2 02 0 - 2 02 4
P E R C E P A T AN P E M B A N G U N A N
SANI T ASI P E R M U K I MAN (
PPSP)
2 02 0 - 2 02 4
Tim Pengarah Penyusunan MPP
Direktur Perkotaan, Permukiman, dan Perumahan, Bappenas
Direktur Sinkronisasi Urusan Pemerintahan Daerah (SUPD) II,
Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah, Kementerian
Dalam Negeri
Direktur Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman (PPLP),
Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat
Direktur Kesehatan Lingkungan, Direktorat Jenderal Kesehatan
Masyarakat, Kementerian Kesehatan
Kontributor
Ichsan Fadlil, Rinaldy Pradana, Nandia Gresita Trinanda, Anita Rentauli
Gultom, Nitta Rosalin Ramdhan, Cahyadi Ramdhan, Ully Nurmalasari B,
Bachtarudin Gunawan, Wita Purwasih, Elga Novirania, Asep Muhaimin
Editor
Dhanang Tri Wuriyandoko
Informasi
Sekretariat PMU PPSP
Jalan Lembang Nomor 35, Menteng
Jakarta Pusat 10310
Telepon : (021) 3190-3909
Fax : (021) 392-4113
sekretariatpmu@yahoo.com
PENGANTAR
Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) dimaksudkan
untuk mengarusutamakan pembangunan sanitasi agar pembangunan dan
layanan sanitasi dapat diakses oleh seluruh masyarakat. Program PPSP berada
di bawah koordinasi Kelompok Kerja Perumahan, Permukiman, Air Minum dan
Sanitasi (Pokja PPAS) Nasional.
LAMPIRAN
AMPL = Air Minum dan Penyehatan Lingkungan
APBD = Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
APBN = Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasional
BABS = Buang Air Besar Sembarangan
BPIW = Balai Prasarana Infrastruktur Wilayah
CC = Coaching Clinic
CF = City Facilitator (Fasilitator Kabupaten/Kota)
EHRA = Environmental Health Risk Assessment
Konreg = Konsultasi Regional
MPP = Manual Pengelolaan Program
Musrenbang = Musyawarah Perencanaan Pembangunan
OPD = Organisasi Perangkat Daerah
PD = Perangkat Daerah
Permen = Peraturan Menteri
Perpres = Peraturan Presiden
PF = Provincial Facilitator (Fasilitator Provinsi)
Pokja = Kelompok Kerja
PP = Peraturan Pemerintah
PPAS = Perumahan, Permukiman, Air Minum dan Sanitasi
PUPR = Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
RDTRK = Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten/Kota
Renstra = Rencana Strategis
RKA = Rencana Kerja Anggaran
RKPD = Rencana Kerja Pemerintah Daerah
RPIJM = Rencana Pembangunan Investasi Jangka Menengah
RPJMD = Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
RPJMN = Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
RSP = Roadmap Sanitasi Provinsi
RTRW = Rencana Tata Ruang Wilayah
SPALD-S = Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Setempat
SPALD-T = Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat
SPM = Standar Pelayanan Minimal
SSK = Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota
MPP - PPSP 1
Sanitasi merupakan salah satu pelayanan Buruknya kondisi sanitasi ini berdampak
dasar yang masih perlu mendapatkan negatif di banyak aspek kehidupan, mulai
perhatian lebih besar dan perlu dari turunnya kualitas lingkungan hidup
ditingkatkan menjadi prioritas masyarakat, tercemarnya sumber air
pembangunan terutama di tingkat minum bagi masyarakat, meningkatnya
pemerintah daerah. Hal ini terindikasi dari jumlah kejadian diare dan stunting pada
kondisi sanitasi di Indonesia yang masih balita, turunnya daya saing maupun citra
relatif buruk dan jauh tertinggal dari sektor- kabupaten/kota, hingga menurunnya
sektor pembangunan lainnya. perekonomian kabupaten/kota. Untuk
memperbaiki kondisi sanitasi, Pemerintah
Sampai dengan akhir tahun 2018 akses telah melakukan berbagai upaya guna
layak air limbah mencapai 74,58% meningkatkan kapasitas sumber daya
(termasuk akses aman 7,42%), akses belum manusia, kualitas sarana dan prasarana,
layak 16,06%, dan 9,36% masih buang air serta layanan sanitasi di daerah.
besar sembarangan di tempat terbuka.*
Artinya masih terdapat sekitar 66 juta Program PPSP merupakan program
penduduk Indonesia yang belum pembangunan sanitasi yang terintegrasi
mendapatkan akses terhadap air limbah dari Pusat hingga ke daerah, melibatkan
layak. Di bidang persampahan, seluruh pihak dari kalangan pemerintah
pengangkutan sampah mencapai 58,50%, dan non-pemerintah di seluruh tingkatan
pengurangan sampah 1,55%, dan pemerintahan. Program ini sampai dengan
penduduk tidak terlayani sampah tahun 2019 sudah melibatkan setidaknya
mencapai 39,95%.** 489 kabupaten/kota di 34 provinsi yang
termasuk dalam kategori rawan sanitasi,
yang mencakup kota metropolitan besar
Keterangan:
*Sumber: Survey Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) KOR, Badan dan sedang, ibukota provinsi, kota-kota
Pusat Statistik, 2018, diolah Bappenas yang berstatus otonom, serta kawasan
**Sumber: Riset Kesehatan Dasar, Kementerian Kesehatan,
2018 dan Susenas Modul Kesehatan dan Perumahan 2016,
perkotaan di wilayah kabupaten/kota.
Badan Pusat Statistik, diolah Bappenas
penduduk Indonesia atau
sekitar 66 juta orang tidak
memiliki akses air limbah
layak di tahun 2018
Untuk mendukung pelaksanaan PPSP yang RSP sangat membantu pemerintah provinsi
optimal maka dibentuk PMU di bawah dalam menetapkan pola koordinasi,
Bappenas dan 3 (tiga) unit PIU yang masing- pembinaan, maupun pola alokasi pendanaan
masing berkedudukan di bawah APBD provinsi untuk pembangunan sanitasi di
Kementerian Kesehatan, Kementerian wilayahnya.
