BAB I
PENDAHULUAN
pemerintah pusat, masyarakat serta pihak swasta untuk berperan aktif dalam
mendukung pembangunan sanitasi di Kabupaten Pulang Pisau.
1.3. METODOLOGI
Metode yang digunakan dalam penyusunan SSK ini menggunakan beberapa
pendekatan dan alat bantu, secara bertahap untuk menghasilkan dokumen
perencanaan yang lengkap. Metode penyusunan SSK ini terdiri dari tahapan-
tahapan sebagai berikut :
Menetapkan kondisi pengelolaan sanitasi saat ini dan kondisi sanitasi
yang diinginkan Kabupaten Pulang Pisau ke depan yang dituangkan
dalam visi dan misi sanitasi kota, serta tujuan dan sasaran pembanguna n
sanitasi kota. Dalam perumusannya mengacu pada Buku Putih Sanitasi
(BPS), Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD), Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD),
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM), Renstra SKPD,
RAD MDGs, target capaian universal access yang tercantum dalam
Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun
2015 – 2019 dan dokumen perencanaan lainnya yang ada di Kabupaten
Pulang Pisau.
Menilai kesenjangan antara kondisi pengelolaan sanitasi saat ini dengan
kondisi yang diinginkan. Analisis kesenjangan ini digunakan untuk
mendeskripsikan isu strategis dan kendala sektor sanitasi yang mungkin
akan dihadapi dalam mencapai tujuan.
teknis urusan khusus sanitasi dari RTRW, agar pada saat pengendalian
pemanfaatan ruang wilayah terlaksana pula implementasi dari Strategi
Sanitasi Kabupaten.
d. Hubungan Rencana Aksi Daerah (RAD) Millenium Development
Goals (MDGs) dengan Strategi Sanitasi Kabupaten.
Salah satu tujuan disusunnya Buku Putih Sanitasi dan Strategi Sanitasi
Kota/Kabupaten adalah memberikan bahan dasar penetapan kebijakan
daerah dalam pengelolaan sanitasi di masa yang akan dating
berdasarkan target prioritas yang disepakati bersama yang tertuang
dalam Rencana Aksi Daerah (RAD) Millenium Development Goals (MDGs)
tujuan (goal) 7 yaitu memastikan kelestarian lingkungan hidup.
Pencapaian target (goal) 7 berdasarkan salah satu indikator, yaitu
Rumah tangga yang memanfaatkan akses sanitasi dasar (pengolahan air
limbah, pengelolaan sampah, sisten drainase).
BAB II
KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI
Pengembangan sanitasi kabupaten yang dipaparkan dalam visi dan misi sanitasi
Kabupaten, serta gambaran mengenai kebijakan pendanaan merupakan bagian dari
perumusan kerangka kerja sanitasi. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54
Tahun 2010, tentang pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008
tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan Daerah, menyebutkan defenisi visi adalah rumusan umum
mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanan, sedangkan misi
diartikan sebagai rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan
untuk mewujudkan visi.
dari visi Kabupaten, dan upaya-upaya yang dilakukan guna mewujudkan visi
sanitasi tersebut dirangkum dalam misi sanitasi. Kelompok Kerja (Pokja)
Sanitasi Kabupaten Pulang Pisau telah menyepakati rumusan visi dan misi
sanitasi, dengan tetap berpedoman pada visi dan misi Kabupaten,
sebagaimana dijabarkan dalam tabel berikut ini :
Berikut adalah peta tahapan pengembangan air limbah domestik yang ada
di Kabupaten Pulang Pisau khususnya pada Wilayah Kajian Buku Putih
Sanitasi.
