100%(1)100% menganggap dokumen ini bermanfaat (1 suara)
710 tayangan15 halaman
Dokumen tersebut membahas kerangka acuan kerja untuk pemandu STBM tingkat provinsi dan kabupaten/kota dalam program Pamsimas II. Program ini bertujuan meningkatkan akses masyarakat terhadap air minum dan sanitasi melalui pendekatan STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat). Dokumen ini menjelaskan perlunya pemandu STBM untuk membantu peningkatan kapasitas pelaku program serta mendukung pelaksanaan STBM di tingkat provinsi dan kab
Dokumen tersebut membahas kerangka acuan kerja untuk pemandu STBM tingkat provinsi dan kabupaten/kota dalam program Pamsimas II. Program ini bertujuan meningkatkan akses masyarakat terhadap air minum dan sanitasi melalui pendekatan STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat). Dokumen ini menjelaskan perlunya pemandu STBM untuk membantu peningkatan kapasitas pelaku program serta mendukung pelaksanaan STBM di tingkat provinsi dan kab
Dokumen tersebut membahas kerangka acuan kerja untuk pemandu STBM tingkat provinsi dan kabupaten/kota dalam program Pamsimas II. Program ini bertujuan meningkatkan akses masyarakat terhadap air minum dan sanitasi melalui pendekatan STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat). Dokumen ini menjelaskan perlunya pemandu STBM untuk membantu peningkatan kapasitas pelaku program serta mendukung pelaksanaan STBM di tingkat provinsi dan kab
Pemandu STBMTingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota Program Pamsimas II TRAINING DEVELOPMENT AND PROJECT MANAGEMENT SERVICES TO CENTRAL PROJECT MANAGEMENT UNIT [CPMU] I. Latar Belakang Dalam rangka mencapai target Millennium Development Goals sektor Air Minum dan Sanitasi (WSS-MDG), yaitu menurunkan separuh dari proporsi penduduk yang belum mempunyai akses air minum dan sanitasi dasar pada Tahun 2015, Pemerintah Indonesia memperluas jangkauan Program PAMSIMAS melalui pelaksanaan Pamsimas II. Implementasi Pamsimas II dilaksanakan untuk mendukung strategi nasional dalamsektor air minumdan sanitasi, yaitu: 1. Air bersih untuk rakyat, dan 2. Sanitasi Total Berbasis Masyarakat Mengacu pada Project Development Objectives (POD), Program Pamsimas II dilaksanakan dengan pendekatan berbasis masyarakat melalui proses pemberdayaan dan penyadaran masyarakat untuk menumbuhkan prakarsa, inisiatif, dan partisipasi aktif dalam pelaksanaan kegiatan, pemeliharaan sarana serta upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Dalam implementasinya, Pamsimas II mempunyai 5 (lima) komponen programsebagai berikut : 1. Pemberdayaan masyarakat dan pengembangan kelembagaan lokal; 2. Peningkatan perilaku higienis dan pelayanan sanitasi; 3. Penyediaan sarana air minumdan sanitasi umum; 4. Insentif desa/kelurahan dan Kabupaten/Kota; dan 5. Dukungan implementasi dan manajemen program. Program Pamsimas Kesehatan bertanggung jawab terhadap komponen Peningkatan Layanan dan Perilaku Higienis dan Sanitasi. Komponen ini bertujuan untuk membantu masyarakat dan institusi lokal dalam (1) perubahan perilaku menuju hidup bersih dan sehat (PHBS), dan (2) peningkatan akses sanitasi dasar. 