Dalam Negeri, serta Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat di Program PPSP 2020-2024 diharapkan
tingkat Pusat. Di daerah PPSP dapat terus mengembangkan keberhasilan
dikoordinasikan oleh provinsi untuk Program PPSP 2015-2019 sehingga dapat
kabupaten/kota di wilayahnya. memberikan manfaat yang lebih nyata dan
lebih besar lagi bagi pembangunan
Program PPSP 2010-2014 mendapatkan sanitasi nasional sesuai dengan target
sambutan yang luar biasa hal ini terlihat capaian sanitasi dalam Rencana
dengan jumlah peserta melampaui target Pembangunan Jangka Menengah Nasional
330 kabupaten/kota. Hingga akhir 2018, (RPJMN) 2020-2024 yaitu 90% akses layak
sebanyak 489 kabupaten/kota di 34 air limbah (termasuk 15% akses aman), 0%
provinsi telah memiliki SSK, 343 Buang Air Besar Sembarangan (BABS) di
kabupaten/kota di antaranya telah tempat terbuka, dan 100% sampah
memutakhirkan SSK. Namun demikian perkotaan terkelola dengan baik (20%
fakta menunjukkan bahwa masih ada pengurangan sampah dan 80%
kabupaten/kota yang belum penanganan sampah). Fokus utama
mengimplementasikan SSK-nya secara program PPSP 2020-2024 adalah kegiatan
efektif. implementasi untuk peningkatan akses
dan layanan sanitasi berkelanjutan yang
Tidak hanya di tingkat kabupaten/kota, akan menjadi jawaban terhadap tantangan
perencanaan sanitasi juga dibangun di tingkat pembangunan sanitasi menuju akses aman
provinsi. Hingga akhir tahun 2018 terdapat 32 pada tahun 2030.
provinsi yang telah memiliki Roadmap Sanitasi
Provinsi (RSP) yang berisikan tentang strategi Untuk mendukung pelaksanaan PPSP 2020-
dan fokus pembangunan sanitasi di wilayah 2024 maka peran yang dijalankan masing-
provinsi. masing pihak harus dipahami sehingga disusun
Manual Pengelolaan Program (MPP) PPSP
sebagai panduan seluruh pelaksana dan
pengelola PPSP.
MPP - PPSP 4
1 . 1 M AK SU D 1 . 3 RUA NG LI NGK UP
Sedangkan tujuan MPP-PPSP adalah sebagai Seluruh anggota Program Management Unit
Terwujudnya pemahaman yang sama dari Advokasi dan Pemberdayaan (AP), PIU
Kelembagaan dan Pendanaan (KP), dan PIU Teknis.
seluruh pihak yang terkait dengan
Tingkat Provinsi :
penyelenggaraan program PPSP 2020-
Kelompok Kerja (Pokja) Pembangunan
2024.
Perumahan, Permukiman, Air Minum dan
Terlaksananya penyelenggaraan
Sanitasi (Pokja PPAS)/Air Minum dan
program PPSP 2020-2024 secara
Penyehatan Lingkungan (Pokja AMPL)
optimal oleh seluruh pihak terkait.
/Sanitasi Provinsi atau Pokja dengan nama lain
Terakomodasinya seluruh kegiatan
yang membidangi sanitasi.
PPSP dalam perencanaan dan
Tingkat Kabupaten/Kota :
penganggaran formal masing-masing
Pokja PPAS/AMPL/Sanitasi Kabupaten/Kota atau
pihak terkait.
Pokja dengan nama lain yang membidangi
sanitasi.
MPP - PPSP 5
Po t e n s i Su m b e r Pe n d a n a a n Pe m b a n gu n a n Sa n i t a s i
Desa, Bantuan Keuangan), Masyarakat, Zakat- Infaq-Sodaqoh-Wakaf (ZISWAF), Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU), Corpo
Pe t a J a la n ( Roadmap) PPSP 2020 - 2024
Ta h u n J u m la h Ka b / Ko t a Pe n d a m p in ga n Pr o v in s i
34 p r o v in s i *
2020 66 ka b u p a t e n / ko t a
34 p r o v in s i *
2021 66 ka b u p a t e n / ko t a
34 p r o v in s i *
2022 62 ka b u p a t e n / ko t a
34 p r o v in s i *
2023 62 ka b u p a t e n / ko t a 34 p r o v in s i *
2024 52 ka b u p a t e n / ko t a
sampah perkotaan terkelola dengan baik (20% 2024, terdapat definisi akses baru yang
Pe nge lo la a n Sa m p a h d i Pe r ko t a a n
Pe n gu r a nga n Sa m p a h Pe n a nga na n Sa m p a h
m e l ip u t i ke gia t a n : m e l ip u t i ke gia t a n :
p e m ila h a n
p e m b a t a sa n t im b u la n sa m p a h
p e nd a u r a n- u la n g sa m p a h p e n gu m p u la n
p e n ga n gku t a n
p e m a n fa a t a n ke m b a li sa m p a h
p e n go la h a n
p e m r o se sa n
MPP - PP SP 10
Buang Air Besar Sembarangan (BABS) Tertutup, yaitu pengguna fasilitas sanitasi
yang memiliki tempat pembuangan akhir tinja berupa kolam/sawah/ sungai/ danau/
laut, dan atau/ pantai/ tanah lapang/ kebun dan lainnya.
Buang Air Besar Sembarangan (BABS) di tempat Terbuka, yaitu pengguna yang tidak
memiliki fasilitas tempat buang air besar dan yang memiliki fasilitas tetapi tidak
menggunakan.
MPP - PP SP 11
Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah Dalam Perpres 185/2014 ini disebutkan bahwa
ketentuan mengenai jenis dan mutu pelayanan untuk mempercepat penyediaan air minum dan
dasar yang merupakan urusan pemerintahan sanitasi maka Pemerintah menyusun kebijakan
wajib yang berhak diperoleh setiap warga dan strategi nasional pengembangan sistem air
Negara secara minimal. minum dan sanitasi yang dijabarkan dalam
bentuk Peta Jalan (Roadmap) Air Minum dan
Sanitasi Nasional.