Tahapan pengembangan air limbah domestik di Kabupaten Pulang Pisau terlihat dalam
tabel berikut ini, cakupan layanan eksisting berdasarkan data perhitungan dalam
instrumen frofil sanitasi yang di input dari data Studi EHRA dan dihitung berdasarkan
prosentase penduduk yang terlayani oleh sistem yang dimaksud atas jumlah total
penduduk. Untuk wilayah perdesaan angka BABS sebesar 60%, target cakupan layanan
jangka pendek menjadi 30% dan jangka menengah menjadi 0%, untuk cubluk dan
sejenisnya cakupan layanan eksisting 6%, target cakupan layanan jangka pendek menjadi
3% dan jangka menengah menjadi 0%, tangki septik layak cakupan layanan eksisting 33%
target cakupan layanan jangka pendek 42% dan untuk jangka menengah meningkat
menjadi 80% dan jangka panjang 90%. Sementara untuk cakupan layanan eksisting MCK
sebesar 1% dan target cakupan layanan untuk jangka pendek sebesar 5%, jangka
menengah 5% dan jangka panjang 5%. Untuk wilayah pedesaan akan direncanakan
pengembangan air limbah dengan mengunakan sistem IPAK komunal dengan target
jangka pendek sebesar 20%, jangka menengah 15% dan jangka panjang 5%.
Berikut adalah tabel tahapan pengembangan air limbah yang ada di Kabupaten Pulang
Pisau.
Tabel 2.2 Tahapan Pengembangan Air Limbah Domestik Kabupaten Pulang Pisau
Wilayah Perdesaan
A Buang Air Besar Sembarangan (BABS) 60% 30% 0% 0%
B Sistem Pengolahan Air Limbah Setempat (Onsite)
1 Cubluk dan sejenisnya. 6% 3% 0% 0%
2 Individual (tangki septik) 33% 42% 80% 90%
C Sistem Komunal
1 MCK/MCK++ 1% 5% 5% 5%
2 IPAL komunal 0% 20% 15% 5%
3 Tangki septik ko munal 0% 0% 0% 0%
D Sistem Pengolahan Air Limbah Terpusat (Off-site)
Sub Tot al 100% 100% 100% 100%
Wilayah Perkotaan
A Buang Air Besar Sembarangan (BABS) 67% 20% 0% 0%
B Sistem Pengolahan Air Limbah Setempat (Onsite)
1 Cubluk dan sejenisnya. 5% 0% 0% 0%
2 Individual (tangki septik) 27% 40% 60% 80%
C Sistem Komunal
1 MCK/MCK++ 1% 0% 0% 0%
2 IPAL komunal 0% 40% 40% 20%
3 Tangki septik ko munal 0% 0% 0% 0%
D Sistem Pengolahan Air Limbah Terpusat (Off-site) 0% 0% 0% 0%
Sub Tot al 100% 100% 100% 100%
Penanganan dengan sistem secara tidak langsung untuk saat ini masih merupakan
sistem yang tepat karena tingkat kepadatan penduduk perkotaan masih
dikategorikan dalam kepadatan sedang dan pada setiap pemukiman sudah ada TPS.
Kondisi eksisting cakupan pelayanan persampahan dalam kota sudah mencapai 80%
sehingga ditargetkan kedepan untuk cakupan layanan jangka pendek menjadi 85%,
cakupan layanan jangka menengah 90% dan untuk mengurangi jumlah sampah dari
sumbernya akan ditangani dengan sistem 3R hingga sampai 5% dalam jangka
pendek.
Sistem dan target cakupan layanan persampahan kabupaten Pulang Pisau dapat
dilihat dalam tabel 2.3 di bawah ini.
Wilayah Perkotaan
A Prosentase Sampah yang Terangkut 80% 85% 90% 95%
1 Penanganan Langsung (Direct) 0% 0% 0% 5%
2 Penanganan Tidak Langsung (Indirect) 80% 85% 90% 90%
Dikelola Mandiri oleh Masyarakat at au belum
20% 10% 5% 0%
B terlayani
C 3R 0% 5% 5% 5%
Sub Tot al 100% 100% 100% 100%
Wilayah Perdesaaan
A Prosentase Sampah yang Terangkut 11% 30% 50% 80%
1 Penanganan Langsung (Direct) 0% 0% 0% 0%
2 Penanganan Tidak Langsung (Indirect) 11% 30% 50% 80%
Dikelola Mandiri oleh Masyarakat at au belum
B 89% 65% 40% 0%
terlayani
C 3R 0% 5% 10% 20%
Sub Tot al 100% 100% 100% 100%
berada di kecamatan Kahayan Tengah berada didesa Bukit Rawi dengan luas
Genangan 130 ha dan diatasi dalam jangka menengah menjadi 70 ha hingga tidak ada
genangan dalam jangka panjang.