2 Promosi PHBS ditujukan pada semua lapisan masyarakat, termasuk anak-anak. Hal ini akan mendukung dan melengkapi komponen pembangunan sarana dan prasarana air minumdan penyehatan lingkungan. Untuk itu, komponen kegiatan yang dilakukan akan meningkatkan kebutuhan, permintaan penyediaan akses layanan sanitasi layak dan penciptaan lingkungan yang kondusif bagi terselenggaranya program kegiatan Peningkatan Layanan dan Perilaku Higienis dan Sanitasi. Upaya tersebut sejalan dengan arah kebijakan strategi nasional untuk memperkuat sanitasi pedesaan. Dalam rangka mendukung strategi nasional, Implementasi Pamsimas II menyepakati untuk mengadopsi strategi Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) dalam pelaksanaan komponen kesehatan (Komponen 2). Strategi STBM merupakan strategi yang berfokus pada perubahan perilaku, penciptaan kebutuhan dan meningkatkan supplai pasar untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Pendekatan ini membutuhkan reposisi dari peran pemerintah, yang sebelumnya berperan sebagai penyedia layanan dan pengambil keputusan, menjadi Pemandu dan pendukung bagi pilihan-pilihan konsumen dan tindakan masyarakat untuk meningkatkan akses rumah tangga kepada layanan sanitasi yang layak. Program Pamsimas II menggunakan pendekatan STBM dalam cakupan wilayah Kabupaten/Kota (district wide) untuk mendorong perluasan penerapan ke seluruh wilayah Kabupaten/Kota. Oleh karena itu untuk mendukung Pemerintah Daerah dalam penerapan STBM berskala Kabupaten/Kota ini, baik dari sisi peningkatan kapasitas, penyusunan strategi dan pengelolaan program, dibutuhkan dukungan tenaga ahli di tingkat propinsi dan kabupaten/kota. Dukungan tenaga ahli tersebut rencananya akan terdiri dari: 1. Pada tingkat provinsi dibutuhkan tenaga Koordinator STBM Provinsi untuk mengkoordinasikan dan mensinergikan kinerja seluruh Pemandu STBM Kabupaten/Kota dalam mendukung pelaksanaan sanitasi total melalui pendekatan STBM district wide di wilayah kerja provinsi serta memberikan dukungan teknis Program STBM kepada Pemerintah Provinsi peserta program Pamsimas II. 2. Pada tingkat kabupaten/kota dibutuhkan tenaga Fasilitator STBM Kabupaten/Kota untuk sinkronisasi, koordinasi dan memberikan dukungan teknis Program STBM terhadap Pemerintah Kabupaten/Kota peserta Program Pamimas II. 3 Dukungan tenaga ahli seperti tersebut atas akan diberikan melalui jasa konsultan, dimana berdasarkan rencana pengadaannya diperkirakan baru dapat dimobilisasi pada bulan Oktober 2013. Untuk menghindari kekosongan dukungan dalam hal fasilitasi dukungan teknis Program STBM bagi pelaksana program di daerah dari bulan Juli sampai dengan Agustus 2013. Kerangka acuan kerja ini akan memberikan penjelasan terkait dengan pengadaan pemandu STBM tingkat provinsi dan kabupaten/kota sebagai bagian dari Tim Konsultan Pengembangan Pelatihan (Training Development Consultant/TDC) yang diharapkan dapat mendukung proses pengembangan kapasitas terkait dukungan teknis Program STBM dalam program Pamsimas II. II. Tujuan Tujuan pengadaan Pemandu STBM tingkat provinsi dan kabupaten/kota sebagai bagian dari Tim Konsultan Pengembangan Pelatihan (TDC) adalah: 1. Meningkatkan pemahaman pelaku program terkait pada pendekatan district wide STBM dengan melakukan pendampingan pelaksanaan program PAMSIMAS di tingkat provinsi dan kabupaten/kota. 2. Meningkatkan pemahaman dan kapasitas pelaku program di tingkat provinsi, kab/kota, kecamatan dan masyarakat terkait dengan persiapan, perencanaan, dan pelaksanaan program Pamsimas II Komponen Kesehatan selama masa penugasan. III. Indikator Kinerja 1. Tersusunnya jadwal pelaksanaan pendampingan STBM dengan pendekatan district wide di tingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota. 2. Tersusunnya rencana tindak bersama dengan pelaku pengelola program PAMSIMAS komponen Kesehatan di tingkat Provinsi, Kab/Kota, Kecamatan dan masyarakat terkait dengan persiapan, perencanaan, dan pelaksanaan program Pamsimas II Komponen Kesehatan selama masa penugasan. 