Anda di halaman 1dari 9

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan serta terima kasih kepada Allah SWT atas segala
rahmat dan anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan Laporan
Sistem Layanan dan Rujukan Terpadu dengan baik.

Kementrian Sosial Republik Indonesia melalui Direktorat Jenderal Pemberdayaan


Sosial, mengembangkan Sistem Layanan dan Rujukan Terpadu (SLRT) dan Pusat
Kesejahteraan Sosial (Puskesos) untuk Perlindungan Sosial dan Penanggulangan
Kemiskinan guna mendukung peningkatan kualitas layanan perlindungan social yang
komprehensif dan terintegratif.

Pada hakikatnya pelayanan sosial terpadu (social services intergration) merupakan


: pertama, upaya dalam meningkatkan mutu dan produktivitas pelaksaan tugas dan fungsi
instansi pemerintah dibidang pelayanan sosial. Kedua, mendorong upaya mendorong
mengefektifkan sistem dan tata laksana pelayanan sosial, sehingga pelayanan sosial dapat
diselenggarakan secara lebih berdaya guna dan berhasil guna; dan Ketiga, mendorong
tumbuhnya kreativitas, prakarsa dan peran serta masyarakat dalam pembangunan serta
meningkatkan kesejahteraan masyarakat luas. Pelayanan sosial yang dilaksanakan dalam
suatu rangkaian kegiatan terpadu idealnya bersifat sederhana, terbuka, lancar, tepat,
lengkap, wajar dan terjangkau.
Penulis menyadari bahwa Laporan ini masih jauh dari sempurna serta memiliki
kelemahan-kelemahan yang memerlukan perbaikan dikarenakan adanya keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran serta masukan yang dapat membangun dari pembaca.
Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih dan berharap semoga Laporan ini
dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan semua pihak yang membutuhkan.

Tangerang, 08 Januari 2019

Penulis
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peningkatan kesejahteraan dan perlindungan sosial bagi penduduk miskin

dan rentan menjadi salah satu agenda utama Pemerintah dalam rangka

penanggulangan kemiskinan. Hal ini telah diamanatkan dalam Peraturan Presiden

Nomor 2 tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional

(RPJMN) 2015‐2019. Untuk menjalankan agenda tersebut, memerlukan

keterlibatan berbagai pemangku kepentingan yang terdiri dari Pemerintah Pusat,

Pemerintah Daerah, dunia usaha (sektor swasta), dan masyarakat. Dalam

penanggulangan kemiskinan, pemerintah saat ini telah menyelenggarakan

berbagai program untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat. Upaya ini

dilakukan melalui perbaikan serangkaian program perlindungan sosial skala

nasional yang mencakup 40% masyarakat berpendapatan terendah, diantaranya

Program Beras Bersubsidi bagi Penduduk Berpenghasilan Rendah (Raskin),

Program Keluarga Harapan (PKH), Program Indonesia Pintar (PIP) yang disalurkan

melalui Kartu Indonesia Pintar (KIP), dan Program Indonesia Sehat (PIS) yang

disalurkan melalui Kartu Indonesia Sehat (KIS). Pemerintah juga

menyelenggarakan program‐program pemberdayaan masyarakat serta

penyediaan akses terhadap kredit mikro, inklusi keuangan dan penciptaan

lapangan kerja baru. Pemerintah Daerah baik Provinsi maupun Kabupaten/Kota

juga telah berpartisipasi aktif dalam melaksanakan program perlindungan sosial

dan penanggulangan kemiskinan. Tujuan dari diselenggarakannya program

tersebut dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat

miskin, penguatan kelembagaan sosial ekonomi masyarakat serta melaksanakan


percepatan pembangunan daerah tertinggal dalam upaya mencapai masyarakat

Indonesia yang sejahtera, demokratis dan berkeadilan.

Selanjutnya, banyak kasus keluarga miskin dan rentan miskin tidak

menerima layanan perlindungan sosial secara komprehensif walaupun layak

menjadi penerima bantuan. Pelayanan dan penanganan masalah sosial yang

belum optimal bersumber dari cara pemahaman dalam mengatasi masalah sosial

yang mengabaikan keterpaduan dalam proses penanganannya. Penanganan

masalah sosial yang dilakukan berdasarkan paradigma pelayanan sektoral saat ini

belum terarah kepada sasaran pelayanan dan tidak dilaksanakan secara

berkelanjutan. Masih banyak program pelayanan sektoral yang masih berjalan

sendiri‐sendiri sesuai dengan bidang tugas pokok dan fungsi masing‐masing

lembaga/institusi. Undang‐Undang Nomor 11 Tahun 2009 telah mengamanatkan

bahwa penyelenggaraan kesejahteraan sosial yang dilakukan oleh pemerintah baik

pusat maupun daerah serta masyarakat selain harus terarah dan berkelanjutan,

juga harus terpadu.

B. Pengertian SLRT

SLRT adalah sistem layanan yang membantu untuk mengidentifikasi

kebutuhan masyarakat miskin dan rentan berdasarkan profil dalam Daftar

Penerima Manfaat dan menghubungkan mereka dengan programprogram

perlindungan sosial2 dan penanggulangan kemiskinan yang dilakukan oleh

pemerintah (pusat, provinsi, dan Kabupaten/Kota) sesuai dengan kebutuhan

mereka. SLRT juga membantu mengindentifikasi keluhan masyarakat miskin dan

rentan, melakukan rujukan, dan memantau penanganan keluhan untuk

memastikan bahwa keluhankeluhan tersebut ditangani dengan baik.