Tabel 2.5 Perhitungan Pertumbuhan Pendanaan APBD Kabupaten Pulang Pisau untuk Sanitasi
TAHUN Rata-rata
NO SKPD
Pertumbuhan
2010 2011 2012 2013 2014
1 Belanja Sanitasi (1.1+1.2+1.3+1.4) 19.427.907.050 8.819.053.550 10.268.832.550 9.948.944.800 11.115.154.060 -7,39
1.1 Air Limbah Domestik 1.113.900.000 1.213.190.000 849.079.000 629.981.000 1.178.452.000 10,04
1.2 Sampah Rumah Tangga 1.620.163.550 2.904.738.500 2.430.249.500 2.266.977.500 2.541.805.500 17,09
1.3 Drainase Lingkungan 16.519.633.500 4.500.000.000 6.788.379.000 6.903.536.300 7.127.843.560 -4,24
1.4 PHBS 174.210.000 201.125.050 201.125.050 148.450.000 267.053.000 17,29
2 Dana Alokasi Khusus (2.1+2.2+2.3) 688.100.000 762.800.000 4.317.389.000 1.603.181.000 1.065.370.000 95,11
2.1 DAK Sanitasi - - - - - 0
2.2 DAK Lingkungan Hidup 688.100.000 762.800.000 891.000.000 973.200.000 1.065.370.000 11,59
2.3 DAK Perumahan dan Per mukiman - - 3.426.389.000 629.981.000 - 0
3 Pinjaman / Hibah Untuk Sanitasi - - - - - -
Bantuan Keuangan Provinsi Untuk
4 - - - - - -
Sanitasi
Belanja APBD Murni Untuk Sanitasi (1-2-3) 18.739.807.050 8.056.253.550 5.951.443.550 8.345.763.800 10.049.784.060 -5,62
Total Belanja Langsung 203.421.246.713 265.071.796.467 288.198.722.899 297.239.644.013 350.681.950.998 15,04
% APBD Murni Terhadap Belanja Langsung 9,21 3,04 2,07 2,81 2,87 4,00
Komitmen Pendanaan APBD untuk pendanaan sanitasi ke depan (% terhadap belanja langsung ataupun penetapan nilai
3,00%
absolute)
Perkiraan besaran pendanaan santasi 5 (lima) tahun mendatang yaitu tahun 2015
sampai tahun 2019 sebesar Rp. 56.610.187.012, sedangkan perkiraan komitmen
pendanaan sanitasi tahun 2015-2019 yaitu sebesar Rp 59.261.484.752. Dapat dilihat
bahwa perkiraan pendanaan murni untuk sanitasi mengalami peningkatan setiap
tahunnya, hal ini mengacu dari rata-rata pertumbuhan belanja sanitasi dari tahun
2010 sampai 2014 sebesar 3,52%, sehingga perkiraan APBD murni untuk sanitasi
selalu mengalami pertumbuhan di setiap tahunnya. Berikut tabel perkiraan besaran
pendanaan untuk sanitasi lima tahun ke depan.