3. Terbentuknya tim kerja/komite STBM di masyarakat (tim pemicu STBM) terkait upaya stop buang air besar sembarangan (SBS) dan mempromosikan perilaku hidup sehat dan aman lainnya, yaitu cuci tangan pakai sabun (CTPS). 4. Tersusunnya rencana tindak di masyarakat terkait upaya stop buang air besar 4 sembarangan (SBS) dan mempromosikan perilaku hidup sehat dan aman lainnya, yaitu cuci tangan pakai sabun (CTPS). 5. Tersusunnya jadwal pelatihan STBM bagi petugas kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota/Puskesmas. 6. Terlaksananya Pelatihan STBM bagi petugas kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota/ Puskesmas. IV. Keluaran 1. Dokumen hasil penjadwalan dan identifikasi pelaksanaan pendampingan STBM pada pendekatan district wide pada tingkat Nasional, Provinsi maupun Kabupaten/Kota. 2. Dokumen rencana tindak bersama dengan pelaku pengelola program PAMSIMAS komponen Kesehatan di tingkat Provinsi, Kab/Kota, Kecamatan dan masyarakat terkait dengan persiapan, perencanaan, dan pelaksanaan program Pamsimas II Komponen Kesehatan selama masa penugasan. 3. Dokumen rencana tindak di masyarakat (tim pemicu STBM) terkait upaya stop buang air besar sembarangan (SBS) dan mempromosikan perilaku hidup sehat dan aman lainnya, yaitu cuci tangan pakai sabun (CTPS). 4. Jadwal pelatihan STBM bagi petugas kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota/ Puskesmas. 5. Terfasilitasinya pelatihan STBM bagi Koordinator STBM Provinsi dan Pemandu STBM Kabupaten/Kota. 6. Dokumen laporan hasil pekerjaan selama durasi kontrak. V. Ruang Lingkup Pekerjaan Ruang lingkup kegiatan Pemandu STBM Provinsi dan Pemandu STBM Kabupaten/Kota sebagai bagian dari Tim Konsultan PAMSIMAS Komponen Kesehatan dan pendampingan akan dilaksanakan di 14 Provinsi dan 96 Kabupaten/Kota sasaran Pamsimas II yang meliputi: 1. Provinsi Sumatera Barat (13 Kabupaten) 2. Provinsi Riau (6 Kabupaten) 3. Provinsi Sumatera Selatan (8 Kabupaten) 4. Provinsi Banten (2 Kabupaten) 5. Provinsi Jawa Barat (5 Kabupaten) 5 6. Provinsi Jawa Tengah (28 Kabupaten) 7. Provinsi Kalimantan Selatan (8 Kabupaten) 8. Provinsi Nusa Tenggara Timur (10 Kabupaten) 9. Provinsi Sulawesi Barat (1 Kabupaten) 10. Provinsi Sulawesi Tengah (7 Kabupaten) 11. Provinsi Sulawesi Selatan (4 Kabupaten) 12. Provinsi Gorontalo (2 Kabupaten) 13. Provinsi Maluku (1 Kabupaten) 14. Provinsi Papua Barat (1 kabupaten) VI. Jangka Waktu Penugasan Pemandu STBM Provinsi dan Pemandu STBM Kabupaten/kota sebagai bagian dari Tim Konsultan PAMSIMAS Komponen Kesehatan akan bekerja selama 2 bulan, yaitu dari bulan Minggu IV bulan Juli 2013 sampai dengan Minggu III bulan September 2013. VII. Kebutuhan Sumberdaya (Jumlah dan Kualifikasi) Untuk mendukung pelaksanaan Pamsimas komponen kesehatan di tingkat provinsi dibutuhkan personil sebanyak 14 orang dengan pembagian personil untuk membawahi sejumlah kabupaten, sehingga terdapat perbedaan jumlah tenaga di tingkat provinsi, dimana provinsi dengan jumlah kabupaten yang relatif banyak akan memiliki 2 orang pemandu provinsi sementara beberapa