C. Tujuan Penyelenggaraan SLRT

Tujuan SLRT adalah meningkatkan efektivitas dan efisiensi sistem perlindungan

sosial untuk mengurangi kemiskinan, kerentanan dan kesenjangan. Secara khusus

tujuan yang akan dicapai diantaranya:

1) Meningkatkan akses rumah tangga/keluarga miskin dan rentan terhadap

multi‐program/layanan;

2) Meningkatkan akses rumah tangga/keluarga paling miskin dan paling rentan

maupun penyandang masalah sosial lainnya terhadap program‐program

perlindungan sosial dan penanggulangan kemiskinan;

3) Meningkatkan integrasi berbagai layanan sosial di daerah sehingga fungsi

layanan tersebut menjadi lebih responsif;

4) Meningkatkan kapasitas pemerintah daerah dalam “pemutakhiran” Daftar

Penerima Manfaat secara dinamis dan berkala serta pemanfaatannya untuk

program‐program perlindungan sosial di daerah;

5) Memberdayakan masyarakat untuk lebih memahami hak‐haknya terkait

layanan dan program perlindungan sosial dan penanggulangan kemiskinan;

6) Meningkatkan kapasitas Pemerintah di semua tingkatan dalam

mengkoordinasikan program perlindungan sosial dan penanggulangan

kemiskinan; dan

7) Memberikan masukan untuk proses perencanaan dan penganggaran

perlindungan sosial dan penanggulangan kemiskinan agar lebih memihak

kepada masyarakat miskin dan rentan.


D. Sasaran SLRT Kelompok sasaran utama SLRT adalah:

1. Kelompok masyarakat miskin dan rentan (rumah tangga, keluarga, dan

individu). Kelompok masyarakat miskin adalah orang‐orang yang berada di

bawah garis kemiskinan nasional. Kelompok rentan adalah orang‐orang yang

memiliki status sosial ekonomi 40% terbawah berdasarkan Data Terpadu

(Daftar Penerima Manfaat).

2. Kelompok masyarakat yang paling miskin dan rentan, termasuk penyandang

disabilitas, perempuan/anak terlantar, lanjut usia, masyarakat adat terpencil,

dan lain lain.

E. Fungsi SLRT Dalam membangun SLRT, kondisi utama yang perlu tersedia

diantaranya: tata kelola dan kesiapan Pemerintah Daerah; kerangka pendanaan

baik dari APBD maupun sumber pendanaan alternatif lainnya; kemampuan dan

kualitas sumber daya manusia; kondisi politik daerah; serta relasi dengan

stakeholder lainnya.

Fungsi SLRT meliputi:

1) Integrasi Layanan dan Informasi SLRT membantu mengintegrasikan

berbagai layanan sosial yang dilakukan pemerintah pusat maupun daerah

sehingga fungsi layanan tersebut menjadi lebih komprehensif, responsif,

dan berkesinambungan.

2) Identifikasi Keluhan, Rujukan dan Penanganan Keluhan SLRT mencatat

keluhan masyarakat, baik keluhan yang bersifat kepesertaan dan keluhan

lainnya, terkait program‐program perlindungan sosial dan penanggulangan

kemiskinan. Berdasarkan keluhan tersebut, SLRT merujuk rumah

tangga/keluarga miskin dan rentan ke program‐program yang sesuai


dengan kebutuhan mereka. SLRT juga membantu pengelola program di

pusat, daerah dan desa untuk menelaah, merespon dan menindaklanjuti

keluhan‐keluhan tersebut.

3) Pencatatan Kepesertaan dan Kebutuhan Program SLRT menginventarisir

program‐program perlindungan sosial, baik di tingkat pusat maupun

daerah dan mencatat kepesertaan rumah tangga/keluarga miskin dan

rentan dalam program‐program perlindungan sosial dan penanggulangan

kemiskinan yang ada. SLRT juga mencatat kebutuhan program dari rumah

tangga/keluarga miskin yang paling sesuai dengan kebutuhan mereka.

4) Pemutakhiran Daftar Penerima Manfaat secara dinamis SLRT membantu

melakukan pemutakhiran Daftar Penerima Manfaat secara dinamis dan

berkelanjutan di daerah. SLRT juga dapat menjadi sarana bagi masyarakat

untuk mengakses program layanan sosial secara mandiri yang difasilitasi

oleh fasilitator di tingkat masyarakat.


BIODATA

Nama : Yuly Purwaningsih, S. Kom.


Tempat Lahir : Tangerang
Tanggal Lahir : 11 Juli 1990
Alamat : Jl. Kamboja No. 70 Rt. 01 Rw. 04
Kel. Margasari – Kec. Karawaci
Kota Tangerang.
Agama : Islam
No. Hp : 08119110790/087780007318
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : SDN Pabuaran 2 Tangerang
SMPN 13 Tangerang
SMK Bhakti Anindya (Multimedia) Tangerang
Universitas Buddhi Dharma (Sistem Informasi) Tangerang
Jabatan : Fasilitator
Wilayah Kerja: Kelurahan Margasari dan Kelurahan Bugel
Kecamatan Karawaci Kota Tangerang

Tangerang, 08 Januari 2019

Yuly Purwaningsih, S. Kom.


Sisttem Layan
nan dan Rujukan Te
erpadu

Kecaamatan Kaarawaci

Anda mungkin juga menyukai