KATA PENGANTAR
Hingga tahun 2018 telah terbentuk dan beroperasi SLRT di 70 kabupaten/kota dan
Puskesos di ratusan desa di Indonesia. Lembaga yang dicita-citakan sebagai
Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) atau Single Window Service (SWS) ini telah
mampu menjadi pilar percepatan dan ketepatan pelayanan b a g i w a r g a m i s k i n
untuk mendapatkan layanan terbaik terkait program-program perlindungan sosial
dan penanggulangan kemiskinan yang disediakan pemerintah pusat, provinsi,
kabupaten/kota dan desa.
Meski demikian disadari bahwa keberlanjutan SLRT dan Puskesos untuk terus
memberikan pelayanan terbaik kepada warga miskin membutuhkan dukungan
regulasi yang cukup dari pemerintah daerah.Buku ini memberikan panduan teknis
bagi penyelenggara SLRT untuk mengawal dan mendorong proses penyusunan
regulasi penanggulangan kemiskinan terpadu di daerah. Dengan regulasi yang
kuat, di masa depan kita berharap penanggulangan kemiskinan tidak hanya
ii
Panduan Teknis Mendorong Regulasi Sistem Layanan Rujukan Terpadu
dan Pusat Kesejahteraan Sosial di Daerah
menjadi program jangka pendek, tetapi melembaga dalam tata kelola dan kinerja
pemerintah daerah.
Bambang Mulyadi
iii
Panduan Teknis Mendorong Regulasi Sistem Layanan Rujukan Terpadu
dan Pusat Kesejahteraan Sosial di Daerah
DAFTAR ISI
iv
Panduan Teknis Mendorong Regulasi Sistem Layanan Rujukan Terpadu
dan Pusat Kesejahteraan Sosial di Daerah
BAB I
PENDAHULUAN
1
Panduan Teknis Mendorong Regulasi Sistem Layanan Rujukan Terpadu
dan Pusat Kesejahteraan Sosial di Daerah
Warga dapat mengakses layanan SLRT melalui tiga jalur, yakni (1)
Sekretariat SLRT di Kabupaten/Kota; (2) Pusat Kesejahteraan Sosial
(Puskesos) di desa/kelurahan; dan (3) Fasilitator di tingkat desa/kelurahan
yang menjangkau warga.
2
Panduan Teknis Mendorong Regulasi Sistem Layanan Rujukan Terpadu
dan Pusat Kesejahteraan Sosial di Daerah
program ini dapat terinternalisasi dan melembaga dalam tata kelola dan
kinerja birokrasi pemerintahan daerah.
3
Panduan Teknis Mendorong Regulasi Sistem Layanan Rujukan Terpadu
dan Pusat Kesejahteraan Sosial di Daerah
BAB II
REGULASI SLRT DAN PUSKESOS DI DAERAH
Ada dua jenis regulasi, yaitu regulasi daerah yang bersifat pengaturan, dan
yang bersifat penetapan. Regulasi daerah yang bersifat penetapan misalnya
peraturan daerah atau nama lainnya, peraturan kepala daerah, peraturan
bersama kepala daerah, peraturan DPRD. Regulasi yang bersifat penetapan,
misalnya keputusan kepala daerah, keputusan DPRD, keputusan pimpinan
DPRD, dan keputusan badan kehormatan DPRD.
4
Panduan Teknis Mendorong Regulasi Sistem Layanan Rujukan Terpadu
dan Pusat Kesejahteraan Sosial di Daerah
3 PembentukanTim AsistensiTeknis
5
Panduan Teknis Mendorong Regulasi Sistem Layanan Rujukan Terpadu
dan Pusat Kesejahteraan Sosial di Daerah
6 Konsultasi Publik
6
Panduan Teknis Mendorong Regulasi Sistem Layanan Rujukan Terpadu
dan Pusat Kesejahteraan Sosial di Daerah
7
Panduan Teknis Mendorong Regulasi Sistem Layanan Rujukan Terpadu
dan Pusat Kesejahteraan Sosial di Daerah
BAB III
ADVOKASI MENDORONG REGULASI
SLRT DAN PUSKESOS
8
Panduan Teknis Mendorong Regulasi Sistem Layanan Rujukan Terpadu
dan Pusat Kesejahteraan Sosial di Daerah
Berikut adalah beberapa prinsip atau kiat kunci advokasi yang bisa digunakan
para penyelenggara sebagai acuan:
9
Panduan Teknis Mendorong Regulasi Sistem Layanan Rujukan Terpadu
dan Pusat Kesejahteraan Sosial di Daerah
2 Membangun Koalisi
Koalisi adalah kelompok atau pihak-pihak lain yang memiliki sikap dan
tujuan sama atas masalah yang diadvokasi, tetapi mungkin tidak
memiliki kepedulian khusus terhadap masalah yang hendak
diadvokasi. OPD, media massa, lembaga swadaya masyarakat, tokoh-
tokoh masyarakat yang peduli terhadap penanggulangan kemiskinan
adalah para pihak yang harus dirangkul oleh penyelenggara SLRT dan
Puskesos.
3 Mengorganisir Elit
10
Panduan Teknis Mendorong Regulasi Sistem Layanan Rujukan Terpadu
dan Pusat Kesejahteraan Sosial di Daerah
11
Panduan Teknis Mendorong Regulasi Sistem Layanan Rujukan Terpadu
dan Pusat Kesejahteraan Sosial di Daerah
2 Naskah Akademik
12
Panduan Teknis Mendorong Regulasi Sistem Layanan Rujukan Terpadu
dan Pusat Kesejahteraan Sosial di Daerah
3 Policy Brief
13
Panduan Teknis Mendorong Regulasi Sistem Layanan Rujukan Terpadu
dan Pusat Kesejahteraan Sosial di Daerah
14