Perkiraan
APBD Murni
2 10.049.784.060 10.451.775.422 10.869.846.439 11.304.640.297 11.756.825.909 12.227.098.945 56.610.187.012
untuk
Sanitasi
Perkiraan
Komitmen
3 10.520.458.530 10.941.276.871 11.378.927.946 11.834.085.064 12.307.448.466 12.799.746.405 59.261.484.752
Pendanaan
Sanitasi
Sumber : Analisis Pokja Sanitasi Kabupaten Pulang Pisau, 2015
Tabel 2.7 Perhitungan Pertumbuhan Pendanaan APBD Kabupaten Pulang Pisau untuk
Operasional/Pemeliharaan dan Investasi Sanitasi
1.1 Air Limbah Domestik 1.113.900.000 1.213.190.000 849.079.000 629.981.000 1.178.452.000 10,04
Biaya Operasional/Pemeliharaan
1.1.1 55.695.000 60.659.500 42.453.950 31.499.050 58.922.600 10,04
(justfiled)
1.2 Sampah rumah tangga 1.620.163.550 2.904.738.500 2.430.249.500 2.266.977.500 2.541.805.500 17,09
Biaya Operasional/Pemeliharaan
1.2.1 67.439.678 123.386.925 104.164.875 93.362.875 99.689.155 15,95
(justfiled)
Tabel 2.9 Perkiraan Kemampuan APBD Kabupaten dalam Mendanai Program/ Kegiatan
SSK
Sumber : Analisis Pokja Sanitasi Kabupaten Pulang Pisau, di olah Tahun 2015
BAB III
STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI
berdasarkan kondisi terkini dari pengelolaan sanitasi sub sektor air limbah
domestik dimana strategi yang digunakan adalah mengatasi kelemahan untuk
meraih peluang yang ada dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.1. Tujuan, Sasaran dan Strategi Pengelolaan Air Limbah Domestik
Sasaran
Tujuan Strategi
Pernyataan Sasaran Indikator Sasaran
Tercapainya Target Universal Berkurangnya praktek Tidak ada masyarakat 1. Sosialisasi dan bantuan
Access Sanitasi untuk air BABS dari 52,3 % yang melakukan BABS teknis tentang
limbah Domestik tahun 2019 menjadi 0 % di tahun di tahun 2019 / 2020 pembuatan tangki septic
/ 2020 2019 / 2020 yang memenuhi syarat
2. Memaksimalkan
Pemicuan stop BABS.
Berkurangnya tangki Terbangunnya semua Menyediakan sarana on site
septik yang tidak tangki septik yang sistem untuk air limbah
sesuai dengan standar memenuhi standar domestik untuk daerah
teknis (menjadi 100% teknis pada tahun perkotaan dan perdesaan
memenuhi standar 2019 / 2020
teknis) pada tahun
2019 / 2020
Tersusunnya Peraturan Perda pengelolaan air Tersedianya dokumen Menyusun rancangan
Daerah mengenai Pengelolaan limbah domestik atau naskah akademik Peraturan Daerah dan
Air Llimbah Domestik disusun pada 2016 yang mengatur tentang melakukan koordinasi
Kabupaten pada tahun 2016 Pengelolaan Air dengan SKPD terkait dan
Limbah Domestik DPRD
Sumber: Study EHRA dan Pokja Sanitasi Kabupaten Pulang Pisau Tahun 2014
3.2. Tujuan, Sasaran dan Strategi Pengembangan Persampahan
Berdasarkan hasil pembobotan dan skoring analisis SWOT pengelolaan
persampahan Kabupaten Pulang Pisau saat ini berada di kuadran W -T. Strategi
yang akan dikembangkan yaitu membutuhkan strategi dan usaha yang konkrit
dalam menangani persampahan . Dengan berada pada posisi 3.