provinsi dengan kabupaten yang sedikit akan dikoordinir oleh 1 orang pemandu provinsi. Dalam pelaksanaannya WSP Bank Dunia akan membantu menyediakan 2 orang Tenaga STBM Provinsi di Jawa Tengah dan 1 orang Tenaga STBM Provinsi di Jawa kabupaten. Sedangkan tenaga pemandu kabupaten adalah sebanyak 1 orang untuk setiap kabupaten. Rincian kebutuhan tenaga pemandu yang diusulkan untuk dikontrak melalui TDS adalah sebagai berikut: Posisi Lokasi Jumlah Tenaga Periode Penugasan [bulan] 1 Pemandu STBM Prov Riau Pekanbaru 1 2 2 Pemandu STBM Prov Sumsel Palembang 1 2 6 3 Pemandu STBM Prov Sumbar Padang 2 2 4 Pemandu STBM Prov Kalsel Banjarmasin 1 2 5 Pemandu STBM Prov Sulsel dan Sulbar Makassar 1 2 6 Pemandu STBM Prov Banten Serang 1 2 7 Pemandu STBM Prov Sulteng Palu 1 2 8 Pemandu STBM Prov Gorontalo Gorontalo 1 2 9 Pemandu STBM Prov Maluku dan Papua Barat Ambon 1 2 10 Pemandu STBM Provinsi NTT Kupang 1 2 TOTAL 11 1 Pemandu STBM Kab di Prov Riau 6 2 2 Pemandu STBM Kab di Prov Sumsel 8 2 3 Pemandu STBM Kab di Prov Sumbar 13 2 4 Pemandu STBM Kab di Prov Kalsel 8 2 5 Pemandu STBM Kab di Prov Sulsel 4 2 6 Pemandu STBM Kab di Prov Sulbar 1 2 7 Pemandu STBM Kab di Prov Banten 2 2 8 Pemandu STBM Kab di Prov Jabar 5 2 9 Pemandu STBM Kab di Prov Jateng 28 2 10 Pemandu STBM Kab di Prov Sulteng 7 2 11 Pemandu STBM Kab di Prov Gorontalo 2 2 12 Pemandu STBM Kab di Prov Maluku 1 2 13 Pemandu STBM Kab di Prov NTT 10 2 14 Pemandu STBM Kab di ProvPapua Barat 1 2 TOTAL 96 Adapun kualifikasi dan tugas khusus untuk setiap Pemandu STBM Provinsi dan Pemandu STBM Kab/Kota dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Pemandu STBM Provinsi Berlatar belakang pendidikan S1 dibidang pendidikan kesehatan masyarakat, manajemen kesehatan dan sanitasi, teknik lingkungan atau bidang-bidang lain yang relevan. Memiliki pengalaman minimal 7 tahun di bidang pemberdayaan masyarakat dan diutamakan mempunyai pengalaman dalam program Pamsimas Kesehatan. Diutamakan sudah memiliki kulaifikasi pemandu nasional dari Program PAMSIMAS atau program sejenis. Memiliki 7 pengetahuan dan pengalaman yang baik dalam penerapan sanitasi total (demand, supply sanitasi, dan enabling) secara terpadu. Memiliki pengalaman berkerja dengan pemerintah daerah dan masyarakat khususnya dalam penerapan metode CLTS dan pemasaran sanitasi. Memiliki kemampuan menulis dalambahasa Inggris dan Indonesia. A. Tugas Pemandu STBM Provinsi Tugas utama Pemandu STBM Provinsi adalah berperan sebagai pendorong (enabler) penerapan Sanitasi Total, menyiapkan dan memperkuat upaya- upaya persiapan perubahan perilaku higienis masyarakat terkait upaya menghentikan kebiasaan buang air besar sembarangan dan mempromosikan perilaku hidup bersih dan sehat lainnya, yaitu cuci tangan pakai sabun di wilayah, meningkatan kebutuhan permintaan sanitasi, melalui pengembangan pemasaran sanitasi di wilayah Provinsi. Selanjutnya, Pemandu STBM Provinsi akan bertanggung jawab terhadap tugas-tugas sebagai berikut: 1. Berkolaborasi dengan sumberdaya PAMSIMAS (konsultan pelaksana provinsi) untuk dapat terselenggarannya pelaksanaan komponen STBM skala district wide dalam Program PAMSIMAS II. 2. Memfasilitasi pelatihan-pelatihan STBM (wirausaha sanitasi, pelatihan STBM) di Provinsi agar dapat terlaksana dengan baik mulai pelaksanaan dan pasca pelatihan. 3. Memberikan masukan penilaian atas capaian kinerja Pemandu STBM Kabupaten/Kota Pamsimas Komponen Kesehatan. 