MPP - PPSP 14
pemanfaatan hasil pengolahan air limbah dengan jenis pelayanan dasar dan mutu
domestik, dan (f) memberikan kepastian pelayanan dasar.
hukum dalam penyelenggaraan SPALD.
Penerima pelayanan dasar SPM PUPR
Dalam Permen PUPR Nomor pemerintah daerah provinsi terdiri atas rumah
04/PRT/M/2017 disebutkan bahwa tangga yang termasuk dalam wilayah pelayanan
tanggung jawab Pemerintah Pusat dalam pengolahan air limbah domestik regional,
penyelenggaraan SPALD, meliputi: (a) terutama diprioritaskan kepada masyarakat
penetapan pengembangan SPALD secara miskin atau tidak mampu dan berdomisili pada
nasional, (b) pengelolaan dan area berisiko pencemaran air limbah domestik
pengembangan SPALD lintas daerah dan dekat badan air.
provinsi, dan (c) pengelolaan dan
pengembangan SPALD untuk kepentingan Penerima pelayanan dasar SPM PUPR
strategis nasional. Sedangkan provinsi kabupaten/kota terdiri atas rumah tangga
bertanggung jawab dalam pengelolaan yang termasuk dalam wilayah pelayanan
dan pengembangan sistem air limbah pengolahan air limbah domestik
domestik regional. Adapun kabupaten/kota, terutama diprioritaskan
kabupaten/kota bertanggungjawab dalam kepada masyarakat miskin atau tidak
pengelolaan dan pengembangan sistem mampu dan berdomisili pada area berisiko
air limbah domestik dalam daerah pencemaran air limbah domestik dan dekat
kabupaten/kota. badan air.
M. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
(c) Penyusunan rencana pemenuhan
100 Tahun 2018 Tentang Penerapan
pelayanan dasar, termuat dalam RPJMD
Standar Pelayanan Minimal (SPM)
yang meliputi: (i) gambaran umum kondisi,
(ii) gambaran pengelolaan keuangan
Permendagri ini menjelaskan tentang tahapan
daerah, (iii) permasalahan dan isu strategis
penerapan SPM, koordinasi penerapan SPM,
daerah, (iv) strategi, arah dan kebijakan,
pembiayaan, pelaporan, pembinaan, dan
dan program pembangunan daerah,
pengawasan penerapan SPM di provinsi dan
kerangka pendanaan pembangunan, kinerja
kabupaten/kota.
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.
Sejalan dengan target pembangunan nasional Sedangkan target pelaksanaan PPSP 2020
sanitasi maka tujuan PPSP 2020- 2024 adalah – 2024 adalah sebagai berikut :
sebagai berikut :
Tersusun dan termutakhirkannya secara
Mendorong percepatan pembangunan rutin dokumen perencanaan sanitasi
sanitasi permukiman melalui penciptaan (SSK) di seluruh kabupaten/kota di
suasana yang mendukung (enabling Indonesia yang menjadi rujukan bagi
environment), yang mampu melibatkan daerah dalam implementasi
partisipasi berbagai pihak dan pembangunan sanitasi di wilayahnya.
menstimulasi Pemerintah Daerah untuk
mewujudkan komitmen dalam Terlaksananya implementasi pem-
pembangunan dan pelayanan sanitasi. bangunan sanitasi sesuai SSK di
kabupaten/kota prioritas di 34 provinsi*
Mengimplementasikan dokumen di Indonesia dengan keterlibatan aktif
perencanaan sanitasi daerah dalam peran provinsi dalam mengawal dan
rangka peningkatan akses sanitasi serta mengkoordinasikan implementasi
pembentukan layanan sanitasi pembangunan sanitasi di kabupaten/
berkelanjutan dengan memberikan kotanya.
dukungan kepada Pemerintah Daerah
untuk berkontribusi dan berkomitmen Terselenggaranya dukungan imple-
dalam menyiapkan perencanaan yang mentasi pembangunan sanitasi oleh
lebih baik serta implementasi Pusat dan provinsi berupa: (a)
pembangunan yang lebih cepat dan pengembangan program, (b)
tepat sasaran untuk mendorong peningkatan kapasitas kepada provinsi/
pencapaian target sanitasi dalam RPJMN kabupaten/kota dalam implementasi
2020-2024. sanitasi, (c) advokasi kepada para
pemangku kepentingan, (e)
Meningkatkan peran provinsi dan pengembangan mekanisme pendanaan
kabupaten/kota melalui pendampingan pembangunan sanitasi, (f) serta
berjenjang dalam mewujudkan penyediaan sistem pemantauan dan
peningkatan akses dan layanan sanitasi evaluasi program PPSP.
berkelanjutan dengan dukungan dari
aspek regulasi, kelembagaan, Keterangan:
(*) khusus Provinsi DKI Jakarta, implementasi SSK langsung berada
pendanaan, perubahan perilaku, dan di bawah koordinasi Pemerintah Pusat.
pembangunan infrastruktur.
KOMPREHENSIF
Pembangunan sanitasi permukiman dalam PPSP dilakukan dalam
ruang lingkup yang meliputi seluruh aspek teknis maupun non-
teknis. Pendekatan ini dikembangkan mengingat sanitasi
permukiman berkaitan dengan seluruh aspek kehidupan seperti
kesehatan, infrastruktur, lingkungan hidup, religiusitas, keuangan,
perekonomian, hingga kesejahteraan dan produktivitas
masyarakat.
SINERGITAS
PPSP dilakukan secara bersama-sama oleh Pusat, daerah, serta
stakeholders non-pemerintah lainnya melalui kesatuan pendekatan
pembangunan yang utuh. Sebagai sebuah urusan konkuren,
pembangunan sanitasi dalam PPSP dilaksanakan berdasarkan
kesesuaian dan sinergitas perencanaan serta penganggaran, sinergitas
dengan program sanitasi lainnya, dan implementasi berdasarkan target
yang disepakati oleh semua pemangku kepentingan baik di Pusat dan
daerah.