BAB IV
PROGRAM DAN KEGIATAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN
SANITASI
Tabel 4.1 Ringkasan indikasi Kebutuhan Biaya dan Sumber Pendanaan dan/atau
Pembiayaan Pengembangan Sanitasi untuk 5 tahun
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
AIR LIMBAH
I 22.857 24.323 36.995 24.582 25.553 134.309 114.483 17.548 2.000 - 278
DOMESTIK
II PERSAMPAHAN 3.215 5.170 21.515 13.853 11.576 55.329 19.889 12.240 22.750 - 450
DRAINASE
III 2.400 6.636 7.711 8.031 8.092 32.870 13.022 17.040 2.808 - -
PERKOTAAN
TOTAL ANGGARAN 28.472 36.129 66.221 46.466 45.221 222.508 147.394 46.828 27.558 728
diikuti dengan penyusunan outline plan sistem pengelolaan air limbah, khususnya
sistem pengelolaan air limbah domestik. Setiap sub zona sanitasi di Kabupaten
Pulang Pisau diharapkan memiliki master plan dan outline plan sistem pengelolaan
air limbah domestik sehingga program/kegiatan sub sektor air limbah pada setiap
sub zona (wilayah) dapat terealisasi secara terencana. Pengembangan Master Plan
dan Outline Plan Sistem Air Limbah Domestik diarahkan pada semua sub zo na
sanitasi. Sesuai kondisi layanan sanitasi yang ada (hasil studi EHRA dan penentuan
sistem zona sanitasi Kabupaten Pulang Pisau) tahun 2015, pentahapan proses
implementasi pembangunan jangka menengah tahun 2016-2020 sanitasi air limbah
di Kabupaten Pulang Pisau secara berurutan/bertahap. Pentahapan implementasi
program ini didasarkan tingkat kebutuhan layanan sanitasi dengan bersandar
kepada kondisi layanan sanitasi yang ada.
Jamban keluarga dipandang sebagai potret dasar dalam memaknai hidup
bersih dan sehat, sehingga dapat dinyatakan bahwa suatu keluarga jika minimal
sudah memiliki jamban maka kesadaran akan hidup bersih sudah mulai tertanam.
Kesadaran dalam lingkungan terkecil ini akan membawa dampak luas dalam
kehidupan bermasyarakat atau lingkungan. Sementara sasaran program/kegiatan
lainnya lebih diarahkan pada upaya mencapai hidup bersih dan sehat yang lebih
ideal yang diharapkan dapat diwujudkan dalam jangka panjang, antara lain seperti
Pembangunan Jamban Keluarga, Pembangunan MCK++, Pembangunan IPAL
Komunal/Tangki Septik Komunal, dan pembuatan peraturan pengelolaan air limbah
dan pemantauan kualitas lingkungan. Dari total kebutuhan pendanaan komponen
program/kegiatan pembangunan air limbah tersebut di atas, direncanakan dalan
jangka tahun 2016-2020. Untuk mewujudkan program pengembangan air limbah ini
diharapkan akan terserap melalui APBD Kabupaten, APBD Propinsi, APBN, Swasta
dan masyarakat seperti dalam tabel berikut ini:
DETAIL Estimasi Outcome Kebutuhan Penanganan Menyeluruh Indikasi biaya (juta rupiah) Sunber Pendanaan/pembiayaan (juta rupiah)
PROGRAM / KEGIATAN (Output/Sub LOKASI Luas Volume
No. Jumlah Penduduk Total APBD APBD
Output/Komponen) (Kec/Desa/ Wilayah SATUAN 2016 2017 2018 2019 2020 JUMLAH APBN Swasta Masyarakat
Kel/Kur) Terlayani 2016 2017 2018 2019 2020 Volume KAB PROP
Terlayani
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
A SUB SEKTOR AIR LIMBAH
A. Penyusunan MasterPlan
(1). Penyusunan Masterplan Sistem Air Limbah Skala
Kab. Pulpis Paket 1 1 500 - - - - 500 500
Kota
JUMLAH A 500 - - - - 500 500 - - - -
B. INFRASTRUKTUR AIR LIMBAH SISTEM
12.407 jiwa
SETEMPAT DAN SISTEM KOMUNAL
(1). Individual tangki septik
(a). Penyuluhan dan kampanye bebas BABS sasaran
2 Paket 1 1 1 1 1 5 452 452 452 452 452 2.259 2.259
MBR dan Non MBR)
Kelurahan,
(b). Stimulan jamban keluarga untuk MBR/miskin 865.500 Paket 1 1 1 1 1 5 452 452 452 452 452 2.259 2.259
90 Desa di 107.055 jiwa
ha
(c). Konstruksi tangki septik individual Kabupaten KSM 3765 3765 3765 3765 3765 18.825 18.072 18.072 18.072 18.072 18.072 90.360 90.360
Pulag Pisau
(d). Biaya Operasi dan Pemeliharaan Paket 3765 7530 11295 15060 37.650 - 754 1.508 2.262 3.017 7.541 7.541
(2). MCK ++
(a). Detail design (DED) Pembangunan MCK ++ Paket 1 1 1 1 1 5 140 140 140 140 140 700 700
(b). Penyuluhan dan kampanye mendorong
partisipasi masyarakat dalam pengelolaan Air Limbah Paket 1 1 1 1 1 5 28 28 28 28 28 139 139
Domestik (pada daerah yang berpotensi untuk
dibangun MCK++)
(c). Sosialisasi Rencana Pembangunan MCK ++
Paket 1 1 1 1 1 5 28 28 28 28 28 139 139
kepada masyarakat oleh Dinas Terkait
(e). Pembentukan Kelompok Swadaya Masyarakat
KSM 1 1 1 1 1 5 28 28 28 28 28 139 139
(KSM-SANIMAS)
Desa
(f). Pelatihan bagi pengurus KSM, berupa pelatihan di
Gadabung, Paket 1 1 1 1 1 5 28 28 28 28 28 139 139
bidang teknis, keuangan, dan manajerial.
