Lahirnya Pembangunan
Dalam perkembangan sejarahnya, terlihat bahwa kapitalisme lahir lebih
kurang tiga abad sebelum teori-teori pembangunan muncul. Sehingga, berbagai
perdebatan terhadap teori maupun praktek pembangunan sudah berada di dalam
alam kapitalisme. Karena itu, tidak mengherankan jika kapitalisme sangat
mewarnai teori-teori pembangunan.
Motivasi teori modernisasi untuk merubah cara produksi masyarakat
berkembang sesungguhnya adalah usaha merubah cara produksi pra-kapitalis
ke kapitalis, sebagaimana negara-negara maju sudah menerapkannya untuk
ditiru. Selanjutnya dalam teori dependensi yang bertolak dari analisa Marxis,
dapat diakatakan hanyalah mengangkat kritik terhadap kapitalisme dari skala
pabrik (majikan dan buruh) ke tingkat antar negara (sentarl dan pinggiran),
dengan analisis utama yang sama yaitu eksploitasi. Demikian halnya dengan
teori sistem dunia yang didasari teori dependensi, menganalisis persoalan
kapitalisme dengan satuan analisis dunia sebagai hanya satu sistem, yaitu
sistem ekonomi kapitalis.
Teori Modernisasi
Teori Modernisasi lahir sekitar tahun 1950-an di Amerika Serikat
sebagai wujud respon kaum intelektual atas Perang Dunia II yang telah
menyebabkan munculnya negara-negara Dunia Ketiga. Kelompok negara
miskin yang ada dalam istilah Dunia Ketiga adalah negara bekas jajahan perang
yang menjadi bahan rebutan pelaku Perang Dunia II.
Oleh karena adanya kepentingan tersebut, maka negara adidaya,
khususnya Amerika Serikat mendorong kepada ilmuwan sosial untuk
mempelajari permasalahan-permasalahan yang terjadi di negara dunia ke tiga
tersebut. Maka muncullah beberapa teori-teori pembangunan dengan berbagai
istilahnya dan berbagai alirannya dalam perspektif beberapa ahli yang
mengemukakannnya. Permasalahan di dunia ketiga tersebut salah satunya di
250
251
252
254
255
256
257
Kesimpulan
1. Pelaksanaan Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial
Rumah Layak Huni memiliki tahapan-tahapan pelaksanaan yang diantaranya
terdiri dari kriteria calon penerima bantuan, pelaksanaan pembangunan
rumah layak huni, pendamping pelaksanaan pembangunan, dan waktu
pelaksanaan dari tahapan-tahapan tersebut pelaksanaan program rumah
layak huni dapat dilaksanakan dengan cukup maksimal meskipun masih
terkendala dengan kurangnya pengawasan dari pihak yang terkait sehingga
pelaksanaan tersebut terkesan apa adanya.
2. Hambatan-hambatan yang terjadi dalam proses pelaksanaan program
pelayanan dan rehabiulitasi kesejahteraan sosial rumah layak huni ini
diantaranya ialah rancunya program pelayanan dan rehabilitasi kesejahteraan
sosial rumah layak huni antara pemerintah provinsi dan pemerintah
kabupaten. Lambatnya bahan material untuk sampai kelokasi.
Rekomendasi
Dari kesimpulan diatas yang telah penulis paparkan, maka penulis
menyarankan beberapa rekomendasi-rekomendasi kepada pihak-pihak yang
terkait tentang Pelaksanaan Program dan rehabilitasi Kesejahteraan Sosial
Rumah Layak Huni di Desa Tideng Pale Induk Kecamatan Sesayap Kabupaten
Tana Tidung antara lain :
1. Perlu dilaksanakannya pembuatan SK Program karena dalam Pelaksanaan
Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial Rumah Layak huni
peneliti hanya menerima SK Penerima Program Sedangkan SK programnya
tidak ada hal ini sangat penting untuk menindaklanjuti rancunya
pembangunan rumah layak huni dengan pemeriuntah provinsi.
2. Dalam proses pelaksanaan program pelayanan dan rehabilitasi
kesejahteraan sosial rumah layak huni ini diperlukan pengawasan sehingga
berkesan tidak tepat sasaran dan hanya berjalan dengan seadanya saja
dengan faktanya dilapangan yang mengawasi justru para penerima program
yang dimana mereka juga harus bekerja untuk mencari kebutuhan seharihari.
3. Dari pihak penggarap proyek rumah layak huni diharapkan agar bahanbahan material telah dipersiapkan terlebih dahulu sehingga para tukang atau
pekerja rumah layak huni ini tidak menunggu dan memakan waktu yang
lama sampai bahan material tiba di lokasi pembuatan rumah layak huni.
258
259