4. Asistensi/pendampingan dan sinergitas kegiatan Pemandu STBM kabupaten / kota pada sebagai upaya untuk peningkatan kebutuhan dan permintaan sanitasi pada program pelaksanaan Pamsimas II Komponen Kesehatan. 5. Melakukan pemantauan dan evaluasi kualitas kemajuan pelaksanaan Pamsimas Komponen Kesehatan pada pengisian dan status data SIM. 6. Memverifikasi dan mensertifikasi laporan dari kabupaten terkait progres pelaksanaan program di kabupaten/kota dalam mendukung PPMU Kesehatan dan Pokja AMPL Provinsi. 7. Menyusun laporan individual Pemandu STBM Provinsi. 8 B. Output dari Penugasan 1. Dokumen hasil evaluasi penilaian kinerja Pemandu STBM Kabupaten 2. Dokumen data tim kerja STBM Provinsi 3. Dokumen data tim kerja STBM Kabupaten 4. Dokumen data hasil pemicuan metode CLTS dan metode Pemasaran Sanitasi kabupaten district wide 5. Dokumen data Natural Leader STBM Provinsi/kabupaten 6. Dokumen laporan bulanan 2. Pemandu STBM Kabupaten/Kota Minimal Lulusan Sarjana Muda/D3 dan diutamakan lulusan Universitas, Sarjana/S1 bidang Kesehatan Masyarakat, manajemen kesehatan dan sanitasi, teknik lingkungan, dan pendidikan atau bidang-bidang lain yang relevan. Minimal 4 tahun di pemberdayaan masyarakat dan diutamakan pernah terlibat dalam program Pamsimas Kesehatan. Pernah mengikuti pelatihan STBM, diutamakan sudah memiliki kualifikasi pemandu nasional dari Program Pamsimas atau program sejenis. Memiliki ketrampilan dalam menerapkan metode CLTS dan mampu memberikan penguatan kapasitas kepada pelaku terkait termasuk para petugas lapangan (sanitarian, bidan desa, kader, dll). Dapat berasal dari luar Kabupaten/Kota tempat penugasan, dan harus bersedia tinggal di lokasi penugasan. Diutamakan yang berasal dari Kabupaten/Kota bersangkutan. A. Tugas Pemandu STBM Kabupaten/Kota Pemandu STBM Kabupaten akan berperan sebagai pelaku program Pamsimas II Komponen Kesehatan, pendorong (enabler) penerapan STBM pada wilayah kabupaten. Secara khusus, Pemandu STBM Kabupaten akan bertanggungjawab terhadap tugas-tugas sebagai berikut: 1). Pelaku program Pamsimas II (Komponen Kesehatan) di wilayah Kabupaten/Kota: 1. Pelaksanaan pemberdayaan 1. Menyusun rencana komprehensif fasilitasi kepada pelaku program STBM di wilayah kerja Kabupaten/Kota untuk 9 disepakati bersama dengan Dinas Kesehatan dan Koordinator Kabupaten/Kota (DMS). 2. Memfasilitasi Dinas Kesehatan dan pengelola program Pamsimas II (Pakem dan DPMU) dalam menyiapkan strategi pencapaian target kinerja (KPI) program Pamsimas komponen kesehatan. 3. Mendukung kegiatan-kegiatan yang dibutuhkan dalam rangka pelaksanaan program Pamsimas II dan penerapan STBM skala district wide (misalnya memastikan elemen STBM dalam PJM Proaksi, RKM dan RAD AMPL). 2. Pelaksanaan kemajuan program Pamsimas II Komponen 2 (kesehatan) 1. Membantu Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota menyiapkan laporan bulanan pelaksanaan STBM / KPI Pamsimas komponen kesehatan secara berkala (dokumen laporan deskriptif maupun analitik) 2. Membantu pemerintah daerah (dinas kesehatan) Kabupaten/Kota untuk membangun sistem monitoring dan update data STBM/KPI Pamsimas komponen Kesehatan semakin berkualitas dan valid. 3. Update data MIS khususnya data capaian KPI Komponen kesehatan secara berkala 2). Pendorong (enabler) penerapan STBMdi wilayah kabupaten 3. Peningkatan kebutuhan dan permintaan sanitasi 1. Memberikan bantuan teknis dan keterampilan kepada petugas lapangan (sanitarian) dan kader kesehatan lainnya dalam menerapkan metode pemicuan perubahan perilaku dan peningkatan akses sanitasi. 