Desa Belanti 5.034 jiwa 2.809 ha
(g). Sosialisasi kepada masyarakat oleh pengurus Siam, desa KSM 1 1 1 1 1 5 28 28 28 28 28 139 139
KSM ( SANIMAS) kantan dalam
(h). Pembebasan Lahan/Tanah Paket 1 1 1 1 1 5 108 108 108 108 108 540 540
(i). Konstruksi MC K ++ Unit 7 7 7 7 8 36 1.638 1.638 1.638 1.638 1.872 8.424 8.424
(j). Pembangunan sambungan rumah (SR) + Sistem
Unit 7 7 7 7 8 36 568 568 568 568 649 2.920 2.920
perpipaan (sewer)
(k). Supervisi konstruksi pembangunan MCK ++ Unit 1 1 1 1 1 5 51 51 51 51 51 253 253
(l). Supervisi konstruksi jaringan perpipaan komunal +
Unit 1 1 1 1 1 5 18 18 18 18 18 88 88
sambungan rumah
(m). Biaya Operasi dan Pemeliharaan MCK ++ Paket 1 1 1 1 4 - 85 85 85 85 340 340
(3). IPAL Komunal
(a). Penyuluhan dan kampanye mendorong
partisipasi masyarakat dalam pengelolaan Air Limbah Kel.Pulang Paket 1 1 - 139 - - - 139 139
Domestik (pada daerah yang berpotensi untuk Pisau, Desa
dibangun IPAL Komunal)
Bahaur
(b). Sosialisasi Rencana Pembangunan IPAL Hulu, Desa 31.391 Paket 1 1 - 139 - - - 139 139
Komunal kepada masyarakat oleh Dinas Terkait 12.407 jiwa
Bahaur ha
(c). Pembentukan Kelompok Swadaya Masyarakat Tengah, KSM 1 1 - 139 - - - 139 139
(KSM-SANIMAS) Desa
(d). Pelatihan bagi pengurus KSM, berupa pelatihan Bahaur Hilir Paket 1 1 - 139 - - - 139 139
di bidang teknis, keuangan, dan manajerial.