KOMITMEN
Komitmen yang kuat dari tokoh kunci pemangku kepentingan sangat
NITASI PERMUKIMAN
BERKELANJUTAN
Pembangunan sanitasi permukiman dirancang terus menerus untuk dilakukan
hingga seluruh warga masyarakat di Indonesia mendapatkan akses layak dan
aman terhadap sanitasi. Kondisi aman ini harus terus dipertahankan melalui
pembangunan sanitasi berkelanjutan pada masa kini hingga berganti
generasi/antar generasi. Prinsip keberlanjutan ini meletakkan proses
pembangunan sanitasi yang dilakukan saat ini dalam program PPSP untuk
dapat memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan
kebutuhan masa depan sekaligus dapat terjaminnya kualitas lingkungan bagi
generasi mendatang.
PPSP
MPP - PP SP 21
Pemerintah Pusat akan lebih fokus pada Struktur dan pembagian tugas masing- masing
peran pengembangan program, pihak dapat dijelaskan sebagai berikut.
peningkatan kapasitas, advokasi,
konsolidasi pendanaan, serta pemantauan 3.1TINGKATPUSAT
dan evaluasi. Pemerintah Provinsi pada
koordinasi, supervisi, fasilitasi, Pengelolaan program PPSP di tingkat
peningkatan kapasitas, serta pemantauan Pusat difokuskan pada aspek-aspek yang
dan evaluasi pelaksanaan program di bersifat strategis seperti: pengembangan
wilayahnya. Sedangkan pemerintah kebijakan dan strategi pembangunan
kabupaten/kota lebih fokus pada sanitasi permukiman serta koordinasi dan
penyusunan perencanaan strategis, pengembangan program. Pengelolaan
memorandum program, implementasi, program di tingkat Pusat dibagi menjadi
advokasi dan pemasaran, hingga tiga tingkatan, yaitu: penanggung jawab,
pemantauan dan evaluasi pelaksanaan koordinator, dan pengelola harian
PPSP di daerahnya. program.
MPP - PPS P 22
pemberdayaan sanitasi.
Melakukan kegiatan peningkatan
Menyediakan sumber daya manusia (SDM) kapasitas bagi kelompok kerja di daerah
bantuan teknis dalam bidang advokasi, atau panduan terkait dengan tugas PIU
Pokja PPAS dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Kepala Daerah, dan terdiri dari
beberapa dinas/badan perangkat daerah yang tugas dan fungsinya terkait urusan sanitasi
mengacu pada Perda tentang Perangkat Daerah yang merupakan mandat dari Peraturan
Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah.
MPP - PP SP 31
okja PPAS Provinsi, Pokja PPAS Kabupaten/Kota juga dibentuk berdasarkan surat keputusan Kepala Daerah, dan terdiri dari
beberapa dinas/badan perangkat daerah yang mengampu urusan
erumahan, permukiman, air minum, dan sanitasi. Walaupun di dalam pedoman ini secara struktural berlaku untuk semua pengampu ur
ermukiman, air minum, dan sanitasi, namun tugas dan fungsi serta pelaksanaan akti fi tas pokja nya hanya dijelask
sanitasi.
k urusan perumahan, permukiman, dan air minum dijelaskan dalam pedoman sejenis yang dikeluarkan oleh pengelo
urusan tersebut.
MPP - PP SP 34
1) Ketua, dijabat oleh Sekretaris Daerah 4) Ketua Bidang, dijabat oleh Kepala PD,
yang secara formal melaksanakan fungsi dan Wakil Ketua Bidang dijabat oleh
dan memiliki kewenangan koordinatif pejabat setingkat Kepala Bidang (Kabid)
terhadap PD yang mempunyai tugas dan pada PD terkait yang kesehariannya
fungsi sanitasi, serta selaku Ketua Tim melaksanakan tugas dan fungsi Ketua Bidang.
Anggaran Pemerintah Daerah.
5) Anggota pada setiap bidang berasal dari
2) Ketua Harian, dijabat oleh Asisten pejabat/staf dari PD yang bertanggung
Perekonomian dan Pembangunan atau jawab melaksanakan tugas dan fungsi setiap
sebutan lain yang secara formal bidang dan melibatkan pejabat/staf dari PD
melaksanakan fungsi membantu lainnya yang dalam pelaksanaan tugas
Sekretaris Daerah dalam dan fungsinya memiliki
mengkoordinasikan administrasi hubungan/keterkaitan dengan bidang
pembangunan daerah atau tugas dan dimaksud.
fungsi lainnya yang ditetapkan sesuai
dengan peraturan daerah tentang Perincian tugas tiap unsur dalam organisasi
perangkat daerah. Pokja PPAS Kabupaten/Kota dijelaskan lebih
lanjut dalam Lampiran B.
3) Sekretaris, dijabat oleh Kepala Bappeda
atau sebutan lain, merangkap juga
sebagai ketua bidang perencanaan pokja.
Secara formal melaksanakan tugas-tugas
kesekretariatan dan fungsi koordinasi
perencanaan atau tugas dan fungsi
lainnya yang ditetapkan sesuai dengan
peraturan. Untuk mendukung kelancaran
tugas dan fungsi sekretaris dibantu
tenaga sekretariat tim Pokja PPAS yang
anggotanya berunsurkan pejabat/staf di
lingkungan Bappeda dan PD lain.
MPP - PP SP 35
B. PENDUKUNG DI PROVINSI
Fasilitator Kabupaten/Kota
Membantu menciptakan kondisi yang kondusif
di kabupaten/kota bagi pembangunan sanitasi
Dukungan fasilitator kabupaten/kota atau dengan melakukan pemetaan pembangunan
city facilitator (CF) dimaksudkan agar sanitasi di kabupaten/kota secara multi aspek.
kabupaten/kota terdampingi dengan
Membantu kabupaten/kota dalam proses
fasilitator yang handal dalam mendukung
konsultasi/supervisi dengan provinsi saat
kabupaten/kota menyusun atau
pra-Lokakarya dan Lokakarya SSK di
memutakhirkan SSK dan implementasi SSK.
provinsi.