2. Mengevaluasi kualitas pemicuan sanitarian (memanfaatkan data MIS Pamsimas/STBM peningkatan akses sanitasi dan capaian SBS serta capaian penerapan CTPS). 10 3. Berdasarkan hasil evaluasi kualitas pemicuan, memberikan pelatihan penyegaran (refreshing training) kepada para sanitarian dan kader kesehatan lainnya. 4. Membantu dinas kesehatan Kabupaten/Kota dalam merancang promosi sanitasi dan memanfaatkan media komunikasi untuk upaya perubahan perilaku. 5. Membantu Kabupaten/Kota dalam melaksanakan review pembelajaran dari proses peningkatan kebutuhan dan permintaan sanitasi di tingkat Kabupaten/Kota/Kecamatan. b. Peningkatan penyediaan sanitasi 1. Mengidentifikasi dan membangun jejaring pasar sanitasi yang meliputi pelaku supply seperti toko material sanitasi dan produsen lokal untuk merespon permintaan dari masyarakat. 2. Bersama dengan pemerintah daerah memfasilitasi pelatihan wirausaha sanitasi. 3. Membangun kapasitas pemerintah daerah dalam melakukan proses pemantauan perkembangan wirausaha terlatih. 4. Berdasarkan hasil pantauan, bersama-sama dengan tim pemasaran sanitasi merumuskan dan memfasilitasi upaya pendampingan lanjutan bagi wirausaha terlatih. 5. Mengidentifikasi dan melakukan upgrade peta sanitasi secara berkala. c. Penciptaan Iingkungan yang kondusif 1. Membantu kab/kota dalam mengembangkan strategi perluasan program STBM, khususnya pilar 1 dan 2 di wilayah kerja kabupaten/kota dalam pelaksanaan Pamsimas II 2. Berkolaborasi dan bekerja sama dengan pemerintah daerah setempat untuk mengelola kegiatan STBM dalam implementasi Program Pamsimas II. 3. Membantu staf Monitoring dan Evaluasi (M&E) 11 Kabupaten/Kota dalam memberikan on the job training dan/atau coaching kepada petugas Puskesmas mengenai palaksanaan systemMonitoring STBM. 4. Bersama dengan staf M&E Kabupaten/Kota, memastikan sistem monitoring dan update data STBM (KPI) berjalan dengan baik. 5. Mendemonstrasikan cara menganalisis data dan menguatkan staff kabupaten/kota yang berkepentingan dalam memanfaatkan data monitoring dan memberikan masukan untuk perencanaan, analisis perbaikan program dan evaluasi kegiatan. 6. Membantu pemerintah daerah untuk mengembangkan sistem penghargaan yang tepat sebagai upaya perluasan dari program sanitasi total berbasis masyarakat (STBM). 7. Mengembangkan kerjasama dengan lembaga/konsultan lainnya yang berbasis di Kabupaten/Kota untuk melakukan kegiatan terkait STBM. 8. Mendukung DPMU Kesehatan dalam pengelolaan program, perencanaan dan penyusunan jadwal implementasi program 9. Mendukung DPMU dalam penyusunan laporan program tingkat kabupaten terkait progress pelaksanaan program di kabupaten/kota 10. Menyusun laporan individual Pemandu STBM kabupaten B. Output dari Penugasan 1. Dokumen RKM dan PJM Pro Aksi Pamsimas II Kesehatan 2. Dokumen data tim kerja STBM kecamatan dan desa 3. Dokumen data desa hasil pemicuan metode CLTS dan metode Pemasaran Sanitasi kabupaten district wide 4. Dokumen data jejaring supply sanitasi (wirausaha sanitasi, toko penyedia bangunan, data tukang, kelompok-kelompok pengembang di desa/kecamatan) 5. Dokumen peta sanitasi kecamatan/desa 6. Dokumen data Sanitarian dan Natural Leader STBM kecamatan/desa 12 7. Dokumen laporan bulanan VIII.Sistematika Pelaporan Sistematika standart pelaporan yang diminta dalam pekerjaan ini adalah; laporan dibuat dengan ukuran kertas A4 dan jilid softcover. 