(e). Sosialisasi kepada masyarakat oleh pengurus
KSM 1 1 - 139 - - - 139 139
KSM ( SANIMAS)
D. PENGATURAN
(1). Penyusunan Perda Pengelolaan Air Limbah Paket 1 1 100 - - - - 100 100
Kab. Pulang 899.700
(2). Sosialisasi peraturan daerah tentang air limbah 124.496 jiwa
Pisau ha Paket 1 1 60 - - - - 60 60
domestik
(3). Pemantauan Kualitas lingkungan Paket 1 1 60 - - - - 60 60
JUMLAH D 220 - - - - 220 220 - - - -
TOTAL ANGGARAN A+B+C+D 22.857 24.323 36.995 24.582 25.553 134.809 114.983 17.548 2.000 - 278
Indikator kegiatan sektor sanitasi dalam hal ini sub sektor persampahan
adalah mencakup perincian dan pendetailan dari semua kegiatan yang menjadi
prioritas dalam pengelolaan persampahan di Kabupaten Pulang Pisau. Indikator ini
terbagi atas beberapa kegiatan utama, yang dibedakan berdasarkan jenis
kegiatannya masing-masing. Selain berkaitan dengan kegiatan persampahan yang
akan dilaksanakan, dalam indikasi kegiatan ini juga memberikan arahan mengenai
alokasi penganggaran atau pendanaan dari masing-masing kegiatan tersebut,
sehingga akan terlihat jelas bagaimana kegiatan itu dilaksanakan dan dari man a
sumber pendanaan nantinya. Pengembangan kebijakan dan kinerja merupakan hal
yang sangat penting ketika kegiatan pengelolaan persampahan akan dilaksanakan.
Hal ini berkaitan dengan bagaimana keberpihakan dan kesiapan dari suatu daerah
dalam mempersiapkan semua aspek pendukung baik yang menyangkut produk
perencanaan sebagai acuan kegiatan, juga aspek kualitas SDM yang akan menjadi
pelaksana kegiatan.
Sementara sasaran program/kegiatan lainnya lebih diarahkan pada
pengembangan kebijakan dan kinerja pengelolaan sampah, pengelolaan sampah dari
sumbernya, peningkatan keterampilan dan pengetahuan masyarakat terhadap
pengelolaan sampah, pengelolaan sampah dari stasiun sampai keTPA, dan
optimalisasi operasional dan pemeliharaan pengelolaan sampah di TPA.
Dari total kebutuhan pendanaan komponen program/kegiatan pembangunan
persampahan tersebut di atas, direncanakan dalan jangka tahun 2016-2020. Untuk
mewujudkan program pengembangannya diharapkan akan terserap melalui APBD
Kabupaten, APBD Propinsi, dan APBN Swasta dan Masyarakat seperti dalam tabel
berikut ini:
TOTAL ANGGARAN A+B+C+D 3.215 5.170 21.515 13.853 11.576 55.329 19.889 12.240 22.750 450
BAB V
STRATEGI MONEV
Tujuan pembangunan sanitasi tingkat kabupaten yang telah dinyatakan dalam sebuah dokumen
Strategi Sanitasi Kota (SSK). Dokumen SSK juga mencantumkam target-target pembangunan sanitasi
subsektor (Air Limbah, Persampahan dan Drainase) serta target aspek Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat.
Strategi, kebijakan, program dan kegiatan guna mendukung tercapainya tujuan pembangunan sanitasi
kabupaten/kota.
Dalam pelaksanaannya nanti, perlu dilakukan pemantauan dan evaluasi untuk proses pelaksanaan SSK
serta hasilnya guna melihat ketepatan penggunaan sumber daya baik keuangan maupun manusia.
Pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan SSK juga perlu dilakukan untuk mengetahui
hambatan/masalah dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan untuk meningkatkan kualitas proses
di kemudian hari. Pemantauan dan evaluasi SSK akan dilakukan untuk menilai capaian-capaian
subsektor sanitasi dan aspek Perilaku HidupBersih dan Sehat.
Hasil pemantauan dan evaluasi sangat penting sebagai umpan balik bagi pengambil keputusan
berkaitan :
1. Kemajuan relatif capaian strategis pembangunan sanitasi dengan dilaksanakannya kegiatan -
kegiatan pembangunan dalam kerangka kebijakan dan strategi yang disepakati;
2. Bentuk usaha peningkatkan kinerja dan akuntabilitas institusi dalam usaha pencapaian visi
pembangunansanitasi;