Mengawal implementasi SSK khususnya
Fasilitator kabupaten/kota dapat internalisasi SSK dalam proses perencanaan
disediakan oleh kabupaten/kota dan penganggaran formal.
bersangkutan dengan merekrut fasilitator
Berkoordinasi dengan program-program
yang mendampingi Pokja PPAS sanitasi lainnya di lapangan untuk
kabupaten/kota sesuai tugas dan mengakselerasi pencapaian target sanitasi
fungsinya dalam program PPSP. Dukungan nasional.
fasilitator kabupaten/kota diharapkan
dilakukan setiap tahun selama
Kesekretariatan
pelaksanaan PPSP 2020-2024 yang
lingkup tugasnya akan disesuaikan
Dukungan kesekretariatan di kab/kota sangat
dengan kondisi masing-masing
diperlukan terutama untuk membantu Pokja
kabupaten/kota.
kab/kota dalam lingkup administrasi kegiatan
PPSP, pengelolaan keuangan program, dan
Secara garis besar tugas CF adalah: koordinasi antar anggota Pokja. Kantor
Sekretariat dapat dilengkapi dengan sarana kerja
Membantu Pokja PPAS kabupaten/kota yang memadai diantaranya: (a) ruang kerja dan
dalam mengembangkan sistem yang ruang rapat Pokja beserta perlengkapannya, (b)
efektif dalam pembangunan sanitasi. komputer, printer, fasilitas internet, serta alat
tulis kantor (ATK).
MPP - PPS P 39
Tenaga
Ahli
Peningkatan
Koordinasi Program Kapasitas
Advokasi Stakeholders
Supervisi Perencanaan & Koordinasi Program
Implementasi Advokasi Stakeholders
Fasilitasi & Sinkronisasi Advisori Pengembangan
Program/Kegiatan Kebijakan
Koordinasi &
Fasilitator Advisori Pengembangan
Konsultasi Fasilitator
Kebijakan
Provinsi Kab/Kota
MPP - PPSP 40
I NT E RV E N SI PPSP
EHRA SSK N N + 1 N +2
SSK ( b a r u /
Tid a k A d a Tid a k A d a p e m u t a kh i r a n ) Im p le m e n t a s i
EHRA
Tid a k Be r la ku Tid a k Be r la ku Im p le m e n t a s i SSK ( M 4 )
SSK ( M 1 - M 3 )
Tin ja u U la n g SSK
M a s ih Be r la ku : Im p le m e n t a s i Re p l ika s i d a n Esk a la s
M a s ih Be r la ku : Im p le m e n t a s i SS K ( M 4 ) i La y a n a n Sa n i t a s i
3 <5thn <5thn
SSK ( M 1 - M 3 ) & Pe n in gka t a n A k se
s
dengan dasar EHRA yang masih berlaku. fasilitator kabupaten/kota dan provinsi secara
Setelah penyusunan Bab 1 (B1) sampai mandiri untuk membantu proses pemutakhiran
dan menyiapkan materi audiensi/advokasi yang berada dalam kondisi seperti ini
dan Bab 5 dalam SSK paralel dengan dimanfaatkan oleh provinsi dan
1. Sosialisasi pelaksanaan program PPSP kepada para pihak di kabupaten/kota (Januari - Desember)
3. Koordinasi pelaksanaan program PPSP di kabupaten/kota (kick off kab/kota, kick-off provinsi, dan rapat/pertemuan) (Januari
- Desember)
5a. Pembaharuan atau pembentukan Pokja kabupaten/kota untuk pelaksanaan program PPSP N+1 (Juli - Desem
5b. Penyusunan Renja Pokja kabupaten/kota & penyusunan anggaran kegiatan PPSP N+1 (Juli - Desember)
7. Pelaksanaan kegiatan rutin pembangunan sanitasi fisik dan non-fisik (Januari - Desember)
8. Pemantauan dan Evaluasi pelaksanaan program PPSP (input progres PPSP & database ke Nawasis, kunjungan lapangan, rapat koordinasi monev) (Januari - Desem
Fe b r u a r i April Juni A gu s t u s O kt o b e r De se m b e r
2. Koordinasi pelaksanaan program PPSP di kabupaten/kota (kick off kab/kota, kick-off provinsi, dan rapat/pertemuan) (Januari
- Desember)
4b. Pelaksanaan kegiatan pembangunan sanitasi fisik dan non-fisik di kabupaten/kota (Januari- Desember)
7. Pemantauan dan Evaluasi pelaksanaan program PPSP (input progres PPSP dan database ke Nawasis, kunjungan lapangan, rapat koordinasi monev) (Januari - Dese
Fe b r u a r i April Juni A gu s t u s O kt o b e r De se m b e r
4. Pelatihan dan pendampingan EHRA oleh provinsi kepada kabupaten/kota (Maret - Desember)
7. Advokasi implementasi sanitasi kepada Gubernur, legislatif, dan para pemangku kepentingan lainnya (Januari - Desember)
Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan Program PPSP (monev melalui Nawasis dan kunjungan lapangan ke kab/kota, rapat koordinasi monev, surat hasil monev) (Ja
Fe b r u a r i April Juni A gu s t u s O kt o b e r De se m b
er
Fe b r u a r i April Juni A gu s t u s O kt o b e r De se m b e
2. Pengadaan dan penempatan Tenaga Ahli Pusat pendukung PMU-PIU (Januari - Desember)
1. Koordinasi pelaksanaan PPSP di Pusat (kick-off nasional, kick-off provinsi, rapat/pertemuan) (Januari - Desember)
2. Advokasi implementasi PPSP (legislatif, kepala daerah, pemangku kepentingan lainnya) (Januari - Desember)
Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan Program PPSP (monev melalui Nawasis dan kunjungan lapangan, rapat koordinasi monev, surat hasil monev, review dan upd
Fe b r u a r i April Juni A gu s t u s O kt o b e r
1. Ketua:
Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas kepada
Bertanggung jawab atas kelancaran dan
Ketua Pokja.
pengendalian pelaksanaan fungsi dan tugas
Pokja PPAS provinsi.