1. Laporan Bulanan Laporan Bulanan berisi laporan pelaksanaan kegiatan dalam setiap bulan pekerjaan, meliputi progres pelaksanaan kegiatan. Laporan Bulanan dibuat dalam 10 (sepuluh) eksemplar dan disampaikan paling lambat setiap tanggal 10 bulan berikutnya. Laporan disusun secara individual. Berupa laporan update data MIS dan laporan tentang kebutuhan sanitasi, dan pemasaran sanitasi serta wirauaha sanitasi. Laporan ini harus diserahkan tidak lebih dari tanggal 10 pada bulan berikutnya. Laporan deskriptif difokuskan pada kemajuan pelaksanaan kegiatan (progress) sesuai rencana kerja dan output yang telah disepakati. Laporan analitik terhadap aspek permasalahan, kendala, tantangan, dan pemecahan masalah termasuk pembelajaran-pembelajaran yang bisa dipetik dari implementasi program Pamsimas selama kurun waktu berjalan. 2. Laporan Final Laporan final berisi laporan seluruh hasil pelaksanaan pekerjaan yang disusun, yang meliputi seluruh rangkaian proses kegiatan, kesimpulan dan rekomendasi sebagai masukan kepada pemberi tugas. Laporan final dibuat dalam 10 (sepuluh) eksemplar. Laporan final diserahkan paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya setelah berakhirnya penugasan. Laporan ini berisi penjelasan pencapaian kemajuan pelaksanaan kegiatan dan dikaitkan dengan target capaian STBM dan indikator kinerja utama (Key Performance Indicator). Selain itu, laporan juga berisi mengenai isu-isu penting yang terjadi dalam program PAMSIMAS II dan memberikan rekomendasi terkait aspek management maupun teknis program. 3. Laporan Khusus 13 Laporan khusus adalah laporan yang diminta oleh pihak pemberi pekerjaan untuk disusun oleh penerima pekerjaan, seperti laporan prosiding pelaksanaan kegiatan pelatihan dan lain-lain. Format laporan ini akan mengikuti standar dari pemberi kerja. Laporan ini disampaikan sewaktu-waktu berdasarkan kebutuhan dan kondisi yang terjadi, misalnya dokumentasi pembelajaran, inovasi dan praktek terbaik (best practices) yang dinilai penting untuk perbaikan dan perluasan program 4. Penjelasan pelaporan 1. Pemandu STBM Provinsi melaporkan kepada Kementerian Pekerjaan Umum cq. CPMU Pamsimas, Kementerian Kesehatan cq. CPIU Pamsimas Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi, Pemandu STBM Nasional & Tenaga Ahli Pemasaran Sanitasi dengan tembusan kepada Pemandu Provinsi dan PPMU. Laporan yang diberikan kepada Pemandu Provinsi menjadi bagian dari laporan Pokja AMPL Provinsi. 2. Pemandu STBM Kabupaten/Kota melaporkan kepada Kementerian Pekerjaan Umum cq. CPMU Pamsimas, Kementerian Kesehatan cq. CPIU Pamsimas Kesehatan, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Pemandu STBM Provinsi dengan tembusan kepada Dinas Kesehatan Propinsi, DPMU, dan koordinator Kabupaten/Kota. IX. Pembiayaan 1. Pemandu STBM Provinsi 1. Gaji Dasar (renumerasi) untuk 11 (sebelas) orang yang diberikan dalam bentuk lumpsum. 2. Perjalanan dinas Pemandu STBM Provinsi untuk koordinasi ke kabupaten dalam bentuk reimbursable cost. 2. Pemandu STBMKabupaten/Kota 1. Gaji dasar (renumerasi) sebanyak 96 (sembilan puluh enam) orang yang diberikan dalambentuk lumpsum. 