3. Kelembagaan untuk Pemantauan dan Evaluasi Sanitasi.
19.578 KK di area beresiko memiliki akses ke fasilitas pengolahan air limbah di tahun 2019/2020
1.Terlayaninya 26.458 penduduk (100%) wilayah perkotaan dengan pengangkutan sampah secara kontinyu pada tahun
2019/2020
42.000 1.Sosialisasi dan 1.Rp. 50 jt 1.M eningkatkan 1 Sosialisasi 1.Rp. 50 jt 1.M eningkatkan
penduduk Bimtek pengetahuan dan Bimtek 2.Rp. 180 jt pengetahuan
terlayani Persampahan 2.Rp. 180jt tentang Persampahan tentang
pengangkutan 2.Pengadaan pengelolaan 2.Pengadaan pengelolaan
3.Rp.450jt
sampah dengan tempat sampah persampahan tempat sampah persampahan
3.Rp. 450 jt 4. Rp. 510 jt
truk. terpilah untuk 2. Tersedianya terpilah untuk 2. Tersedianya
4. Rp.510 jt tempat sampah tempat sampah
rumah tangga rumah tangga
terpilah rumah terpilah rumah
3.Pengadaan tangga sebanyak 3. Pengadaan tangga
tempat sampah tempat sampah
80 unit sebanyak 80
terpilah untuk terpilah untuk
3.Tersedianya unit
umum umum
tempat sampah 3.Tersedianya
Total: Rp.
4. Supervisi dan terpilah untuk 4.Supervisi Total: Rp tempat sampah
4.578 jt
pembangunan unit umum sebanyak 30 dan 4.578 jt terpilah untuk
landasan kontainer unit. pembangunan umum sebanyak
4. Terbangunnya unit landasan 30 unit.
17 unit landasan kontainer 4.
kontainer Terbangunnya
17 unit
landasan
kontainer
Total: Rp
3.300 jt
Total: Rp.
3.300 jt
19.578 KK di area beresiko memiliki akses ke fasilitas pengolahan air limbah di tahun 2019/2020
2.TPA beroperasi
secara Sanitary
Landfill di tahun
2018
Mekanisme pelaksanaan monev adalah pemahaman bahwa Sanitasi merupakan suatu upaya
bersama,sehingga lebih bersifat sebagai gerakan sosial dan moral yang mengedepankan pendekatan
partisipatif dalam setiap elemen kegiatannya. Sebagai konsekuensinya, sistem monev Sanitasi harus
terbuka bagiketerlibatan seluruh pihak yang berkepentingan (baik pemerintah, dunia usaha dan
masyarakat), baikketerlibatan secara langsung maupun tidak langsung dalam pengelolaan
kebijakan/program Sanitasi.Mekanisme Monitoring dan Evaluasi kondisi Sanitasi ditingkat kabupaten
terdiri atas 4 (empat komponen) yaitu :
1. Pengumpulan data
Pengumpulan data merupakan proses awal dalam kegiatan Monev. Data yang dikumpulkan adalah
capaian stratejik,capaian kegiatan,dan evaluasi.
2. Analisa data dan Pelaporan
Analisis data dan Pelaporan dalam monitoring dan evaluasi sanitasi adalah untuk menggambarkan
kondisi pelaksanaan sanitasi di Kabupaten Barito Timur agar dapat berhasil dengan baik, dimana
dampak dan juga permasalahan yang timbul dapat dicarikan solusi yang terbaik bagi semua SKPD
yang terlibat dalam pelaksanaan.
3. Perencanaan dan pengambilan keputusan
Dari hasil analisis data dan laporan yang dibuat, maka langkah berikutnya adalah rencana serta
pengambilan keputusan untuk rencana tindak lanjut tentang perkembangan program dan kegiatan
Pokja AMPL kedepan.
4. Tindakan Pengimplementasian
Langkah terakhir dari Monev Program Sanitasi adalah implementasi perencanaan dan keputusan
yang telah diambil dari rangkaian tahap di atas. Mekanisme Monev ini untuk mengetahui tercapai
atau tidaknya sasaran dari kebijakan/program sanitasi di tingkat kabupaten, yaitu dengan
memonitor pelaksanaan kebijakan oleh berbagai pelaku melalui indikator keluaran dan manfaat
serta mengevaluasi hasil-hasilnya melalui indikator dampak sebagai masukan perumusan kembali
kebijakan dan program.