3. Sekretaris:
Mengendalikan pelaksanaan fungsi dan tugas
pembinaan dan pengawasan yang dilakukan
Mengkoordinasikan pelaksanaan fungsi dan
oleh Pokja PPAS.
tugas setiap bidang terkait dengan
Memberikan arahan kebijakan Program PPSP kepada
perencanaan, pengganggaran, pelaksanaan,
setiap anggota Pokja PPAS agar setiap bidang dapat
pengendalian, dan evaluasi program dan
melaksanakan fungsi dan tugas secara optimal.
kegiatan Pokja PPAS Provinsi.
Memastikan optimalisasi dukungan seluruh sumber
Memfasilitasi dan harmonisasi pelaksanaan fungsi
daya untuk kelancaran fungsi dan tugas Pokja PPAS
dan tugas serta membina hubungan kerja antar
provinsi.
bidang Pokja PPAS Provinsi.
Melaksanakan tugas lain terkait dengan
Menyiapkan bahan masukan perumusan kebijakan
pelaksanaan Program PPSP yang ditugaskan
penguatan kelembagaan Pokja PPAS dan
oleh Gubernur dan bertanggung jawab atas
kelembagaan pengelola sanitasi di provinsi dan
pelaksanaan tugas kepada Gubernur.
dalam kerangka fasilitasi ke kabupaten/kota.
Menyiapkan laporan Program PPSP berdasarkan
2. Ketua Harian:
laporan yang dihimpun dari setiap bidang Pokja
PPAS Provinsi.
Membantu ketua dalam menjamin kelancaran dan
Fasilitasi pelaksanaan pemantauan dan evaluasi
pengendalian pelaksanaan fungsi dan tugas Pokja
PPSP oleh Pokja PPAS Provinsi ke kabupaten/ kota
PPAS Provinsi.
dan konsultasi ke Pusat serta melakukan update
Membantu ketua dalam mengendalikan
NAWASIS secara reguler.
pelaksanaan fungsi dan tugas pembinaan dan
Fasilitasi penyusunan Roadmap Sanitasi
pengawasan yang dilakukan oleh Pokja PPAS
Provinsi dan mengelola database Roadmap
Provinsi.
Sanitasi Provinsi.
Membantu ketua dalam memberikan arahan
Fasilitasi tim Pokja PPAS guna menghadiri
kebijakan Program PPSP kepada setiap anggota
pertemuan tahunan kabupaten/kota peserta
Pokja PPAS Provinsi agar setiap bidang dapat
PPSP dan agenda supervisi penguatan
melaksanakan fungsi dan tugas secara optimal.
kapasitas kabupaten/kota dalam
Membantu ketua dalam memastikan
penyusunan/pemutakhiran SSK atau lokakarya
optimalisasi dukungan seluruh sumber daya
SSK dan implementasi SSK.
untuk kelancaran fungsi dan tugas Pokja PPAS
Melaksanakan tugas lain yang ditugaskan oleh Ketua
Provinsi.
Pokja PPAS dan bertanggung jawab atas
Membantu ketua dalam melaksanakan tugas lain
pelaksanaan tugas terhadap Ketua Pokja dan Ketua
terkait dengan pelaksanaan Program PPSP yang
Harian Pokja PPAS Provinsi.
ditugaskan oleh Gubernur.
MPP - PPSP LAMPI RAN A - 2
4. Bidang Perencanaan:
Melaksanakan tugas lain terkait dengan bidang
perencanaan yang ditugaskan oleh Ketua Pokja.
Mengkoordinasikan penyusunan
Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas kepada
Roadmap Sanitasi Provinsi (RSP) serta
Ketua Pokja.
updating NAWASIS. Mengkoordinasikan
perencanaan program dan kegiatan PPSP
5. Bidang Pendanaan:
jangka panjang, jangka
menengah dan tahunan.
Mengkoordinasikan penyusunan Rencana Kerja dan
Melakukan supervisi agar perumusan kebijakan
Anggaran Perangkat Daerah (RKA-PD) untuk
penyusunan dan/atau pemutakhiran SSK sesuai
mendukung pendanaan Program PPSP provinsi dan
dengan dokumen perencanaan pembangunan
fasilitasi kabupaten/kota.
daerah kabupaten/kota.
Mengkoordinasikan rencana pendanaan program
Memverifikasi dan mensinkronisasikan usulan
dan kegiatan PPSP provinsi, kabupaten/kota dan
program dan kegiatan prioritas sanitasi dalam
pusat yang akan didanai melalui APBN dan
SSK yang akan diajukan dalam lokakarya SSK.
APBD provinsi atau sumber pendanaan lainnya
Mengkoordinasikan lokakarya SSK di provinsi
yang sah dalam lokakarya SSK.
serta mensinkronisasikan rencana program dan
Mengawal pendanaan APBD provinsi terkait
kegiatan prioritas sanitasi yang diusulkan
sarana dan prasarana sanitasi regional
kabupaten/kota berdasarkan sumber pendanaan
teralokasi, baik untuk investasi baru maupun
APBN dan APBD provinsi atau sumber
operasional dan pemeliharaan ke dalam RKA-PD
pendanaan lainnya yang sah, semenjak
provinsi.
pelaksanaan MUSRENBANG.
Mengkoordinasikan penyiapan laporan
Menyiapkan input untuk Pokja PPAS dalam
pertanggungjawaban keuangan dan penyiapan
memberikan saran dan masukan kepada PD
laporan alih pengelolaan sarana dan
terkait dalam rangka persiapan percepatan
prasarana/aset sanitasi provinsi serta fasilitasi
pemenuhan layanan sanitasi di wilayah provinsi
pengelolaan keuangan dan alih pengelolaan
dan kabupaten/kota dan/atau antar
sarana dan prasarana/aset sanitasi
kabupaten/kota dalam provinsi baik mencakup
kabupaten/kota.
pelaksanaan kegiatan sosialisasi maupun
Memberikan saran dan pertimbangan terkait
implementasi pembangunan sanitasi.
dengan penyusunan rencana pendanaan,
Menyiapkan input untuk Pokja PPAS dalam
penatausahaan dan pelaporan keuangan dan
memberikan saran dan masukan dalam rangka
aset Program PPSP provinsi dan fasilitasi
sinkronisasi pelaksanaan percepatan
kabupaten/kota.
pemenuhan layanan sanitasi oleh PD provinsi,
Memberikan saran dan pertimbangan terkait dengan
kabupaten/kota, maupun kementerian/lembaga
rencana pendanaan provinsi untuk mendukung
terkait.
pelaksanaan program dan kegiatan PPSP
Menyiapkan input untuk Pokja PPAS dalam
kabupaten/kota.
rangka melakukan tindakan-tindakan korektif
Mendukung kelancaran penyediaan anggaran
yang perlu diambil oleh PD provinsi,
untuk pelaksanaan program dan kegiatan PPSP.
kabupaten/kota, maupun kementerian/lembaga
Mengkoordinasikan rencana pendanaan bagi
terkait apabila terjadi penyimpangan dalam
implementasi, semenjak pelaksanaan
pelaksanaan pembangunan sanitasi permukiman
Musrenbang.
baik fisik dan non fisik.