2. Perjalananan dinas Pemandu STBM ke desa dalam bentuk reimbursable cost. 14 X. Pengorganisasian Pemandu STBM Provinsi dan Pemandu STBM Kabupaten dikontrak oleh TDS. Koordinasi harian yang berkaitan dengan substansi termasuk strategi pelaksanaan mengacu dan diatur oleh wakil CPMU dan CPIU dari PAMSIMAS komponen kesehatan. Selanjutnya Kementerian Kesehatan melalui CPIU PAMSIMAS Kesehatan akan menyediakan, memantau dan mengawasi efektifitas pencapaian pekerjaan secara menyeluruh pada segenap tingkatan. Gambar I : STRUKTUR ORGANISASI PENGELOLAAN PAMSIMAS II DistrictHealthOffice PROVINCE DISTRICT VILLAGE EXECUTINGAGENCY (DGHS) TechnicalTeam CPMU L/O MoPW, MoHA (PMD&Bangda), MoH TKP/POKJAAMPL Province PanitaKemitraan TKP/POKJAAMPL Kabupaten PPMU PPIU PPIU PPIU PPIU Kesehatan VillageImplementationTeams(VITs) ReportingLine InstructionLine CoordinationLine SupervisionLine IMPLEMENTINGAGENCY (MoHA,MoH) ProjectCoordinationand SteeringCommittee (PCSC) CMAC DPMU CPIU Kes Community Facilitators (CF) CENTRAL ROMS(regional) Project Manager(PM) TrainingCoordinator ProvincialCoordinators DistrictCoordinators STBMFacilitators Kabupaten SatkerPembinaan PAMSIMASDJCK SatkerPKPAM Province SatkerPIP Kabupaten STBM Provincial Coordinators Cord.STBM 15 Gambar II : STRUKTUR ORGANISASI PENDAMPING TEKNIS PAMSIMAS II TECHNICAL ASSISTANCE ORGANIZATION Consultant Package (OMS) Central Project Management Unit (CPMU) Central Management Advisory Consultant (CMAC) Training Development Services Team (TDS) CPMU Advisory Management Team (CAM) Central Management Advisory Consultant (CMAC) Oversight Management Services (OMS) Project Manager Province B Province Coordinator Province C Province D Province A District F District A District B District C District Coordinator (Monev) District D District E Villages LKM/ BPSPAMS/ Cadres Data Management Assistant LG Specialist Quality Assurance Financial Management Database Operator FMAssistant Office Manager Administration Officer 2 CD Facilitators 2 WSS Facilitators 1 Senior Facilitator 1 STBM Facilitator / Consultant Consultant Package (OMS) Central Project Management Unit (CPMU) Central Management Advisory Consultant (CMAC) Training Development Services Team (TDS) CPMU Advisory Management Team (CAM)/ Cord.STBM Central Management Advisory Consultant (CMAC) Oversight Management Services (OMS) Project Manager Province B Province Coordinator Province C Province D Province A District F District A District B District C District Coordinator (Monev) District D District E Villages LKM/ BPSPAMS/ Cadres Data Management Assistant LG Specialist Quality Assurance Financial Management 1 Database Operator 1 FMSpecialist Office Manager Office Manager/ Admin Trainer Coordinator 2 CD Facilitators 2 WSS Facilitators 1 Senior Facilitator 1 STBM Facilitator / Consultant STBMProvincial Coordinator XI. Dukungan sarana 1. Pemandu STBM Provinsi 1. Pemandu STBM provinsi berkantor di Dinas Kesehatan Provinsi (PPMU) namun tetap berkoordinasi intensif dengan Pokja AMPL Provinsi. 2. Dinas Kesehatan provinsi menyediakan meja/tempat kerja yang diperlukan. 3. Time sheet Koordinator STBMProvinsi disahkan oleh Dinas Kesehatan Provinsi. 2. Pemandu STBM Kabupaten/Kota 1. Pemandu STBM Kabupaten/Kota berkantor di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota (DPMU), namun tetap berkoordinasi intensif dengan Pokja AMPL Kab/Kota. 2. Dinas Kesehatan kabupaten/kota menyediakan meja/tempat kerja yang diperlukan. 3. Time sheet Pemandu STBM disahkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.