Menyampaikan laporan setiap triwulan atas
Menyiapkan input untuk Pokja PPAS dalam
pelaksanaan fungsi dan tugas bidang pendanaan
penyiapan implementasi pembangunan sanitasi.
kepada Ketua Pokja PPAS atau pokja lainnya
Menyiapkan input laporan kerja terkait bidang tugas
yang membidangi sanitasi provinsi.
secara berkala kepada Ketua Pokja PPAS.
MPP - PPSP LAMPI RAN A - 3
6. Bidang Teknis:
8. BIdang Pemantauan dan Evaluasi:
1. Ketua:
Membantu ketua dalam melaksanakan tugas
lain terkait dengan pelaksanaan Program PPSP
Bertanggung jawab dalam pelaksanaan peran,
yang ditugaskan oleh bupati/walikota.
fungsi, dan tugas Pokja PPAS Kabupaten/Kota.
Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas kepada
Mengendalikan pengelolaan kerja Pokja agar tetap
Ketua Pokja.
sesuai dengan visi/misi kabupaten/kota.
Memberikan arahan kebijakan terkait 3. Sekretaris:
pelaksanaan fungsi Pokja PPAS Kabupaten/Kota
dalam percepatan layanan pembangunan Mengkoordinasikan perencanaan dan
sanitasi terutama terkait dengan pembinaan dan pelaksanaan teknis program kerja Pokja PPAS.
pengawasan serta penerapan NAWASIS. Merumuskan kebijakan penguatan kelembagaan
Memastikan optimalisasi dukungan seluruh Pokja PPAS dalam pelaksanaan Program PPSP
sumber daya bagi Pokja PPAS kabupaten/kota dan sejenisnya dalam percepatan layanan
terutama dalam mengimplementasikan SSK. sanitasi kabupaten/kota.
Melaksanakan tugas lain terkait pelaksanaan Memfasilitasi koordinasi dan sinkronisasi kerja antar
program PPSP yang ditugaskan oleh kepala bidang.
Menghimpun laporan bidang-bidang kerja Pokja
daerah dan bertanggungjawab atas pelaksanaan
PPAS kabupaten/kota.
tugas kepada Bupati/Walikota.
Fasilitasi pelaksanaan monitoring dan evaluasi PPSP
oleh Pokja PPAS dan penerapan NAWASIS serta
2. Ketua Harian:
konsultasi ke provinsi dan Pusat.
Menyiapkan pembentukan dan keberlanjutan Pokja
Membantu ketua dalam menjamin kelancaran dan PPAS.
pengendalian pelaksanaan fungsi dan tugas Pokja Menyiapkan bahan masukan kepada Pokja PPAS
PPAS Kab/Kota. dalam penyusunan Roadmap Sanitasi Provinsi.
Membantu ketua dalam mengendalikan pelaksanaan Fasilitasi tim Pokja PPAS menghadiri pertemuan
fungsi dan tugas Pokja PPAS agar sesuai dengan tahunan kabupaten/kota peserta program PPSP dan
rencana yang ditetapkan. penguatan kapasitas kelembagaan dan pendanaan
Membantu ketua dalam melakukan pembinaan PPSP baik di provinsi maupun di Pusat.
dan pengawasan Pokja PPAS dan penerapan Fasilitasi tim Pokja PPAS atau pokja lainnya
serta umpan balik NAWASIS. yang membidangi sanitasi Kabupaten/Kota
Membantu ketua dalam memberikan arahan terkait dalam melakukan penyusunan dan
implementasi SSK dalam kerangka layanan
dengan pelaksanaan kebijakan Program PPSP
sanitasi berkelanjutan.
kepada setiap anggota Pokja agar setiap bidang
Melaksanakan tugas lain terkait dengan
dapat melaksanakan fungsi dan tugas secara
pelaksanaan Program PPSP yang ditugaskan
optimal.
oleh Ketua Pokja PPAS.
Membantu ketua dalam memastikan
Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas
optimalisasi dukungan seluruh sumber daya terhadap Ketua Pokja PPAS.
untuk kelancaran fungsi dan tugas Pokja PPAS
kabupaten/kota terutama dalam rangka
implementasi SSK.
MPP - PPSP LAMPI RAN B - 2
4. Bidang Perencanaan:
Menyiapkan bahan masukan bidang pendanaan
kepada Pokja PPAS dalam
Mengkoordinasikan pelaksanaan penyusunan dan
pelaksanaan/implementasi Program PPSP.
implementasi SSK. Mengawal dan memastian pendanaan APBD
Memastikan bahwa SSK menjadi bahan masukan terkait sanitasi teralokasikan baik untuk
dalam penyusunan rencana pembangunan investasi baru maupun operasional dan
jangka menengah dan jangka pendek yang pemeliharaan ke dalam RKA-PD kabupaten/kota
dirumuskan ke dalam dokumen RPJMD dan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
RKPD, serta pengawalannya dalam pelaksanaan Memberikan arahan kepada pokja
Musrenbang. kabupaten/kota terkait dengan pemastian
Memastikan kesesuaian prioritas program dan pendanaan sanitasi teralokasi melalui Anggaran
kegiatan yang dituangkan dalam SSK telah Pendapatan Belanja Desa (APB Desa).
selaras dengan RPJMD dan RKPD. Membuat laporan kerja terkait bidang
pendanaan secara berkala kepada Ketua Pokja
Menyusun program dan kegiatan prioritas SSK
PPAS.
bersama-sama dengan bidang lain untuk bahan
Melaksanakan tugas lain terkait dengan
masukan penyusunan RKPD sebagai bahan
pendanaan yang ditugaskan oleh Ketua Pokja
penyusunan RKA-PD dalam rangka
PPAS.
penganggaran dalam APBD.
Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas kepada
Memberikan arahan kepada pokja Ketua Pokja PPAS.
kabupaten/kota terkait pengarusutamaan
pembangunan sanitasi dalam perencanaan 6. Bidang Teknis:
pembangunan di desa melalui RPJM Desa dan
RKP Desa. Menyampaikan bahan masukan aspek teknis
Membuat laporan kerja terkait bidang tugas secara dalam rangka penyusunan dan implementasi
berkala kepada Ketua Pokja. SSK.
Melaksanakan tugas lain terkait dengan bidang Memberikan masukan strategis terkait aspek teknis
perencanaan yang ditugaskan oleh Ketua Pokja. penyusunan SSK dan penyempurnaannya serta
Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas kepada kerangka implementasi pembangunan sanitasi.
Menyiapkan bahan masukan bidang teknis
Ketua Pokja PPAS.
kepada Pokja PPAS atau Pokja lainnya yang
membidangi sanitasi dalam pelaksanaan
5. Bidang Pendanaan:
pembangunan fisik dan non-fisik program PPSP
agar sesuai dengan rencana yang ditetapkan.
Mempersiapkan bahan masukan dalam rangka
Membuat laporan kerja terkait bidang tugas secara
penyusunan dan implementasi SSK.
berkala kepada Ketua Pokja PPAS atau Pokja lainnya
Memberikan masukan terhadap kebijakan dan yang membidangi sanitasi.
peraturan daerah dalam upaya optimalisasi Melaksanakan tugas lain terkait dengan bidang
pendanaan sanitasi. teknis yang ditugaskan oleh Ketua Pokja PPAS atau
Mengkoordinasikan rencana pendanaan bagi pokja lainnya yang membidangi sanitasi
implementasi SSK, semenjak pelaksanaan kabupaten/kota.
Musrenbang. Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas
Memberikan masukan strategis terkait aspek kepada Ketua Pokja PPAS atau pokja lainnya
pendanaan dalam penyusunan SSK dan yang membidangi sanitasi kabupaten/kota.
penyempurnaan terkait aspek pendanaan dalam
SSK.
MPP - PPSP LAMPI RAN B - 3
1.KUALIFIKASI
Kualifikasi Umum :
Berpengalaman bekerja sama dengan pemerintah daerah/OPD daerah.
Mampu memimpin pertemuan dan koordinasi dalam lingkup satuan organisasi pemerintahan.
Memiliki kemampuan komunikasi dan advokasi yang baik.
Memiliki pemahaman yang baik akan perencanaan dan implementasi sanitasi (sektor air limbah dan persampahan) di
suatu kota.
Mampu bekerja sama dalam kelompok/organisasi dan bekerja secara team work.
Mampu mengoperasikan komputer dan menguasai program aplikasi perkantoran.
Bersedia bekerja fulltime sesuai dengan penugasan, tidak menjalani kontrak dengan instansi/lembaga lain (bersedia
diberhentikan dengan tidak hormat jika terbukti menjalani kontrak dengan pihak lain selama penugasan).
Bersedia ditempatkan di ibukota provinsi manapun dan di kabupaten/kota penugasan sesuai dengan
kebutuhan pendampingan.
Memiliki pengalaman kerja sebagai fasilitator di provinsi/kabupaten/kota pada program PPSP (menjadi nilai tambah).
Kualifikasi Khusus:
Minimum S1, bidang teknik : 1) Teknik Lingkungan/Penyehatan, 2) Kesehatan Masyarakat, 3) Teknik
Perencanaan Wilayah Kota, 4) Teknik Sipil.
Memiliki pengalaman 5 tahun di bidang: (a) Fasilitasi Pemerintah Daerah/OPD; (b) Perencanaan
pembangunan daerah; (c) Perencanaan prasarana air minum dan sanitasi; (d) Penyusunan kebijakan dan/atau
strategi pembangunan infrastruktur kabupaten/kota (seperti RPIJM, RPJMD, RTRW/RDTRK, dan Masterplan); (e)
Berpengalaman sebagai PFI/PF/CF minimal selama 2 (dua) tahun.
Lulus dalam tes PFI 2020 (dibuktikan dengan menyertakan surat bukti kelulusan) yang diselenggarakan
secara online.
2.1 Melakukan pendampingan di tingkat provinsi dan 2(dua) kabupaten/kota yang mendapatkan fasilitasi
pendampingan di tahun 2020 kepada Pokja Sanitasi/AMPL atau pokja dengan nama lain, agar Pokja
dapat/mampu melakukan dan menyelesaikan tahapan dan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
2.2 Melakukan pendampingan di tingkat provinsi dan 2(dua) kabupaten/kota yang mendapatkan fasilitasi
pendampingan di tahun 2019 kepada Pokja Sanitasi/AMPL atau pokja dengan nama lain, agar Pokja
dapat/mampu melakukan dan menyelesaikan tahapan dan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
Milestone 4 : Penyelenggaraan Layanan Sanitasi Berkelanjutan (khusus bagi kabupaten/kota yang mendapatkan fasilitasi
pendampingan SSK di tahun 2019).
Tujuan : melaksanakan model layanan pada skala yang lebih luas berdasarkan hasil evaluasi di tahun
sebelumnya.
Untuk rincian Kerangka Kerja (Terms of Reference - TOR) Fasilitator Provinsi lebih lanjut dapat menghubungi PIU Teknis/Sekretariat
PMU PPSP.
Se k r e t a r ia t PM U PP S P :
J l . Le m b a ng No . 35 , M e nt e ng J a ka r t a Pu sa t 1 03 1 0
Te le p o n : ( 021 ) 31 90 - 390 9
Fa x : ( 021 ) 392 - 4 113
e m a i l : se kr e t a r ia t p m u @ y a ho o . co m